Anda di halaman 1dari 41

EDISI I

2015

PELAKSANAAN & PERTANGGUNGJAWABAN APBN


Kerjakanlah yang apa yang kau cintai,
Cintailah apa yang kau kerjakan,
Dan kehidupan akan mencintaimu…

Kata Pengantar


Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karuniaNya, karena atas ijinNya Buku Pintar
Satker KPPN Bekasi Edisi 1 Tahun 2015 dapat tersusun.
Buku ini diterbitkan sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab

 
kami untuk memberikan pelayanan terbaik kepada mitra kerja KPPN
Bekasi sekaligus pembina di bidang perbendaharaan Negara, yang
merupakan panduan ringkas dalam bentuk buku saku tentang pelaksanaan
pengelolaan keuangan Negara di KPPN.
Buku Pintar ini akan sangat membantu bagi petugas satker yang
terlibat pada kegiatan pengelolaan keuangan negara dalam memahami
peraturan perbendaharaan yang berlaku saat ini, tanpa harus membuka
semua peraturan yang ada. Buku Pintar ini dibuat praktis dan sederhana
agar lebih mudah dipahami namun tidak mengurangi substansinya. Dalam
perjalanannya, buku ini sangat dimungkinkan untuk dilakukan revisi
mengingat peraturan keuangan Negara selalu berubah mengikuti peraturan
yang baru atau melengkapi peraturan yang lama.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan buku ini
masih banyak kekurangan sehingga perlu penyempurnaan, baik dalam


substansi, tata naskah, desain dan hal lainnya. Oleh karena itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca, untuk
perbaikan penerbitan buku kami edisi selanjutnya.
Dalam kesempatan ini, kami juga menyampaikan penghargaan kepada para
penggagas dan penyusun serta semua pihak yang berpartisipasi aktif
hingga terbitnya buku ini. Semoga Buku Pintar ini bermanfaat dan menjadi
panduan mandiri bagi pelaksanaan tugas dalam pengelolaan dana APBN
demi terciptanya good governance.
Sukses untuk kita semua...

Wassalamualaikum warohmatullahi Wabarokatuh

Kepala KPPN Bekasi,


ttd
Nur Asmah

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
2
Daftar Isi
Kata Pengantar 2
Bab 1. Prosedur Pencairan Dana APBN 3
 Langkah-langkah Awal Tahun Anggaran 4
 Uang Persediaan & Tambahan Uang
Persediaan 5
 Pengajuan SPM Belanja Pegawai 6
 Pengajuan SPM Non Belanja Pegawai 7
 Pencairan Dana PNBP 10
 Mekanisme Pengelolaan Hibah 11
 Retur SP2D Pada SPAN 15
 Tata Cara Koreksi Transaksi Keuangan
Pada SPAN 16
 Surat Keterangan Penghentian
Pembayaran (SKPP) 17
Bab 2. Pertanggungjawaban Anggaran 19
 Rekonsiliasi UAKPA 20
 Pembukuan & Pertanggungjawaban
Bendahara 20
 Reklasifikasi Setoran UP 25
 Penyesuaian Sisa Pagu DIPA Atas Setoran
Pengembalian Belanja Satker 26
 Penyelesaian Kerugian Negara Terhadap
Bendahara 27
 Laporan Keuangan Sistem Akuntansi
Berbasis Akrual 30
 Prosedur Pembukaan Rekening Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Penerimaan 36
Tim Penyusun Buku Pintar KPPN Bekasi 38
1|Prosedur Pencairan
Dana APBN
Langkah-langkah Awal Tahun Anggaran

S
esuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.PMK-190/PMK.05/2012 tanggal
29 Nopember 2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, serta peraturan lainnya yang
masih berlaku. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan oleh satuan kerja
setiap Awal Tahun.

