Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setelah melahirkan, proses pemulihan kesehatan ibu merupakan hal yang
sangat penting dan perlu mendapat perhatian. Masa pemulihan ini lebih
dikenal dengan masa nifas ( Puerperium ) yang dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat - alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu atau 42
hari (Manuaba, 1998). Masa nifas tidak kalah penting dengan masa-masa
ketika hamil, karena pada saat ini organ-organ reproduksi sedang mengalami
proses pemulihan setelah terjadinya proses kehamilan dan persalinan.
Pada masa nifas ini, terjadi banyak perubahan pada tubuh ibu, Salah satu
diantaranya adanya perubahan tinggi fundus uteri atau involusi rahim
(Prawirohardjo, 2002). Demikian pula dinding perut yang tadinya longgar,
kini mulai mengencang kembali dan payudara ibu semakin membesar karena
adanya produksi ASI. Involusi uterus pada ibu post partum merupakan proses
yang sangat penting dalam penyembuhan pasca persalinan. Mobilisasi dini
merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar dan mencegah
terhambatnya proses involusi uterus pada ibu post partum. Sedangkan pada
ibu post sectio caesaria mobilisasi dini dapat dilakukan secara bertahap mulai
dari menggerakan anggota tubuhnya dengan cara menggerakan lengan,
tangan, kaki, dan jari-jarinya setelah 6 jam post operasi section caesaria
( Kasdu, 2003).
Faktor – faktor yang menyebabkan tindakan mobilisasi dini tidak dapat
segera dilakukan pada ibu post sectio caesaria adalah ketidaksiapan secara
psikologis yang menyebabkan pasien takut untuk bergerak. Sering kali dengan
keluhan nyeri pada daerah operasi, klien tidak mau melakukan mobilisasi
ataupun dengan alasan takut jahitan lepas klien tidak berani merubah posisi
sehingga akan sulit untuk memulai mobilisasi dini. Selain itu, ibu tidak
mengerti sehingga tidak mau melakukan mobilisasi dini.

1
Akibat dari tidak dilakukannya mobilisasi dini adalah peningkatan suhu
tubuh karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak
dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi
adalah peningkatan suhu tubuh, akibat lainnya yaitu adanya resiko perdarahan
yang abnormal apabila tidak melakukan mobilisasi dini, karena dengan
mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras maka
resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan karena kontraksi
membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka. Tidak dilakukannya
mobilisasi secara dini juga akan menghambat pengeluaran darah dan sisa
plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus dengan kata
lain terjadi gangguan involusi uterus (Lailia, 2009).
Upaya tenaga kesehatan untuk dapat mendorong ibu yang baru
melahirkan dengan operasi agar segera menggerakan anggota tubuhnya
dengan memberikan bimbingan, KIE serta motivasi kepada ibu nifas post
sectio caesaria. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan ibu post sectio caesaria sehingga ibu dapat melakukan mobilisasi
secara dini. Pelaksanaan mobilisasi secara dini dapat menurunkan resiko
terjadinya komplikasi atau penyulit pada masa nifas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka dirumuskan
permasalahan yaitu:
Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu post sectio caesaria ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Setelah melakukan praktek klinik kebidanan tiga diharapkan
mahasiswa mampu untuk memberikan asuhan pada bayi yang
mengalami diare.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Pengkajian data subyektif dari ibu dengan post sectio caesaria.
2. Pengkajian data obyektif dari ibu dengan post sectio caesaria.
3. Membuat assessment pada ibu post sectio caesaria.
4. Membuat perencanaan pada ibu post sectio caesaria.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Masa Nifas Pasca Operasi Sectio Caesaria

3
Menurut Kasdu, (2003),setelah dari ruang operasi, pasien akan
dibawa ke ruang pemulihan. Diruang ini berbagai pemeriksaan akan
dilakukan meliputi pemeriksaan tingkat kesadaran, sirkulasi pernafasan,
tekanan darah, suhu tubuh, jumlah urine yang terkumpul dalam kantong
urine, jumlah darah dalam tubuh, serta jumlah dan bentuk cairan lochea.
Ini untuk memastikan tidak ditemukannya gumpalan darah yang abnormal
atau perdarahan yang berlebihan, kondisi rahim (uterus), dan leher rahim
dalam kondisi normal serta akan dipantau juga keadaan emosional secara
umum. Setelah melewati perawatan di ruang pemulihan ibu akan di
pinahkan ke ruang rawat inap dan akan menjalani pemeriksaan dan
pemantauan seperti : .

(1) Efek pembiusan


Jika pasien mendapatkan bius epidural maka efek biusnya kecil
dan apabila menggunakan anastesi spinal, tungkai bawah akan terasa
kebas atau baal dan tidak dapat digerakkan dalam beberapa jam.
Namun, apabila menggunakan anstesi umum maka pasien akan merasa
ngantuk, serta nyeri kerongkongan (akibat selang yang biasanya
dimasukkan lewat hidung dan kerongkongan untuk membantu
pernafasan). Selain itu mulut akan terasa kering selama beberapa jam
pertama setelah operasi.
(2) Buang air kecil
Kateter untuk membuang air kecil akan terus digunakan sampai
sekitar 12-24 jam pasca bedah. Efek pembiusan yang diberikan pada
saat melahirkan bisa mempengaruhi kemampuan untuk mengosongkan
kandung kemih. Akibatnya, ibu tidak dapat merasakan apakah kandung
kemih penuh atau sudah kosong.

