Anda di halaman 1dari 34

Arief Yanto

Apendisitis

Kondisi dimana terjadi infeksi pada umbai
apendiks
Merupakan penyakit bedah abdomen yang
paling sering terjadi
Klasifikasi

Apendisitis akut

Apendisitis kronik
Apendisitis akut

 Nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan
nyeri viseral di daerah epigastrium disekitar
umbilikus.
 Keluhan ini sering disertai mual dan kadang
muntah.
 Umumnya nafsu makan menurun.
 Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke titik
mcBurney.
 Nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya
sehingga merupakan nyeri somatik setempat
Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika
ditemukan adanya :
 Riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2
minggu, radang kronik apendiks secara makroskopik
dan mikroskopik.
 Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis
menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau
total lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus
lama di mukosa , dan adanya sel inflamasi kronik.
Insiden apendisitis kronik antara 1-5%.
Etiologi

 Apendisitis akut merupakan merupakan infeksi
bakteria.
 Sumbatan lumen apendiks  hiperplasia jaringan
limfe, fekalit, tumor apendiks dan cacing askaris
 Erosi mukosa apendiks karena parasit seperti
E.histolytica
 Makan makanan rendah serat  konstipasi 
menaikkan tekanan intrasekal  sumbatan
fungsional apendiks dan meningkatnya
pertumbuhan kuman flora kolon
Manifestasi Klinis

Anoreksia, mual, muntah (50%)

Demam

Nyeri perut kanan bawah yang awalnya


timbul pada daerah epigastik atau
periumbilikal

Diare atau konstipasi (18%)

Onset/ timbul dalam waktu 48 jam (80%


dewasa)
Manifestasi Klinis

Nyeri kanan bawah (jarang)

Afebril/ tidak mengalami demam

nyeri hilang timbul yang dapat


menyerupai kondisi akut selama lebih dari
atau sama dengan tiga minggu

Munculnya nyeri/onset dua minggu atau


lebih (2%)
Patofisiologi

 Hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur
karena fibrosis, neoplasma  penyumbatan lumen
apendiks  Obstruksi  mukus yang diproduksi
mukosa mengalami bendungan  peningkatan
tekanan intralumen  menghambat aliran limfe 
edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa

Apendisitis akut lokal (nyeriepigastrium)



 Sekresi mukus terus berlanjut  tekanan akan terus
meningkat  obstruksi vena, edema bertambah, dan
bakteri akan menembus dinding  Peradangan
meluas dan mengenai peritoneum  nyeri di daerah
perut kanan bawah

Apendisitis supuratif akut



 Tekanan meningkat  aliran arteri terganggu 
infark dinding apendiks diikuti gangren

Apendisitis gangrenosa.

 Dinding apendiks rapuh  pecah

Apendisitis perforasi.

 Perforasi lebih mudah terjadi pada anak-anak dan


lansia
Pemeriksaan diagnostik

Laboratorium:
 Darah lengkap  ditemukan jumlah leukosit antara
10.000-20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas
75%.
 Test protein reaktif (CRP)  ditemukan jumlah
serum yang meningkat

Radiologi:
 Ultrasonografi  ditemukan bagian memanjang pada
tempat yang terjadi inflamasi pada apendiks
 CT-scan  ditemukan bagian menyilang dengan
apendikalit serta perluasan dari apendiks yang
mengalami inflamasi serta pelebaran sekum
Penatalaksanaan

 Tindakan pre operatif:
Penderita di rawat, diberikan antibiotik dan kompres
untuk menurunkan suhu penderita, pasien diminta
untuk tirah baring dan dipuasakan.
 Tindakan operatif : appendiktomi.
 Tindakan post operatif,
Klien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur
seama 2 x 30 menit, hari berikutnya makanan lunak
dan berdiri tegak di luar kamar, hari ketujuh luka
jahitan diangkat, klien pulang
Asuhan keperawatan

Pengkajian

 Biodata
 Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat dan nomor register.

 Lingkungan
 Dengan adanya lingkungan yang bersih, maka daya
tahan tubuh penderita akan lebih baik daripada
tinggal di lingkungan yang kotor.