D
i KPPN, berikut
langkah-langkah LANGKAH-LANGKAH AWAL
awal pencairan
anggaran negara : TAHUN ANGGARAN DI SATKER
1. KPA menyampaikan 1. Menetapkan Pejabat Perbendaharaan
surat keputusan 2. Meneliti DIPA untuk memastikan kebenaran
penetapan pejabat jumlah dana dan akun yang digunakan
perbendaharaan
3. Menyusun POK beserta jadwal kegiatan
kepada Kepala KPPN
selaku Kuasa BUN 4. Menyusun rencana penarikan dana
beserta spesimen berdasarkan POK yang telah disusun
tanda tangan dan 5. Menunjuk Petugas Pengantar SPM dan
cap/stempel Satker, Pengambilan SP2D
apabila belum ada
penunjukkan dapat
mempergunakan pejabat yang lama dengan memberitahukan kepada KPPN;

2. KPA menunjuk petugas pengantar SPM dan Pengambilan SP2D (paling banyak 3
orang); Petugas yang ditunjuk adalah pejabat perbendaharaan atau PNS yang
memahami prosedur pencairan dana; Menyampaikan surat penunjukan kepada
KPPN (format Lampiran IIIPER-57/PB/2010), dilampiri :
a. Surat penunjukkan Petugas Pengantar SPM dan Pengambil SP2D
b. Fotokopi identitas diri, seperti KTP/SIM
c. Pas foto berwarna terbaru dengan ukuran 4x6
Selanjutnya KPPN akan menerbitkan Kartu Identitas Petugas Satker (KIPS)
3. PPSPM menyampaikan register pendaftaran PIN PPSPM (Jika PPSPM baru atau
terjadi perubahan PPSPM), Registrasi dilakukan dengan mengisi formulir
pendaftaran dan surat pernyataan sesuai format , dilengkapi lampiran sebagai
berikut :
a. Fotokopi identitas diri, seperti KTP/SIM
b. Fotokopi Surat Keputusan Pengangkatan sebagai PPSPM (Pejabat
Penandatangan SPM)
c. Materai Rp 6.000,- sebanyak satu lembar.
d. Penonaktifan PPSPM sesuai format jika ada perubahan PPSPM

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
4
Uang Persediaan & Tambahan Uang
Persediaan

U
ang Persediaan (UP) adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang
bersifat isi ulang (revolving), diberikan kepada bendahara pengeluaran
untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari.
Pembayaran menggunakan mekanisme UP hanya dapat diberikan maksimal
sebesar Rp. 50.000.000,- untuk setiap tagihan (penerima) kecuali untuk
pembayaran honorarium dan perjalanan dinas.
Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang ada pada Kas
bendahara pengeluaran paling banyak sebesar Rp. 50.000.000,-
UP dapat digunakan
untuk keperluan
belanja barang (52), MAKSIMAL PENGAJUAN UP
Belanja Modal (53) dan
Belanja lain-lain (58)  Rp 50 juta;
untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayar
Penggantian UP
dengan UP sampai dengan Rp 900 juta.
dilakukan apabila UP
telah dipergunakan  Rp 100 juta;
paling sedikit 50%. untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayar
dengan UP antara Rp 900 juta sampai
dengan Rp 2,4 milyar.
 Rp 200 juta;
untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayar
dengan UP antara Rp 2,4 milyar sampai
dengan Rp 6 milyar.
 Rp 500 juta;
untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayar
dengan UP diatas Rp 6 milyar .

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
5
P
emotongan UP, prosedurnya meliputi :
- Kepala KPPN Menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA,
apabila dalam 2 (dua) bulan sejak SP2D UP diterbitkan belum
dilakukan pengajuan penggantian UP.
- Apabila selama 3 bulan belum melakukan penggantian UP, maka UP akan
dipotong 25%.
- Bila selama 4 bulan tidak juga melakukan penggantian UP, maka UP akan
dipotong 50%

T
ambahan Uang Persediaan (TUP)
adalah uang yang diberikan
kepada Satker untuk kebutuhan
LAMPIRAN SURAT
yang mendesak dalam satu bulan PERMOHONAN
melebihi pagu UP yang ditetapkan.
PERSETUJUAN TUP
TUP harus dipertanggungjawabkan
dalam waktu 1 (satu) bulan. Namun
1. Surat Permohonan Persetujuan
demikian dapat dilakukan secara TUP
bertahap. Apabila terdapat sisa dana 2. Rincian Rencana Penggunaan TUP
TUP yang tidak digunakan maka segera 3. Surat Pernyataan dari KPA
disetorkan ke kas negara.