(3) Makan dan minum


Pemeriksaan organ pencernaan dilakukan 6 jam setelah bedah.
Pada ibu yang menggunakan bius total, ibu dapat minum setelah
berhasil buang gas. Setelah itu ibu boleh minum sedikit demi sedikit

4
dan makan makanan yang lembut dalam jumlah yang terbatas. Apabila
usus besar sudah dapat bekerja kembali, infus yang terpasang akan
dilepas dan ibu dianjurkan untuk makan dan minum dalam jumlah
yang banyak. Namun apabila organ pencernaan belum kembali normal
maka ibu belum diperbolehkan untuk makan dan minum.
(4) Bekas Luka
Jahitan bekas luka di perut ibu akan ditutupi dengan kain kasa
lembut. Apabila basah dan berdarah harus dibuka dan diganti. Kasa
perut akan diganti pada hari ke 3-4 sebelum pulang dan seterusnya ibu
akan menggantinya setiap hari. Luka dapat diberi salep betadine
sedikit. Apabila jahitan luka tidak terserap secara otomatis ,jahitan
perlu dibuka. Hal ini dapat dilakukan 5 hari pasca bedah dengan
menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman.
(5) Buang air besar
Pada umumnya ibu akan buang air besar pada hari ketiga dan
banyak ibu yang mengalami sembelit. Keadaan ini terjadi pada hari –
hari pertama sampai hari ke lima pasca operasi. Sembelit setelah
persalinan disebabkan karena sejumlah besar cairan hilang dari tubuh,
sedangkan dubur menyerap air sebanyak mungkin dari tinja agar
cairan tubuh seimbang. Untuk mengatasi sembelit di anjurkan ibu
untuk mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi dan buah-buahan.
(6) Perdarahan
Banyaknya perdarahan yang keluar pada beberapa jam pertama
mirip dengan haid normal bahkan lebih banyak. Lochea akan tetap
berwarna merah selama 2 - 3 hari pertama, kemudian secara bertahap
berubah menjadi kecoklatan kemudian akan berhenti sama sekali..
Cepatnya perubahan warna lochia menunjukkan cepatnya rahim
kembali ke kondisi dan ukuran yang normal. Lochea akan berhenti
pada sekitar 14 hari setelah persalinan.
(7) Infeksi
Ada beberapa infeksi yang yang mungkin terjadi setelah
persalinan. Infeksi yang mungkin terjadi adalah akibat sayatan operasi.

5
Infeksi ini menyebabkan suhu tubuh meningkat. Keadaan ini sering
terjadi pada hari pertama setelah operasi. Biasanya demam akan
muncul pada hari ketiga atau keempat setelah persalinan. Namun,
demam tidak hanya bersumber pada infeksi akibat sayatan operasi
tetapi bisa juga karena masalah lain seperti payudara yang
mengencang pada saat air susu yang pertama kali mengalir atau karena
luka pada puting susu yang ditandai dengan kulit payudara menjadi
berwarna merah serta nyeri jika di tekan dan agak mengeras. Infeksi
lain bisa disebabkan karena infeksi endometrium dan infeksi dapat
terjadi apabila tidak membersihkan daerah vagina, tempat keluarnya
lochea setelah persalinan.
(8) Perubahan Emosi
Setelah mengalami bedah caesar, beberapa wanita akan mengalami
perasaan emosi yang berubah- ubah. Kebanyakan ibu mengalami
perasaan sedih setelah melahirkan. Keadaan ini yang lebih di kenal
dengan istilah baby blues. Banyak faktor fisik yang dapat
mempengaruhi ketidak stabilan emosi ibu setelah melahirkan karena
ibu merasa kelelahan akibat proses persalinan yang baru dilaluinya,
setelah itu sakit yang dirasakan ibu setelah melahirkan tidak ada
habisnya. Untuk mengurangi tekanan perasaan yang di alami ibu perlu
adanya dukungan dari keluarga untuk mengurangi rasa kecemasan ibu
yang berlebihan.
(9) Ciri khas dari ibu post sectio caesaria menurut Kasdu (2003) adalah :
a. Memiliki kemungkinan resiko lima kali lebih besar dibandingkan
dengan post partum normal.
b. Membutuhkan perawatan inap lebih lama
c. Tidak terjadi robekan pada perineum, terdapat bekas luka irisan
operasi pada abdomen
d. Tidak terjadi kerusakan otot dasar panggul, robekan otot spingter
anus, dan inkontinensia alvi (ketidakmampuan menahan keluarnya
faeces)
e. Setelah operasi ibu tidak langsung minum dan makan, kedua hal

6
tersebut dapat ibu lakukan setelah fungsi organ pencernaan sudah
kembali normal, dan pada bius total, ibu ibu diperbolehkan minum
setelah operasi apabila telah berhasil buang gas, dan dilanjutkan
dengan makan makanan yang lembut dalam jumlah yang terbatas.
f. Efek pembiusan pada ibu yang menggunakan anastesi spinal
adalah tungkai bawah akan terasa kebas dan tidak dapat digerakkan
selama beberapa jam. Sedangkan apabila operasi menggunakan
anastesi umum, biasanya pasien akan mengantuk, serta nyeri
kerongkongan (akibat selang yang biasanya di masukkan ke dalam
mulut dan kerongkongan untuk membantu pernafasan), selain itu
mulut akan terasa kering selama beberapa jam pertama setelah
operasi.
(10) Mobilisasi Dini
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas
mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya selekas mungkin berjalan (Soelaiman, 1993).
Konsep mobilisasi mula – mula berasal dari ambulasi dini yang
merupakan pengembalian secara berangsur – angsur ke tahap
mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi (Roper, 1996).
Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau
adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam
melahirkan dengan persalianan caesar.
a. Tujuan Mobilisasi

Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut Garrison (2004),


antara lain :
a. Mempertahankan fungsi tubuh
b. Memperlancar peredaran darah sehingga mempercepat
penyembuhan luka
c. Membantu pernafasan menjadi lebih baik
d. Mempertahankan tonus otot
e. Memperlancar eliminasi alvi dan urin

7
f. Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat
kembali normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak
harian.
g. Memberi kesempatan pasien untuk berinteraksi atau
berkomunikasi
Tujuan dilakukannya mobilisasi dini pada ibu post sectio
caesaria adalah untuk membantu jalannya penyembuhan pada
ibu yang melahirkan dengan sectio caesaria.

B. Pengertian Masa Nifas Normal (Post Partum)


Masa Nifas (puerperium) adalah masa waktu antara kelahiran placenta dan
membran (yang menandai berakhirnya periode inpartu), sampai waktu menuju
kembalinya fungsi organ reproduksi wanita tersebut ke kondisi tidak hamil.
Pada Masa Nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis, yaitu :
 Perubahan fisik
 Involusi uterus dan pengeluaran lokia
 Laktasi/pengeluaran ASI
 Perubahan sistem tubuh lainnya
 Perubahan psikis

1. Tujuan Asuhan Masa Nifas


 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis
 Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan
perawatan bayi sehat.
 Memberikan pelayanan KB.

2. Program Kebijakan Teknis


Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status
ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani
masalah-masalah yang terjadi.

Kunjungan Waktu Tujuan


1. 6-8 jam setelah  Mencegah perdarahan masa nifas
persalinan karena atonia uteri.
 Mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan : rujuk bila perdarahan

8
berlanjut.
 Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
 Pemberian ASI awal
 Melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir.
 Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi.
Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai ibu dan
bayi dalam keadaan stabil.

2. 6 hari setelah  Memastikan involusi uterus berjalan


normal, uterus berkontraksi, fundus
persalinan
dibawah umbilikus, tidaka ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
 Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau perdarahan abnormal.
 Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan, dan istirahat.
 Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
 Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayitetap hangat dan merawat
bayi sehari- hari
3. 2 minggu setelah Sama seperti diatas (6 hari setelah
persalinan persalinan).
4. 6 minggu setelah  Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
penyulit yang ia atau bayi alami.
persalinan
 Memberikan konseling tentang KB.

3. Tindakan yang baik untuk Asuhan Masa Nifas normal pada ibu.

Tindakan Deskripsi dan Keterangan

9
Kebersihan  Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
Diri  Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk
membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari
depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah
sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap
BAB dan BAK.
 Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya 2 kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika
telah dicuci dengan baik dan keringkan dibawah sinar
matahari lalu disetrika.
 Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
 Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan
kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
Istirahat  Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan.
 Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan RT biasa
perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi
bayi tidur.
 Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam bebrerapa
hal :
 Mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi.
 Memperlambat proses involusi uterus dan
memperbanyak perdarahan.
 Menyebabkan depresi dan ketidakmampuaan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri.
Latihan  Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan
panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini
menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga
mengurangi rasa sakit pada punggung.
Gizi Ibu harus menyusui :
 Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
 Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup.
 Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk

10
minum setiap kali menyusui).
 Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.
 Minum kapsul vitamin A.
Perawatan  Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
Payudara  Menggunaklan BH yang menyokong payudara.
 Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang
keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui.
Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak
lecet.
 Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam.
ASI dikeluarkan dan diminumkan persendok.
 Untuk menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1
tablet setiap hari 4-6 jam.
 Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI dapat
dilakukan :
 Pengompresan payudara dengan menggunakan kain
basah dan hangat selama 5 menit.
 Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau
gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z”
menuju puting.
 Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara
sehingga puting susu menjadi lunak.
 Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat
menghisap seluruh ASI dikeluarkan dengan tangan.
 Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
 Payudara dikeringkan.
Hubungan Secara fisik aman melakukan hubungan suami istri begitu darah
perkawinan merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya
RT kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
KB Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Srtiap pasangan harus menentukan
sendiri alat kontrasepsi yang digunakan setelah mendapatkan
penjelasan mengenai semua alat kontrasepsi dari bidan atau
petugas kesehatan.

11
4. Tanda – tanda bahaya nifas
a. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba- tiba bertambah banyak
(lebih dari darah haid, sampai 2 kali ganti pembalut dalam ½ jam).
b. Pengeluaran vagina yang baunya busuk
c. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung
d. Rasa sakit kepala yang sakit terus menerus, nyeri ulu hati atau masalah
penglihatan
e. Pembengkakan di muka dan tangan
f. Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil
g. Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan nyeri
h. Kehilangan nafsu makan yang lama
i. Rasa sakit, merah, lunak, pembengkakan di kaki
j. Terasa sangat sedih dan tidak mampu mengasuh sendiri bayinya
k. Merasa sangat letih atau nafas terengah – engah.

5. Pengetahuan masa nifas untuk perawatan bayi sehari – hari :


a. Memandikan bayi
Memandikan bayi dilakukan 2 kali sehari dengan air hangat sekitar
dengan suhu 38ºC yaitu 1ºC di atas suhu normal
b. Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat dilakukan dengan tehnik bersih dan kering,
diganti setiap mandi atau bila basah
c. Menjaga kehangatn bayi dilakukan dengan menyelimuti bayi dengan
kain hangat dan kering.

12
BAB III
TINJAUAN ASKEB
(POST PARTUM)

I. Pengumpulan Data
Semua ibu memerlukan penilaian yang cermat dan pengamatan dalam
awal masa nifas sebelum ibu dipulangkan dari klinik atau sebelum bidan
meninggalkan rumah ibu. Proses pelaksanaan kebidanan harus dipakai untuk :
 Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
 Memberi konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda bahaya, menjaga gizi yang baik serta
mempraktekkan kebersihan yang aman.
 Memfasilitasi ikatan bhatin antar ibu dan bayi.
 Memulai dan mendorong pemberian ASI.

A. Pengkajian Fisik dan Psikososial


Sebelum ibu pulang, bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan
bahwa keadaan ibu sudah stabil.
Komponen-komponen pemeriksaan fisik dan penilaian :
 Kesehatan umum : bagaimana perasaan ibu.
 Tanda-tanda vitalnya
 Fundus
 Lokia
 Kandung kemih

Pada 2-6 Jam PP


a) Menanyakan perasaan ibu tentang kelahiran bayi.
b) Menanyaklan tentang kelahiran :
 Tempat melahirkan
 Komplikasi yang dialami selama proses persalinan dan setelah
persalinan.
 Jenis persalinan
 Robekan/episiotomi
c) Menanyakan tentang keluhan : lelah, ngantuk, sakit kepala,/hal
ysang ingin diketahui ibu.
d) Menanyakan apakah ibu sudah mengkonsumsi zat besi dan obat-
obatan lain.
e) Menanyakan ibu tentang imunisasi TT.
f) Menanyakan pola makan dan minum ibu
 Perubahan

13
 Jenis
 Frekuensi
 Pantang
 Disenangi
g) Menanyakan tentang pola istirahat dan tidur.
h) Menanyakan kesulitan dalam berjalan.
i) Menanyakan tentang persalinan sebelumnya.
j) Menanyakan tentang aktivitas (mobilisasi dini).
k) Menanyakan keluhan BAB dan BAK
l) Menanyakan pengalaman menyusui (frekuensi, lamanya menyusui,
masalah/tidak nyaman/perasaan ibu saat menyusui).
m) Menanyakan siapa yang membantu ibu menyusui dan merawat
bayinya.
n) Amati penampilan emosi selama kunjungan.
o) Menanyakan dukungan keluarga tentang kelahiran ini.

B. Pengkajian Psikologis dan Pengetahuan Ibu


a) Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami
kebanyakan ibu hamil dan bersalin.
b) Kekecewaan pada kemampuan merawat bayi setelah pulang.
c) Rasa takut oleh karena tidak menarik lagi bagi suami
Wanita yang rentan depresi berat :
 Kehamilan yang tidak diharapkan
 Kesulitan perkawinan yang besar
d) Perilaku yang berhubungan dengan tanda yang harus diwaspadai terkait
dengan ikatan ibu/bayi :
 Tidak adanya interaksi yang memberi dukungan antara pasangan
orang tua.
 Tidak ada komentar tentang bayi/kekecewaan yang nyata tentang
jenis kelamin bayi.
e) Tanda-tanda gejala ibu yang mempunyai reaksi psikologis yang lebih
parah :
 Tidak bisa tidur, nafsu makan berkurang, merasa tidak dapat
merawat diri dan bayinya
 Berfikir untuk mencederai diri dan bayi
 seolah mendengar suara-suara, tidak dapat berfikir dengan jernih,
perilaku aneh.
 Kehilangan dengan hubungan kenyataan, halusinasi dan khayalan.
 Menyangkal bayi yang dilahirkan sebagai anaknya.
f) Pengetahuan
Mengkaji hal-hal yang ingin diketahui ibu terkait dengan nifas.

C. Riwayat Penyakit
Penyakit Jantung, Hipertensi, asthma, DM, gangguan pembekuan darah.

14
D. Pemeriksaan Fisik
Penilaian fisik didasarkan pada perubahan-perubahan yang diharapkan
terjadi. Hal ini dilakukan setiap hari selama di RS.
a) Tanda-tanda Vital
 Tekanan Darah
Tekanan darah diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama atau
sampai stabil, kemudian setiap 30 menit untuk jam-jam berikutnya.
Tekanan darah ibu mungkin sedikit meningkat karena upaya
persalinan dan keletihan.

 Nadi
Nadi diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil,
kemudian setiap 30 menit pada jam-jam berikutnya. Nadi kembali ke
frekuensi normal dalam 1 jam.
 Suhu
Suhu tubuh periksa sekali pada 1 jam kemudian sesuai dengan
aturan RS.
 Pernafasan
Pernafasan diukur sambil mengukur suhu.
b) Payudara
Pemeriksaan payudara setiap 6-8 jam selama rawat inap di RS meliputi :
 Inspeksi
Ukuran, bentuk, kesimetrisan, lecet pada puting susu, ada tidaknya
pembesaran.
 Palpasi
Ada tidaknya abses atau bengkak, masa, pembesaran kelenjar getah
bening.
 Pijatan pada puting susu
Warna, konsistensi dan jumlah cairan dari puting susu (perdarahan)
sekresi air susu. Pada saat pemeriksaan ibu berbaring dengan lengan
kiri berada diatas kepala. Palpasi payudara dari puting sampai ketiak.
c) Uterus
 Satu jam pertama diperiksa setiap 15 menit. Adapun hal-hal yang
diperiksa adalah :
 Ukuran
 Lokia(letaknya terhadap garis tengah dan umbilikus)
 Konsistensi (kekerasan)
 Rasa nyeri
 Kemudian setiap 30 menit untuk jam-jam berikutnya.
d) Kandung kemih
Diperiksa setiap mengkaji uterus. Ada tidaknya distensi kandung
kemih dan ada tidaknya kelainan letak dari uterus. Jika kandung kemih

15
penuh, terasa masa kistik supra pubik, fundus berada diatas umbilikus.
Distensi meningkat menandakan infeksi kandung kemih.
e) Genetalia
Vulva dan Vagina
 Warna
 Kemerahan/iritasi
 Ulkus/lesi
 Cairan (warna, konsistensi, jumlah)
f) Perinium
 Kemerahan, edema, echimosis dan pengeluaran.
 Penyembuhan Laserasi, apakah ada luka tidak menutup atau
bernanah.
g) Ekstremitas
 Varices/edema
 Kemerahan pada betis
 Palpasi kaki, bila didapat nyeri betis (tanda human) dengan memijat.
 Nyeri hebat pada lipat paha
 Kaki susah bergerak lebih panas dari kaki yang lain.

