Anda di halaman 1dari 12

1

PENDAHULUAN
Tanah merupakan sumber bahan makanan bagi sebagian besar makhluk hidup.
Tidak ada sumber lain yang dapat mengikuti fungsi tanah, bahkan kehidupan laut pun
secara secara tidak langsung bersumber pada tanah. Zat-zat organik yang hanyut
disungai akhirnya menuju laut dan berguna sebagai makanan tumbuh-tumbuhan yang
hidup didalam laut, baik yang hidup sebagai plankton maupun ganggang dan
tumbuhan yang hidup di dasar laut.(Sudarmi, 2013).
Tujuh dari 16 unsur haara essensial tanaman dikatakan sebagai unsure hara
mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil yaitu besi (Fe), mangan (Mn),
tembaga (Cu), molibden (Mo), boron (B), dan Klor (Cl). Ketujuh unsure hara mikro
mempunyai fungsi yang penting bagi seperti halnya unsure hara makro dan unsure
hara sekunder, akan tetapi unsure hara mikro dibutuhkan tidak sebanyak unsure hara
unsure hara makro maupun unsure hara sekunder. Kekurangan unsure hara mikro di
dalam tanah juga dapat membatasi pertumbuhan tanaman, wlaupun semua unsure
hara lainya tersedia dengan cukup (Damanik et.,al, 2011).
Unsur hara mikro tanaman merupakan unsur logam yaitu Cu, Fe, Mn, Ni, dan
Zn dalam bentuk ion. Keberadaan ion logam dalam tanah sebagai unsur hara mikro
seperti ionion Fe2+, Cu2+, Zn2+, dan Mn2+ pada konsentrasi tertentu sangat
diperlukan untuk kesuburan tanaman. Tanaman membutuhkan unsur-unsur mikro
kurang dari 0,01% atau 100 ppm. Unsur-unsur tersebut diperlukan oleh tanaman
hanya pada konsentrasi sangat rendah dan sering toksik pada konsentrasi yang lebih
tinggi. (Hidayah, 2015).
Baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro keberadaannya tidak dapat
diganti dengan unsur hara lain sehingga keberadaannya harus tetap ada. Kekurangan
suatu unsur hara dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhannya sedangkan
kelebihan unsur hara dapat mengakibatkan keracunan bagi tanaman. Untuk
menghindari kelebihan dan kekurangan unsur hara maka harus diketahui gejala-gejala
yang tampak secara visual dari tanaman tersebut, sehingga jika terjadi masalah pada
tanaman berupa kekurangan atau kelebihan unsur hara dapat diatasi dengan baik dan
benar.( Sholihat, et,.al 2017 )
2

Unsur hara mikro di dalam tanah dan ketersediaannya bagi tanaman


ditentukan oleh mineral yang terkandung dalam bahan induk asli dan oleh pelapukan
proses yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Secara umum, yang ditenun sangat
baik tanah yang hangat, daerah lembab, dalam jumlah yang lebih kecil Unsur hara
mikro dari tanah di daerah yang sejuk dan kering. Namun ada pengecualian, dan
jumlah total unsur dalam tanah biasanya merupakan indikasi yang buruk jumlah yang
tersedia untuk serapan tanaman. Jumlah masing-masing Unsur hara mikro di dalam
tanah bervariasi.(Voss 1998).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan paper ini adalh untuk mengetahui hara mikro pada
tanaman.
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan jurnal ini adalah sebagai salah satu komponen
penilaian di laboratorium kesuburan tanah program studi agroteknologi fakultas
pertanian universitas sumatera utara dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
3

