Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN KEKAMBUHAN

Topik : Pencegahan Kekambuhan


Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Desember 2018
Pukul : 10.00 -10.30 WIB
Penyuluh : Nadori
Tempat : Rumah pasien
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Memberikan pendidikan tentang peran keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Memberikan pendidikan kesehatan tentang :
1. Pengertian Kekambuhan
2. Tanda dan gejala kekambuhan klien gangguan jiwa
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan klien
4. Peran klien dan keluarga dalam pencegahan kekambuhan.

B. Sasaran : Pasien dan Keluarga

C. Pokok bahasan : Pencegahan Kekambuhan


a. Pengertian Kekambuhan
b. Tanda dan gejala kekambuhan klien gangguan jiwa
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan klien
d. Peran klien dan keluarga dalam pencegahan kekambuhan.

D. Metode : 1. Ceramah
2. Diskusi

E. Media : 1. Leaflet
F. Pelaksanaan Kegiatan
NO KEGIATAN PENYULUH PESERTA WAKTU
1 Pembukaan 1. Mengucapkan Menjawab salam 5 menit
salam
2. Menjelaskan Mendengarkan
tujuan dan kontrak
waktu
2 Pembahasan 1. Menjelaskan materi Mendengarkan dan 15 menit
a. Pengertian memperhatikan
Kekambuhan
b. Tanda dan gejala
kekambuhan klien
gangguan jiwa
c. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
kekambuhan klien
d. Peran klien dan
keluarga dalam
pencegahan
kekambuhan.

3 Penutup dan 1. Mengevaluasi Menjawab 10 menit


salam secara lisan dan
melihat tingkat Mendengarkan
pemahaman
tentang
pencegahan
kekambuhan
2. Memberikan salam Menjawab salam
penutup

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan dengan melakukan
konsultasi materi yang akan disampaikan saat penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Kegiatan berlangsung tepat waktu
3. Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu :
1) Memahami dan mampu menjelaskan kembali Apa yang dimaksud
Kekambuhan
2) Memahami dan mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala gangguan
Kekambuhan
3) Memahami Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kekambuhan
4) Memahami Apa yang dapat dilakukan keluarga untuk mencegah kekambuhan
Lampiran materi
PERAN KELUARGA DALAM PENANGANAN KEKAMBUHAN PASIEN GANGGUAN
JIWA