II. ASSESEMENT
Assesement dibuat untuk menentukan diagnosa serta masalah dari ibu post
partum.
III. Perencanaan Asuhan Kebidanan
Perencanaan asuhan kebidanan dibuat untuk merencanakan asuhan apa
yang tepat diberikan pada permasalahan yang dialami ibu post partum
sehingga tidak terjadi masalah yang serius.

BAB III
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS “MD”
P1001 POST SC 1 HARI
TANGGAL 23 APRIL 2010 PUKUL 14.00
DI RUANG NIFAS BRSU TABANAN

I. Pengumpulan Data
(Tanggal 23 April 2010 pk. 14.00 wita, oleh kelompok IIE)

16
A. Data Subyektif
1. Identitas Ibu Suami
Nama : “MD” “RD”
Umur : 23 thn 22 thn
Suku / Bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMP SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat Rmh : Br. Anyar pemenang, Tabanan
CM : 281924
2. Alasan Dirawat
Ibu masih dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, ibu
masih memerlukan perawatan.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih merasa nyeri pada daerah luka
jahitan.
.4 Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini adalah pernikahan ibu yang pertama
dan status sah. Umur ibu saat menikah 23 tahun, suami 22 tahun,
lama menikah 4 bulan.
.5 Riwayat Kehamilan Sekarang
Dari buku KIA didapatkan data HPHT tanggal 17-7-2009,
TP tanggal 24-4-2010. Selama hamil ibu memeriksakan
kehamilannya di Bidan dan Dokter SpOG. Ibu sudah melakukan
USG dan dikatakan normal. Selama hamil ibu hanya minum obat
yang diberikan oleh Bidan dan Dokter SpOG yaitu vitamin B6, Vit
C, SF, kalk. Ibu tidak pernah mengalami masalah dan tanda bahaya
selama kehamilan.
.6 Riwayat Persalinan Sekarang
Ibu melahirkan tanggal 22 April 2010 di Rumah Sakit
Umum Tabanan. Ibu datang ke Rumah Sakit mengeluh sakit perut
hilang timbul sejak pukul 07.30 (21 April 2010) ada pengeluaran
lendir bercampur darah dan tidak ada pengeluaran air. Lama kala I
12 jam, karena panggul ibu diduga sempit akhirnya ibu dilakukan
persalinan SC. Ibu masuk ke ruang operasi pukul 11.10 wita dan
keluar dari ruang operasi pukul 13.10 wita. Plasenta lahir lengkap
tidak ada kalsifikasi.
7. Bayi Baru Lahir

17
Bayi lahir tanggal 22 April 2010, pukul 12.15 wita, bayi
segera dibawa ke ruang VK karena bayi segera setelah lahir tidak
segera menangis, gerak lemah, tangis merintih, A-S 9. Ibu
mengatakan umur kehamilan ibu saat melahirkan 9 bulan, dengan
BB : 3200 gram, PB : 50 cm dan JK : Perempuan.
8. Riwayat Masa Nifas
Ibu dirawat dari tanggal 21 April 2010 dan keluhan yang
dirasakan ibu selama dirawat adalah nyeri pada luka jahitan. Ibu
tidak pernah mengalami komplikasi selama dirawat.
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas

A Tahun UK Pe Persalinan Penyulit Keadaan


na lahir ny Tmp Pnlg Jenis BBL J Penyulit nifas skrg
k ulit K
ke
1 2010 9 tdk RS dr. SC 3200 P Tidak Tidak Sehat
bln ada SpOg gram ada Ada
2

10. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual


a. Data Biologis
a. Bernafas
Ibu tidak ada keluhan dalam bernafas.
b. Pola Nutrisi
Ibu sehabis melahirkan ibu puasa selama 6 jam
setelah itu ibu sudah dapat minum 1 gelas susu tanpa sisa.
Ibu makan 1 piring bubur saring, minum 2 gelas air putih
sejak tadi pagi. Ibu tidak ada pantangan/alergi terhadap
makanan tertentu.
3. Pola Eliminasi
Ibu belum dapat BAB sehabis melahirkan dan ibu
masih menggunakan kateter. Sebelum operasi ibu sudah
BAB tanggal 22-3-2010 pk. 09.00 wita dengan keadaan
lembek, warna dan bau khas, tidak ada keluhan.
4. Pola Istirahat dan Tidur

