Anda di halaman 1dari 18

ASSALAMU ALLAIKUM WARWB..

OLEH KELOMPOK III


1. LINDA ROSLIANI
2. KARTINI
3. YULIA AINI
4. FATMAWATI
5. NIHLAH
KOMPLIKASI DAN PENYULIT DALAM MASA KEHAMILAN
TRIMESTER I DAN II

2.1 Hepatitis B
a. Hepatitis B yang dahulu disebut sebagai hepatitis
serum adalah kuasa utama hepatitis akut dan skala
seriusnya, yaitu hepatitis kronik, sirosis, dan
karsinoma hepatoseluler.
b. Virus hepatitis B (HBV) adalah virus yang paling
banyak di tularkan melalui darah di seluruh dunia.
Jika seorang wanira carrier (HBV)ia memiliki 85%
resiko menularkan virus ke bayinya.
2.2 Malaria

Terdapat empat spesies plasmodium yang menyebabkan malaria pada


manusia: vivax, ovale, malariae, dan falsiparum organisme ini di
tularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
Penyakit ini di tandai dengan demam dan gejala mirip flu termasuk
menggigil, nyeri kepala, mialgia, dan malaise, yang dapat terjadi
dalam interval interval . gejala lebih ringan pada pasien yang imun.
Malaria dapat menyebabkan anemia dan ikterus, dan infeksi
falsiparum dapat menyebabkan gagal ginjal, koma, dan kematian.
(Cunningham, f, Gary.2006)
2.3 Tuberkulosis
kehamilan diduga berefek buruk bagi perjalanan
tuberkulosis
.Gambaran klinis biasanya berupa batuk dengan sputum
minimal, demam ringan, hemoptisis , dan penurunan
berat.
Di laporkan hasil 79 kehamilan dari india dengan penyulit
tuberkulosis paru aktif. Terjadi peningkatan insiden
persalinan prematur dan berat lahir rendah serta hambatan
pertumbuhan pada janin, serta peningkatan enam kali lipat
angka kematian perinatal.
2.4 HIV/AIDS

Sekarang sudah dipastikan bahwa penularan ibu kepada


bayinya penyebab utama infeksi HIV pada anak. Penularan
trans plasenta dapat terjadi sejak awal, dan virus pernah
ditemukan pada janin yang mengalami terminasi kehamilan
dini dengan aborsi elektif. Namun, pada sebagian besar kasus,
penularan terjadi saat lahir, dan 15-25% bayi yang lahir dari
ibu yang terinfeksi HIV namun tidak diterapi akan terinfeksi
(Center for Disease Control and Prevention, 1998b).
Penularan pertikal lebih sering terjadi pada kelahiran preterm,
terutama yang berkaitan dengan ketuban pecah lama.
Penatalaksanaan selama kehamilan

Konseling merupakan keharusan bagi wanita positif


HIV. Hal ini sebaliknya dilakukan pada awal
kehamilan, dan apabila memilih untuk melanjutkan
kehamilannya, perlu diberikan konseling
berkelanjutan untuk membantu wanita tersebut
secara psikologis.
2.5 Plasenta previa

Plasenta previa adalah plasenta yang


berimplantasi pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi seluruh atau
sebagian dari ostium uteri internum.
Penyebab plasenta previa belum jelas
diketahui.
Faktor risiko
1. Merokok (yang melipat gandakan risiko).
2. Penggunaan kokain (kemungkinan akibat hipertrofi
plasenta).
3. Erittroblastosis.
4. Riwayat seksiosesaria
5. Riwayat aborsi trapeutik.
6. Paritas meningkat.
7. Usia ibu >35 tahun.
8. Kehamilan multipel.
2.6 Solusio plasenta

Solusio plasenta (atau abruption placenta) didefinisikan


sebagai pemisahan premature plasenta yang implantasinya
normal.
Sebagian perdarahan pada solusio plasenta biasanya lolos
melalui celah antara membrane dan uterus kemudian keluar
melalui serviks, menyebabkan perdarahan tertutup.
Penyebab utama solusio plasenta tidak diketahui, tetapi
terdapat beberapa keadaan terkait. Sejauh ini keadaan yang
paling sering dikaitkan adalah beberapa tipe hipertensi. Hal ini
mencakup preeklamsia, hipertensi getasional, atau hipertensi
kronis.
2.7 Gemelli/ makrosomia/polihidramion