HARA MIKRO
Pengertian Unsur Hara Mikro
Hara mikro adalah elemen penting untuk pertumbuhan tanaman, tapi
dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit dibandingkan dengan nutrisi primer. Unsur
tersebut berfungsi sebagai kofaktor enzimatik, hal ini karena mikronutrien umumnya
memainkan peranan katalitik yang hanya dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah
yang kecil. (Asngad, 2013).
Unsur hara merupakan unsur kimia yang dibutuhkan tanaman untuk proses
metabolisme dan pertumbuhannya. Unsur hara ini terbagi menjadi dua, yaitu unsur
hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara dsebut sebagai unsur hara makro
karena intensitas yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak sedangkan unsur
hara disebut unsur hara mikro karena jumlah yang dibutuhkan tanaman dari unsur
tersebut dalam jumlah yang kecil.(Hisyam, 2016).
Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
oleh tanaman, juga dibutuhkan dalam kebutuhan yang sempit pula, sehingga dalam
jumlah yang sedikit berlebihan merupakan toksik bagi tanaman. Secara umum kadar
unsure hara dalam tanah berurutan dari 10 ppm Mo yang terendah, 50 ppm Cl, 7-80
ppm B, 10-80 Cu, 10-300 ppm Zn, 20-300 ppm Mn dan tertinggi 10.000 – 100.000
ppm Fe(Laksono, 2016).
Unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil. Konsentrasi
mereka yang memadai pada tumbuhan adalah umumnya di bawah tingkat 100 bagian
per juta (ppm). Mikronutrien esensial adalah seng (Zn), besi (Fe), mangan (Mn),
boron (B), klorin (Cl), tembaga (Cu), molibdenum(Mo), kobal (Co), vanadium (V),
natrium (Na), dan silikon (Si). Kekurangan empat terakhir mineral sangat langka.
Natrium mungkin penting hanya untuk beberapa tanaman yang berasal dari garam
tanah. Silikon dapat dianggap lebih dari sekunder atau macronutrien tetapi itu adalah
"kuasi" karena telah terbukti meningkatkan pertumbuhan dalam eksperimen
laboratorium tertentu, tetapi tanaman yang tumbuh dalam ketiadaannya masih
berkembang. Silikon adalah yang kedua setelah oksigen dalam kelimpahannya tanah
karena sebagian besar mineral tanah adalah silikat atau aluminosilikat.(Lohry, 2007).
4

Gejala Defisiensi Hara Mikro Pada Tanaman


Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang
berupa makanan bagi tanaman untuk kelangsungan hidupnya. Kebutuhan tanaman
akan unsur hara berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman
yang rakus makanan dan adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak
tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun. Kita
sebagai petani tidak mungkin mengecek kandungan hara tanah setiap saat untuk
mengetahui ketersediaan unsur hara tersebut, salah satu upayanya adalah dengan
mengetahui gejala defisiensi unsur hara pada tanaman ( Ghofur,2017).
A. Seng (Zn)
Gejala yang umum tejadi akibat kekurangan Zn, ruas pada bagian pucuk lebih
pendek sehingga membentuk gejala “roset” (saling bertumpukan pada satu titik
tumbuh), Pembentukan bakal buah terhambat atau tanaman sama sekali tidak dapat
berbuah, Pembentukan warna kuning di antara tulang daun pada daun muda.
Kemudian diikuti kematian jaringan di antara tulang daun , Ukuran daun menjadi
lebih kecil, sempit, dan menebal. (Munawwaroh, 2015).
B. Besi (Fe)
Gejala kekurangan besi pada tanaman dapat menimbulkan korosi, lembaran
daun menjadi kuning/pucat. Dalam jumlah tertentu besi menjadi racun bagi tanaman.
Besi tersedia dalam tanah berkisar 2-150ppm. Dan kebutuhan normal tanaman
berkisar 40-250ppm. (Munawwaroh, 2015).
C. Tembaga (Cu)
Secara umum gejala kahat Cu pada tanaman terjadi pada kadar kurang dari 6
ppm. Pada tanaman biji-bijian misalnya gandum gejala kahat Cu dimulai dari ujung
daun muda yang menjadi putih atau kepucatan, mengecil, dan menggulung yang
diikuti oleh pertumbuhan internodus yang terhambat. Selanjutnya juga
memengaruhi proses pembuangan dan pembentukan buah pada fase generative, serta
perkembangan jaringan muda karena rendahnya mobilitas Cu dalam tanaman..
(Damanik et.,al, 2011).
5

D. Mangan (Mn)
Gejala yang dapat timbul akibat kekurangan unsur Mn adalah menyebabkan
tanaman kerdil Daun menguning Pembentukan biji tidak sempurna Tanaman
mengalami keracunan.Mangan tidak dapat ditranslokasika di dalam tanaman, maka
gejala kekurangan Mn terjadi pada bagian pertumbuhan seperti : bagian atas atau
bagian muda tanaman yang ditunjukkan oleh klorosis anatara kerangka daun (Vein)
dan kadang-kadang Nampak bintik-bintik bewarna kecoklatan.(Damanik et.,al, 2011).
E. Boron (B)
Gejala yang dapat timbul akibat kekurangan unsur Boron adalah Gejala
klorosis pada daun diawali dari bagian bawah, Kematian kuncup, Menghambat
pertumbuhan tanaman. pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk
akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat
rentan, mudah terserang penyakit.(Jovita 2018).
F. Molibdenum (Mo)
Gejala kekurangan unsur Mo yakni daun berubah warna keriput dan
melengkung seperti mangkok, muncul bintil-bintil kuning disetiap lembaran daun dan
akhirnya mati sehingga pertumbuhan tanaman terhenti. Ketersediaan Mo dalam tanah
antara 0,05-0,5 ppm sedang kebutuhan normal pada tanaman 0,2-1 ppm.
Bayam dan bawang adalah jenis tanaman yang sangat peka kekurangan Mo.
(Munawwaroh, 2015).
G. Khlor (Cl)
Gejala kekurangan Cl biasanya menimbulkan pertumbuhan akar yang
tertekan, daun layu dan berwarna kuning.Gejala kekurangan Cl tergantung pada
tanamannya. Kekurangan unsure ini ditunjukkan dengan gejala klorosis pada daun
daun muda dan kelayuan tanaman yang menyeluruh. Tingkat kritis kahat Cl dalam
tanaman berkisar antara 70 ppm sampai 100 ppm Cl- pada bahan kering. Kekahatan
Cl jarang terjadi karena atmosfir dan air hujan lebih dari mencukupi yaitu 4kg sampai
10 kg per hectare per tahun. (Damanik et.,al, 2011).
6

Peranan Unsur Hara Mikro Dalam Tanaman


Secara umum fungsi unsur hara mikro adalah : (1) Sebagai penyusun jaringan
tanaman (2) Sebagai katalisator (stimulant) (3) Mempengaruhi proses oksidasi dan
reduksi Tanaman . (4) Membantu mengatur kadar asam (5) Mempengaruhi nilai
osmotic tanaman . Mempengaruhi pemasukan unsur hara (6) Membantu pertumbuhan
tanaman. Perhatian terhadap unsur mikro dewasa ini meningkat pesat, hal ini karena :
(a)Terangkatnya unsur mikro dalam tanaman menyebabkan persediaan dalam tanah
mencapai titik tidak dapat menunjang pertumbuhan normal.(b)Penggunaan
pupukmakro yang meningkat dosisnya mempertajam menurunnya unsur mikro tanah.
(c)Penggunaan pupuk berkadar unsur tinggi, meniadakan peluang digunakannya
bahan-bahan kurang murni, sehingga kontaminasi unsur mikro dalam pupuk
berkurang.(d) Kemampuan kita mengenal gejala kekurangan unsur mikro masih
relatif kurang.(Sudarmi,2013).
A. Besi (Fe)
Peranan Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan
berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang
mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase digambarkan secara
ringkas sebagai berikut:
Katalase: H2O +H2O→O2 + 2H2O
Peroksidase: AH2+H2O → A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses
metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N , reduktase solfat, reduktase nitrat.
Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga
penyusunan protein menjadi tidak sempurna. (Jovita 2018).
B. Mangan (Mn)
Mangan berfunsgsi terlibat dalam sistem penyusunan O2 dalam proses
fotosintesis dan sebagai komponen enzim arginase dan phosphotransferase.. Selain itu
berfungsi sebagai activator untuk beberapa reaksi metabolic penting lainya dan
memainkan peranan langsung dalam fotosintesis dalam hubunganya terhadap
pembentukan klorofil. (Wiraatmaja 2016).
7

C. Seng (Zn)
Seng berfungsi dalam sintesis senyawa pertumbuhan tanaman dan sistem
enzim serta essensial untuk mrningkatkan reaksi metabolic tertentu. Seng sangat
diperlukan untuk memproduksi klorofil dan karbohidrat. Seng (Zn) berfungsi
pengaktif enzim anolase, aldolase, asamoksalat dekarboksilase, lesitimase, sistein
desulfihidrase, histidin deaminase, super oksida demutase (SOD), dehidrogenase,
karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auksin,
pemanjangan sel dan ruas batang. (Jovita 2018).
D. Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan penyusun plastosianin protein di dalam kloroplas yang
membentuk rantai tranportase elektron dan menghubungkan dua system fotosintesis
secara fotokimia. Tembaga berperan dalam sintesis atau stabilitas klorofil atau
pigmen tanaman. mengaktifkan enzim sitokrom - oksidase, askorbit - oksidase, asam
butirat -fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat,
berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi
nitrogen secara simbiotis dan penyusunan lignin. (Damanik et.,al, 2011).
E. Molibden (Mo)
Didalam tanaman Molibdenum berperan sebagai komponen enzin-enzim
nitrat reduktase, nitrrogenase, dan sulfit oksidase. Fungsi utama Mo dalam tanaman
terangkum dalam system transfer electron. Sebagai contoh : Nitrat reduktase
memerlukan Mo untuk mereduksi NO3- dan nitrogenase memerlukan Mo untuk
menambat N2. (Damanik et.,al, 2011).
F. Boron (B)
Boron berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel,
permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Fungsi spesifik dari Boron
belum diketahui secara pasti,tapi diduga terlibat dalam metabolisme karbohidrat dan
mensintesis komponen-komponen penyusun dinding sel tanaman.( Wiraatmaja 2016).
G. Klor
Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel,
mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion
8

lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting dan
juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis. Didalam tubuh tanaman
khlor berperan penting dalam proses fotosintesis. Peranan Cl terutama menaikkan
tekanan osmotic sel dan menghasilkan hidrolifik akibat penambahan ion hidrasi
jaringan tanaman. (Jovita 2018).
9

KESIMPULAN
1. Hara mikro adalah elemen penting untuk pertumbuhan tanaman, tapi dibutuhkan
dalam jumlah yang sedikit.
2. Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa
makanan bagi tanaman untuk kelangsungan hidupnya.
3. Secara umum fungsi unsur hara mikro adalah : (1) Sebagai penyusun jaringan
tanaman (2) Sebagai katalisator (stimulant) (3) Mempengaruhi proses oksidasi dan
reduksi Tanaman . (4) Membantu mengatur kadar asam (5) Mempengaruhi nilai
osmotic tanaman . Mempengaruhi pemasukan unsur hara (6) Membantu
pertumbuhan tanaman.
10

DAFTAR PUSTAKA

Asngad.2013.Inovasi Pupuk Organik Kotoran Ayam Dan Eceng Gondok Dikombinasi


Dengan Bioteknologi Mikoriza Bentuk Granul Prodi Pend. Biologi, FKIP,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Laksono, Adi Bowo .2016. Unsur Hara Pada Tanaman (Esensial & Non Esensial).
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta

Sholihat, A. Makalah Unsur Hara Mikro Mn (Mangan) Diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kesuburan Tanah dan Nutrisi tanaman. Universitas Padjadjaran.
Bandung.

Munawwaroh, T. 2015. Gejala Defisiensi Unsur Hara Makro dan Mikro. Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Jovita, D. 2018. Analisis Unsurmakro (K, Ca, Mg) Mikro (Fe, Zn, Cu) Pada Lahan
Pertanian Dengan Metode Inductively Coupled Plasma Optical Emission
Spectrofotometry (Icp-Oes) (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Wiraatmaja, I. M. 2016. Bahan Ajar Pergerakan Hara Mineral Dalam Tanaman. Program
Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Unud. Denpasar.

Damanik, M.B, Hasibuan, B.E, Fauzi, Sarifuddin, Hanum, H. 2011. Kesuburan Tanah
dan Pemupukan. USU press. Medan

Hidayah, A. 2015. Ketersediaan Unsur Hara Mikro (Fe, Cu, Zn Dan Mn) Pada Lahan
Pertanian Di Kabupaten Banjarnegara. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian.
Pati.

Hisyam, M. 2016. Unsur Hara Mikro. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.


Bandung
.
Lohry, R . 2007. Micronutrients: Functions, Sources and Application Methods . Nutra
Flo Company. Sioux City, Iowa.

Sudarmi. 2013. Pentingnya Unsur Hara Mikro Bagi Pertumbuhan Tanaman. Fak
Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara. Sukoharjo.

Voss, R. 1998. Micronutrients. Department of Agronomy Iowa State University Ames,


IA.50011.Iowa City.
11
12

Anda mungkin juga menyukai