PEMBAHASAN
Artinya: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui
segala sesuatu.” (Al-Baqarah: 29)8
Akibat kurangnya gizi pada proses tubuh yang bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang, maka
dari itulah Allah telah berulang kali menekankan melalui ayat-ayat al-Qur’an kepada manusia
untuk selalu memperhatikan tentang makanannya. Baik itu tentang kehalalan hukum, cara
memperolehnya, dan baik buruk bagi tubuh. Adapun akibat kekurangan gizi yang disebabkan oleh
makanan baik itu dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas yang mana dapat menyebabkan
gangguan pada tubuh yang diantaranya :
1. Pertumbuhan pada anak-anak. Apabila makanan yang diberikan tidak seimbang ataupun
tidak mencukupi gizi yang diperlukan, maka pertumbuhan yang dialami pada anak akan
cenderung lambat. Seperti halnya kekurangan protein yang mengakibatkan otot-otot anak
menjadi lembek dan rambut mudah rontok.
2. Produksi tenaga. Jika seseorang kekurangan energi yang berasal dari makanan, maka akan
menyebabkan seseorang tersebut kekurangan tenaga untuk gerak dan melakukan segala
aktivitasnya, seperti malas, lemah dan aktivitas bekerja menurun.
3. Pertahanan tubuh. Seseorang jika kekurangan akan zat gizi yang terdapat pada makanan,
maka daya tubuh akan menurun, stres, sistem imunisasi dan anitibodi berkurang sehingga
mudah terkena virus penyakit. Seperti batuk, pilek dan diare. Apabila anak-anak yang
terkena hal ini akan membawa pada kematian.
4. Struktur dan fungsi otak. Apabila seseorang kekurangan gizi pada usia muda maka dapat
berpengaruh terhadap perkembangan mental.
5. Dengan demikian kemampuan berfikir akan berkurang, karena otak mencapai bentuk
maksimal pada usia dua tahun. Perilaku. Apabila seseorang kurang gizi baik itu anak-anak
ataupun orang dewasa perilaku meraka akan berpengaruh. Seperti mudah tersinggung,
apatis dan cengeng. Tidak hanya kekurangan gizi yang diperhatikan dalam tubuh saja,
akan tetapi kelebihan gizi juga perlu diperhatikan. Karena, jika seorang kelebihan gizi
dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas pada tubuh. Di dalam al-Qur’an Allah telah
menjelaskan bahwasanya manusia tidak boleh berlebihan dalam hal apapun termasuk
dalam hal makanan. Hal itu terdapat pada QS. Al-A’raf : 31 yang berbunyi:
Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki)
mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”(Al-A’raf: 31)
Manusia dalam hal ini tidak mempunyai kewenangan sedikitpun. Menurutnya,
siapa yang melakukanya berarti telah membuat sekutu bagi-Nya. Karena sesuatu yang
dihalalkan bagi Allah adalah bermanfaat bagi manusia sendiri, baik bagi jasmani maupun
mental.
Status gizi pada balita dipengaruhi oleh faktor langsung berupa asupan makanan itu
sendiri dan kondisi kesehatan anak misalnya infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung
adalah pengetahuan ibu tentang gizi, pendapatan keluarga, pelayanan kesehatan dan sosial
budaya. Makanan dan minuman dapat memelihara kesehatan seseorang, tetapi begitu juga
sebaliknya makanan dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang dan status
gizi bahkan mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku seseorang
terhadap makanan tersebut (Notoadmojo, 2003).
Pengetahuan ibu tentang gizi adalah yang diketahui ibu tentang pangan sehat,
pangan sehat untuk golongan usia tertentu dan cara ibu memilih, mengolah dan
menyiapkan pangan dengan benar. Pengetahuan ibu rumah tangga tentang bahan pangan
akan mempengaruhi perilaku pemilihan pangan dan ketidaktahuan dapat menyebabkan
kesalahan dalam pemilihan dan pengolahan pangan. Pengetahuan tentang gizi dan pangan
yang harus dikonsumsi agar tetap sehat, merupakan factor penentu kesehatan seseorang,
tingkat pengetahuan ibu tentang gizi juga berperan dalam besaran masalah gizi di Indonesia
(Notoatmodjo, 2007).
Menurut (Saputra & Nurrizka, 2012, p.100) perlu strategi khusus dalam menangani
persoalan gizi ini.
Sudah menjadi sebuah kewajiban bagi setiap orang untuk memelihara kesehatannya,
sebagaimana perintah yang disabdakan oleh Nabi Muhammad saw.: “Sesungguhnya badanmu
mempunyai hak atas dirimu.” Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban bagi seseorang untuk
memelihara jasmaninya, sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Para ulama bersepakat bahwa ajaran Islam sangat memperhatikan, bahkan bertujuan
untuk memelihara segala aspek kebutuhan yang paling pokok bagi manusia, yaitu agama, jiwa
raga, akal, kehormatan (keturunan), dan harta benda. Sebab upaya meningkatkan kualitas fisik
manusia muslim melalui perbaikan gizi makanan, olahraga, dan pola hidup sehat atau cara
lainnya, merupakan bagian dari upaya merealisasikan tujuan pokok syariat
DAFTAR PUSTAKA
Siti Mariah ulfah, Tahun 2012 Penerapan Pendidikan Terhadap Anak Secara Islam, Al-‘Ulum;
Vol. 1, Jakarta
Egi Sukma Baihaki, Vol. 2, Nomor 2, Juli - Desember 2017 ISSN: 2527-8118 (p); 2527-8126
(e) LP2M IAIN Surakarta Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra Jakarta
Syaikh Yūsuf Muhammad al-Hasan, Pendidikan anak dalam islam
Shodiq amirus , Desember 2015 , Konsep Kesejateraan Dalam Islam , Vol. 3, No. 2, STAIN
Kudus e-mail: amirus_sodiq@yahoo.co.id, Jakarta
Dodoiet Aditya Setyawan ,2012 , Konsep Dasar Keluarga ,Jakarta