A. Gemelli /Kehamilan Kembar


Dalam dua dekade terakhir, jumlah kehamilan
kembar di maerika serikat telah meningkat
secara tak terduga. Peningkatan yang luar biasa
ini, terutama berkaitan dengan teknologi
pembantu reproduksi, merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang besar.
Adaptasi ibu terhadap kehamilan kembar

Sejak trimester pertama , wanita dengan kehamilan


kembar sering mengalami mual dan muntah yang lebih
parah dibandingkan mereka yang hamil tunggal. Ekspansi
normal volume darah ibu adalah 500mL. Lebih banyak
pada kehamilan kembar ,dan kehilangan darah rata-rata
pada persalinan per vaginam adalah 935 mL., atau hampir
500 mL Lebih banyak pada kehamilan kembar ,dan
kehilangan darah rata-rata pada persalinan per vaginam
adalah 935 mL., atau hampir 500 mL. Lebih banyak
dibandingkan persalinan bayi tunggal. Peningkatan
kebutuhan esi dan folat yang ditimbulkan oleh janin kedua
dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.
B. Makrosomia

Makrosomia adalah kata yang digunakan, secara agak kurang


tepat untuk menjelaskan janin neonatus yang sangat besar.
Terdapat beberapa faktor lain yang juga meningkatkan
kemungkinan bayi besar:
1. Ukuran orang tua besar, terutama obesitas pada ibu,
2. Multiparitas,
3. Actor resikoGestasi lama,
4. Usia ibu,
5. Janin laki-laki,
6. Bayi sebelumnya memiliki berat lebih dari 4000 g, dan
7. Ras dan etnik.
8. Jika wanita hamil memiliki berat lebih dari 150 kg, janinnya
memiliki risiko 30% mengalami makrosomia.
C. Polihidramion

Polihidramnion atau disingkat hidramnion saja


didefinisikan sebagai suatu kadaan dimana
jumlah air ketuban melebihi 2 liter. Sedangkan
secara klinik adalah penumpukan cairan
ketuban yang berlebihan sehingga
menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien.
Sedangkan secara klinik adalah penumpukan
cairan ketuban yang berlebih sehingga
menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien
Komplikasi paling sering pada ibu akibat hidramnion

adalah solusio plasenta, disfungsi uterus, dan


perdarahan pascapartum. Plasenta dapat lepas
sebelum waktunya secara ekstensif setelah
penurunan cepat permukaan uterus sesudah
dekompresi uterus akibat keluarnya cairan
amnion. Disfungsi uterus dan perdarahan
pascapartum yang disebabkan oleh atoni uterus
merupakan konsekuensi dari distensi berlebihan.
Presentasi janin abnormal dan intervensi operatif
juga biasa terjadi.
2.8 Kehamilan lewat waktu/ post term

Definisi : kehamilan yang melebihi usia kehamilan 42


minggu, terjadi pada 10% dari seluruh jumlah kehamilan.
Komplikasi pada ibu :
1. Perdarahan akibat atonia uterus
2. Angka seksiosesaria lebih tinggi
3. Frekuensi induksi persalinan meningkat
4. Endometritispacapartum
5. Hospitalisasi yang lama
6. Komplikasi luka
Selanjutnya

Sindrom lewat bulan : sindrom ini terjadi pada 25%


kehamilan lewat bulan akibat penurunan fungsi
plasenta. Bayi lewat bulan, yang terlihat keriput, dengan
kulit mengelupas, tidak memiliki vierniks atau lanugo,
raut wajahnya siaga, terdapat lipatan di seluruh telapak
kaki, kuku jari-jarinya panjang, badan tampak lemah
dan kurus, berisiko mengalami gejala gawat napas,
hipoglikemia, pilisitemia, dan ketidakstabilan suhu
tubuh.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai