Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.4 Hipotesis .............................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................3
BAB III METODELOGI PENELITIAN........................................................................6

3.1 Alat Dan Bahan ............................................................................................................. 6


3.2 Langkah Percobaan ....................................................................................................... 8
3.3 Foto Percobaan .............................................................................................................. 9
BAB IV................................................................................................................... 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 10
4.1 Data Percobaan............................................................................................................ 10
4.2 Pembahasan...............................................................................................................10

BAB V .................................................................................................................... 14
PENUTUP .............................................................................................................. 14
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15
LAMPIRAN ..............................................................................................................

i
i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada banyak fenomena yang bisa di amatai di dalam kehidupan sehari-hari
mengenai penyearah arus gelombang penuh diantaranya: system keamanan
dengan identifikasi dan autentifikasi, fasilitas microcontroller, sensor gas methan
TGS 2611 dan masih bnyak lagi. Fenomena tersebut diantaranya menggunakan
baterai sebagai sumber tegangan namun sebagian menggunakan listrik PLN
sebagai sumber tenaganya. Untuk itu dibutuhkan suatu rangkaian yang dapat
mengubah arus listrik bolak-balik (AC) dari PLN menjadi arus listrik searah (DC).
Komponen yang melaksanakan konversi ini disebut dengan rangkaian penyearah
gelombang yang dalam perkembangannya dikembangkan menjadi suatu catu
daya. Secara prinsip, rangkaian penyearah gelombang terdiri dari transformator,
dioda, dan kondensator/kapasitor.
Pada dasarnya dengan adanya rangkaian penyearah gelombang yang terdiri
dari berbagai komponen tersebut dapat berfungsi sebagai rangkaian yang
mengubah gelombang sinus AC menjadi deretan pulsa DC sehingga dapat
mengubah arus listrik nya.
Percobaan ini dilakukan agar praktikan bisa mengamati bentuk tegangan yang
dihasilkan oleh penyearah arus gelombang penuh. Dan bisa mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari
1.2 Tujuan
Mengamati bentuk tegangan yang dihasilkan oleh penyearah arus gelombang
penuh.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimanakah bentuk tegangan yang dihasilkan oleh penyearah arus
gelombang penuh?.
1.4 Hipotesis
Bentuk tegangan yang dihasilkan oleh penyearah arus gelombang penuh yaitu
setengah dari panjang gelombang dan rapat.

1
1.5 Definisi Ilmiah
a. Arus adalah jumlah muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu.
b. Dioda adalah komponen aktif semikonduktor yang terdiri dari
persambungan (junction) P-N.
c. Frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam waktu satu detik.
d. Rectifier adalah bagian dari power supply/catu daya yang berfungsi untuk
mengubah sinyal tegangan AC menjadi tegangan DC.
e. Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi.
f. Tegangan adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik.
g. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu
tegangan AC ke taraf yang lain.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyearah gelombang penuh dengan sistem jembatan ini bisa menggunakan
sembarang trafo baik yang CT maupun yang biasa, atau bahkan bisa juga tanpa
menggunakan trafo. Rangkaian dasarnya adalah seperti pada gambar penyearah
gelombang penuh dengan sistem jembatan dibawah.
Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh sistem jembatan dapat
dijelaskan melalui gambar dibawah. Pada saat rangkaian jembatan mendapatkan
bagian positip dari siklus sinyal ac, maka
 D1 dan D3 hidup (ON), karena mendapat bias maju
 D2 dan D4 mati (OFF), karena mendapat bias mundur
Sehingga arus i1 mengalir melalui D1, RL, dan D3. Sedangkan apabila jembatan
memperoleh bagian siklus negatip, maka :
 D2 dan D4 hidup (ON), karena mendapat bias maju
 D1 dan D3 mati (OFF), karena mendapat bias mundur
Sehingga arus i2 mengalir melalui D2, RL, dan D4.
Besarnya arus rata-rata pada beban adalah sama seperti penyearah gelombang
penuh dengan trafo CT, yaitu: Idc = 2Im/p = 0.636 Im . Untuk harga Vdc dengan
memperhitungkan harga Vγ adalah:
Vdc = 0,6363 (Vm − 2Vγ) …………………................................................ (2.1)
Harga 2Vγ ini diperoleh karena pada setiap siklus terdapat dua buah dioda
yang berhubungan secara seri. Disamping harga 2Vγ ini, perbedaan lainnya
dibanding dengan trafo CT adalah harga PIV. Pada penyearah gelombang penuh
dengan sistem jembatan ini PIV masing-masing dioda adalah:
PIV = Vm …………………………………………..................................... (2.2)
(Surjono, 2007:34-36).
Dalam rangkaian penyearah jembatan ini untuk mendapatkan tegangan DC
yang murni maka digunakan 4 buah dioda yang dipasang secara sistem jembatan
atau brigdge dan setelah itu dipasangkan elco secara paralel yang bertujuan untuk
mengecilkan ripple ataupun tegangan kerut pada jalur catu daya. Beberapa sistem
yang dibangun membutuhkan catu daya. Dalam mperencanaan ini dibutuhkan
catu daya sebesar 12 volt. AC input adalah keluaran trafo. Tegangan yang

3
digunakan adalah 12 volt DC, dengan pemasangan dioda yang akan menghasilkan
penyearah gelombang penuh. Pemasangan buah kapasitor bertujuan untuk
meratakan arus dan menghilangkan tripple, pemberian kapasitor juga bertujuan
agar tidak terjadi drop tegangan saat catu daya diberi beban (Meriadi, 2018:51).

Semakin besar nilai kapasitor semakin besar pula muatan yang dimilikinya
(ingat Q=CV). Oleh karena itu ketika pulsa penyearah positif, kapasitor memiliki
muatan yang sama dengan beban. Kapasitor itu mencegah tegangan beban turun
ke nol. Upaya penghalusan pulsa oleh kapasitor memberikan muatan antara pulsa
pada penyearah. Bentuk gelombang yang telah di filter terlihat garis putus-putus.
Garis hitam dirobah dari garis putus-putus adalah bentuk gelombang yang
dihasilkan yang telah dihaluskan oleh kapasitor. Terlihat jauh lebih bagus dari
gelombang sebelumnya.
Ada hal yang tersimpan pada kapasitor sebagai rangkaian filter. Jika
penyearah dan sisi sekunder transformator dapat melayani kapasitor, kapasitor
dapat menyimpan energi yang sangat kuat. Hal ini disebabkan energi yang ada
pada sisi sekunder dan tegangan sekunder lebih tinggi dari tegangan yang ada
pada kapasitor. Jika tegangan pada sisi sekunder turun maka tegangan pada
kapasitor menyuplai. Selain itu dapat menyimpan energi pada beban ketika arus
mengalir.
Catu daya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang
mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Hampir semua
peralatan elektronik membutuhkan catudaya agar dapat berfungsi. Beberapa radio
atau tape kecil menggunakan baterai sebagai sumber tenaga namun sebagian besar
menggunakan listrik PLN sebagai sumber tenaganya. Untuk itu dibutuhkan suatu
rangkaian yang dapat mengubah arus listrik bolak-balik dari PLN menjadi arus
listrik searah. Ada banyak jenis atau variasi rangkaian catudaya dengan segala
kelebihan dan kekurangannya. Namun secara prinsip rangkaian catudaya terdiri
atas transformator, dioda dan condensator (Sutrisno, 1986:56).
Salah satu rangkaian dasar dalam elektronika adalah rangkaian penyearah.
Telahkita ketahui bhwa rangkaian ini terdiri dari satu atau beberapa diode. Diode
merupakan komponen elektronika yang paling sederhana, yang tersusun drai dua
jenis semikonduktor, yaitu semikonduktor jenis-n dan jenis-p. Yang menjadi dasar

4
dari penyearah adalah sifat diode yang hanya menyearahkan arus pada satu arah
tegangan (arah maju) saja, sedang pada arah yang berlawanan (arah mundur) arus
yang dilewatkan sangat kecil dan diabaikan.
Keluaran arus yang hanya setengah panjang gelombang sudah tentu tidak
efisien, karena daya dari setengah gelombang yang lain tidak dapat dimanfaatkan
untuk keperluan si pemakai. Setengah gelombang yang lain dengan demikian
harus disearahkan pula. Hal ini dapat dilakukan dengan menambah satu diode
lain, yang membentuk rangkaian penyearah gelombang penuh. Penyearah ini lebih
mahal, karena terdiri dari dua diode, namun lebih efisien dalam penyearahan,
karena seluruh panjang gelombang telah diserahkan. Hasil yang sama dapat pula
diperoleh dengan rangkaian jembatan (Sutanto, 1994:12-16).
Rectifier setengah gelombang relatif tidak efisien karena penghantarannya
hanya terjadi pada tiap-tiap setengah-siklus positif. Susunan rectifier yang lebih
baik akan memanfaatkan setengah-skilus positif dan setengah-siklus negatif.
Rectifier gelombang-penuh ini menawarkan perbaikan kinerja yang lebih
signifikan dari rectfier setengah-gelombang. Rectifier gelombang-penuh tidak saja
lebih efisien namun juga hanya membutuhkan komponen penghalus dan
komponen reservoir yang lebih sedikit. Terdapat dua jenis reservoir gelombang
penuh-penuh; jenis dua-fase dan jenis rectifier jembatan.
Sebagaimana pada rectifier setengah-gelombang, tindakan pensaklaran kedua
diode mengakibatkan timbulnya tegangan output yang berdenyut pada resistor
beban (R L ). Namun, tidak seperti rectifier setengah-gelombang, pulsa-pulsa
teganngan yang timbul pada R L akan berada pada frekuensi 100 Hz (bukan 50
Hz). Berlipat-duanya frekuensi riak ini memungkinkan lita menggunakan
kapasitor reservoir dan penghalus dengan nilai yang lebih kecil untuk memperoleh
pengurangan riak pada tingkat yang sama (ingatlah bahwa reaktansi kapasitor
berkurang dengan bertambahnya frekuensi).
Sebagai alternatif untuk penggunaan rangkaian dua fase adalah penggunaan
rectifier jembatan empat dioda. Sebagaimana dengan rectifier dua-fase,
pensaklaran dari kedua diode menghasilkan tegangan output berdenyut yang
timbul pada resistor beban R L (Tooley, 2002:111-113).

5
BAB III

BAB III

METODELOGI PERCOBAAN

3.1 Alat Dan Bahan


No Nama Alat/Bahan Jumlah Gambar

1. Hambatan tetap 470 ohm 1

2. Dioda IN4002 4

3. Papan rangkaian 1

4. Jembatan penghubung 5

5. Saklar 1 kutub 1

6
6. Kabel penghubung merah 1

7. Kabel penghubung hitam 1

8. Catu-daya 1

9. Osiloskop 1

7
3.2 Langkah Percobaan
a. Osiloskop dihidupkan dan ditunggu beberapa saat hingga terlihat garis
pada layar. Pengaturan dilakukan secukupnya pada tombol posisi hingga
garis berimpit dengan sumbu X. Jika garis terlihat tidak stasioner
(berkedip), tombol sweep time diatur hingga diperoleh garis stasioner.
b. Saklar input diatur pada posisi ground (GND)
c. Osiloskop dihubungkan kerangkaian pada titik A dan B (dengan
menggunakan probe).
d. Catu-daya dihidupkan dan saklar S ditutup, kemudian saklar input
osiloskop digeser pada posisi AC, bentuk tegangan diamati dan
digambarkan pada kolom hasil pengamatan.
e. Saklar S (posisi 0) dibuka dan hubungan osiloskop dengan rangkaian
dipindahkan pasa titik C dan D, kemudian saklar input osiloskop digeser
pada posisi DC.
f. Saklar S (posisi 1) ditutup kemudian bentuk tegangan diamati dan
digambarkan pada kolom hasil pengamatan.
g. Setelah selesai, osiloskop dan catu-daya dimatikan.

8
3.3 Foto Percobaan

Gambar 3.3.1 Pengaturan arus pada Osiloskop

Gambar 3.3.2 Bentuk tegangan yang dihasilkan

9
BAB IV

HASIL PERCOBAAN

4.1 Data Percobaan

Bentuk tegangan antara titik A dan B Bentuk tegangan antara titik C dan D

10
11
12
13
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan mengenai penyearah arus
gelombang penuh yang bertujuan untuk mengamati bentuk tegangan yang
dihasilkan oleh penyearah arus gelombang penuh. Maka dapat disimpulkan bahwa
Penyearah arus gelombang penuh adalah penyearah arus yang menggunakan lebih
dari satu dioda sehingga keluaran yang dihasilkan adalah bentuk gelombang
penuh, dimana pada tegangan dioda positif arus dioda mengalir, dan pada
tegangan negatif arus dioda juga mengalir.

Kemudian, bentuk tegangan pada titik AB akan menghasilkan gelombang


penuh dimana arus bolak balik. Lalu pada titik CD arus diubah menjadi searah
sehingga grafik sinusoidalnya menjadi setengah gelombang-setengah gelombang
yang rapat.

5.2 Saran
a. Agar pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar Sebaiknya sebelum
melakukan praktikum, praktikan harus mempelajari dan memahami buku
panduan dan materi yang akan dipraktikumkan.
b. Untuk memperoleh data yang valid. Sebaiknya, dalam melakukan
praktikum, praktikan harus lebih teliti dalam memasang rangkaian.
c. Agar tidak terjadi kesalahan kalibrasi, praktikan harus melakukan kalibrasi
terlebih dahulu. Sehingga data yang di dapat lebih akurat.

14
DAFTAR PUSTAKA
Surjono, Herman Dwi. 2007. Elektronika Teori dan Penerapan. Jakarta: Cerdas
Ulet Kreatif
Sutanto. 1994. Rangkaian Elektronika. Jakarta : UI
Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung : ITB
Tipler,P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I (Terjemahan), Jakarta:
Penerbit Erlangga Jilid I.
Tooley, Mike. 2002. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Jakarta:
Erlangga
Alfith, 2015. Perancangan Traffic Light Berbasis Microcontroller Atmega
16. https://ejournal.itp.ac.id (diakses pada tanggal 15 Desember 2016)

15

Anda mungkin juga menyukai