Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metabolisme merupakan suatu reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh


makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh
energi, menyimpan energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan
makanan, memasukkan atau mengeluarkn zat-zat, melakukan gerakan, menyusun
struktur sel, merombak struktur-struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi, dan
menanggapi rangsang.

Salah satu hasil metabolisme tubuh manusia adalah terbentuknya hidrogen


peroksida (H2O2). H2O2 ternyata terbentuk alami dalam tubuh sebagai produk
metabolisme oksidatif sel, terutama sel fagosit lekosit.
Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2 berpotensi
membentuk radikal karena membentuk OH- .Penumpukan senyawa peroksida
dapat menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak membrane sel
dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta arterosklerosis.
Berdasarkan hal-hal di atas, penulis ingin mengetahui detoksifikasi H2O2
dalam tubuh sebagai hasil respirasi oleh enzim

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu: Bagaimana
detokdifikasi hidrogen peroksida didalam tubuh sebagai hasil respiarasi oleh
enzim?

C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini yaitu: Untuk mengetahui
detokdifikasi hidrogen peroksida didalam tubuh sebagai hasil respirasi oleh
enzim.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Detoksifikasi
Detoksifikasi merupakan proses pengeluaran racun dari dalam tubuh. Pada
tubuh ada sebuah sistem yang membantu membuang toksin yang berbahaya.
Organ pembersih yang paling penting adalah hati; saluran pembuangan lain
adalah usus besar (sistem pencernaan), ginjal, kulit, paru-paru dan sistem limpa. 1
Dalam badan yang berfungsi dengan baik dan tidak dibebani dengan
kandungan toksin, darah akan mengangkut toksin ke hati yang akan menggunakan
enzim untuk mendetoksifikasi unsur-unsur berbahaya kepada unsur-unsur tidak
berbahaya atau merubahnya kepada berbentuk cairan dan seterusnya dibuang
melalui air kencing atau feses.
Detoksifikasi menetralkan toksin dan menyalurkannya keluar dari badan
kita dengan membantu organ pembuangan berfungsi dengan baik. Ini merupakan
hal yang penting karena toksin berlebihan dapat melemahkan badan kita dan
pengambilan berlebihan atau salah pengambilan antibiotik akan mengurangkan
keupayaan badan kita untuk menentang dan memusnahkan bakteria dan virus
berbahaya. Selain itu, ia akan memberi kesan kepada sistem keimunan badan
secara tidak langsung yang memainkan peranan penting dalam melindungi badan
kita daripada ancaman bakteria dan virus berbahaya.
Sebenarnya tubuh kita secara alami telah melakukan detoksifikasi
(pengeluaran racun tubuh) secara teratur, seperti ketika buang air kecil dan buang
air besar. Tapi sayangnya, setiap saat kita selalu terpapar polusi dan bahan-bahan
kimia yang masuk lewat udara, makanan dan lingkungan.Ibadah puasa jika
dijalankan dengan benar, sebenarnya juga merupakan proses detoksifikasi.Bahkan
pembersihan yang terjadi tidak hanya bersifat lahir tapi juga batin.

1
https://dokumen.tips/documents/makalah-detoksifikasi.html

2
Proses detoksifikasi yang baik tidak instan, tapi hasilnya tahan lama.
Menjalani detoks memang tidak mudah. Reaksi yang muncul selama proses
detoks tidak sama setiap orang. Gejala yang biasanya muncul, antara lain warna
urin lebih keruh dan baunya tajam. Terutama, bagi yang tubuhnya banyak
mengonsumsi obat-obat non herbal.
Reaksi lain, sering buang angin dengan bau menusuk, pusing, mual, nyeri
sendi, batuk, pilek, kotoran disertai lendir yang cukup pekat dan hasrat makanan
tinggi.
Dengan cara ini, sirkulasi pembuangan akan menjadi lebih teratur. Fungsi
hati dan ginjal akan lebih baik. Kulit juga menjadi lebih bersih dan mulus.
Ketidakseimbangan hormon, stres, dan kondisi inflamasi lainnya bisa dikurangi.
Pola hidup yang kurang sehat membuat tugas liver menjadi berat. Liver
adalah organ yang berfungsi menetralkan toksin yang masuk ke dalam tubuh dan
membuangnya melalui ginjal berupa air seni dan feses. Mengeluarkan racun dari
dalam tubuh itu penting untuk memelihara kesehatan organ tubuh.
Indikasi jumlah toksin atau racun dalam tubuh sedang meningkat itu, antara
lain terlihat dari sering sakit kepala, sering sariawan, kulit sering bermasalah atau
tubuh mudah lelah. Kalau usus besar yang bisa diibaratkan sebagai septic tank itu
penuh dengan kotoran yang melebihi batas kemampuan sistem pembuangan, di
sinilah perlu dimulai terapi atau program detoks. Jika tidak dilakukan detoks,
racun akan menyebabkan toksemia [keracunan dalam darah].
Hampir semua penyakit regeneratif atau kerusakkan bertahap pada organ
vital yang dapat menyebabkan kematian, erat hubungannya dengan toksemia.
Pasalnya, sel tubuh itu memperoleh makanan dari darah, sedangkan darah
memperolehnya dari usus. Setiap zat yang dikonsumsi oleh tubuh diserap melalui
dinding-dinding usus dan kemudian didistribusikan oleh darah ke setiap sel-sel
tubuh. Jika ada racun dalam saluran usus, racun akan terserap dan ikut beredar
bersama darah ke seluruh tubuh.
B. Hidrogen Peroksida
Hidrogen peroksida adalah produk sampingan yang tidak diinginkan dari
hasil samping respirasi, misalnya pada pemecahan asam amino dan asam lemak.

3
Hidrogen peroksida merupakan senyawa yang sangat reaktif dan dapat merusak
sel. Oleh karena itu, hidrogen peroksida dikumpulkan dalam peroksisom,
kemudian didegradasi oleh katalase.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis
Jacquea Thenard pada tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik
yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh. Senyawa
peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak
berbahaya. Hidrogen peroksida merupakan air yang teroksidasi. Secara sekilas
nama kimia dari senyawa ini memang mirip dengan air (H2O), namun sifat fisika
dan kimiawinya sangat berbeda dengan air biasa. Dalam bentuk murni, senyawa
ini memiliki warna biru jernih dan terasa lebih kental bila dibandingkan dengan
air.

Gambar II.I. Molekul H2O dan H2O

C. Respirasi
Prinsipnya Respirasi oleh mahkluk hidup dilakukan untuk mendapatkan
energi, dan energi itu nanti akan digunakan untuk aktivitas. entah itu gerakan
ataupun lainnya. Energi yang terbentuk dalam bentuk Adenosin Tri Phosphat
(ATP) , dengan menyederhanakan senyawa organik Glucosa (C=6) menjadi CO2
(C=1) dan dalam Respirasi ini (khususnya Aerob) memerlukan O2 Proses inin
sering disebut dengan katabolisme ( Penyederhanaan). Jadi Respirasi adalah
proses pernafasan yang menghirup / menghisap oksigen dari udara dan
mengeluarkan / melepaskan karbondioksida ke udara semua itu untuk bisa
menghasilkan energi untuk aktivitas .