18
Ibu sudah dapat istirahat sehabis melahirkan, tetapi
hanya sebentar karena ibu masih merasa nyeri pada luka
jahitan dan masih berada dalam suasana Rumah Sakit.
5. Aktivitas Kegiatan Sehari – hari
Ibu mengatakan masih merasa kesulitan untuk bergerak
sendiri karena nyeri pada luka jahitan, sehingga masih
harus dibantu suami atau keluarga. Ibu dalam posisi
terlentang selama 6 jam dan dapat sambil menggerakkan
kaki. Aktifitas yang ibu lakukan miring kanan dan kiri. Ibu
sudah dapat melakukan mobilisasi dengan aktif.
b. Data Psikologis
Ibu mengatakan sangat senang karena kehamilan dan
persalinannya berjalan lancar serta anaknya lahir dengan
selamat, sebelumnya ibu belum pernah melahirkan dan ini
merupakan pengalaman pertama ibu mengikuti proses
persalinan. Ibu tidak merasakan kekecewaan setelah ibu
melahirkan.
c. Data Sosial Budaya
Ibu mengatakan yang membantu ibu dalam merawat bayi
adalah mertua, suami selalu membantu dan mengingatkan ibu
untuk minum obat. Ibu mengatakan didalam keluarga yang
mengambil keputusan adalah suami. Didalam keluarga ibu dan
suami tidak ada kebiasaan yang merugikan kesehatan seperti
merokok, minum minuman keras, mengkonsumsi obat – obatan
terlarang. Didalam keluarga ibu dan suami tidak ada
kepercayaan atau adat-istiadat yang dapat merugikan kesehatan
ibu nifas dan bayi. Riwayat KB dan Rencana Masa Datang
11. Menyusui
Ibu mengatakan belum bisa menyusui karena ibu masih
susah untuk bergerak dan ASInya mulai keluar sedikit. Ibu
berencana akan memberikan ASI kepada anaknya hingga berusia
2 tahun.
12. Rencana Pengasuhan
Ibu akan mengasuh bayinya sendiri dengan dibantu oleh
suami dan keluarga.
13. Rencana Penggunaan Kontrasepsi

19
Ibu ingin memiliki dua orang anak. Ibu berencana untuk
menggunakan alat kontrasepsi hingga anaknya berusia 3 tahun
barulah ibu ingin hamil lagi. Tetapi belum menentukan akan
memakai alat kontrasepsi jenis apa.
14. Pengetahuan Ibu
Ibu mengatakan sudah mengetahui cara mencegah
hipotermi pada bayi, perawatan bayi sehari-hari. Ibu belum
mengetahui tentang tanda bahaya nifas hari I, perawatan
payudara dan perawatan tali pusat.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik, kesadaran CM
b. TTV : S :36,2OC, N :80 x/menit, R :20 x/menit,
TD : 120/70 mmHg.
2. Pemeriksaan Sistematis dan Khusus Obstetri
a. Kepala dan Leher
- Wajah : tidak oedema, tidak pucat.
- Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih.
- Bibir : tidak pucat, bersih, mukosa bibir lembab.
- Tenggorokan : tidak ada radang.
- Leher : tidak ada pelebaran vena jugularis, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.
b. Payudara
- Bentuk : simetris
- Pengeluaran : ada pengeluaran colostrum
- Puting susu : keadaan bersih, elastis dan puting susu
menonjol. Tidak ada pembengkakan, tidak ada warna
kemerahan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada rasa panas.
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe pada axila.
c. Abdomen
- Inspeksi : ada luka bekas operasi, perban kering dan
bersih.
- Palpasi : TFU: 2jari bawah pusat, fundus teraba
keras, posisi rahim ditengah, kandung kemih kosong.
d. Genitalia
- Vulva dan vagina
Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada warna
kemerahan, ada pengeluaran lochea rubra ± 50 cc, bau amis
dan tidak ada gumpalan darah.

20
e. Perineum
Perineum utuh, tidak ada tanda-tanda infeksi.
f. Anus
Tidak haemorhoid dan keadaan bersih.
g. Ekstremitas
Bentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada
tanda homan, dan tidak ada kemerahan atau nyeri pada betis.
C. Pemeriksaan Penunjang
Lab tanggal 23-4-2010 pk. 14.00 wita
- WBC : 16,7 k/ul
- HGB : 10,3 gr%
- PLT : 13,5 k/ul
D. Instruksi Therapy
- IVFD D5% : RL 4:1 dengan tetesan 28 tts/mnt
- oksitosin drip 12 jam dalam infus
- injeksi cefotaxime 3x1
C. Assesment
P1001 post SC hari I, nyeri luka jahitan
D. Planning
1. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
2. Jelaskan bahwa nyeri adalah hal yang fisiologis dan cara mengatasinya
3. Jelaskan mengenai perawatan tali pusat
4. Jelaskan mengenai tanda bahaya masa nifas
5. Jelaskan pada ibu tentang perawatan payudara
6. Bimbing ibu untuk mobilisasi lanjutan
7. Membantu ibu memberikan suasana yang nyaman
8. Lakukan observasi trias nifas dan tanda – tanda vital

CATATAN TINDAKAN (IMPLEMENTASI NOTES)

Nama : Ibu ’’MD’’


Umur : 23 tahun
JK : Perempuan
Alamat : Br. Anyar, Kediri, Tabanan

Hari/Tgl/Jam Implementasi Hari/Tgl/Jam Evaluasi Paraf

21
Senin 23-04- Menjelaskan pada ibu 14.26 Wita Ibu mengerti
2010 dan keluarga tentang dengan
Pk.14.20 hasil pemeriksaan penjelasan yang
diberikan dan
tampak tenang
dan senang
setelah
mengetahui hasil
pemeriksaan

14.26 Wita Menjelaskan pada ibu 14.28 Wita Ibu mengerti


bahwa nyeri pada dengan
daerah jahitan penjelasan yang
merupakan hal yang diberikan
fisiologis dan
memberitahu cara
mengatasinya

14.28 Wita Menjelaskan pada ibu 14.35 Wita Ibu mengerti


tentang cara dengan
perawatan tali pusat penjelasan yang
yaitu merawat tali diberikan dan
pusat dengan gaas berjanji akn
kering melakukannya
dirumah.

14.35 Wita Menjelaskan 14.40 Wita Ibu mengerti


mengenai tanda dengan
bahaya masa nifas penjelasan yang
hari I seperti diberikan dan
perdarahan mampu
mengulang
penjelasan yang
diberikan

14.40 Wita Menjelaskan pada ibu 14.45Wita Ibu mengerti


tentang perawatan dengan
payudara penjelasan yang
diberikan

14.45 Wita Membimbing ibu 14.50 Wita Ibu mengerti


untuk melakukan dengan
mobilisasi lanjutan penjelasan yang
yaitu untuk belajar diberikan dan
duduk pada hari berjanji akan
kedua belajar duduk

22
15300 Wita Mengobservasi trias 15.31 Wita TD: 120/ 80
nifas, tanda – tanda mmHg,
vital dan observasi N : 84x/mnt,
intake output S : 36ºC.
R : 24x/mnt
ASI keluar
sedikit, tidak ada
pembengkakan
pada payudara,
TFU 2 jari bawah
pusat, lochea
rubra ± 1
pembalut.

16.00 Wita Memberikan injeksi 12.05 Wita Injeksi sudah


Cefotaxime 1gr diberikan dan
tidak ada reaksi
alergi

16.05 Melakukan vulva 16.15 Wita Vulva hygiene


hygiene sudah dilakukan,
dan tampak
pengeluaran
lochea rubra 1
pembalut penuh

19.00 Wita Melakukan operan 19.15 Wita Operan telah


pasien dilakukan,
keadaan ibu
terlampir pada
catatan
perkembangan

20.00 Wita Mengobservasi Keadaan umum


keadaan umum ibu baik

Mengobservasi trias TD : 120/80


nifas dan TTV mmHg, N : 80
x/mnt,S : 36,5 0C,
ASI keluar
sedikit-sedikit,
kontraksi baik,
TFU 2 jari bawah
pusat, tidak ada
perdarahan aktif.

23
12.00 Memberikan injeksi 12.10 Wita Injeksi telah
cefotaxime 1 gram dilakukan dan
tidak ada reaksi
24 April alergi
2010
04.00 Wita Melakukan vulva 04.10 Vulva hygiene
hygiene sudah dilakukan,
dan tampak
pengeluaran
lochea rubra 1
pembalut penuh

05.00 Wita Mengobservasi trias 05.20 Wita TD : 120/80


nifas, tanda – tanda mmHg, N : 80
vital dan observasi x/mnt,S : 36,5 0C,
intake output ASI keluar
sedikit-sedikit,
kontraksi baik,
TFU 2 jari bawah
pusat, tidak ada
perdarahan aktif.

07.00 Wita Melakukan operan 07.10 Wita Operan pasien


pasien sudah dilakukan
keadaan pasien
dicatat dalam
catatan
perkembangan

08.00 Wita Mengobservasi trias 08.15 Wita ASI keluar


nifas sedikit-sedikit,
kontraksi baik,
pengeluaran
lochea rubra ± 30
cc

08.00 Wita Member injeksi 08.15 Injeksi sudah


cefotaxim 1 g diberikan dan
tidak ada reaksi
alergi

10.00 Wita Melakukan vulva 10.15 Vulva hygiene


hygiene dan aff sudah dilakukan,
kateter dan tampak
pengeluaran
lochea rubra 1
pembalut penuh,
kateter sudah

24
dilepas

10.30 Wita Mengikuti visite 10.35 Wita Sesuai dengan


Dokter advise Dokter
untuk melakukan
aff infus setelah
flash terakhir
habis dan therapy
diganti dengan
obat oral yaitu :
- Amoxicillin
3x500 mg
- Asam
mefenamat
3x500 mg
- SF 1x1

11.00 Wita Mengobservasi trias 11.25 Wita TD : 120/80


nifas dan tanda-tanda mmHg, N : 80
vital x/mnt,S : 36,5 0C,
ASI keluar
sedikit-sedikit,
kontraksi baik,
TFU 2 jari bawah
pusat, tidak ada
perdarahan aktif.

13.30 Wita Melakukan operan 13.40 Wita Operan pasien


pasien sudah dilakukan
keadaan pasien
dicatat dalam
catatan
perkembangan

14.00 Wita Mengobservasi 14.10 Wita Keadaan umum


keadaan umum ibu baik

14.30 Wita Mengikuti visite 14.40 Wita Sesuai dengan


Dokter advise Dokter
untuk melakukan
aff infus setelah
flash terakhir
habis dan therapy
diganti dengan
obat oral yaitu :
- Amoxicillin
3x500 mg
- Asam

25
mefenamat
3x500 mg
- SF 1x1

15.00 Wita Mengobservasi trias 15.20 Wita TD : 110/70


nifas dan TTV mmHg, N : 78
x/mnt,S : 36,2 0C,
ASI keluar
sedikit-sedikit,
payudara agak
keras, kontraksi
baik, TFU 2 jari
bawah pusat,
tidak ada
perdarahan aktif.

15.30 Wita Aff infuse 15.50 Wita Infuse sudah


dilepas

16.30 Wita Mengobservasi 16.40 Wita Operan pasien


keadaan umum ibu sudah dilakukan
keadaan pasien
dicatat dalam
catatan
perkembangan
Keadaan umum
baik

19.00 Wita Mengingatkan ibu 19.15 Wita Ibu barjanji akan


untuk minum obat minum obat
secara teratur secara teratur
sesuai dosis yang
dianjurkan

20.00 Wita Melakukan operan 19.40 Wita Operan telah


dilakukan

21.00 Wita Melakukan observasi 20.10 Wita TD : 110/70


trias nifas dan TTV mmHg, N : 82
x/mnt,S : 36 0C,
ASI keluar
sedikit-sedikit,
payudara agak
keras, kontraksi
baik, TFU 2 jari
bawah pusat,
tidak ada
perdarahan aktif.

26
21.20 Wita Mengingatkan ibu 21.22 Wita Ibu sudah
untuk istirahat yang istirahat cukup
cukup sesuai dengan
anjuran

25 Maret
2010
05.00 Wita Melakukan 05.30 Wita Perawatan
perawatan payudara payudara sudah
dilakukan dan
payudara sudah
terasa lebih
lembek

07.00 Wita Melakukan operan 07.15 Wita Operan pasien


pasien sudah dilakukan
keadaan pasien
dicatat dalam
catatan
perkembangan

09.00 Wita Membagikan obat 09.10 Wita Obat sudah


oral untuk ibu dibagikan sesuai
dosis dan ibu
berjanji akan
meminumnya
sesuai dosis

10.00 Wita Mengobservasi 10.20 Wita Keadaan umum


keadaan umum ibu ibu baik

11.00 Wita Mengobservasi trias 11.30 Wita TD : 120/80


nifas dan TTV mmHg, N : 80
x/mnt,S : 36,6 0C,
ASI keluar lancar,
kontraksi baik,
TFU 2 jari bawah
pusat, tidak ada
perdarahan aktif.

11.30 Wita Mengingatkan ibu 11.32 Wita Ibu berjanji akan


untuk minum obat minum obat
sesuai dosis

11.32 Wita Menjelaskan pada ibu 11.35 Wita Ibu mengerti


tentang perawatan dengan

27
bayi sehari-hari penjelasan
petugas

12.00 Memperbolehkan ibu 12.05 Ibu telah


untuk pulang mengurus
administrasi dan
segera pulang
-

Catatan Perkembangan (SOAP)

Nama : Ibu “WK” JK : Perempuan


Umur : 35 Alamat: Br. Bugbugan, Marga, Tabanan

Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf


23 April 2010 S : ibu mengeluh nyeri pada luka bekas jahitan
20.00 WITA
O : TD: 120/70 N: 80 S: 36,2˚c, R: 18x/mnt TFU: 2 jari bawah
pusat kontraksi baik, pengeluaran pervaginam ada berupa
lochea lubra ± 30 cc bau amis dan tidak ada gumpalan
darah, tetesan infus lancar.

A : P1001 post SC hari I, nyeri luka jahitan

P : 1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan


2. Jelaskan cara memeriksa fundus uterus.
3. Observasi trias nifas, tanda-tanda vital dan intake output
24 April 2010
08.00 WITA
S : ibu mengeluh nyeri pada luka bekas jahitan

O : TD: 110/70 N: 80 S: 36,5˚c, R: 18x/mnt TFU: 2 jari bawah


pusat kontraksi baik, pengeluaran pervaginam ada berupa
lochea rubra ± 30 cc bau amis dan tidak ada gumpalan
darah, tetesan infus lancar.

A : P1001 post SC hari II, nyeri luka jahitan

P : 1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan


2. Jelaskan cara memeriksa fundus uterus.
3. Observasi trias nifas, tanda-tanda vital dan intake output

28
S : ibu mengatakan payudaranya terasa kencang dan agak
nyeri

O : TD: 120/80mmHg S: 36˚C N: 80x/mnt R: 18x/mnt TFU: 3


14.00 WITA jari bawah pusat, pengeluaran pervaginam berupa locea
rubra ± 30 cc bau amis tidak ada gumpalan darah,
payudara agak keras.

A : P1001 post SC hari II, payudara bengkak

P : 1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan


2. Bimbing ibu melakukan perawatan payudara
3. Ingatkan ibu untuk minum obat teratur sesuai dosis
4. Ingatkan ibu untuk istirahat yang cukup

19.00 WITA S : ibu sudah merasa baikan


O : TD: 120/80mmHg S: 36˚C N: 80x/mnt R: 18x/mnt, ASI
keluar lancar, TFU: 3 jari bawah pusat, pengeluaran
pervaginam berupa locea rubra ± 30 cc bau amis tidak ada
gumpalan darah.

A : P1011 post SC hari II

P :1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan


2. Bagi obat oral pada ibu sesuai dosis

S : ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan sudah berkurang

O : TD: 120/80mmHg S: 36˚C N: 80x/mnt R: 18x/mnt, ASI


keluar lancar, TFU: 3 jari bawah pusat pengeluaran
pervaginam berupa locea lubra ± 30 cc bau amis, tidak ada
gumpalan darah.

25April 2010 A
08.00 WITA
S : ibu merasa keadaannya sudah lebih baik

O : TD: 120/80mmHg S: 36˚C N: 80x/mnt R: 18x/mnt TFU:


3jari bawah pusat pengeluaran pervaginam berupa locea
rubra ± 30 cc bau amis tidak ada gumpalan darah.

A: P1001 post SC hari III

29
P: 1. Ibu diperbolehkan pulang

Mengetahui, Tabanan, Maret 2010


Pembimbing Praktek Pembuat Laporan

( ) ( Kelompok IIC )

Mengetahui
Pembimbing institusi

( Luh Putu Lely karnia Dewi, SKM )

DAFTAR PUSTAKA

30
Prawirohardjo, S. (2002). Buku Panduan Praktis Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.


Saiffudin, (2001). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP.

31

Anda mungkin juga menyukai