Abstract
2. Persamaan pada GCS adalah y = -3,405 + Keselamatan Lalu Lintas di Bank Dunia, Jose
(0,495) (GCS). Luis Irigoyen, negara-negara berkembang
3. Variabel GCS, memiliki korelasi positif seperti Indonesia menyumbang 90% jumlah
terhadap survival pasien cedera kepala kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Setiap
dalam 7 hari perawatan. hari rata-rata 120 orang meninggal akibat
kecelakaan lalu lintas di Indonesia dengan 60%
Tabel 6. Nilai AUC dan p Value Uji Hosmer kematian berasal dari pengendara roda dua atau
and Lamesho pada GCS tiga dan 80%nya korbannya adalah laki-laki.
Nilai p Value Uji Hosmer Dengan uji Mann-Whitney didapatkan
AUC and Lamesho bahwa GCS memiliki hubungan yang
GCS 0,818 0,231 bermakna dengan mortality pasien dalam 7 hari
Sumber : Data primer diolah, 2017 perawatan. Menurut kesimpulan hasil
penelitian ini, GCS memiliki hubungan yang
Nilai p value dari GCS memiliki nilai p bermakna sekaligus berpengaruh terhadap
value > 0.05. Sehingga disimpulkan bahwa mortality pasien cedera kepala. Hasil tersebut
GCS memiliki kalibrasi yang baik. Nilai AUC menunjukkan bahwa hasil pengukuran GCS
dari GCS adalah 0.818, dengan interpretasi secara tidak langsung menunjukkan tingkat
sangat kuat. Sehingga GCS memiliki keberfungsian otak sebagai pusat kontrol
diskriminasi dan kalibrasi yang baik. fungsi organ dari seluruh tubuh manusia,
kegagalan fungsi organ dapat berdampak
Tabel 7. Akurasi GCS langsung pada kelangsungan hidup seseorang.
Kemampuan Prediksi % Menurut hasil penelitian Grace & Borley
Hidup Mati (2008), pasien cedera kepala dengan GCS 15
GCS 22 25 46,8 memiliki prediksi mortality sebesar 1%,
7 96 93,2 sedangkan GCS 8 - 12 memiliki prediksi
Sumber : Data primer diolah, 2017 mortality yang meningkat menjadi 5% dan
pasien cedera kepala dengan GCS 8 prediksi
Berdasarkan hasil analisis uji multivariat mortalitynya naik menjadi 40%. Menurut
regresi logistik, GCS memiliki sensitivity Signorini (1999), GCS dapat digunakan untuk
(a/(a+c))= 22/29= 0.7586 (75.86%), specificity memprediksi risiko kematian di awal trauma.
(d/(b+d))= 96/121= 0,7934 (79,34%), Positive Bahkan menurut hasil penelitian dari Mahdian
Predictive Value (PPV) (a/(a+b))= 22/47= et al. (2014), GCS lebih sensitif daripada
0.468 (46.8%), dan Negative Predictive Value prediksi dengan cerebral state index.
(NPV) (d/(c+d))= 96/103= 0.932 (93.2%). Pengukuran GCS secara tidak langsung
menunjukkan tingkat keberfungsian otak
4. PEMBAHASAN sebagai pusat fungsi kontrol seluruh organ
Data yang didapat menunjukkkan bahwa pada tubuh manusia dan alat ukur kuantitatif
pada periode pengambilan sampel, rerata usia berat ringannya cedera yang terjadi pada pasien
penderita cedera kepala adalah 40,17 (19-68) dengan truma kepala (Ting et al., 2010).
tahun, dengan prevalensi laki-laki yang Menurut hasil penelitian Grace & Borley
terbanyak (69,8%), dan mekanisme cedera (2008), bahwa pasien cedera kepala dengan
terbanyak adalah kecelakaan lalu lintas GCS 15 maka tingkat kematiannya 1%, GCS 8
(88,7%). Hasil tersebut bersesuaian dengan - 12 tingkat kematiannya 5% dan GCS 8
hasil penelitian Tjahjadi et al. (2013) yang tingkat kematiannya naik menjadi 40%.
menyatakan bahwa jumlah pasien laki-laki Sehingga semakin rendah hasil penilaian GCS,
yang mengalami cedera kepala (61 orang atau maka semakin berat tingkat kerusakan
81.96%) lebih banyak dibandingkan jumlah neurologis maka semakin buruk pula prognosis
pasien perempuan (11 orang atau 18.04%). pasien cedera kepala (Ting et al., 2010).
Menurut Amanda & Marbun (2014), laki- Hasil penilaian GCS bergantung pada
laki adalah korban kecelakaan yang paling respon serebrum terhadap rangsangan aferen.
banyak di Indonesia, bahkan jumlahnya Variasi dari nilai GCS disebabkan oleh
termasuk dalam lima besar penyebab utama gangguan fungsi serebrum atau gangguan di
kematian di Indonesia. Menurut Spesialis batang otak yang mempengaruhi jalannya
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-1 TAHUN 2017 | 98