4
Pada saat bernapas, kita menghirup udara (inspirasi) dan menghembuskan
udara (ekspirasi) Saat udara memasuki paru-paru, terjadi pertukaran gas O2 dan
CO2 yang disebut respirasi eksternal. Darah yang mengandung banyak O2 akan
menuju jaringan tubuh. Pertukatan gas yang terjadi antara darah dengan cairan
jaringan disebut respirasi internal. Gas O2 yang sampai pada sel akan
menggunakan untuk membuat energi (ATP) yang dinamakan respirasi sel. Dalam
pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan
pernapasan. Tetapi istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak
tercakup pada istilah pernapasan.
Respirasi sel adalah peristiwa pembebasan energi melalui pembongkaran
sumber energi secara kimia. Ada dua macam respirasi yaitu Respirasi Aerob dan
Respirasi Anaerob. Respirasi aerob adalah respirasi yang membutuhkan oksigen
sebagai penangkap elektron (aseptor) sedangkan respirasi anaerob tidak
membutuhkan oksigen bebas sebagai akseptor elektron. Respirasi sel meliputi
proses enzimatis di dalam sel dimana molukel glukosa, asam lemak dan asam
amino diubah menjadi CO2 dan H2O dengan pengubahan energi dan zat makanan
menjadi energi siap pakai yaitu ATP .
Respirasi selular diartikan sebagai reaksi oksidasi molekul berenergi tinggi
untuk melepaskan energinya. Reaksi respirasi sebagian besar berlangsung dalam
mitokondria.2
Proses Respirasi sel Aerob
Respirasi aerob adalah reaksi katabolisme yang membutuhkan suasana
aerobik sehingga dibutuhkan oksigen, dan reaksi ini menghasilkan energi dalam
jumlah besar. Energi ini dihasilkan dan disimpan dalam bentuk energi kimia yang
siap digunakan, yaitu ATP. Pelepasan gugus posfat menghasilkan energi yang
digunakan langsung oleh sel untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia,
pertumbuhan, transportasi, gerak, reproduksi, dll. Reaksi respirasi aerob secara
sederhana adalah :

file:///D:/Tugas%20Kuliah%20S2/BIOKIMIA%60LANJUT/RESAIN%20!!%20%20Makalah%
20Respirasi%20Sel%20Aerob.htm

5
Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan udara
terutama oksigen. Secara garis besar, proses tersebut dibagi dalam 4 tahap,
sebagai berikut:
1. Glikolisis
2. Dekarboksilasi Oksidatif
3. Siklus Krebs
4. Rantai Transport Elektron
D. Enzim
Enzim merupakan biokatalis dari berbagai reaksi kimia maupun biokimia.
Katalis merupakan komponen yang dapat mempercepat reaksi, namun tidak ikut
bereaksi dengan produk.
Enzim tersusun atas dua bagian yaitu apoenzim dan kofaktor. Apoenzim
merupakan bagian dari enzim yang tersusun atas protein globular. Sedangkan
kofaktor adalah bagian dari enzim yang tersusun atas molekul organik dan
komponen inorganik. Molekul organik penyusun enzim berupa vitamin, seperti
thiamin, riboflavin, dan nikotinamid. Vitamin-vitamin tersebut merupakn koenzim
yang berikatan secara kovalen dengan protein dari enzim.sedangkan komponen
inorganik, disebut juga sebagai aktifator , tersusun atas ion-ion logam bermuatan
positif, antara lain Mg+2, Zn+2, Fe+2, Cu+2, Na+, K+.3
Menurut literatur diperkirakan terdapat 3000 macam enzim di dalam sel.
Tanpa enzim maka reaksi seluler berlangsung sangat lambat, bahkan mungkin
tidak terjadi reaksi. Dalam mengkatalisis suatu reaksi enzim bersifat sangat
spesifik, sehingga meskipun jumlah enzim ribuan di dalam sel dan substratnya-
pun sangat banyak, tidak akan terjadi kekeliruan. Substrat adalah substansi yang
mengalami perubahan kimia setelah bercampur dengan enzim, sedangkan produk
adalah subtansi baru yang terbentuk setelah reaksi mencapai keseimbangan.4

3
Rusdin Rauf. Kimia Pangan. 2015. Yogyakarta: Andi Offset., Hal: 85.
4
Retno Sri Iswani dan Ari Yuniastuti. Biokimia. 2006. Yogyakarta: Graha Ilmu., Hal.35.