1. Kekambuhan
Kekambuhan adalah kembalinya suatu penyakit setelah tampaknya mereda
kekambuhan yaitu kembalinya gejala – gejala penyakit sehingga cukup parah dan
mengganggu aktivitas sehari – hari dan memerlukan rawat inap dan rawat jalan yang tidak
terjadwal (Dorland, 2012).
2. Tanda – tanda kekambuhan
Tahap I : Penderita memperlihatkan ketegangan yang berlebihan (overextension), sering
mengeluh cemas terus – menerus, tak dapat konsentrasi, lupa kat – kata dalam
pertengahan kalimat, adanya hambatan mental dalam aktivitas dan penampilan
diri yang menurun.
Tahap II : Memperlihatkan keterbatasan tingkat kesadaran (retriction conciusness),
depresi, mudah bosan, apatis, obsesional dan fobia, mengeluh sakit di seluruh
tubuh (somatisasi), menarik diri dari aktivitas sehari – hari dan membatasi
stimulus eksternal.
Tahap III : Kadang-kadang menunjukan penampilan psikotik (gangguan jiwa yang ditandai
dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi seperti
halusinasi, waham atau perilaku kacau) , hipomania (mengalami sakit atau
gangguan jiwa tetapi seperti orang yang sehat), gangguan persepsi, gangguan isi
pikir dan gagal memakai mekanisme pembelaan yang matang
Tahap IV : Memperlihatkan gejala psikotik yang jelas, adanya halusinasi dan waham secara
terus menerus
Tahap V : Penderita tidak lagi mengenal keluarga dan menganggap keluarga sebagai
penipu. Dapat pula penderita mengamuk.
Tahap VI : Penderita nampak seperti robot dan bingung serta gelisah (Keliat, 2010)
Jika muncul tanda – tanda di atas segera :
¨ bantu klien untuk mengungkapkan apa yang dirasakan
¨ segera kontrol ke RS, sehingga segera mendapat pertolongan.
3. Penyebab kekambuhan
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kekambuhan pada penderita gangguan jiwa
menurut Keliat (dalam ivones 2013) adalah
1. Faktor penderita.
Penderita yang tidak teratur dalam meminum obat dapat menyebabkan kekambuhan
gangguan jiwa. Menurut penelitian, 25%-50% penderita yang pulang dari rumah sakit
jiwa tidak meminum obat secara teratur.\
2. Faktor dokter.
Pemakaian obat secara teratur dapat mengurungi kekambuhan, tetapi pemakain obat
neuroleptik dalam jangka lama dapat menyebabkan efek samping berupa Tardive
Diskinesia (gerakan tidak terkontrol)yang dapat mengganggu hubungan social.
3. Factor penanggung jawab klien ( case manajer)
Setelah klien pulang kerumah setelah dirawat di Rumah sakit, maka perawat Puskesmas
bertanggung jawab terhadap adaptasi klien dirumah
4. Faktor keluarga.
Menurut penelitian (di Inggris dan Amerika), keluarga dengan ekspresi emosi yang
tinggi seperti bermusuhan, mengkritik, tidak ramah, banyak menekan dan menyalahkan,
menyebabkan 57% penderita kembali kambuh dalam waktu 9 bulan. Sebaliknya keluarga
dengan ekspresi emosi yang rendah, hanya 17% penderita yang kambuh. Selain itu faktor
yang berpengaruh juga adalah perubahan stres, baik yang menyenangkan maupun yang
menyedihkan.
5. Faktor masyarakat.
Faktor masyarakat lebih banyak berkaitan dengan stigma negatif yang tertuju kepada
penderita gangguan kejiwaan. Penderita dijuluki orang gila atau stres, dianggap
membahayakan, menakutkan, dan menjadi bahan olok-olokan. Semua stigma itu, justru
mempersempit kehidupan sosial mereka yang semestinya dibantu dan diperbaiki. Mereka
menjadi sulit mendapat pekerjaan, merasa malu bergaul, takut salah, dan merasa tidak
berguna.
4. Pencegahan Kekambuhan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah kekambuhan antara lain :
1. Mengenali penyakit mental yakni Dengan Membaca sebanyak mungkin tentang penyakit
dan pengobatannya, jika ada yang tidak dimengerti, bisa ditanyakan ke pelayanan
kesehatan
2. Hidup sehat, yakni dengan Jangan menkonsumsi alkohol atau obat lain, karena dapat
meningkatkan risiko kekambuhan. Tetap jaga makanan yang sehat, dan berolahraga
secara teratur
3. Jaga pola tidur yang efektif
4. Terus menkonsumsi obat sampai dokter menyarankan untuk berhenti.
5. Hindari stress
6. Tetap berinteraksi dengan orang sekitar.
7. Siapa saja yang kamu ceritakan tentang penyakit mental kamu? harusnya itu bersifat
pribadi, sementara pandangan orang lain tentang penyakit mental sangatlah berbeda
dibanding dulu. Namun kamu setidaknya memiliki satu teman curhat yang bisa di
andalkan, untuk mencegah penyakit tersebut kambuh lagi. Selain itu dengan dukungan
keluarga mampu membuat mereka dapat berhubungan sosial dengan orang lain.
8. Cobalah untuk mengembangkan kehidupan yang seimbang, dengan berfokus sepenuhnya
pada satu bidang, seperti pekerjaan atau hobi, Ini mungkin tampak mudah pada awalnya
untuk melarikan diri dari depresi yang kamu rasakan, namun bagaimanapun, strategi
koping ini mungkin tidak bekerja, dan kamu akan perlu mengembangkan aspek-aspek
lain dari kehidupan yang lainnya. Hal ini penting untuk tetap berhubungan dengan semua
aspek kehidupan disekelilingmu, seperti kegiatan sekolah, bekerja atau relawan, keluarga
dan teman-teman, dan hobi.
9. Mengidentifikasi dukungan dari keluarga dan teman-teman pada klien, karena Ini dapat
membantu keluarga dapat mengenali gejala gangguan jiwa yang khas, dan dapat
membantu dalam mencari pengobatan jika diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai