Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA)

Pokok Bahasan : ISPA


Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian ISPA
2. Tanda dan gejala ISPA
3. Tata cara perawatan ISPA
Sasaran : Tn. S dan Keluarga
Hari / tanggal : 27 November 2018
Waktu : 10:00 WIBA
Tempat : Rumah Tn.S

A. Tujuan Umum :
Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada
warga mengenai penyakit ISPA guna menigkatkan derajat kesehatan
masyarakat
B. Tujuan Khusus :
1. Peserta dapat mengetahui dan memahami pengertian ISPA
2. Peserta dapat mengetahui dan memahami penyebab ISPA
3. Peserta dapat memahami dan mengetahui tanda dan gejala ISPA
4. Peserta dapat memahami dan mengetahui penatalaksanaan ISPA
5. Peserta dapat memahami dan mengetahui cara perawatan ISPA
6. Peserta dapat memahami dan mengetahui cara mencegah ISPA

C. Materi
Terlampir

D. Metode
Kegiatan ini menggunakan metode tanya jawab
E. Media / alat
1. Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan
N
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
o.
1. Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab
 Memperkenalkan diri salam
 Menjelaskan pokok  Mendengarkan
bahasan dan tujuan  Memperhatikan
penyuluhan
 Membagika leaflet
 Menerima/meng
ambil leaflet
2. Pelaksaaan  Menjelaska  Memperhatikan
pengertian ISPA
 Menjelaskan tanda  Memperhatikan
dan gejala ISPA
 Menjelaskan  Memperhatikan
penyebab ISPA  Memperhatikan
 Menjelaskan
penatalaksanaan  Memperhatikan
ISPA
 Menjelaskan cara
perawatan ISPA

3. Evaluasi  Menanyakan kepada  Menjawab


peserta penyuluhan pertanyaan yang
megenai materi yang diajukan
telah disampaikan pemateri
4. Terminasi  Mengucapkan terima  Mendengarkan
kasih atas perhatian
dan kerja sama
peserta
 Mengucapkan salam  Menjawab
salam

TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi pada saluran
napas termasuk adneksanya.Akut adalah berlangsung sampai 14 hari, Adneksa
yaitu sinus, rongga telinga dan pleura.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran
pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi organ
mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya
seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meliputi saluran pernapasan bagian
atas dan saluran pernapasan bagian bawah.Sebagian besar dari infeksi saluran
pernapasan bersifat ringan, misalnya batuk pilek dan tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotik.Namun demikian jangan dianggap enteng, bila
infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat menyebabkan anak
menderita pneumoni yang dapat berujung pada kematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA dibagi
menjadi dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.
Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat
dan pneumonia tidak berat.Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis
dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan
pneumonia.

2. ETIOLOGI
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau kuman
golonganA streptococus, stapilococus, haemophylus influenzae, clamydia
trachomatis, mycoplasma, dan pneumokokus yang menyerang dan menginflamasi
saluran pernafasan (hidung, pharing, laring) dan memiliki manifestasi klinis
seperti demam, meningismus, anorexia, vomiting, diare, abdominal pain,
sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan suara nafas wheezing, stridor, crackless,
dan tidak terdapatnya suara pernafasan.
Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping itu
terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus,
ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit
serta keadaan cuaca (Whaley and Wong; 1991; 1419).
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari
terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan
penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus, staphylococus,
haemophylus influenzae,b clamydia trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus.
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh
didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit
maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan
nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi
antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung
mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim,
tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420).
Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus
dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik.Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang
ditemukan pada balita.Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin,
semua radang telinga akut harus mendapat antibiotic.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-
keluhan dan gejala-gejala yang ringan.Dalam perjalanan penyakit mungkin
gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam
keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal.Bila sudah dalam
kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit,
meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang
ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong
dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-
tanda laboratoris.
Tanda – Tanda Klinis ISPA
1) Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi
dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang,
grunting expiratoir dan wheezing.
2) Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi
dan cardiac arrest.
3) Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,
bingung, papil bendung, kejang dan coma
4) Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
Tanda - Tanda Laboratoris ISPA
1) Hypoxemia,
2) Hypercapnia dan
3) Acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah:
tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan
tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa
minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume
yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor,Wheezing.

3. FAKTOR RISIKO
1) Faktor diri (host) : Umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital,
imunologis, BBLR dan premature.
2) Faktor lingkungan : Kualitas perawatan orang tua, asap rokok, keterpaparan
terhadap infeksi, social ekonomi, cuaca dan polusi udara

4. PATOFISIOLOGI
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :
1) Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi
apa-apa.
2) Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3) Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala
demam dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat
sembuh sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal
akibat pneumonia.
5. PENATALAKSANAAN ISPA
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang
benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya
kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk
yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA).
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar
pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan
antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat
batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula
petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan
penunjang yang penting bagi pederita ISPA.
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
1) Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
a. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
b. Immunisasi.
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
2) Pengobatan dan perawatan
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
a. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perharI
b. Meningkatkan makanan bergizi
c. Bila demam beri kompres dan banyak minum
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
tangan yang bersih
e. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat.
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak
tersebut masih menetek.
3) Pengobatan antara lain :
a. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan
kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk.
Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara
pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus
dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain
bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
b. Mengatasi batuk, d ianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu
ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap
atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai