2015
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karuniaNya, karena atas ijinNya Buku Pintar
Satker KPPN Bekasi Edisi 1 Tahun 2015 dapat tersusun.
Buku ini diterbitkan sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab
kami untuk memberikan pelayanan terbaik kepada mitra kerja KPPN
Bekasi sekaligus pembina di bidang perbendaharaan Negara, yang
merupakan panduan ringkas dalam bentuk buku saku tentang pelaksanaan
pengelolaan keuangan Negara di KPPN.
Buku Pintar ini akan sangat membantu bagi petugas satker yang
terlibat pada kegiatan pengelolaan keuangan negara dalam memahami
peraturan perbendaharaan yang berlaku saat ini, tanpa harus membuka
semua peraturan yang ada. Buku Pintar ini dibuat praktis dan sederhana
agar lebih mudah dipahami namun tidak mengurangi substansinya. Dalam
perjalanannya, buku ini sangat dimungkinkan untuk dilakukan revisi
mengingat peraturan keuangan Negara selalu berubah mengikuti peraturan
yang baru atau melengkapi peraturan yang lama.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan buku ini
masih banyak kekurangan sehingga perlu penyempurnaan, baik dalam
substansi, tata naskah, desain dan hal lainnya. Oleh karena itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca, untuk
perbaikan penerbitan buku kami edisi selanjutnya.
Dalam kesempatan ini, kami juga menyampaikan penghargaan kepada para
penggagas dan penyusun serta semua pihak yang berpartisipasi aktif
hingga terbitnya buku ini. Semoga Buku Pintar ini bermanfaat dan menjadi
panduan mandiri bagi pelaksanaan tugas dalam pengelolaan dana APBN
demi terciptanya good governance.
Sukses untuk kita semua...
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
2
Daftar Isi
Kata Pengantar 2
Bab 1. Prosedur Pencairan Dana APBN 3
Langkah-langkah Awal Tahun Anggaran 4
Uang Persediaan & Tambahan Uang
Persediaan 5
Pengajuan SPM Belanja Pegawai 6
Pengajuan SPM Non Belanja Pegawai 7
Pencairan Dana PNBP 10
Mekanisme Pengelolaan Hibah 11
Retur SP2D Pada SPAN 15
Tata Cara Koreksi Transaksi Keuangan
Pada SPAN 16
Surat Keterangan Penghentian
Pembayaran (SKPP) 17
Bab 2. Pertanggungjawaban Anggaran 19
Rekonsiliasi UAKPA 20
Pembukuan & Pertanggungjawaban
Bendahara 20
Reklasifikasi Setoran UP 25
Penyesuaian Sisa Pagu DIPA Atas Setoran
Pengembalian Belanja Satker 26
Penyelesaian Kerugian Negara Terhadap
Bendahara 27
Laporan Keuangan Sistem Akuntansi
Berbasis Akrual 30
Prosedur Pembukaan Rekening Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Penerimaan 36
Tim Penyusun Buku Pintar KPPN Bekasi 38
1|Prosedur Pencairan
Dana APBN
Langkah-langkah Awal Tahun Anggaran
S
esuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.PMK-190/PMK.05/2012 tanggal
29 Nopember 2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, serta peraturan lainnya yang
masih berlaku. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan oleh satuan kerja
setiap Awal Tahun.
D
i KPPN, berikut
langkah-langkah LANGKAH-LANGKAH AWAL
awal pencairan
anggaran negara : TAHUN ANGGARAN DI SATKER
1. KPA menyampaikan 1. Menetapkan Pejabat Perbendaharaan
surat keputusan 2. Meneliti DIPA untuk memastikan kebenaran
penetapan pejabat jumlah dana dan akun yang digunakan
perbendaharaan
3. Menyusun POK beserta jadwal kegiatan
kepada Kepala KPPN
selaku Kuasa BUN 4. Menyusun rencana penarikan dana
beserta spesimen berdasarkan POK yang telah disusun
tanda tangan dan 5. Menunjuk Petugas Pengantar SPM dan
cap/stempel Satker, Pengambilan SP2D
apabila belum ada
penunjukkan dapat
mempergunakan pejabat yang lama dengan memberitahukan kepada KPPN;
2. KPA menunjuk petugas pengantar SPM dan Pengambilan SP2D (paling banyak 3
orang); Petugas yang ditunjuk adalah pejabat perbendaharaan atau PNS yang
memahami prosedur pencairan dana; Menyampaikan surat penunjukan kepada
KPPN (format Lampiran IIIPER-57/PB/2010), dilampiri :
a. Surat penunjukkan Petugas Pengantar SPM dan Pengambil SP2D
b. Fotokopi identitas diri, seperti KTP/SIM
c. Pas foto berwarna terbaru dengan ukuran 4x6
Selanjutnya KPPN akan menerbitkan Kartu Identitas Petugas Satker (KIPS)
3. PPSPM menyampaikan register pendaftaran PIN PPSPM (Jika PPSPM baru atau
terjadi perubahan PPSPM), Registrasi dilakukan dengan mengisi formulir
pendaftaran dan surat pernyataan sesuai format , dilengkapi lampiran sebagai
berikut :
a. Fotokopi identitas diri, seperti KTP/SIM
b. Fotokopi Surat Keputusan Pengangkatan sebagai PPSPM (Pejabat
Penandatangan SPM)
c. Materai Rp 6.000,- sebanyak satu lembar.
d. Penonaktifan PPSPM sesuai format jika ada perubahan PPSPM
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
4
Uang Persediaan & Tambahan Uang
Persediaan
U
ang Persediaan (UP) adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang
bersifat isi ulang (revolving), diberikan kepada bendahara pengeluaran
untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari.
Pembayaran menggunakan mekanisme UP hanya dapat diberikan maksimal
sebesar Rp. 50.000.000,- untuk setiap tagihan (penerima) kecuali untuk
pembayaran honorarium dan perjalanan dinas.
Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang ada pada Kas
bendahara pengeluaran paling banyak sebesar Rp. 50.000.000,-
UP dapat digunakan
untuk keperluan
belanja barang (52), MAKSIMAL PENGAJUAN UP
Belanja Modal (53) dan
Belanja lain-lain (58) Rp 50 juta;
untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayar
Penggantian UP
dengan UP sampai dengan Rp 900 juta.
dilakukan apabila UP
telah dipergunakan Rp 100 juta;
paling sedikit 50%. untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayar
dengan UP antara Rp 900 juta sampai
dengan Rp 2,4 milyar.
Rp 200 juta;
untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayar
dengan UP antara Rp 2,4 milyar sampai
dengan Rp 6 milyar.
Rp 500 juta;
untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayar
dengan UP diatas Rp 6 milyar .
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
5
P
emotongan UP, prosedurnya meliputi :
- Kepala KPPN Menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA,
apabila dalam 2 (dua) bulan sejak SP2D UP diterbitkan belum
dilakukan pengajuan penggantian UP.
- Apabila selama 3 bulan belum melakukan penggantian UP, maka UP akan
dipotong 25%.
- Bila selama 4 bulan tidak juga melakukan penggantian UP, maka UP akan
dipotong 50%
T
ambahan Uang Persediaan (TUP)
adalah uang yang diberikan
kepada Satker untuk kebutuhan
LAMPIRAN SURAT
yang mendesak dalam satu bulan PERMOHONAN
melebihi pagu UP yang ditetapkan.
PERSETUJUAN TUP
TUP harus dipertanggungjawabkan
dalam waktu 1 (satu) bulan. Namun
1. Surat Permohonan Persetujuan
demikian dapat dilakukan secara TUP
bertahap. Apabila terdapat sisa dana 2. Rincian Rencana Penggunaan TUP
TUP yang tidak digunakan maka segera 3. Surat Pernyataan dari KPA
disetorkan ke kas negara.
Gaji Induk
a. Arsip Data Komputer (ADK) SPM
b. ADK Kirim Perubahan Pegawai dan Lembar Perubahan
c. ADK Kirim GPP
d. Lampiran Daftar Rekening Pegawai dari Aplikasi GPP
e. Surat Setoran Pajak (SSP)
f. Rekapitulasi pembayaran gaji dan halaman luar
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
6
Kekurangan Gaji/Gaji Terusan/UDW/UDT/Gaji Susulan
a. ADK SPM
b. ADK Kirim Perubahan Data Pegawai-pegawai (misal : SK
Kenaikan Pangkat, SK KGB, SK Kematian/Akte Kematian,
SK Mutasi, Surat Pembatalan SK Pensiun, Surat Keterangan
Pembatalan SKPP, dll)
c. Daftar Rekening Pegawai
Perubahan Pegawai
dan Lembar
C Perubahan
atatan : Apabila terjadi perubahan data pegawai, maka daftar perubahan
tersebut harus disampaikan ke KPPN paling lambat bersamaan dengan
pengajuan SPM Belanja Pegawai yang bersangkutan.
b. ADK
Pengajuan SPMKirim GPP
Non Belanja Pegawai
c. Daftar Rekening
SPM UP Surat pernyataan dari KPA
SPM
Pegawai
TUP Surat persetujuan pemberian TUP dari Kepala KPPN
SPM GUP/GUP Nihil Tanpa lampiran
SPM LS - SSP, dan/atau
(SSP)
SPM LS Pembayaran - asli surat jaminan uang muka
Uang Muka - asli surat kuasa bermaterai dari PPK kepada
Kepala KPPN untuk mencairkan jaminan uang
muka
- asli konfirmasi tertulis dari pimpinan penerbit
jaminan uang muka
- jaminan uang muka harus unconditional (tidak
boleh bersyarat)
SPM Tambahan berupa Surat Jawaban atas Permintaan
KP/IB/KBC/KBM/KPBB Konfirmasi dari KPPN
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
7
Selambat-lambatnya 5 hari kerja setelah penandatanganan kontrak, data
kontrak beserta ADK harus disampaikan ke KPPN secara langsung .
Pencatatan data kontrak oleh KPPN akan mengunci pagu sebesar dana
kontrak sebagai cadangan dana untuk keperluan pembayaran kontrak
bersangkutan.
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
8
No Jenis SPM Uraian
11. SPM Pengesahan Pengesahan Hibah atas belanja barang/modal/lain-
Hibah lain*
12. SPM GU Nihil Penggantian Uang Persediaan atas Pengesahan
(Akhir Tahun) Pertanggungjawaban UP (sesuai dengan ketentuan
13. khusus Pedoman Akhir Tahun)
SPM GU Nihil Penggantian uang persediaan untuk keperluan
belanja (barang/modal/lain-lain)
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
9
Pencairan Dana PNBP
B
elanja Negara yang bersumber dari dana PNBP hanya dapat dibiayai dari
dana PNBP TA bersangkutan, kecuali PNBP di bidang pendidikan yang dapat
melampaui satu TA sesuai satu tahun masa pendidikan. Dana PNBP dapat
digunakan sesuai jenis PNBP paling tinggi sebesar pagu PNBP dalam DIPA dan atau
Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP. Pagu PNBP dalam DIPA merupakan batas
tertinggi yang dapat dipergunakan, sedangkan MP merupakan dasar besaran dana
PNBP dengan rumus :
MP = Maksimum Pencairan
PPP = Proporsi Pagu Pengeluaran Terhadap
Pendapatan
JS = Jumlah Setoran
JPS = Jumlah Pencairan Dana Sebelumnya
Sampai Dengan SPM Terakhir Diterbitkan
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
10
Mekanisme Pengelolaan Hibah
M
ekanisme pengelolaan hibah langsung diatur dalam Perdirjen
Perbendaharaan Nomor PER-81/PB/2011 tentang Tata Cara Pengesahan
Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah
Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga dan SE-02/PB/2012 tentang
Petunjuk Lebih Lanjut Pengelolaan Hibah Langsung Baik dalam Bentuk Uang
Maupun Barang/Jasa/Surat Berhargahun 2011.
Pendapatan Hibah Langsung adalah penerimaan hibah yang diterima langsung oleh
K/L, dan/atau pencairan dananya dilaksanakan tidak melalui KPPN yang
pengesahannya dilakukan oleh BUN/Kuasa BUN. Atas pendapatan hibah tersebut,
pemerintah mendapat manfaat secara langsung yang digunakan untuk mendukung
tugas dan fungsi K/L, atau diteruskan kepada Pemda, BUMN, dan BUMD.
Pendapatan Hibah Langsung ini bisa berbentuk uang, barang, jasa dan surat
berharga.
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
11
2. Pengelolaan Rekening Hibah
3. Revisi DIPA
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
12
4. Pengesahan Hibah Dalam Bentuk Uang
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
13
Tahapan Pengelolaan Hibah Langsung Dalam
Bentuk Barang
1. Penandatangan BAST
3. Pengesahan ke DJPPR
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
14
4. Pencatatan Hibah ke KPPN
D
iatur dalam Peraturan Dirjen Pebendaharaan Nomor PER-30/PB/2014
tentang Mekanisme Penyelesaian dan Penatausahaan Retur Surat Perintah
Pencairan Dana Dalam Rangka Implementasi Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara (SPAN).
Pembayaran kembali retur SP2D pada saat implementasi SPAN adalah dengan
penerbitan SP2D retur oleh satker KPPN sebagai Kuasa BUN. Jadi alur penerbitan
SP2D retur melalui tahap pembuatan SPP retur => SPM retur => SP2D retur.
Selain itu tahap pemberitahuan retur SP2D ke satker juga mengalami perubahan
karena Bank Operasional tidak langsung menginformasikan retur tersebut ke KPPN,
tetapi menginformasikan ke Direktorat Pengelolaan Kas Negara yang ada di Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Selanjutnya Direktorat PKN yang akan
menginformasikan ke KPPN.
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
15
c. Surat Permintaan Perubahan Data Supplier apabila perubahan data
supplier selain nama bank dan/atau nomor rekening sesuai format
dalam lampiran V PER-30/PB/2014
d. ADK perubahan data kontrak apabila perubahan data supplier
mengakibatkan perubahan data kontrak yang telah didaftarkan di
SPAN
K
oreksi data merupakan proses perbaikan data transaksi tanpa mengubah
data awal, dimana data tersebut membentuk data histori. Data Transaksi
Keuangan yang dapat dikoreksi adalah data koreksi yang telah diproses
dengan aplikasi SPAN meliputi :
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
16
Koreksi Data Transaksi Penerimaan
1) Koreksi atas penerimaan negara dapat dilakukan pada seluruh
elemen BAS, sepanjang tidak merubah nilai total penerimaan
2) Koreksi dilakukan berdasarkan Surat Permohonan Perbaikan
Transaksi Penerimaan Negara dari Satker
3) Surat Permohonan dimaksud dilampiri dengan Rincian Perbaikan,
Bukti Setor, Nota Konfirmasi, ADK Koreksi
4) ADK Koreksi dihasilkan dari Aplikasi Konfirmasi dan Koreksi
Penerimaan Negara
S
urat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) adalah surat keterangan
tentang terhitung mulai bulan dihentikan pembayaran yang
dibuat/dikeluarkan oleh Pengguna Anggaran/KPA berdasarkan surat
keputusan yang diterbitkan oleh Kementerian Negara/Lembaga atau satker dan
disahkan oleh KPPN setempat.
SKPP dikirim oleh Satuan kerja asal sesuai peruntukannya sebagaimana diatur
pada angka 1 dan 2 setelah diberi keterangan oleh Kepala Seksi Pencairan Dana
pada KPPN asal bahwa data pegawai pindah/pensiun telah dinonaktifkan dari
database pegawai satuan kerja tersebut pada KPPN asal.
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
17
1. SKPP Pegawai Pindah, dibuat 4
rangkap meliputi:
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
18
2|Pertanggungjawaban
Anggaran
Rekonsiliasi UAKPA
R
ekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses
dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen
sumber yang sama sesuai dengan PMK nomor 210/PMK.05/2013. Rekonsiliasi
antara UAKPA dengan KPPN dilaksanakan setiap bulan, paling lambat tanggal 10
setelah bulan yang bersangkutan berakhir yang dituangkan dalam bentuk Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR). Dalam hal tanggal 10 (sepuluh) sebagaimana dimaksud
jatuh pada hari libur, rekonsiliasi dilaksanakan paling lambat pada hari kerja
sebelumnya.
J
ika sampai
batas waktu DOKUMEN UNTUK REKONSILIASI
tersebut belum
1. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
melakukan
rekonsiliasi maka 2. Laporan Realisasi Anggaran Belanja
akan diterbitkan 3. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja
SP2S (Surat 4. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan
Pemberitahuan 5. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan
Pengenaan Sanksi). 6. Neraca SAKPA
Sanksi berupa 7. Laporan Operasional
penundaan 8. Laporan Perubahan Ekuitas
penerbitan SP2D
atas SPM UP/TUP , SPM GUP dan SPM-LS ke Bendahara. Pengenaan sanksi tidak
membebaskan kewajiban UAKPA melakukan rekonsiliasi dengan KPPN.
D
alam hal UAKPA telah melaksanakan rekonsliasi dengan KPPN setelah
dikenakan sanksi, KPPN menerbitkan SP3S. Dengan diterbitkannya SP3S oleh
KPPN, pemberian sanksi dinyatakan tidak berlaku. Hasil rekonsiliasi
dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR).
Uraian
D
asar hukum : Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-
3/PB/2014 tentang Petunjuk Pembukuan dan Pertanggungjawaban
Bendahara. Peraturan ini meliputi 6 (enam) hal, yaitu :
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
20
1. Teknis Pembukuan Bendahara
2. Modul Buku, Format Berita Acara, Format LPJ Bendahara
3. Pemeriksaan Kas
4. Rekonsiliasi Internal Satker
5. Penyusunan LPJ Bendahara
6. Verifikasi LPJ Bendara
Pemeriksaan Kas
1. Dalam rangka penatausahaan kas Bendahara Pengeluaran/ Bendahara
Pembantu Pengeluaran (BPP), KPA atau PPK atas nama KPA memastikan
jumlah uang tunai yang berasal dari UP/TUP di brankas Bendahara
Pengeluaran/ BPP pada akhir jam kerja maksimal Rp50.000.000,-.
2. Dalam hal uang tunai yang berasal dari UP/TUP yang ada pada kas Bendahara
Pengeluaran/BPP lebih dari Rp50.000.000,¬ (lima puluh juta rupiah),
Bendahara Pengeluaran/BPP membuat Berita Acara yang ditandatangani oleh
Bendahara Pengeluaran/BPP dan KPA atau PPK atas nama KPA.
3. Berita acara keadaan kas harus dibuat pada saat kejadian paling lambat pada
jam tutup kantor.
4. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) PPK untuk 1 (satu) Bendahara
Pengeluaran/BPP, kegiatan pemeriksaan kas dan monitoring keadaan brankas
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
21
Bendahara Pengeluaran/BPP dapat dilakukan oleh PPK yang ditunjuk oleh KPA
sebagai koordinator.
5. KPA atau PPK atas nama KPA melakukan pengamanan atas uang tunai yang
ada di brankas Bendahara Pengeluaran/BPP.
6. Pada hari kerja berikutnya uang tunai yang berasal dari UP/TUP di brankas BP
/BPP pada akhir jam kerja kembali maksimal Rp50.000.000,-.
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
22
4. LPJ Bendahara Penerimaan dituangkan sebagaimana format yang telah
ditentukan, dengan dilampirkan :
Daftar Rincian Saldo Rekening yang dikelola Bendahara Penerimaan
sebagaimana format yang telah ditentukan
Rekening koran
Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi
Konfirmasi Penerimaan Negara yang diterbitkan oleh KPPN
5. LPJ Bendahara Pengeluaran dituangkan sebagaimana format yang telah
ditentukan, dengan dilampiri :
Daftar Rincian Saldo Rekening yang dikelola Bendahara Pengeluaran
sebagaimana format yang telah ditentukan
Rekening koran
Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi
Konfirmasi Penerimaan Negara yang diterbitkan oleh KPPN
6. LPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu dituangkan dalam format yang telah
ditentukan dengan dilampiri rekening koran (bila ada).
7. LPJ Bendahara Penerimaan dan LPJ Bendahara Pengeluaran yang benar
disampaikan ke KPPN paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
23
Tips praktis untuk menguji Pembukuan LPJ Bendahara Pengeluaran
Provinsi/Kab/Kota : …………………
Satuan Kerja : …………………
Alamat dan Telp : …………………
harus sama
I. Keadaan pembukuan Bulan Pelaporan dengan saldo akhir pada BKU sebesar Rp 2,730,800
dan Nomor Bukti terakhir adalah Nomor : 073/14
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
24
Reklasifikasi Setoran UP
Uraian
D
asar hukum : Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-
61/PB/2009 tentang penyelesaian kelebihan pengembalian Uang Persediaan.
penyelesaian kelebihan pengembalian UP meliputi :
Reklasifikasi
Reklasifikasi dilakukan atas transaksi :
1. Potongan SPM
2. Setoran UP selain kategori di pasal 3
3. Setoran UP dalam kategori di pasal 3 yang tidak dimintakan
pengembaliaannya.
Kelebihan UP yang transaksinya melalui potongan SPM dan setoran UP yang tidak
dimintakan pengembaliannya dimasukkan ke dalam akun 423999 (Pendapatan
anggaran lain-lain), sedangkan kelebihan UP karena kesalahan pencantuman kode
akun agar dimasukkan ke dalam akun yang sesuai dengan maksud setoran dan
potongan SPM.
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
25
Pengajuan permintaan pengembalian kelebihan Setoran UP kepada KPPN dengan
dilampiri 3 dokumen berikut :
Uraian
S
esuai dengan PER-21/PB/2014 tentang penyesuaian sisa pagu DIPA pada SPAN,
pada pasal 5 disebutkan bahwa setoran pengembalian belanja mengurangi
realisasi anggaran belanja dan dapat menyesuaikan sisa pagu DIPA satker
yang bersangkutan.
Penyesuaian sisa pagu DIPA dilakukan dengan cara menambah sisa pagu DIPA
sebesar setoran pengembalian belanja.
Tata cara penyesuaian sisa pagu DIPA adalah sebagai berikut :
1. KPA melakukan konfirmasi ke KPPN atas setoran pengembalian belanja
2. PPK membuat Surat Pernyataan mengenai pengurangan Realisasi Anggaran
Belanja Negara
3. Surat Pernyataan tersebut disampaikan ke KPPN dengan dilampiri :
a. SSPB
b. Nota Konfirmasi Penerimaan Negara
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
26
B
erikut ini cara penyesuaian sisa pagu DIPA pada aplikasi SPM agar mata
anggaran tersebut dapat diajukan (dicairkan) kembali dengan syarat
pembuatan SSPB menggunakan aplikasi SAS.
Uraian
Dasar Hukum :
UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
PMK nomor 193/PMK.01/2009 tentang Pedoman Penyelesaian
Ganti/Kerugian Negara terhadap Bendahara di lingkungan Kementerian
Keuangan
K
erugian negara adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang
nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik
sengaja maupun lalai. Tuntutan Perbendaharaan adalah proses penentuan
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
27
pengembalian kekurangan perbendaharaan (comptabel tekort) terhadap Pegawai
Negeri selaku Bendaharawan (uang atau barang) yang karena
kesalahan/kelalaian/kealpaannya, langsung maupun tidak langsung telah
menimbulkan kerugian bagi negara atas kepengurusan perbendaharaan negara
yang dipercayakan
kepadanya.
SUMBER INFORMASI KERUGIAN NEGARA
Perhitungan ex-officio 1. Hasil pemeriksaan BPK
adalah perhitungan yang 2. Hasil pengawasan Aparat Pengawas
dibuat oleh orang lain
Fungsional
bukan bendahara yang
3. Hasil pengawasan dan/atau pemberitahuan
bersangkutan yaitu
pejabat yang ditunjuk atasan langsung Bendahara atau Kepala
oleh Menteri Keuangan Kantor
c.q Kepala Kantor. 4. Hasil perhitungan ex-officio
Informasi tersebut sebagai dasar Kepala Kantor dalam melakukan tindak lanjut
penyelesaian kerugian negara.
Dalam hal bendahara dibawah pengampunan/berhalangan tetap/melarikan
diri/meninggal dunia, kepala kantor melakukan tindakan pengamanan dan
melakukan perhitungan secara ex-officio.
1. Setoran melalui SSBP, akun setoran SSBP 423922 pendapatan pelunasan ganti
rugi atas kerugian yang diderita oleh negara (masuk TP/TGR) Bendahara
2. Pemotongan langsung melalui gaji (potongan SPM)
3. Potongan hak pensiun melalui PT. Taspen
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
28
6. SK pembebanan mempunyai kekuatan hukum pelaksanaan sita eksekusi dan
memiliki hak mendahului
7. Apabila bendahara memasuki masa pensiun, maka dalam SKPP dicantumkan
bahwa yang bersangkutan masih mempunyai utang kepada negara dan taspen
yang menjadi hak bendahara dapat diperhitungkan untuk mengganti kerugian
negara.
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
29
Laporan Keuangan Sistem Akuntansi
Berbasis Akrual
Uraian
J
urnal Penyesuaian merupakan suatu keharusan dalam akuntansi berbasis
akrual. Penyesuaian dilakukan untuk menyesuaikan akun-akun pendapatan
dan beban akrual, sehingga laporan yang akan disajikan memenuhi konsep
periodesitas dan bahkan dapat memenuhi prinsip matching cost againts revenue,
walaupun dalam pemerintahan tidak terlalu ditonjolkan. Dengan penyesuaian
pendapatan dapat disajikan sesuai dengan nilai pendapatan yang sesungguhnya
yaitu semua hak yang sudah diterima maupun belum diterima, tidak sebatas kas
yang diterima saja. Demikian pula beban, yang merupakan kewajiban atau
pengorbanan yang terjadi pada periode akuntansi tersebut.
Penyesuaian perlu dilakukan antara lain untuk hal-hal berikut :
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
30
3. Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaranxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Merupakan kas selain yang berasal dari Uang persediaan, dapat berupa jasa giro
yang belum disetor ke kas Negara, uang pihak ketiga yang belum diserahkan
seperti honorarium pegawai atau pajak yang belum disetor.
Jurnal penyesuaiannya adalah :
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
31
6. Uang Muka Belanjaxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Merupakan pembayaran dimuka atas belanja yang diberikan terlebih dahulu
sebelum pegawai atau rekanan menyerahkan hasil pekerjaan/jasa. Hal ini pada
tanggal pelaporan dicatat mendebet uang muka belanja dan mengkredit akun
beban yang sesuai. Jika sampai akhir tahun sudah dilakukan pengembalian maka
dilakukan penyesuaian sebagai berikut :
Jurnal penyesuaiannya adalah :
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
32
9. Penyusutan dan Amortisasixxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan
selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Nilai penyusutan akan mengurangi
nilai asset tetap dalam neraca dan sebagai beban penyusutan dalam laporan
operasional.
Jurnal penyesuaiannya adalah :
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
33
berjalan, sehingga pada tahun berikutnya masih terdapat manfaat yang
akan diterima akibat pembayaran tersebut.
d. Belanja Yang Masih Harus Dibayar, adalah tagihan pihak ketiga atau
kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga yang pada tanggal pelaporan
keuangan belum dibayarkan.
6. Dokumen sumber pendukung yang diperlukan dan penatausahaannya,
diilustrasikan sebagaimana contoh pada lampiran. Namun demikian
Kementerian Negara/Lembaga dapat memodifikasi sesuai dengan kebutuhan
informasi yang diperlukan.
7. Setelah mendapatkan informasi sebagaimana dimaksud pada poin 6, unit
akuntansi menyusun memo penyesuaian (MP) sebagaimana format yang
tercantum pada lampiran dan memproses ke dalam Aplikasi SAIBA melalui
menu jurnal penyesuaian.
8. Jurnal penyesuaian tersebut dilakukan pada akhir periode pelaporan, dan atas
penyesuaian tersebut dilakukan jurnal balik pada awal periode berikutnya.
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
34
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
35
Prosedur Pembukaan Rekening
Bendahara Pengeluaran/Bendahara
Penerimaan
Uraian
U
ntuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan Keuangan
Negara, serta menyederhanakan ketentuan dan prosedur mengenai
pengelolaan rekening pada Kementerian Negara/Lembaga/Satuan kerja,
Kementerian Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
252/PMK.05/2014 tentang Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan
Kerja.
Norma Waktu
D alam
penerbitan
rekening
rangka
ijin
satker,
KPPN mempunyai waktu 5
SYARAT DOKUMEN PEMBUKAAN REKENING
PENERIMAAN/PENGELUARAN/PENGELUARAN
PEMBANTU
hari kerja untuk
menyelesaikan penerbitan 1. Surat permohonan persetujuan pembukaan
ijin pembukaan rekening.
rekening
Masa berlaku ijin
pembukaan rekening satker
2. Surat pernyataan penggunaan rekening
yang diterbitkan oleh KPPN 3. Surat Kuasa KPA kepada Kuasa BUN untuk
adalah 15 hari kalender, memperoleh informasi dan kewenangan
kecuali ijin pembukaan terkait rekening
rekening deposito milik BLU 4. Salinan DIPA
yang berlaku selama 1
semester. KPA satker wajib
melaporkan pembukaan rekening ke KPPN paling lambat 20 hari kalender sejak
ijin pembukaan rekening tersebut diterbitkan oleh KPPN.
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
36
Nama Rekening
Rekening yang dibuka oleh satuan kerja harus diberi nama sesuai dengan format
berikut. Nama kantor yang disebut pada nama rekening harus sama dengan nama
satker dalam DIPA yang dilampirkan dalam persyaratan. Apabila jumlah karakter
nama satker melebihi jumlah karakter dalam sistem bank/kantor pos, maka
diperkenankan untuk menyingkat nama satker dengan singkatan yang lazim. Jika
kode untuk jenis rekening ( tiga huruf pertama) hanya bisa dilakukan dengan
huruf capital semua, maka pemberian nama rekening disesuaikan dengan sistem
pada bank/kantor pos.
Rekening Lainnya
RPL … (kode KPPN) … (nama kantor) … untuk
…
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
37
Tim Penyusun & Tim Kreatif
Penanggung Jawab
Nur Asmah
Pengarah
Irsal Afandi
Soeryadi
Meutia Safira
Endah Priyani
Estiadi
Materi/Layout/Desain Cover
Wiwik Septi Y
Editor
Lerifardiyan
Dwi Setyowati
Sukarti
Maisarah