6
Kemampuan dari enzim untuk memodifikasi suatu substrat disebut sebagai
aktivitas enzim. Ada bebapa faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim, yaitu
suhu, Ph, konsentrasi enzim dan substrat, serta adanya inhibitor.5
Enzim Katalase
Enzim di dalam tubuh kita ternyata memiliki peranan yang sangat penting.
Melalui suatu mekanisme dan cara kerja yang tersusun sedemikian rumit, enzim
bekerja dalam mempengaruhi proses pencernaan setiap makanan yang kita
konsumsi. Tanpa adanya enzim-enzim tersebut, makanan akan dicerna dalam
waktu yang sangat lama sehingga dapat diserap sarinya dan digunakan untuk
menopang metabolisme tubuh. Enzim pencernaan banyak terdapat dalam sel-sel
tubuh. Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang dilakukan sel.
Salah satu enzim yang berperan penting dalam proses metabolisme tubuh
manusia adalah enzim Katalase. Katalase adalah enzim yang mengandung empat
gugus heme, pada tulang, membran mukosa, ginjal dan hati. Aktivitas enzim
ditemukan dalam mitokondria, sitoplasma dan peroksosom. Katalase memiliki
empat rantai polypeptide, masing-masing terdiri dari 500 lebih asam amino.
Katalase juga memiliki empat grup heme yang dibentuk dari cincin
protoporphyrin yang mengandung atom besi tunggal. Berat molekulnya:
118.054,25 gram/mol. Struktur sekunder : 31% helical (22 helik; 161 residu) 16%
beta sheet (19 strands; 82 residu).
Enzim Katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh
terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa
peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak
membran sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta
arterosklerosis. Memiliki kemampuan untuk inaktivasi hidrogen peroksida.
Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase, H2O2 berpotensi
menimbulkan radikal karena membentuk ion hidroksida (OH-). Katalase
merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus heme.
Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2) bila
tidak segera diuraikan, senyawa ini akan bersifat racun dan merusak sel itu

5
Rusdin Rauf., Op.Cit. Hal.87-88

7
sendiri. Dengan adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2)
dapat diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya.
Cara kerja yang dilakukan enzim adalaqh sebagai berikut bahwa molekul
selalu bergerak dan saling bertumbukan satu sama lainnya. Jika ada molekul
substrat menumbuk molekul enzim yang tepat maka akan menempel pada enzim.
Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan sisi aktif.
Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.

Adapun yang dapat mempengaruhi kerja enzim katalase yaitu :


1. Tingkat pH atau keasaman
Enzim katalase bekerja lebih efisien di pH netral (pH = 7) . Enzim menjadi
nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian
besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit
sempit (pH = 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH
menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.
2. Suhu
Enzim katalase bekerja lebih efisien di suhu optimal (37oC ). Enzim menjadi
rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan mengental atau
mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas)
3. Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah
substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada.
Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal
hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim
memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat
menetukan laju reaksi.
4. Inhibitor enzim

8
Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh
inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan
terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi.

BAB III

PEMBAHASAN

Hidrogen peroksida adalah produk samping dari hasil respirasi yang tidak
diinginkan, senyawa yang bersifat sangat reaktif dan dapat merusak sel. Senyawa
peroksida yang memiliki rumus kimia H2O2 juga merupakan senyawa kimia yang
memiliki sifat sebagai oksidator kuat dan sangat berbahaya bagi tubuh manusia
yang jika dibiarkan menumpuk dapat menjadi penyebab munculnya beberapa
jenis penyakit. Tumpukan peroksida dalam tubuh dapat menjadi radikal bebas.
Radikal bebas telah sering diasosiasikan sebagai faktor penyebab dari berbagai
jenis penyakit yang diakibatkan oleh terjadinya mutasi sel. Karena alasan itulah
senyawa peroksida yang ada didalam tubuh perlu untuk segera di detoksifikasi
menjadi senyawa netral, aman dan bisa diterima tubuh yakni menjadi oksigen dan
air.
Untuk mengubah hidrogen peroksida menjadi senyawa aman, didalam tubuh
telah disediakan enzim katalase. Enzim katalase merupakan suatu senyawa yang
secara umum dapat ditemukan pada semua organisme hidup yang terpapar sinar
matahari termasuk hewan, tumbuhan termasuk jamur dan bakteri. Enzim ini
merupakan produk dari aktifitas respirasi yang dibuat oleh semua sel yang hidup.

9
Enzim ini sangat penting untuk menjaga sel tubuh dari kerusakan akibat senyawa-
senyawa peroksida yang berbahaya.
Enzim katalase adalah enzim yang mengandung empat gugus heme, pada
tulang, membran mukosa, ginjal dan hati. Aktivitas enzim katalase ditemukan
dalam mitokondria, sitoplasma dan peroksosom. Katalase memiliki empat rantai
polypeptide, masing-masing terdiri dari 500 lebih asam amino. Katalase juga
memiliki empat grup heme yang dibentuk dari cincin protoporphyrin yang
mengandung atom besi tunggal.
Enzim Katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh
terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa
peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak
membran sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta
arterosklerosis. Memiliki kemampuan untuk inaktivasi hidrogen peroksida.
Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase, H2O2 berpotensi
menimbulkan radikal karena membentuk OH*.
Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan hidrogen peroksida (H2O2)
yang bila tidak segera diuraikan, senyawa ini akan bersifat racun dan merusak sel
itu sendiri. Dengan adanya enzim katalase, senyawa hidrogen peroksida (H2O2)
dapat diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya.

Salah satu enzim katalase yang bereaksi dengan hidrogen peroksida adalah
(Enz (Por-FeIII)). Enzim katalase akan mengkatalis dekomposisi salah satu ROS
yakni hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen sehingga dapat melindungi sel
dari kerusakan oksidatif (Mirsa et al, 2009). Reaksi pertama menjelaskan bahwa
satu molekul hidrogen peroksida (H2O2) mengoksidasi heme yang terdapat
dalam katalase yang berada dalam bentuk resting-state (Enz (Por-FeIII)) menjadi
bentuk oxyferryl. Satu oksidasi setara dengan penghilangan besi (Fe) dan satu dari
cincin porfirin (Por) sehingga menghasilkan senyawa I (Cpd I) yaitu kation porfiri

10
radikal (Por+-FeIV=O). Selanjutnya molekul hidrogen peroksida dalam reaksi
kedua digunakan sebagai reduktor senyawa I untuk regenerasi enzim resting-state
(Enz(Por-FeIII)), air (H2O) dan oksigen (O2) (Chelikani et al, 2004). Reaksinya
adalah sebagai berikut:6

Enz (Por-FeIII) + H2O2 →Cpd I (Por+-FeIV=O) + H2O (2)

Cpd I (Por+-FeIV=O) + H202 →Enz(Por-FeIII) + H2O + O2 (3)

Cara kerja yang dilakukan enzim adalah sebagai berikut bahwa molekul
selalu bergerak dan saling bertumbukan satu sama lainnya. Jika ada molekul
substrat menumbuk molekul enzim yang tepat maka akan menempel pada enzim.
Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan sisi aktif.
Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.

6
Agustia Darmayanti, Sri Wahdaningsih, Eka Kartika Untari. Efek Fraksi N-Heksan Kulit
Hylocereus Polyrhizus Terhadap Aktivitas Katalase Tikus Stres Oksidatif. Program Studi Farmasi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak., Hal.4.

11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hidrogen peroksida adalah produk samping dari hasil respirasi yang tidak
diinginkan, senyawa yang bersifat sangat reaktif dan dapat merusak sel.
2. Untuk mengubah hidrogen peroksida menjadi senyawa aman, didalam
tubuh telah disediakan enzim katalase. Dimana dengan adanya enzim
katalase, senyawa hidrogen peroksida (H2O2) dapat diuraikan menjadi air
(H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya.

B. Saran
1. Agar hidrogen peroksida tidak menjadi racun didalam tubuh, maka harus
didetoksifikasi oleh enzim katalase.

12
DAFTAR PUSTAKA

Darmayanti, Agustia, Sri Wahdaningsih, Eka Kartika Untari. Efek Fraksi N-


Heksan Kulit Hylocereus Polyrhizus Terhadap Aktivitas Katalase Tikus
Stres Oksidatif. Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Tanjungpura, Pontianak..

Iswani, Retno Sri dan Ari Yuniastuti. Biokimia. 2006. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rauf, Rusdan. Kimia Pangan. 2015. Yogyakarta: Andi Offset.

https://dokumen.tips/documents/makalah-detoksifikasi.html (diunduh pada


tanggal 9 Oktober 2018 pukul 09.00 WIB)

13

Anda mungkin juga menyukai