 Riwayat kesehatan
 Keluhan utama : Nyeri pada daerah kuadran kanan
bawah, nyeri sekitar umbilikus, nyeri saat batuk
(Dunphy sign)
 Riwayat kesehatan dahulu: Riwayat operasi
sebelumnya pada kolon.
 Riwayat kesehatan sekarang: Sejak kapan keluhan
dirasakan, berapa lama keluhan terjadi, bagaimana
sifat dan hebatnya keluhan, dimana keluhan timbul,
keadaan apa yang memperberat dan memperingan
Peeriksaan fisik

 Inspeksi
 Pada apendisitis akut sering ditemukan adanya
abdominal swelling, sehingga pada pemeriksaan
jenis ini biasa ditemukan distensi abdomen

 Palpasi
 Pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan
terasa nyeri.
 Dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri.
 Nyeri tekan perut kanan bawah merupakan kunci
diagnosis dari apendisitis.
 Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasakan nyeri
pada perut kanan bawah, ini disebut tanda Rovsing
(Rovsing sign).
 Tekanan pada perut kiri dilepas maka juga akan terasa
sakit di perut kanan bawah, ini disebut tanda Blumberg
(Blumberg sign).

 Colok dubur
 Pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis untuk
menentukkan letak apendiks apabila letaknya sulit
diketahui.
 Jika saat dilakukan pemeriksaan ini terasa nyeri,
maka kemungkinan apendiks yang meradang di
daerah pelvis.
 Pemeriksaan ini merupakan kunci diagnosis
apendisitis pelvika.

 Uji psoas dan uji obturator
 Untuk mengetahui letak apendiks yang meradang.
 Uji psoas dilakukan dengan rangsangan otot psoas
mayor lewat hiperekstensi sendi panggul kanan,
kemudian paha kanan ditahan.
 Bila apendiks yang meradang menempel pada m.psoas
mayor, maka tindakan tersebut akan menimbulkan
nyeri.

 Sedangkan pada uji obturator dilakukan gerakan
fleksi dan andorotasi sendi panggul pada posisi
terlentang.
 Bila apendiks yang meradang kontak dengan
m.obturator internus yang merupakan dinding
panggul kecil, maka tindakan ini akan menimbulkan
nyeri.
 Pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis pelvika
Perubahan pola fungsi

 Aktivitas / istirahat : Gejala : Malaise.
 Sirkulasi : Takikardi.
 Eliminasi : Konstipasi pada awitan awal. Diare
(kadang-kadang). Distensi abdomen, nyeri tekan/
nyeri lepas, kekakuan. Penurunan atau tidak ada
bising usus.
 Makanan / cairan : Anoreksia, Mual/muntah.
 Nyeri / kenyamanan :

 Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang
meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc.Burney ,
meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas
dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi atau
infark pada apendiks).
 Keluhan berbagai rasa nyeri/ gejala tak jelas
(berhubungan dengan lokasi apendiks, contoh : retrosekal
atau sebelah ureter). Perilaku berhati-hati ; berbaring ke
samping atau telentang dengan lutut ditekuk.
 Meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah karena
posisi ekstensi kaki kanan/ posisi duduk tegak. Nyeri
lepas pada sisi kiri diduga inflamasi peritoneal.

 Pernapasan : Takipnea, pernapasan dangkal.
 Keamanan: Demam (biasanya rendah).
Diagnosa Keperawatan

Preoperasi
 Nyeri akut b/d obstruksi dan inflamasi apendiks
 Resiko tinggi terhadap infeksi b/d perforasi pada
Apendiks dan tidak adekuatnya pertahanan utama.
 Resiko Volume cairan kurang dari kebutuhan b/d
intake cairan yang tidak adekuat
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
b/d intake yang tidak adekuat

Post operasi
 Resiko kekurangan volume cairan /d pembatasan
pemasukan cairan secara oral
 Nyeri akut b/d adanya luka insisi bedah
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
interupsi mekanis pada kulit/jaringan
Rencana tindakan

 Diagnosa:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d intake yang tidak adekuat
 Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam kebutuhan nutrisi terpenuhi

 Kriteria hasil:
 Nafsu makan meningkat
 Berat badan normal
 Bising usus normal
 Nilai laboratorium normal
 Konjungtiva dan mukosa tidak pucat

 Rencana tindakan:
 Kaji pola nutrisi klien
 Kaji respon mual, muntah
 Timbang berat badan tiap hari
 Lakukan tindakan pemasangan NGT bila perlu
 Berikan nutrisi cair melalui NGT
 Lakukan oral hygiene

 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi
cair
 Berikan program terapi nutrisi parenteral
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai