L DENGAN
HIPERTENSI DI DESA PALA PULAU KECAMATAN PUTUSSIBAU UTARA
KABUPATEN KAPUAS HULU
DOSEN PEMBIMBING
Ns. KANDIDA SEPRIYANI KIDDING, S.Kep
DISUSUN OLEH:
ADI ISWAHYUDI
NIM. 2018K
A. Pengertian Keluarga.
Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing,
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan ( Maglaya, 1989 dalam
Setiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap
anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi,2008).
Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :
1. Unit terkecil dari masyarakat.
2. Terdiri atas dua orang atau lebih.
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
4. Hidup dalam satu rumah tangga.
5. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
7. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
8. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
2) Cohibiting Couple.
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alas an tertentu.
3) Group-Marriage Family.
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah
tangga bersama yang saling merasa sudah menikah,
berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
4) Group Network Family.
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling
menggunakan barang – barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
5) Foster Family.
6) Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang
tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
7) Homeless Family.
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
8) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan
criminal dalam kehidupannya.
3. Struktur Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantarannya
adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah
istri.
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
4. Fungsi keluarga
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat dijalankan
keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosial pada anak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhankeluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang
akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi
pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
a) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuai usia dan kebutuhannya.
b)Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak
yang sehat baik fisik, mental, sosila dan spiritual.
c) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya.
6. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkunmgan.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
anaknya.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan kel uarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat
social dan waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakrapan dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.
h. Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan kel uarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
Skoring :
a) Tentukan skore untuk setiap kriteria
b) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skore
X bobot
Angka kematian
c) Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria
3. Prioritas diagnosa keperawatan
Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang
lebih berat diberikan pada tidak / kurang sehat karena pertama
memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah perawat perlu
memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :
a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah.
b) Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
c) Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
d) Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat, dan sokongan masyarakat.
Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah,
faktor-faktor yang perlu diperhatikan ialah :
a) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu maslah itu ada.
b) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
c) Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.
Nilai skore yang tinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan
keluarga (Murwani, 2008).
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai, keluarga,
atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan
data dan analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-
tindakan dimana perawat bertanggungjawab untuk melaksanakannya (Mubarak,
2007).
5. Tahapan tindakan keperawatan keluarga
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal berikut
ini (Murwani, 2007) :
a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah-masalah
kesehatan dengan cara :
1) Memberikan informasi
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan
cara :
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara :
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkuan
menjadi sehat, dengan cara :
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,
dengan cara :
1) Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kegiatan
evaluasi meliputi mengkaji kemampuan status kesehatan keluarga, membandingkan
respon keluarga dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan
kemajuan percapaian tujuan keperawatan. Bila hasil evaluasi tidak / berhasil sebagian,
perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga evaluasi yang
dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan
waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga (Murwani, 2008).
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional menurut
Murwani (2008) :
S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjectif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait
dengan diagnosis.
P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan
evaluasi.
2. Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan Asuhan Keperawatan keluarga adalah :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai
tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran
aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan
kesehatan keluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau
perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi
3. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi
Dalam (Setiadi,2008), melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga yang
menjadi prioritas utama adalah keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang
kesehatan, meliputi :
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah :
1) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
2) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
sendiri.
3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit
keturunan.
b. Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
1) Lahir prematur (BBLR).
2) Berat badan sukar naik.
3) Lahir dengan cacat bawaan.
4) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan anaknya.
c. Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu hamil
1) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 25 tahun).
2) Menderita kekurangan gizi (anemia).
3) Menderita hipertensi.
4) Primipara dan Multipara.
5) Riwayat persalinan atau komplikasi
d. Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga
1) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk digugurkan.
2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul
cekcok dan ketegangan.
3) Ada anggota keluarga yang sering sakit
4) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari meninggalkan
rumah.
D. Diare
1) Definisi
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan terjadi karena
frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali, dengan bentuk tinja cair atau encer,Diare
diartikan sebagai suatu kondisi buang air besar yang tidak normal atau tinj a yang encer
dengan frekuensi lebih sering dari biasanya. (Deden Dermawan, 2010)
Diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau
lebih dengan bentuk encer atau cair (Suriadi, 2010)
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa darah
dan/atau lendir dalam tinja.dengan jumlah tinja yang banyak dari biasanya,dapat pula
di sertai frekuensi defekasi yang meningkat. (Mansjoer, 2000)
Diare akut adalah Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan kosistensi
tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya ; dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 2j am.
(Suharyono, 2008)
Diare adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran
buang air besar, kekerapan yang masih nornal adalah sekitar 1 3 kali dan banyaknya
–
yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan
lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium. Akar
mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang-cabang arteri dan vena
mesentrika superior, pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara 2 lapisan peritoneum
yang membentuk mesenterium. Sambungan antara yeyenum dan ileum tidak
mempunyai batas yang tegas. Ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum
dengan seikum dengan perataraan lubang yang bernama orifisium ileoseikalis,
orifisium ini diperkuat dengan sfingter ileoseikalis dan pada bagian ini terdapat katup
valvula seikalis atau valvula baukini. Mukosa usus halus. Permukaan epitel yang
sangat luas melalui lipatan mukosa dan mikrovili memudahkan pencernaan dan
absorbsi. Lipatan ini dibentuk oleh mukosa dan submukosa yang dapat memperbesar
permukaan usus. Pada penampangan melintang vili dilapisi oleh epiel dan kripta yang
menghasilkan bermacam-macam hormon jaringan dan enzim yang memegang
peranan aktif dalam pencernaan.
6) Intestinium Mayor ( Usus besar )
Panjang ± 1,5 meter lebarnya 5 6 cm. Lapisan lapisan usus besar dari dalam keluar :
– –
selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang, dan jaringan ikat.
Lapisan usus besar terdiri dari : a) Seikum
Dibawah seikum terdapat appendiks vermiformis yang berbentuk seperti
cacing sehingga disebut juga umbai cacing, panjang 6 cm.
b) Kolon asendens
Panjang 13 cm terletak dibawah abdomen sebelah kanan membujur ke atas
dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati membengkak ke kiri, lengkungan ini
disebut Fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon transversum.
c) Appendiks ( usus buntu )
Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum.
Mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan masih dapat di
lewati oleh beberapa isi usus. Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis
masuk ke dalam rongga pelvis minor terletak horizontal di belakang seikum.
d) Kolon transversum
Panjang ± 38 cm, membunjur dari kolon asendens sampai ke kolon desendens
berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah
kiri terdapat fleksura linealis.
e) Kolon desendens
Panjang ± 25 cm, terletak dibawah abdomen bagian kiri membunjur dari atas
ke bawah dari fleksura linealis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon
sigmoid.
f) Kolon sigmoid
Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring dalam rongga pelvis
sebelah kiri, bentuk menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubung dengan rectum.
7) Rektum
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus,
terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.
8) Anus
Adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubunkan rectum dengan dunia luar
( udara luar ). Terletak diantara pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter :
a) Sfingter Ani Internus.
b) Sfingter Levator Ani.
c) Sfingter Ani Eksternus.
b. Fisiologi Gastrointestinal
Pada system pencernaan, makanan terdiri dari 3 fase : pergerakan makanan, sekresi
getah pencernaan dan absorbsi makanan yang dicerna. Adapun penjelasan dari fase tersebut
adalah :
a) Pergerakan makanan
Jenis fungsional pergerakan saluaran pencernaan, yaitu :
1) Gerak mencampur, disebabkan oleh kontraksi bola segmen kecil dinding usus.
2) Gerakan mendorong peristaltik (proporsive)
–
Endoktosin berlebih
Hipersekresi cairan
Isi lumen usus Dan elektrolit
D IAR E
Gg keseimbangan cairan
40
Gg keseimbangan elektrolit
41
Kurang volume cairan (dehidrasi) Hiponatremia hipokalemi
Pusing,lemah,letih,sinkope,anoreksi Hipotensi postural,
Mual,muntah,haus,oliguri,turgor kulit kurang, kulit dingin tremor,kejang,peka
Mukosa mulut kering,mata dan ubun-ubun cekung rangsang denyut jantung
43
Peningkatan suhu tbuh,penurunan berat badan cepat dan lemah
1) Komplikasi
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
b. Rengatan hipovolemik
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram)
d. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus
e. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik
f. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
Menurut Ngastiyah, (2005)
2) Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan tinja, meliputi :
1) Makroskopis dan mikroskopis
2) pH dan kadar gula dalam tinja
3) Bila perlu diadakan uji bakteri
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan
pH dan cadangan alkali serta analisa gas darah
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Phosfat.
e. Pemariksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit
secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
(Hassan & Alatas, 2007
3) Derajat Dehidrasi
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan:
1. Kehilangan berat badan
a. Dehidrasi Ringan, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%
b. Dehidrasi Sedang, bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%
c. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan berat badan 5-10%.
2. Skor Mavrice King
Bagian tubuh yang Nilai untuk gej ala yang ditemukan
0 1 1
diperiksa
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, Mengigau, koma,
apatis, ngantuk atau syok
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering & sianosis
Denyut nadi / mata Kuat < 120 Sedang (120-140) Lemas > 40
Keterangan :
a) Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan.
b) Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang.
c) Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat.
(Musliha, 2010)
3. Skor Mavrice King
Gej ala Klinis Gej ala Klinis
Ringan Sedang Berat
Keadaan umum
Baik (CM) Gelisah Apatis-koma
Kesadaran
+ ++ +++
Sirkulasi Rasa haus
N (120) Cepat Cepat sekali
Nadi
Respirasi
Biasa Agak cepat Kusz maul
Pernafasan
Kulit Agak cekung Cekung Cekung sekali
Uub Agak cekung Cekung Cekung sekali
Biasa Agak kurang Kurang sekali
Normal Oliguri Anuri
Normal Agak kering Kering / asidosis
( Musliha, 2010)
4) Kebutuhan Cairan Anak
Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60% air dan 40% zat padat seperti
protein dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran harus seimbang,
bila terganggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan cairan parentral,
secara matematis keseimbangan cairan pada anak dapat digambarkan sebagai
berikut :
Umur Berat Badan Total / 24 jam Kebutuhan cairan / Kg
BB / 24 jam
3 hari 3.0 250-300 80-100
10 hari 3.2 400-500 125-150
3 bulan 5.4 750-850 140-160
6 bulan 7.3 950-1100 130-155
9 bulan 8.6 1100-1250 165
1 tahun 9.5 1150-1300 120-135
2 tahun 11.8 1350-1500 115-125
4 tahun 16.2 1600-1800 100-1100
6 tahun 20.0 1800-2000 90-100
10 tahun 28.7 2000-2500 70-85
14 tahun 45.0 2000-2700 50-60
18 tahun 54.0 2200-2700 40-50
47
NWL : Normal Water Losses (ml/kg BB)
CWL : Concomintat Water Losses (ml/kg BB)
5) Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
a. Medis
1) Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya
a) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral
berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 glukosa. Untuk
diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak
diabwah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar Natrium 50-60 mEg/l.
Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula
yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
b) Cairan parentral
1) Belum ada dehidrasi
Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang air besar.
Parental dibagi rata dalam 24 jam.
2) Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml/kgbb peroral atau intragastrik. Selanjutnya : 125
ml/kgbb/hari atau ad libitum.
3) Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml/kgbb per oral atau intragastrik. Selanjutnya : 125
ml/kgbb/hari atau ad libitum.
4) Dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut :
a) Untuk anak umur 1 bl - 2 tahun berat badan 3-10 kg
1) 1 jam pertama : 40 ml/kg BB/menit = 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1
ml = 15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infuse 1 ml = 20 tetes)
2) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit = 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1
ml = 15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infuse 1 ml = 20 tetes
3) 16 jam berikutnya: 125 ml/kgBB/oralit
b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg 1) 1 jam pertama: 30
ml/kgBB/jam atau 88 tts/kgBB/mnt (1
ml = 15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes)
c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1)1 jam pertama : 20 ml/kg BB/jam = 5 tts/kgBB/mnt (1 ml = 15 tts atau 7
tts/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).
2)7 jam berikutnya : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml = 15 tts atau 3
tts/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).
3)16 jam berikut: 105 ml/kgBB/oralit peroral
d) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
1) Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kgBB/24jam, jenis
cairan 4 : 1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1Y2 %.
2) Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml
= 15 tts) 8 tts/kgBB/mnt (1 ml = 20 tts).
e) Untuk bayi badan lahir rendah
1) Kebutuhan cairan : 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10%
+ 1 bagian NaHCO3 1 Y2%)
5) Pengobatan diuretik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg,
jenis makanan :
a) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh
b) Makanan setengah padat, bubur atau makanan padat (nasi tim)
c) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
Menurut Hassan & Alatas, (2007) Standar Nutrisi
parenteral untuk anak diare adalah didasarkan atas kebutuhan kalori, kebutuhan asam
amino, dan kebutuhan mikronutrien.
Kebutuhan kalori :
1) BBLR : 150 Kkal/ Kg BB
2) BBL C : 120 Kkal/ kg BB/bulan
3) BB 0-10 Kg : 100 Kkal/Kg BB
4) BB 11-20 Kg : 1000 Kkal + 50 Kkal x (BB-10)
5) BB > 20 Kg : 1500 Kkal + 20 Kkal x (BB-20)
Kebutuhan Asam amino :
a) BBLR 2,5-3/Kg BB
b) Usia 01-1 tahun : 2,5 g/ Kg BB
c) Usia 2-13 tahun : 1,5 g/ Kg BB
Kebutuhan Mikronutrien :
1) Kalium 1,5 2,5 mEq/ Kg BB
–