Apendisitis
Kondisi dimana terjadi infeksi pada umbai
apendiks
Merupakan penyakit bedah abdomen yang
paling sering terjadi
Klasifikasi
Apendisitis akut
Apendisitis kronik
Apendisitis akut
Nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan
nyeri viseral di daerah epigastrium disekitar
umbilikus.
Keluhan ini sering disertai mual dan kadang
muntah.
Umumnya nafsu makan menurun.
Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke titik
mcBurney.
Nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya
sehingga merupakan nyeri somatik setempat
Apendisitis kronis
Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika
ditemukan adanya :
Riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2
minggu, radang kronik apendiks secara makroskopik
dan mikroskopik.
Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis
menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau
total lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus
lama di mukosa , dan adanya sel inflamasi kronik.
Insiden apendisitis kronik antara 1-5%.
Etiologi
Apendisitis akut merupakan merupakan infeksi
bakteria.
Sumbatan lumen apendiks hiperplasia jaringan
limfe, fekalit, tumor apendiks dan cacing askaris
Erosi mukosa apendiks karena parasit seperti
E.histolytica
Makan makanan rendah serat konstipasi
menaikkan tekanan intrasekal sumbatan
fungsional apendiks dan meningkatnya
pertumbuhan kuman flora kolon
Manifestasi Klinis
Anoreksia, mual, muntah (50%)
Demam
Apendisitis gangrenosa.
Dinding apendiks rapuh pecah
Apendisitis perforasi.
Lingkungan
Dengan adanya lingkungan yang bersih, maka daya
tahan tubuh penderita akan lebih baik daripada
tinggal di lingkungan yang kotor.
Riwayat kesehatan
Keluhan utama : Nyeri pada daerah kuadran kanan
bawah, nyeri sekitar umbilikus, nyeri saat batuk
(Dunphy sign)
Riwayat kesehatan dahulu: Riwayat operasi
sebelumnya pada kolon.
Riwayat kesehatan sekarang: Sejak kapan keluhan
dirasakan, berapa lama keluhan terjadi, bagaimana
sifat dan hebatnya keluhan, dimana keluhan timbul,
keadaan apa yang memperberat dan memperingan
Peeriksaan fisik
Inspeksi
Pada apendisitis akut sering ditemukan adanya
abdominal swelling, sehingga pada pemeriksaan
jenis ini biasa ditemukan distensi abdomen
Palpasi
Pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan
terasa nyeri.
Dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri.
Nyeri tekan perut kanan bawah merupakan kunci
diagnosis dari apendisitis.
Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasakan nyeri
pada perut kanan bawah, ini disebut tanda Rovsing
(Rovsing sign).
Tekanan pada perut kiri dilepas maka juga akan terasa
sakit di perut kanan bawah, ini disebut tanda Blumberg
(Blumberg sign).
Colok dubur
Pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis untuk
menentukkan letak apendiks apabila letaknya sulit
diketahui.
Jika saat dilakukan pemeriksaan ini terasa nyeri,
maka kemungkinan apendiks yang meradang di
daerah pelvis.
Pemeriksaan ini merupakan kunci diagnosis
apendisitis pelvika.
Uji psoas dan uji obturator
Untuk mengetahui letak apendiks yang meradang.
Uji psoas dilakukan dengan rangsangan otot psoas
mayor lewat hiperekstensi sendi panggul kanan,
kemudian paha kanan ditahan.
Bila apendiks yang meradang menempel pada m.psoas
mayor, maka tindakan tersebut akan menimbulkan
nyeri.
Sedangkan pada uji obturator dilakukan gerakan
fleksi dan andorotasi sendi panggul pada posisi
terlentang.
Bila apendiks yang meradang kontak dengan
m.obturator internus yang merupakan dinding
panggul kecil, maka tindakan ini akan menimbulkan
nyeri.
Pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis pelvika
Perubahan pola fungsi
Aktivitas / istirahat : Gejala : Malaise.
Sirkulasi : Takikardi.
Eliminasi : Konstipasi pada awitan awal. Diare
(kadang-kadang). Distensi abdomen, nyeri tekan/
nyeri lepas, kekakuan. Penurunan atau tidak ada
bising usus.
Makanan / cairan : Anoreksia, Mual/muntah.
Nyeri / kenyamanan :
Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang
meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc.Burney ,
meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas
dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi atau
infark pada apendiks).
Keluhan berbagai rasa nyeri/ gejala tak jelas
(berhubungan dengan lokasi apendiks, contoh : retrosekal
atau sebelah ureter). Perilaku berhati-hati ; berbaring ke
samping atau telentang dengan lutut ditekuk.
Meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah karena
posisi ekstensi kaki kanan/ posisi duduk tegak. Nyeri
lepas pada sisi kiri diduga inflamasi peritoneal.
Pernapasan : Takipnea, pernapasan dangkal.
Keamanan: Demam (biasanya rendah).
Diagnosa Keperawatan
Preoperasi
Nyeri akut b/d obstruksi dan inflamasi apendiks
Resiko tinggi terhadap infeksi b/d perforasi pada
Apendiks dan tidak adekuatnya pertahanan utama.
Resiko Volume cairan kurang dari kebutuhan b/d
intake cairan yang tidak adekuat
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
b/d intake yang tidak adekuat
Post operasi
Resiko kekurangan volume cairan /d pembatasan
pemasukan cairan secara oral
Nyeri akut b/d adanya luka insisi bedah
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
interupsi mekanis pada kulit/jaringan
Rencana tindakan
Diagnosa:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d intake yang tidak adekuat
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil:
Nafsu makan meningkat
Berat badan normal
Bising usus normal
Nilai laboratorium normal
Konjungtiva dan mukosa tidak pucat
Rencana tindakan:
Kaji pola nutrisi klien
Kaji respon mual, muntah
Timbang berat badan tiap hari
Lakukan tindakan pemasangan NGT bila perlu
Berikan nutrisi cair melalui NGT
Lakukan oral hygiene
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi
cair
Berikan program terapi nutrisi parenteral
Terima kasih