Anda di halaman 1dari 14

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bayam adalah tanaman yang termasuk dalam Famili Amaranthaceae,

dengan nama latin Amaranthus sp yang merupakan tanaman perdu dan semak.

Bayam memiliki banyak jenis, ada yang dibudidayakan dan ada yang tidak

dibudidayakan. Fungsi bayam sangat beragam dan bermanfaat, di antaranya

bayam dapat memperbaiki daya kerja ginjal, akarnya dapat digunakan untuk

mengobati penyakit disentri, mempercepat pertumbuhan sel, serta dapat

mempercepat proses penyembuhan bagi orang yang sedang menjalani perawatan

setelah sakit. Bayam juga dapat digunakan sebagai bahan untuk masakan seperti

gado-gado, sayur bening, pecel, dan lain-lain. Daun bayam juga dapat

dimanfaatkan untuk membuat keripik bayam yang rasanya gurih dan renyah

(Tafajani, 2011).

Bayam (Amaranthus tricolor L.) merupakan tanaman yang daunnya biasa

dikonsumsi sebagai sayuran, karena memiliki tekstur yang lunak. Kandungan

seratnya pun cukup tinggi sehingga dapat membantu memperlancar proses

pencernaan. Bayam kaya akan garam mineral seperti kalsium, fosfor, dan besi.

Bayam juga mengandung beberapa macam vitamin, seperti vitamin A, B, dan C

(Irma, 2015).

Kesuburan tanah di dalam pertanian adalah status tanah yang

menunjukkan kapasitas untuk memasok unsur-unsur esensial dalam jumlah yang

mencukupi untuk pertumbuhan tanaman. Kesuburan tanah dapat berubah,

menurun atau meningkat, dapat terjadi secara alami atau perbuatan manusia, dapat

berupa kurangnya konsentrasi unsur hara yang tersedia, kandungan bahan organik,
2

kapasitas tukar kation, dan perubahan pH yang disebut sebagai penurunan

kesuburan kimiawi. Selanjutkan pemberian pupuk, anorganik(pupuk organik)

selain bertujuan untuk menambah unsur hara juga untuk meningkatkan daya

mengikat air, meningkatkan aktivitas mikrobia tanah dan memperbaiki sifat fisik

tanah (Bulan, 2016).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari paper ini adalah untuk mengetahui

respon pemberian pupuk anorganikterhadap pertumbuhan tanaman

Bayam (Amaranthus sp.).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Dasar Hortikultura

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

Medan serta sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.


3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Kridhianto (2016) tanaman bayam merah diklasifikasikan dalam

sistematika tumbuhan adalah sebagai berikut; Kingdom : Plantae;

Divisi : Spermatophyta; Sub Divisio : Angiospermae; Kelas : Dycotiledoneae;

Ordo : Amaranthales; Family : Amaranthaceae; Genus : Amaranthus;

Spesies : Amaranthus tricolor L (Kridhianto, 2016).

Batang bayam umumnya tegak, tetapi ada pula yang jenis bayam yang

batangnya menjalar, ada yang batangnya bercabang ada pula yang tidak

bercabang. Warna batang juga ada yang hijau, merah, kuning atau kombinasinya

(Sahat dan Hidayat, 1996).

Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat

daun yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau

keputihan, dan berwarna merah (Kridhianto, 2016).

Bunga tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung

tanaman ataupun dari ketiak-ketiak daun. Bentuk malai bunga memajang mirip

ekor kucing, dan pembungaannya dapat berlangsung sepanjang musim atau tahun

(Ariyanto, 2008).

Biji bayam berbelah dua, warna kulit biji hitam atau coklat tua. Dari setiap

tandan (malai) bunga dapat dihasilkan ratusan hingga ribuan biji. Ukuran biji

sangat kecil, bentuknya bulat dan berwarna coklat tua mengkilap sampai hitam

kelam, namun pada varietas maksi bijinya berwarna putih sampai krem

(Kridhianto, 2016).

Sistem perakaran tanaman bayam merah adalah akar tunggang dan


4

menyebar. Akarnya berwarna putih kecoklatan, dengan rambut akar yang banyak,

tudung akar yang tepat posisinya menjadi organ penyerapan hara dan air dari

dalam tanah (Hadisoeganda, 1996).

Syarat Tumbuh

Iklim

Suhu udara yang dikehendaki sekitar 20-32º. Tanaman ini banyak

memerlukan banyak air, sehingga paling tepat ditanam pada awal musim

penghujan. Dapat ditanam pada awal musim kemarau pada tanah yang gembur

dan subur. Dan dapat tumbuh pada tanah liat asalkan tanah tersebut diberi pupuk

anorganik yang cukup. Untuk penanaman bayam merah di lahan yang luas,

pengadaan air dapat dilakukan dengan mengalirkan air lewat parit yang ada di

antara bedengan. Untuk tanaman bayam merah di halaman rumah atau pekarangan

yang sempit, apalagi di dalam pot, pemenuhan air dapat dilakukan dengan cara

menyiraminya (Saparinto, 2013).

Bayam sangat toleran terhadap besarnya perubahan keadaan iklim.

Faktorfaktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman antara

lain: ketinggian tempat, sinar matahari, suhu, dan kelembaban. Bayam dapat

tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah. Ketinggian tempat yang optimum

untuk pertumbuhan bayam yaitu kurang dari 1400 m dpl. Kondisi iklim yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan bayam adalah curah hujan yang mencapai lebih

dari 1500 mm/tahun, cahaya matahari penuh, suhu udara berkisar 17-28°C, serta

kelembaban udara 50-60% (Lestari, 2009).

Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40% - 60%.

Kebutuhan matahari 400 – 800 foot candless, curah hujan 1000 – 2000 mm /
5

tahun dengan kelembaban diatas 60%. Tanaman bayam dapat tumbuh optimal

pada ketinggian 0 – 700 meter. Namun pada umumnya tanaman ini lebih baik

tumbuh didataran tinggi yang bersuhu rendah. Tanaman bayam umumnya tumbuh

baik ditanah – tanah vulkanis atau ordo andisol, karena perakaran bayam yang

serabut. Namun iklim tanah ini harus dalam keadaan iklim mikro

(Hasintongan, 2013).

Tanah

Tanaman bayam biasanya tumbuh di daerah tropis dan menjadi tanaman

sayur yang penting bagi masyarakat di dataran rendah. Bayam merupakan

tanaman yang berumur tahunan, cepat tumbuh serta mudah ditanam pada kebun

ataupun ladang. Bayam mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan

tumbuh, sehingga dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Hasil

panen yang optimal ditentukan oleh pemilihan lokasi penanaman. Lokasi

penanaman harus memperhatikan persyaratan tumbuh bayam, yaitu: keadaan

lahan harus terbuka dan mendapat mendapat sinar matahari serta memiliki tanah

yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, memiliki pH 6-7 dan

tidak tergenang air (Rukmana, 1995).

Bayam merah dapat tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran rendah

maupun tinggi. Oleh karena itu, tanaman ini dapat ditaman di kebun dan

pekarangan rumah. Bayam merah biasa ditanam di tegalan. Waktu tanam yang

baik ialah awal musim hujan atau pada awal musim kemarau. Bayam merah akan

tumbuh dengan baik bila ditanam pada tanah dengan derajat keasaman (pH tanah)

sekitar 6-7. Bila pH kurang dari 6, tanaman bayam merah akan merana.

Sementara itu, pada pH di atas 7, tanaman bayam merah akan mengalami klorosis,
6

yaitu timbul warna putih kekuning-kuningan, terutama pada daun yang masih

muda (Saparinto, 2013).

Tanaman bayam tumbuh disemua jenis tanah seperti ultisol, inceptisol,

andisol, dan entisol. Pada tanah kering suplai air dibutuhkan agar menghindari

kekeringan yang mengakibatkan tanaman immobil. Pemberian air yang cukup,

aerase yang optimal dapat meningkatkan produksi daun bayam. Namun struktur

tanah yang keras akan menyebabkan daun tanaman layu dan tidak produktif.

Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah – tanah gambut. Namun perawatan tanah

tanaman harus secara intensif karena jika perawatan dilakukan secara

konvensional akan menyebabkan tanaman mengalami lalu permanen

(Hasintongan, 2013).
7

PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN


BAYAM (Amaranthus tricolor L.)

Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik atau disebut juga sebagai pupuk mineral adalah pupuk

yang mengandung satu atau lebih senyawa anorganik. Fungsi utama pupuk

anorganik adalah sebagai penambah unsur hara atau nutrisi tanaman. Dalam

aplikasinya, sering dijumpai beberapa kelebihan dan kelemahan pupuk anorganik.

(Semendaya et al., 2011).

Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur

hara yang dibutuhkan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya. Berdasarkan

asal pembuatannya pupuk dibedakan menjadi dua yaitu pupuk anorganik dan

organik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam

skala pabrik dari senyawa anorganik, sedangkan pupuk organik merupakan pupuk

yang berasal dari pelapukan tanaman, hewan, manusia, dan kotoran hewan. Pupuk

organik merupakan pupuk yang ramah lingkungan dan juga manusia (Putri, 2016).

Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik

dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk.

Sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya

terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah

melalui proses rekayasa, dapat dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk

mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Kandungan Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik merupakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan

tanaman baik tingkat tinggi atau rendah. Istilah pupuk umumnya berhubungan

dengan pupuk buatan. yang tidak hanya berisi unsur hara tanaman dalam bentuk
8

unsur nitrogen, tetapi juga dapat berbentuk campuran yang memberikan

bentuk-bentuk ion dari unsur hara yang dapat diabsorpsi oleh tanaman. Untuk

menunjang pertumbuhan tanaman secara normal diperlukan minimal 16 unsur di

dalamnya dan harus ada 3 unsur mutlak, yaitu nitrogen, fosfor dan kalium

(Yuliana et al., 2015).

Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk

tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya

mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan

sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu

unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan sebagainya

(Wahida, 2011).

Pupuk anorganik pro-analisis merupakan pupuk kimia buatan yang

mempunyai tingkat kemurnian hampir 100% Chlorella sp. dapat tumbuh dalam

berbagai media yang mengandung cukup unsur hara, seperti N, P, K dan unsur

mikro lainnya. Chlorellasp. akan tumbuh pada temperatur optimal 25°C. Unsur

yang diperlukan mikroalga dalam jumlah besar adalah karbon, nitrogen, fosfor,

sulfur,natrium, magnesium dan kalsium. Sedangkan unsur hara yang

dibutuhkandalam jumlah relatif sedikit adalah besi (Fe), tembaga (Cu), mangan

(Mn), seng (Zn), silicon (Si), boron (B), molybdenum (Mo), vanadium (V) dan

kobalt (Co) (Wiwie, 2011).

Kelebihan Pupuk Anorganik

Beberapa manfaat dan keunggulan pupuk anorganik antara lain: mampu

menyediakan hara dalam waktu relatif lebih cepat, menghasilkan nutrisi tersedia

yang siap diserap tanaman, kandungan jumlah nutrisi lebih banyak, tidak berbau
9

menyengat, praktis dan mudah diaplikasikan. Sedangkan kelemahan dari pupuk

anorganik adalah harga relatif mahal dan mudah larut dan mudah hilang,

menimbulkan polusi pada tanah apabila diberikan dalam dosis yang tinggi. Unsur

yang paling dominan dijumpai dalam pupuk anorganik adalah unsur N, P, dan K

(Pinem et al., 2015).

Keunggulan pupuk anorganik yaitu mengandung unsur hara tertentu,

misalnya nitrogen (N) saja, NPK atau mengandung semua unsur sehingga

penggunaannya dapat sesuaikan dengan kebutuhan tanaman, pupuk anorganik

biasanya mudah larut sehingga bisa lebih cepat dimanfaatkan tanaman,

pemakaiannya dan pengangkutannya lebih praktis, sedangkan kelemahan pupuk

anorganik mudah tercuci ke lapisan tanah bawah sehingga tidak terjangkau air,

beberapa jenis pupuk anorganik bisa menurunkan pH tanah atau berpengaruh

terhadap kemasaman tanah, penggunaan yang berlebihan dan terus-menerus,

tanpa diimbangi dengan pemberian pupuk organik, akan merubah struktur,

kimiawi, maupun biologis tanah (Yuliana et al., 2015).

Pupuk anorganik mudah didapat dan murah harganya sehingga sangat

efektif dan efisien bagi para petani dalam meningkatkan kesuburan tanah dan

tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian MOL

dan pupuk anorganik yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi

tanaman selada (Arinong et al., 2014).

Kekurangan Pupuk Anorganik

Penggunaan pupuk anorganik yang tak terkendali menjadi salah satu

penyebab penurunan kualitas kesuburan fisik dan kimia tanah. Keadaan ini

semakin diperparah oleh kegiatan pertanian secara terus menerus, sedang


10

pengembalian ke tanah pertanian hanya berupa pupuk kimia. Hal ini

mengakibatkan terdegradasinya daya dukung dan kualitas tanah pertanian

sehingga produktivitas lahan semakin menurun. Pupuk anorganik mempunyai

kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini

sangat sedikit atau pun hampir tidak mengandung unsur hara mikro

(Kusuma, 2015).

Karena bentuk unsur yang anorganik menyebabkan mikroba tanah sulit

mengurai, sehingga akan menumpuk menjadi residu yang dapat menyebabkan

mikroba penting yang berfungsi untuk menghasilkan bahan organik di dalam

tanah mati dan akan mengurangi kesuburan tanah. (Wiwie, 2011).

Di samping ada keuntungannya, pupuk ini juga mempunyai kelemahan,

yaitu tidak semua pupuk anorganik mengandung unsur yang lengkap (makro dan

mikro). Bahkan, ada yang hanya mengandung satu unsur saja. Oleh

karenanya,pemberiannya harus dibarengi dengan pupuk mikro dan pupuk

kandang atau kompos. Selain itu, pemakaian pupuk anorganik harus sesuai

dengan yang dianjurkan karena bila berlebihan dapat menyebabkan tanaman mati

(Ningsih, 2008).

Khasiat Pemberian Anorganik Terhadap Pertumbuhan Bayam


(Amaranthus tricolor L.)
Satu diantara pupuk anorganik adalah pupuk NPK. Pupuk NPK

merupakan pupuk majemuk yang memberikan unsur N, P, K bagi tanaman, jenis

pupuk NPK cukup banyak dipasaran dengan beragam kadar unsur yang

dikandungnya. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk bebentuk butiran yang

mengandung unsur hara, nitrogen, fospor dan kalium. Pupuk ini sangat baik untuk

mendukung masa pertumbuhan tanaman. Selain itu keuntungannya adalah unsur


11

hara makro yang disumbangkan dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman.

(Rinsema, 1989).

Aplikasi pupuk anorganik ke dalam tanah akan menjamin kondisi tanah

yang sehat. Tanah yang sehat merupakan prakondisi bagi kesehatan tanaman,

dimana kesehatan tanaman dipengaruhi langsung oleh penyerapan senyawa

organik tertentu yang dibentuk ketika organisme tanah memineralisasi bahan

organik dan pengaruh secara tidak langsung ketika suatu organisme tanah

menekan perkembangan organisme lain yang bisa mengganggu pertumbuhan

tanaman, sehingga dapat mengoptimalkan ketersediaan unsur hara dan

menyeimbangkan arus unsur hara (Arifah, 2013).

Pemberian pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman bayam. Hal ini disebabkan karena pupuk anorganik

mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap walaupun dengan jumlah

yang sedikit. Adanya pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman karena

pupuk anorganik mengandung unsur hara yang lengkap untuk menggemburkan

tanah dan memperbaiki struktur tanah. Hal ini mengakibatkan tinggi tanaman

yang bertambah tinggi ditambah pupuk anorganik dapat menaikkan daya serap air

sehingga kebutuhan tanaman akan air tercukupi (Ningsih, 2008).


12

KESIMPULAN

1. Pupuk anorganik atau disebut juga sebagai pupuk mineral adalah pupuk yang

mengandung satu atau lebih senyawa anorganik..


2. Pupuk anorganik mengandung unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium,

dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium).
3. Pupuk anorganik mudah didapat dan murah harganya sehingga sangat efektif

dan efisien bagi para petani dalam meningkatkan kesuburan tanah dan

tanaman.
4. Penggunaan pupuk anorganikyang terus menerus akan menyebabkan tanah

menjadi padat/mengeras (porositas tanah menurun)


5. Pupuk ini sangat baik untuk mendukung masa pertumbuhan tanaman. Selain
itu keuntungannya adalah unsur hara makro yang disumbangkan dapat
memenuhi kebutuhan hara tanaman.

DAFTAR PUSTAKA
13

Arifah, S. M. 2013. Aplikasi Macam Dan Dosis Pupuk Anorganik Pada Tanaman
Kentang. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Arinong, A. R., Vandalisna, dan Asni. 2014. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Sawi (Brassica juncea L) dengan Pemberian Mikroorganisme Lokal (Mol)
Dan Pupuk Anorganik Ayam. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
(STPP) GowaSulawesi Tenggara.

Ariyanto. 2008. Analisis Tata Niaga Sayuran Bayam. [Skripsi] Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Bulan, A., Napitupulu, M., Sutejo. 2016. Pengaruh Pupuk Gandasil B Dan Pupuk
AnorganikTerhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Panjang
(Vigna sinensis L.). Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945.
Samarinda.
Fazria, M. A. 2011. Pengukuran Zat besi dalam bayam merah dan suplemen
penambah darah serta penanganan terhadap peningkatan hemoglobin dan
zat besi dalam darah. [Skripsi] Universitas Indonesia, Depok. Juanda, D
dan Cahyono, B. 2000. Selasih. Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Bogor.
Hartatik, W., dan L.R. Widowati. 2005. Pupuk Anorganik . Laporan Bagian
Proyek Penelitian Sumberdaya Tanah dan Proyek Pengkajian Teknologi
Pertanian Partisipatif. Jambi.
Hasintongan, J. 2013. Budidaya Tanaman Bayam Merah (Amaranthus gangeticus
L.) Secara Organik. USU. Medan.
Irma, W. 2015. Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Morfologi Daun
Bayam (Amaranthus tricolor L.) dalam Skala Laboratorium. UMR. Riau.
Kridhianto, R. 2016. Pengaruh Macam Media Tanam dan Kemiringan Talang
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bayam Merah (Amaranthus tricolor
L.) pada Sistem Hidroponik NFT. UMS. Sidoarjo.
Kusuma, M. E. 2015. Pengaruh Lanjutan Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada
Pemotongan Kedua. Fakultas Peternakan Universitas Kristen Palangka
Raya. Palangka Raya.
Lestari, H. 2009. Pengaruh Lama Pada Berbagai Media Penyimpanan Bahan Stek
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selasih (Ocimum basilicum
L.) Universitas Sumatera Utara. Medan.
Ningsih, S. S. 2008. Pengaruh Pemberian Pupuk AnorganikDan Pupuk N (Za)
Terhadap Pertumbuhan Serta Produksi Tanaman Selasih
(Ocimum basilicum L.). Universitas Asahan. Kisaran.
Pinem, D. Y. F., Irmansyah, T., dan Sitepu, F. E. T. 2015. Respons Pertumbuhan
dan Produksi Brokoli Terhadap Pemberian Pupuk Anorganikdan Jamur
Pelarut Fosfat. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
14

Putri, S. Z. I. 2016. Efektivitas Pemberian Pupuk Organik Dan Interval


Penyiraman Leri Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah
(Alternanthera amoena Voss) Dengan Sistem Vertikultur. UMS. Surakarta.
Rukmana, R. 1995. Bayam Bertanam & Pengolahan Pascapanen. Kanisius.
Yogyakarta.
Semendaya, F. H., Yani, N. P. A., Samsudin, U., Aprimen., Pandiangan, M., dan
Putri, A. R. 2011. Pengaruh Jenis Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Bayam (Amaranthus sp) dan Kangkung Darat (Ipomoea
reptans). IPB. Bogor.
Saparinto, F. C. 2013. Viabilitas Awal, Daya Simpan dan Invigorasi Benih Selasih
(Ocimum basilicum L.). Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Tafajani. H, 2011, Panduan Komplit Bertanam Sayur dan Buah-buahan,
Yogyakarata, Cahaya Atma.
Wahida, Sennang, N. R., dan Hernusye, H. L. 2011. Aplikasi Pupuk
AnorganikPada Tiga Varietas Sorgum (Sorghum bicolor L. MOENCH).
Universitas Hasanuddin. Makassar
Wiwie. 2011. Pengaruh Beberapa Kombinasi Pupuk AnorganikDengan Npk (15 :
15 : 15) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Markisa Ungu
(Passiflora edulis var. edulis Sims.). Fakultas Pertanian Universitas
Andalas. Padang.
Yuliana, Rahmadani, E., dan Permanasari, I. 2015. Aplikasi Pupuk Anorganik
Sapi dan Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Di Media Gambut. Fakultas Pertanian
UIN Suska Riau. Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai

  • Acritical Journal Report
    Acritical Journal Report
    Dokumen7 halaman
    Acritical Journal Report
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kisia
    Tugas Kisia
    Dokumen3 halaman
    Tugas Kisia
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • Makalah Metopel Yunita
    Makalah Metopel Yunita
    Dokumen11 halaman
    Makalah Metopel Yunita
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • Mahluk Ghaib Dalam Pandangan Islam
    Mahluk Ghaib Dalam Pandangan Islam
    Dokumen4 halaman
    Mahluk Ghaib Dalam Pandangan Islam
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • KATA PENGANTAR Metopel Yunita
    KATA PENGANTAR Metopel Yunita
    Dokumen2 halaman
    KATA PENGANTAR Metopel Yunita
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • Metode Kesimp
    Metode Kesimp
    Dokumen20 halaman
    Metode Kesimp
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • ISI
    ISI
    Dokumen31 halaman
    ISI
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen26 halaman
    Isi
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • ISI
    ISI
    Dokumen31 halaman
    ISI
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen3 halaman
    Penda Hulu An
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • ISI
    ISI
    Dokumen31 halaman
    ISI
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen8 halaman
    Pendahuluan
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen12 halaman
    Pendahuluan
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen8 halaman
    Pendahuluan
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen2 halaman
    Penda Hulu An
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat
  • Lembar Acc
    Lembar Acc
    Dokumen4 halaman
    Lembar Acc
    Lenny Azhar
    Belum ada peringkat