Anda di halaman 1dari 20

EKONOMI MONETER

KESEIMBANGAN AD-AS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

RIYAN NUGRAHA [A10170187]

INTAN TRIPANI PRAWISTA [A10170206]

MUHAMAD JAYATUNG SASTRAWAN [A10170210]

NAMIRA ANISYA [A10170214]

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONMI EKUITAS


TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER” Dalam Penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yangdimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkandemi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang


setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan inisebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Bandung, Desember 2018

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 6
LANDASAN TEORI ...................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Aggregrat Demand (AD) dan Aggregrate Supply (AS) ...................... 6
2.2 Perbedaan Teori Klasik dan Teori Keyness .......................................................... 6
2.3 Pandangan Keyness Terhadap Uang dan Kegiatan Ekonomi ............................... 8
2.4 Perkembangan Analisis AS-AS ............................................................................ 9
BAB III ............................................................................................................................. 11
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 11
3.1 Analisis Permintaan Agregat – Penawaran Agregat (AD-AS) ........................... 11
3.2 Kurva Permintaan Agregat (AD) ........................................................................ 12
3.3 Kurva Penawaran Agregat (AS) ......................................................................... 13
3.4 Keseimbangan Permintaan-Penawaran Agregat (AD-AS) ................................. 16
BAB IV ............................................................................................................................. 18
PENUTUP .................................................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keseimbangan struktur perekonomian merupakan faktor utama dalam
mencapai sasaran pembangunan dan salah satu ciri strategi pembangunan yang
harus dimiliki Indonesia yang mempunyai potensi sebagian dari sektor pertanian
yaitu kebijaksanaan pembangunan yang menjaga keterkaitan antara sektor
pertanian dengan sektor industri dalam bentuk agroindustri. Paparan ini sesuai
dengan progam jangka panjang pembanguna ekonomi di Indonesia yaitu
mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang antara sektor industri dan
pertanian.
Perekonomian Indonesia ditinjau dari sudut pandang makro bukan hanya
dipengaruhi oleh perekonomian yang terjadi di dalam negeri namun juga
perekonomian di negara-negara maju serta negara tujuan ekspor karena
Karakteristik Perekonomian Indonesia yang termasuk dalam kriteria “Small Open
Economy ” menyebabkan dinamika yang terjadi dalam perekonomian global
dapat memengaruhi perekonomian domestik. Terjadinya keseimbangan pasar
keuangan nasional dengan pasar keuangan internasional, sebagaimana negara-
negara emerging markets lainnya, memberi tantangan tersendiri bagi
keseimbangan eksternal perekonomian Indonesia. Ruang lingkup perekonomian
dari ekonomi makro lebih luas cakupannya seperti tingkat suku bunga, inflasi dan
nilai tukar rupiah adalah variabel yang mempengaruhi unsur-unsur di dalam
permintaan agregat yang meliputi konsumsi privat, investasi, pengeluaran
pemerintah, ekspor dan impor. Dengan semakin membaiknya ketiga variabel
tersebut, maka permintaan agregat juga akan mengalami perbaikan. Selain
permintaan agregat juga terdapat penawaran agregat yaitu pasar tenaga kerja dan
teknologi atau IPTEK. Agregat demand dan agregat supply memiliki masing
proporsi 50 persen dalam agregat perekonomian Indonesia, sehingga
penanganannya harus seimbang agar perekonomian nasional dapat berkembang
seusai dengan keinginan pemerintah agar masyarakat sejahtera.
Kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2012 diperkirakan oleh banyak
pihak sebagai lebih baik daripada beberapa tahun sebelumnya. Economic outlook
yang optimistik dikeluarkan oleh Pemerintah, Bank Indonesia, para ekonom, serta
lembaga internasional. Optimisme itu bersumber dari pencapaian variable
makroekonomi tahun 2010 yang sedikit melebihi harapan, disertai prediksi
kondisi perekonomian dunia yang diyakini akan semakin membaik, setelah dua
tahun sebelumnya terpengaruh oleh krisis keuangan di beberapa Negara maju.
Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2010 secara umum memang
melebihi harapan target ekonomi, Data yang dikeluarkan BPS baru-baru ini
memperlihatkan perkembangan perekonomian makro yang menuju perbaikan.
Peningkatan pun dinilai berdukungan sumber pertumbuhan yang makin
berimbang, diantaranya tercermin pada peran investasi dan ekspor yang
meningkat. Semua di dukung oleh arus masuk modal asing yang besar, kondisi
makroekonomi yang kondusif. Ditengah perekonomian yang membaik tersebut,
pelaku ekonomi masih mengakui akan adanya beberapa tantangan utama dalam
perumusan kebijakan, yaitu aliran masuk modal asing yang deras, ekses likuiditas
yang tinggi, tekanan inflasi yang cenderung meningkat, efisiensi dan daya saing
sektor perbankan yang masih rendah serta berbagai kendala di sektor
riil.Tantangan terkait dengan aliran masuk modal asing yang deras tidak terlepas
dari pemulihan ekonomi global yang terus berlanjut.

1.2 Rumusan Masalah


a. Pengertian AD-AS?
b. Perbedaan Teori Klasik dan Teori Keynes?
c. Pandangan Keynes Terhadap Uang dan Kegiatan Ekonomi?
d. Perkembangan Analisis AD-AS?

1.3 Tujuan Masalah


a. Sebagai sarana pembelajaran dari mata kuliah Ekonomi Pengantar Makro.
b. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yang diberikan oleh Dosen
Mata kuliah Ekonomi Pengantar Makro.
c. Untuk memahami tentang analisis Keseimbangan AD-AS.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Aggregrat Demand (AD) dan Aggregrate Supply (AS)


Aggregrate Demand atau Permintaan Agregat adalah tingkat pengeluaran
yang akan dilakukan dalam ekonomi pada berbagai tingkat harga.
Aggregrate Supply atau Penawaran Agregat adalah penawaran barang dan
jasa yang dilakukan perusahaan – perusahaan dalam perekonomian pada berbagai
tingkat harga, sedangkan Pengeluaran Agregat adalah menggambarkan tentang
hubungan antara pengeluaran yang akan dilakukan dalam perekonomian dengan
pendapatan nasional.
Dari sifat-sifat Permintaan Agregat (AD) dan Penawaran agregat (AS)
dapat disimpulkan bahwa analisis AD-AS merupakan analisis keseimbangan
ekonomi negara dalam keadaan harga yang mengalami perubahan. Analisis
tersebut bertujuan untuk melengkapi analisis penawaran agregat-pengeluaran
agregat (Y = AE)

2.2 Perbedaan Teori Klasik dan Teori Keyness

PANDANGAN KLASIK PANDANGAN KEYNESS


1. Perekonomian selalu mencapai 1. Tingkat permintaan efektif yaitu
tingkat kesempatan kerja penuh. pengeluaran agregat dan permintaan
agregat akan menentukan sejauh
mana produksi nasional akan
diwujudkan dalam ekonomi dan
kesempatan kerja akan dicapai.
2. Penawaran dengan sendirinya 2. Dalam perekonomian, kesempatan
menciptakan permintaan (supply kerja penuh tidak akan selalu
creates its own demand). Maksudnya: dicapai. Yang kerap berlaku adalah
dalam ekonomi terdapat cukup masalah pengangguran
banyak permintaan dan oleh sebab itu
setiap jenis barang yang
diproduksikan akan dapat terjual di
pasar.
3. Segi penawaran adalah sangat
penting peranannya dalam
menentukan kegiatan ekonomi dan
pendapatan nasional sesuatu negara.

Dari Analisis Keynesian Sederhana ke Analisis AD-AS


Perbedaan Teori klasik dan Teori Keynes
Analisis keseimbangan pendapatan nasional merupakan analisis penentuan
kegiatan ekonomi negara yang dikenal sebagai “analisis Keynesia Sederhana”
atau “Simple Keynesian analysis”. Dinamakan demikian oleh karena pokok-
pokok dari pemikiran tersebut dikembangankan oleh seorang ahli ekonom Inggris,
yaitu John Maynard Keynes, daam bukunya “The General Theory of
Employement, Interest and Money”, dan dia dinamakan sederhana oleh karena
analisis itu belum memperhatikan peranan uang dan suku bunga dalam penentuan
kegiatan ekonomi.
Pandangan klasik
Buku Keynes tersebut mengkritik padangan ahli-ahli ekonomi klasik yang
berkeyakinan bahwa perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja
penuh. Menurut ahli-ahli ekonomi klasik seperti yang dicontohkan oleh Hukum
Say atau pandangan Jean Baptish Say-seorang ahli ekonomi Perancis:”supply
creates its own demand”. Dalam bahasa Indonesia ungkapan itu dapat dinyatakan
sebagai “penawaran dengan sendirinya menciptakan permintaan”. Maksudnya
adalah dalam ekonomi terdapat cukup banyak permintaan dan oleh sebab itu
setiap jenis barang yang diproduksikan akan dapat terjual di pasar. Wujudnya
permintaan agregat cukup besar ini akan menjamin terciptanya tingkat kegiatan
ekonomi yang tinggi yang menggunakan semua faktor produksi yang tersedia.
Berdasarkan kepada keyakinan ini selanjutnya ahli-ahli eonomi klasik
berpendapat bahwa di setiap perekonomian akan selalu dicapai kesempatan kerja
penuh. Dalam masyarakat ekonomi dan pendapatan nasional ditentukan oleh
kemampuan negara tersebut untuk menggunakan faktor-faktor produksi yang
tersedia untuk memproduksi barang dan ajsa. Dengan kata lain, penentuan
produksi nasional dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut :
Y= f(K,L,Q,T)
Dimana :
Y adalah pendapatan nasional yang diwujudkan dalam perekonomian.
K adalah jumlah barang modal yang tersedia.
L adalah tenaga kerja dan kemampuan tenaga kerja yang tersedia.
Q adalah jumlah kekayaan alam yang telah dikembangkan dan digunakan.
T adalah tingkat teknologi yang digunakan dalam berbagai kegiatan
produksi.
Dua kelemahan penting Analisis Keynesian
Apabila diperhatikan bentuk analisis AD-AS, dan membandingkannya
dengan analisis makroekonomi Keynesian, pada dasarnaya dapat ditunjukan dua
kelemahan penting dari analisis Keynesian, yaitu :
1. Analisis Keynesian tidak memperhatikan efek perubahan harga-harga terhadap
pengeluaran agregat dan keseimbanagn pendapatan nasional.
2. Analisis Keynesian mengabaikan peranan penawaran agregat dalam menentukan
keseimbangan pendapatan nasional. Analisis Keynesian tidak menganalisis
mengenai ciri-ciri penawaran agregat, dan bagaimana penawaran agregat akan
mempengaruhi keseimbanagn pendapatna nasional.

2.3 Pandangan Keyness Terhadap Uang dan Kegiatan Ekonomi


Ahli – ahli ekonomi klasik berpendapat “money is neutral” atau uang
adalah netral. Maksudnya uang tidak dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi.
Menurut ahli – ahli ekonomi klasik, kesempatan kerja penuh selalu dicapai.
Dalam keadaan seperti ini pendapatan nasional tidak dapat ditambah. Apabila
jumlah uang dalam ekonomi bertambah, menurut ahli – ahli ekonomi klasik,
perubahan ini tidak dapat menaikkan pendapatan nasional. Pertambahan tersebut
hanya akan meningkatkan harga – harga barang dalam perekonomian. Pandangan
ini dinamakan TEORI KUANTITAS.
Teori Keynes mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi sangat
berbeda dengan pendapat ahli – ahli ekonomi Klasik. Bagi Keynes uang tidak
netral. Artinya : perubahan – perubahan dalam jumlah uang dalam ekonomi dapat
mempengaruhi kegiatan perekonomian. Perbedaan pandangan ahli – ahli ekonomi
Klasik dengan Keynes mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi dan
tingkat harga dapat dibedakan kepada dua aspek:
1. Perbedaan pandangan dalam penentuan suku bunga.
2. Perbedaan pandangan mengenai efek perubahan jumlah uang dalam ekonomi
(atau jumlah penawaran uang) kepada kegiatan ekonomi.
Ø Penentuan Suku Bunga
Suku bunga ditentukan oleh tabungan yang tersedia dalam masyarakat dan
permintaan dana modal untuk investasi. Kedua faktor tersebut ditentukan oleh
suku bunga. Maka perubahan tabungan dan perubahan permintaandana modal
akan menimbulkan perubahan kepada suku bunga. Menurut Keynes suku bunga
ditentukan oleh penawaran uang dan permintaan uang.
Ø Uang dan Kegiatan Ekonomi
Ahli –ahli ekonomi klasik berpendapat uang tidak dapat mempengaruhi
kegiatan ekonomi dan produksi nasional. Ini disebabkan karena kesempatan kerja
penuh sudah dicapai. Keynes berpendapat bahwa perubahan jumlah uang akan
dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Hubungan antara perubahan jumlah uang
dengan kegiatan ekonomi akan melalui proses berikut:
1. Perubahan jumlah uang akan mempengaruhi suku bunga. Apabila jumlah uang
bertambah suku bunga akan turun.
2. Penurunan suku bunga akan menambah investasi dalam perekonomian.
3. Pertambahan dalam investasi akan menambah pengeluaran agregat dan
selanjutnya pertambahan pengeluaran agregat ini akan menambah pendapatan
nasional.

2.4 Perkembangan Analisis AS-AS


1. Pandangan pokok Teori Makroekonomi Keynesian
Pandangan Keynes meliputi tiga aspek sebagai berikut :
a) Peranan pengeluaran agregat
b) Penentuan suku bunga dan peranan uang
c) Peranan pemerintah dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu
tahun tertentu.
a) Peranan Pengeluaran Agregat
Analisis Keynes merupakan analisis jangka pendek yang memperhatikan
perubahan kegiatan ekonomi sebagai akibat dari perubahan pengeluaran agregat.
Dalam analisis itu tidak diperhatikan mengenai perkembangan teknologi dan
perubahan kualitas faktor – faktor produksi. Jumlah dan kualitas faktor – faktor
produksi dianggap tetap. Oleh sebab itu dalam analisis tersebut terdapat pertalian
yang erat diantara pengeluaran agregat dengan kegiatan ekonomi, produksi
nasional dan tingkat kesempatan kerja. Apabila pengeluaran agregat bertambah
maka kegiatan ekonomi, produksi nasional dan kesempatan kerja akan meningkat.
Peningkatan kesempatan kerja akan mengurangi pengangguran.
b) Peranan Uang dan Suku Bunga
Keynesian meneranglkan efek perubahan penawaran uang kepada kegiatan
ekonomi melalui rangkaian peristiwa berikut:
ü Efek peubahan penawaran uang ke atas suku bunga
ü Efek perubahan suku bunga ke atas investasi
ü Efek perubahan investasi ke atas pengeluaran agregat dan pendapatan nasional.
Rangkaian peristiwa ini dinamakan mekanisme transmisi.
c) Peranan Kebijakan Pemerintah
Analisis makroekonomi Keynesian sangat menekankan kepada peranan
pemerintah dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi. Tanpa adanya campur tangan
pemerintah, yaitu apabila penentuan kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur oleh
pasaran bebas, ekonomi akan menghadapi masalaah sebagai berikut:
ü Ekonomi sukar untuk mencapai tingkat kesempatan kerja penuh
ü Terdapat perubahan yang besar dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu.
Keynesian menekankan perlunya campur tangan pemerintah dalam usaha
untuk mencapai tingkat kesempatan kerja penuh tanpa inflasi. Kebijakan
pemerintah dibedakan menjadi dua, yakni: kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Permintaan Agregat – Penawaran Agregat (AD-AS)


Analisis AD-AS merupakan model penentuan keseimbangan dengan
menggunakan pemisahan harga berubah. Dalam analisis AD-AS, Penawaran
Agregat dibedakan atas :
§ Penawaran Agregat Jangka Pendek ( Short Run Aggregate Supply) atau SRAS.
Kurva SRAS adalah kurva yang terus menerus melengkung ke atas dan
memotong garis tegak pada Yf , kurva AS semakin tinggi tingkat kenaikannya.
Berbentuk horizontal, karena upah dan harga kaku pada tingkat yang
sudah ditentukan sebelumnya. Karena itu, pergeseran dalam permintaan agregat
mempengaruhi output dan kesempatan kerja.
§ Penawaran Agregat Jangka Panjang ( Long Run Aggregate Supply) atau LRAS.
Dalam jangka panjang, kurva penawaran agregat berwujud vertical karena output
di tentukan oleh jumlah modal dan tenaga kerja serta ketersediaan teknologi,
tetapi tidak oleh tingkat harga. Karena itu, pergeseran permintaan agregat
mempengaruhi tingkat harga tetapi tidak output atau kesempatan kerja.
Gambar 3.1 Bentuk Kurva Penawaran Agregat SRAS dan LRAS
3.2 Kurva Permintaan Agregat (AD)
1. Definisi Kurva Permintaan Agregat (AD)
Kurva AD didefinisikan sebagai suatu fungsi atau kurva yang
menggambarkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah pengeluaran
agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian.
2. Sifat Utama Kurva AD
Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri-atas ke
kanan-bawah. Artinya “Semakin Rendah Tingkat Harga, Semakin Besar
Permintaan Agregat Yang Wujud Dalam Perekonomian”. Sifat Kurva AD
menurun ke bawah ini disebabkan oleh beberapa faktor dibawah ini :
a) Tingkat Harga dan Pengeluaran Rumah Tangga
Dalam suatu waktu tertentu tingkat pendapatan nominal masyarakat adalah tetap.
Tingkat gaji dan upah dan jumlah kesempatan kerja akan menentukan jumlah
pendapatan yang diterima masyarakat pada suatu waktu tertentu. Apabila tingkst
harga berbeda, daya beli pendapatan yang diperoleh itu adalah berbeda. Semakin
rendah tingkat harga, semakin banyak barang dan jasa yang dapat dibeli. Dengan
kata lain, Nilai rill pengeluaran agregat akan semakin meningkat, apabila tingkat
harga semakin rendah.
b) Tingkat Harga, Suku Bunga, dan Investasi
Pada umumnya terdapat perkaitan yang cukup rapat diantara perubahan tingkat
harga dengan suku bunga. Apabila harga adalah stabil, atau tingkat inflasi sangat
rendah, suku bunga cenderung akan berada pada tingkat yang rendah. Semakin
tinggi inflasi, suku bunga cenderung akan semakin tinggi.
Terdapat perkaitan yang rapat pula diantara suku bunga dengan Investasi yaitu
semakin tinggi suku bunga akan menyebabkan penurunan dalam investasi.
Kemerosotan Investasi neyebabkan pengurangan pengeluaran agregat. Dengan
demikian kenaikan harga akan menimbulkan proses perubahan berikut :
ü Harga naik menyebabkan suku bunga naik
ü Suku bunga naik menyebabkan investasi turun
ü Investasi yang merosot menyebabkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional
rill merosot.
c) Tingkat Harga, Ekspor, dan Impor
Betbagai negara, terutama negara-negara yang telah maju sektor induatrinya,
akan mengeluarkan barang yang sama jenisnya. Oleh karena itu tingkat harga
akan menjadi salahsatu faktor penting dalam menentukan ekspor dan impor di
suatu negara. Secara umum dapat dikatakan :
ü Apabila barang-barang dalam suatu negara relatif lebih murah, ekspor akan
meningkat, dan Impor berkurang dan sebaliknya
ü Apabila barang-barang dalam suatu negara relatif lebih mahal, ekspor akan merosot
dan impor meningkat.
Berdasarkan sifat ini dapat disimpulkan:
ü Kenaikan-harga akan menurunkan ekspor neto (Ekspor dikurangi Impor).
ü Pengurangan ekspor neto akan menurunkan pengeluaran agregat dan pendapatan
nasional rill.
3. Bentuk Kurva Permintaan Agregat (AD)

Gambar 3.2 Bentuk Kurva Permintaan Agregat (AD)

3.3 Kurva Penawaran Agregat (AS)


1. Definisi Kurva Penawaran Agregat (AS)
Kurva AS adalah suatu kurva yang menggambarkan pendapatan nasional
(nilai barang & jasa) yang akan diproduksikan sektor peusahaan pada berbagai
tingkat harga
2. Ciri-Ciri Kurva AS
a) Pada ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva AS relatif landai.
Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-
perusahaan pada harga yang relatif tetap karena :
ü Tingkat penggunaan barang modal belum mencapai kapasitasnya yang optimum.
ü Upah masih relatif tetap.
Tahap ini dicapai pada bagian AB dari kurva AS.
b) Dari titik B hingga titik C yaitu titik pada garis tegak pada tingkat kesempatan
kerja penuh Kurva AS bertambah tingkat kenaikannya. Sebab : Pengangguran
sudah semakin merosot dan kapasitas pabrik-pabrik sudah mencapai optimum
c) Sesudah tingkat kesempatan kerja penuh kurva AS keadaannya semakin tegak.
3. Bentuk Kurva Penawaran Agregat (AS)
Gambar 3.3 Bentuk Kurva Penawaran Agregat (AS)

4. Sifat Utama Kurva Penawaran Agregat (AS)


Bentuknya yang melengkung ke atas berarti “semakin tinggi tingkat
harga, semakin besar jumlah barang yang diproduksikan dan ditawarkan para
pengusaha”. Faktor yang memperngaruhi bentuk kurva AD antara lain:
ü Dua penyebab kurva AS yang melengkung ke atas :
§ Ciri-ciri fungsi produksi
§ Ciri-ciri pasaran tenaga kerja
ü Efek hukum hasil tambahan yang semakin berkurang dalam jangka pendek, fungsi
produksi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Q=f (L)
Artinya : Jumlah output atau nilai produksi rill, ditentukan oleh jumlah
tenaga kerja yang digunakan.
ü Pasaran tenaga kerja dan kurva penawaran agregat
Semakin tinggi tingkat harga, semakin banyak pendapatan nasional rill yang
ditawarkan perusahaan dalam perekonomian.
ü Tingkat pengangguran dan tingkat kenaikan upah
Terdapat hubungan yang negatif antara kenaikan tingkat upah dengan tingkat
pengangguran.
Kurva Philips yang menerangkan ciri perhubungan antara :
§ Tingkat kenaikan upah dan tingkat pengangguran
§ Tingkat inflasi dan tingkat pengangguran
Gambar 3.4 Bentuk Kurva Philips dan Penawaran Agregat (AS)

Dengan menggunakan kurva philips dapat diterangkan :


§ Bentuk hubungan diantara upah dan tingkat kesempatan kerja
§ Bentuk kurva penawaran agregat
Berdasarkan Kurva Philips dapat disimpulkan
§ Semakin tinggi kesempatan kerja, semakin tinggi tingkat upah
§ Apabila tingkat kesempatan kerja semakin sangat tinggi yaitu apabila tingkat
pengangguran rendah, kenaikan tingkat upah menjadi cepat

3.4 Keseimbangan Permintaan-Penawaran Agregat (AD-AS)


Keseimbangan pendapatan nasional yang ada didalam analisis AD-AS
dinamakan juga sebagai “Keseimbangan Makroekonomi” yang berarti suatu
analisis yang menerangkan bagaimana tingkat kegiatan ekonomi, pendapatan
nasional rill dan tingkat harga umum ditentukan. Artinya :
ü Dalam analisis AD-AS telah memasukan unsur perubahan harga dalam analisis
keseimbangannya
ü Perpotongan dititik E berarti permintaan agregat adalah sama dengan penawaran
agregat pada pendapatan nasional rill sebanyak Ye dan pada Pe
ü Titik E merupakan kesimbangan yang akan di capai dalam perekonomian, karena
peusahaan tidak akan menambah atau mengurangi output yang diproduksi.
Gambar 3.5 Keseimbangan Makroekonomi (Keseimbangan AD-AS)

Penyebab Perubahan Keseimbangan


§ Efek Perubahan Kurva AD
Perubahan dalam permintaan agregat yang tidak diikuti oleh perubahan
penawaran agregat akan menimbulkan perubahan harga dan pendapatan nasional
rill ke arah bersamaan yaitu kedua-duanya meningkat atau kedua-duanya merosot.
§ Efek Perubahan Kurva AS
Analisis mengenai perubahan kurva penawaran agregat AS menunjukan bahwa
perubahan tersebut akan mengakibatkan perubahan harga dan pendapatan nasional
rill ke arah yang bertentangan.
Gambar 3.6 Efek Perubahan Kurva AD atau Kurva AS
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kurva permintaan agregat AD dibentuk oleh keseimbangan Y = AE yang
berlaku pada tingkat harga yang berbeda. Dalam perekonomian pengeluaran
agregat meliputi AE = C + I + G+ (X – M). Dengan demikian kurva AD dibentuk
oleh nilai AE pada berbagai tingkat harga. Kurva AD menurun ke bawah, dari sisi
kiri ke arah kanan, dan berarti semakin rendah harga semakin besar permintaan
agregat. Sifat yang demikian disebabkan oleh faktor-faktor berikut : (1)
pendapatan riil dan konsumsi rumah tangga meningkat apabila harga turun, (2)
semakin stabil harga-harga, semakin rendah suku bunga dan menyebabkan
investasi meningkat, dan (3) harga yang semakin rendah akan menambah ekspor
dan mengurangi impor perubahan-perubahan dalam komponen pengeluaran
agregat, yaitu C,I,G,X dan M akan menggeser kurva AD. Kurva AD akan
bergeser ke kanan apabila C, I, G, dan X (masing-masing atau gabungannya)
bertambah, dan akan bergeser ke kiri apabila M bertambah. Kenaikan S dan T
juga akan menggeser AD ke kiri.
Dalam analisis AD-AS, kurva penawaran agregat AS berbentuk
melengkung ke atas dari kiri ke kanan. Kurva AS seperti ini berbeda dengan yang
selalu digambarkan berdasarkan teori klasik (yaitu tegak lurus pada pendapatan
nasional yang dicapai pada kesempatan kerja penuh) dan yang digambarkan
berdasarkan teori keynes (yaitu berbentuk huruf L yang dibalikkan arahnya)
bentuk kurva AS yang melengkung ke atas tersebut didasarkan kepada dua teori
dalam analisis teori mikro ekonomi (yaitu teori biaya produksi dan teori pasaran
tenaga kerja) dan hasil dari studi empirikal.
Keseimbangan pendapatan nasional, yang dalam analisis AD-AS
dinamakan juga sebagai keseimbangan makroekonomi, dicapai apabila kurva AD
berpotongan dengan kurva AS. Keseimbangan ini akan menentukan tingkat harga
yang berlaku dalam perekonomian dan pendapatan nasional riil yang akan
diwujudkan. Keseimbangan ini akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Secara analisis, perubahan keseimbangan itu dapat disebabkan oleh tiga faktor,
yaitu: perubahan AD saja, perusahaan AS saja, dan perubahan serentak atau
secara berturutan dalam AD dan AS.
DAFTAR PUSTAKA

Nurhikmayati, Annisa. (2017, Januari 5). Keseimbangan AD-AS. Dipetik Januari 5, 2017,
dari Indahnya Berbagi Ilmu:
http://annisanurhikmayati.blogspot.com/2017/01/keseimbangan-ad-as.html

Anda mungkin juga menyukai