Pengajuan SPM Belanja Pegawai

Gaji Induk
a. Arsip Data Komputer (ADK) SPM
b. ADK Kirim Perubahan Pegawai dan Lembar Perubahan
c. ADK Kirim GPP
d. Lampiran Daftar Rekening Pegawai dari Aplikasi GPP
e. Surat Setoran Pajak (SSP)
f. Rekapitulasi pembayaran gaji dan halaman luar

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
6
Kekurangan Gaji/Gaji Terusan/UDW/UDT/Gaji Susulan
a. ADK SPM
b. ADK Kirim Perubahan Data Pegawai-pegawai (misal : SK
Kenaikan Pangkat, SK KGB, SK Kematian/Akte Kematian,
SK Mutasi, Surat Pembatalan SK Pensiun, Surat Keterangan
Pembatalan SKPP, dll)
c. Daftar Rekening Pegawai

ata Komputer (ADK)


SPM Gaji Lainnya
a.
ADK Kirim
Arsip Data Komputer (ADK) SPM
a. b. Daftar Rekening Pegawai
c. Rekapitulasi pembayaran

Perubahan Pegawai
dan Lembar
C Perubahan
atatan : Apabila terjadi perubahan data pegawai, maka daftar perubahan
tersebut harus disampaikan ke KPPN paling lambat bersamaan dengan
pengajuan SPM Belanja Pegawai yang bersangkutan.

b. ADK
Pengajuan SPMKirim GPP
Non Belanja Pegawai
c. Daftar Rekening
SPM UP Surat pernyataan dari KPA
SPM
Pegawai
TUP Surat persetujuan pemberian TUP dari Kepala KPPN
SPM GUP/GUP Nihil Tanpa lampiran
SPM LS - SSP, dan/atau

d. Surat Setoran Pajak


- bukti setor lainnya,
- dan/atau daftar nominatif untuk penerima lebih
dari 1 penerima

(SSP)
SPM LS Pembayaran - asli surat jaminan uang muka
Uang Muka - asli surat kuasa bermaterai dari PPK kepada
Kepala KPPN untuk mencairkan jaminan uang
muka
- asli konfirmasi tertulis dari pimpinan penerbit
jaminan uang muka
- jaminan uang muka harus unconditional (tidak
boleh bersyarat)
SPM Tambahan berupa Surat Jawaban atas Permintaan
KP/IB/KBC/KBM/KPBB Konfirmasi dari KPPN

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
7

Selambat-lambatnya 5 hari kerja setelah penandatanganan kontrak, data
kontrak beserta ADK harus disampaikan ke KPPN secara langsung .


Pencatatan data kontrak oleh KPPN akan mengunci pagu sebesar dana
kontrak sebagai cadangan dana untuk keperluan pembayaran kontrak
bersangkutan.

Standar Uraian Dalam SPM

No Jenis SPM Uraian


1. SPM UP Penyediaan Uang Persediaan Tahun Anggaran 2014

2. SPM TUP Penyediaan Tambahan Uang Persediaan

3. SPM GU Penggantian Uang Persediaan untuk Keperluan


Belanja barang/modal/lain-lain*
4. SPM LS Pembayaran Belanja barang/modal/lain-lain* (......)
Honorarium sesuai SK no (……) tanggal (……)

5. SPM LS Perjadin Pembayaran Belanja barang (perjalanan dinas) sesuai


ST/ SPD no (...) tanggal (...)

6. SPM LS Uang Pembayaran Belanja barang/modal/bansos/lain-lain*


Muka (uang muka ....) sesuai Kontrak No (...) tanggal (...)
dan Jaminan Uang Muka no (...) tanggal (...)

7. SPM LS Termin Pembayaran Belanja barang/modal/bansos/lain-lain*


(uraian kontrak*... Tahap ke ...) sesuai Kontrak No
(...) tanggal (...) dan BAP no (...) tanggal (...)

8. SPM LS Sekaligus Pembayaran Belanja barang/modal/bansos/lain-lain*


atau 95% (uraian kontrak*... Tahap ke ...) sesuai Kontrak No
(...) tanggal (...) dan BAPP no (...) tanggal (...) dan
BAST no (...) tanggal (...)

9. SPM LS Retensi Pembayaran Belanja barang/modal/bansos/lain-lain*


(Retensi % ...) sesuai Kontrak No (...) tanggal (...)
dan BAST II no (...) tanggal (...) *kalau masa
pemeliharaan belum selesai BAST II diganti menjadi
Jaminan Pemeliharaan no (...) tanggal (...)

10. SPM LS Belanja Pembayaran Belanja Pegawai (gaji induk/kekurangan


Pegawai gaji/gaji susulan/gaji terusan/uang duka wafat/
sertifikasi/uang makan/uang lembur/lain-lain*)

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
8
No Jenis SPM Uraian
11. SPM Pengesahan Pengesahan Hibah atas belanja barang/modal/lain-
Hibah lain*
12. SPM GU Nihil Penggantian Uang Persediaan atas Pengesahan
(Akhir Tahun) Pertanggungjawaban UP (sesuai dengan ketentuan
13. khusus Pedoman Akhir Tahun)
SPM GU Nihil Penggantian uang persediaan untuk keperluan
belanja (barang/modal/lain-lain)

14. SPM PTUP Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan


untuk keperluan belanja (barang/modal/lain-lain)

Pengisian Dalam Aplikasi SAS


Kode Cara Jenis Sifat
No Jenis SPM
SPM Bayar Pembayaran Pembayaran
1. SPM UP 10 2 4 1
2. SPM GUP 05 2 1 3
3. SPM GUP Nihil 05 5 1 5
4. SPM TUP 10 2 4 2
5. SPM TUP Nihil 05 5 1 6
6. SPM Gaji Induk 01 2 1 4
7. SPM Gaji Susulan / 02 2 1 4
Gaji Terusan
8. SPM Kekurangan 03 2 1 4
Gaji/
UDW/Persekot
9. SPM Gaji Lainnya 04 2 1 4
(uang makan,
seriikasi, vakasi,
dll jenis belanja
51)
10. SPM LS 07 2 1 4

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
9
Pencairan Dana PNBP

B
elanja Negara yang bersumber dari dana PNBP hanya dapat dibiayai dari
dana PNBP TA bersangkutan, kecuali PNBP di bidang pendidikan yang dapat
melampaui satu TA sesuai satu tahun masa pendidikan. Dana PNBP dapat
digunakan sesuai jenis PNBP paling tinggi sebesar pagu PNBP dalam DIPA dan atau
Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP. Pagu PNBP dalam DIPA merupakan batas
tertinggi yang dapat dipergunakan, sedangkan MP merupakan dasar besaran dana
PNBP dengan rumus :

MP = (PPP X JS) – JPS

MP = Maksimum Pencairan
PPP = Proporsi Pagu Pengeluaran Terhadap
Pendapatan
JS = Jumlah Setoran
JPS = Jumlah Pencairan Dana Sebelumnya
Sampai Dengan SPM Terakhir Diterbitkan

PENETAPAN MAKSIMUM PUNCAIRAN (MP)


PNBP TERPUSAT PNBP TIDAK TERPUSAT
Berdasarkan jumlah setoran PNBP ke Masing-masing satker pengguna PNBP
Kas Negara berdasarkan jumlah setoran PNBP
masing-masing satker
MP ditetapkan dengan SE/Perdirjen MP ditetapkan berdasarkan SSBP yang
Perbendaharaan berdasarkan hasil sudah dikonfirmasi ke KPPN
rekon SSBP kantor pusat satker PNBP
dengan DJPB
Pencairan dana berdasarkan Pencairan dana berdasar daftar
SE/Perdirjen Perbendaharaan tanpa perhitungan jumah MP
melampirkan SSBP
Kelengkapan Pengajuan SPM ke KPPN
a) SPM a) SPM
b) Dokumen lain sesuai PMK b) Bukti setor PNBP yang telah
190/PMK.02/2012 dikonfirmasi oleh KPPN
c) Daftar Perhitungan jumlah MP
d) Dokumen lain sesuai PMK
190/PMK.02/2012

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
10
Mekanisme Pengelolaan Hibah

M
ekanisme pengelolaan hibah langsung diatur dalam Perdirjen
Perbendaharaan Nomor PER-81/PB/2011 tentang Tata Cara Pengesahan
Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah
Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga dan SE-02/PB/2012 tentang
Petunjuk Lebih Lanjut Pengelolaan Hibah Langsung Baik dalam Bentuk Uang
Maupun Barang/Jasa/Surat Berhargahun 2011.
Pendapatan Hibah Langsung adalah penerimaan hibah yang diterima langsung oleh
K/L, dan/atau pencairan dananya dilaksanakan tidak melalui KPPN yang
pengesahannya dilakukan oleh BUN/Kuasa BUN. Atas pendapatan hibah tersebut,
pemerintah mendapat manfaat secara langsung yang digunakan untuk mendukung
tugas dan fungsi K/L, atau diteruskan kepada Pemda, BUMN, dan BUMD.
Pendapatan Hibah Langsung ini bisa berbentuk uang, barang, jasa dan surat
berharga.

Tahapan Pengelolaan Hibah Langsung Dalam


Bentuk Uang

1. Pengajuan Nomor Register

 Pimpinan Lembaga/Satker selaku PA/Kuasa PA


mengajukan permohonan nomor register atas hibah
langsung bentuk uang kepada DJPU c.q. Direktur EAS.
 Permohonan nomor register dilampiri Perjanjian Hibah
(Grant Agreement) atau dokumen lain yang
dipersamakan dan Ringkasan Hibah (Grant Summary).
 Jumlah yang diregister Sejumlah Perjanjian Hibah
 Dapat dengan sarana elektronik (fax/email), namun
tetap diwajibkan menyampaikan hardcopy (asli
bertandatangan basah)

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
11
2. Pengelolaan Rekening Hibah

 K/L mengajukan permohonan persetujuan


pembukaan Rekening Hibah kepada BUN/Kuasa
BUN dengan dilampiri surat pernyataan
penggunaan rekening sesuai dengan ketentuan dan
Register Hibah
 Pengelolaan Rekening Hibah dilaksanakan oleh
Bendahara Pengeluaran, dapat dibantu oleh
Bendahara Pengeluaran Pembantu.
 Rekening Hibah yang telah dibuka sebelum
berlakunya PMK No.57/PMK.05/2007 wajib
dilaporkan dan dimintakan persetujuan.
 K/L dapat langsung menggunakan Uang yang
berasal dari hibah langsung tanpa menunggu
terbitnya persetujuan pembukaan rekening hibah.
 Rekening Hibah yang sudah tidak digunakan harus
ditutup dan saldonya disetor ke Rekening KUN
kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian Hibah
atau dokumen yang dipersamakan.
 Jasa giro/bunga yang diperoleh dari Rekening
Hibah disetor ke Kas Negara sebagai PNBP kecuali
ditentukan lain dalam Perjanjian Hibah atau
dokumen yang dipersamakan.

3. Revisi DIPA

 Jumlah yang direvisi adalah Jumlah yang direncanakan akan dilaksanakan


dalam 1 tahun, setinggi-tingginya sebesar Perjanjian Hibah
 Persyaratan revisi DIPA terdiri dari Ringkasan Naskah Perjanjian, Nomor
Register, Persetujuan Pembukaan Rekening Penampung dan Surat
Pernyataan KPA bahwa perhitungan dan penggunaan dana hibah sesuai
standar biaya dan peruntukan

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
12
4. Pengesahan Hibah Dalam Bentuk Uang

 Membuat dokumen pengesahan SP2HL (Surat


Perintah Pengesahan Hibah Langsung) melalui
Aplikasi SAS
 SP2HL disampaikan ke KPPN dengan dilampiri
SPTMHL, copy rekening atas rekening hibah, SPTJM
dan copy surat persetujuan pembukaan rekening
untuk pengajuan SP2HL pertama kali.
 Dalam hal penyampaian SP2HL tersebut tidak
dapat melampirkan dokumen Persetujuan
Pembukaan Rekening maka dapat menggunakan
Surat Pernyataan Penggunaan Rekening Bendahara
untuk Hibah sebagai dokumen yang dipersamakan

5. Perlakuan Sisa Hibah Dalam Bentuk Uang

 Sisa Hibah bisa langsung dikembalikan ke Pemberi


Hibah. Selanjutnya K/L membuat dokumen SP4HL
(Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan
Hibah Langsung). SP4HLdisampaikan ke KPPN dengan
dilampiri Copy Rekening atas Rekening Hibah, Copy
bukti pengiriman/transfer kepada Pemberi Hibah dan
SPTJM
 Sisa Hibah disetor ke Kas Negara melalui Bank Persepsi
dengan SSBP Kode Akun 43XXXX (sama dengan kode
pendapatan yang di SP2HL), Kode BA.999.02, Kode
Satker 977263 Keterangan “penyetoran sisa dana hibah
langsung tahun 20xx”. SSBP kemudian dikirim ke DJPU
 Apabila sisa dana hibah tidak dikembalikan ke Donor
dan/atau tidak disetor ke Kas Negara (masih di
rekening Kementerian/Lembaga), sisa dana hibah
langsung dapat digunakan pada tahun berikutnya.
Kementerian/Lembaga mengajukan Revisi DIPA untuk
tahun berikutnya.

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
13
Tahapan Pengelolaan Hibah Langsung Dalam
Bentuk Barang

1. Penandatangan BAST

 Pimpinan K/L/Satker yang menerima hibah dalam


bentuk B/J/S membuat dan menandatangani BAST
bersama dengan Pemberi Hibah.
 BAST sekurang-kurangnya memuat tanggal serah
terima, Pihak Pemberi dan Penerima, nilai nominal,
bentuk hibah, tujuan BAST dan rincian harga per
barang

2. Pengelolaan Rekening Hibah

 Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Kantor/Satker


selaku PA/Kuasa PA mengajukan surat permohonan
nomor register kepada Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) c.q.
Direktur EAS, dilampiri Perjanjian Hibah atau
dokumen lain yang dipersamakan dan Ringkasan
Hibah (Grant Summary).
 Dalam hal tidak terdapat dokumen diatas,
dilampiri dengan Berita Acara Penyerahan Hibah
(BAPH) dan SPTMHL

3. Pengesahan ke DJPPR

PA/Kuasa PA mengajukan Surat Perintah Pengesahan


Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat
berharga (SP3HL-BJS) dalam rangkap 3 kepada DJPPR c.q.
Direktur EAS dengan dilampiri BAST dan SPTMHL (yang
telah mencantumkan nilai B/J/S dalam Rupiah).

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
14
4. Pencatatan Hibah ke KPPN

 PA/Kuasa PA mengajukan Memo Pencatatan Hibah


Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat berharga
(MPHL-BJS) yang dibuat menggunakan Aplikasi SAS
 PA/Kuasa PA membuat dan menyampaikan MPHL-
BJS ke KPPN dengan dilampiri SPTMHL, SP3HL-BJS
lembar kedua dan SPTJM

Retur SP2D Pada SPAN

D
iatur dalam Peraturan Dirjen Pebendaharaan Nomor PER-30/PB/2014
tentang Mekanisme Penyelesaian dan Penatausahaan Retur Surat Perintah
Pencairan Dana Dalam Rangka Implementasi Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara (SPAN).
Pembayaran kembali retur SP2D pada saat implementasi SPAN adalah dengan
penerbitan SP2D retur oleh satker KPPN sebagai Kuasa BUN. Jadi alur penerbitan
SP2D retur melalui tahap pembuatan SPP retur => SPM retur => SP2D retur.
Selain itu tahap pemberitahuan retur SP2D ke satker juga mengalami perubahan
karena Bank Operasional tidak langsung menginformasikan retur tersebut ke KPPN,
tetapi menginformasikan ke Direktorat Pengelolaan Kas Negara yang ada di Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Selanjutnya Direktorat PKN yang akan
menginformasikan ke KPPN.

Syarat-syarat Permintaan Pembayaran Kembali Retur SP2D


Berdasarkan surat pemberitahuan retur dari KPPN, satker menyampaikan
Surat Ralat/Perbaikan Rekening sesuai format yang ditentukan dengan
dilampiri :

a. SPTJM sesuai format pada Lampiran IV PER-30/PB/2014


b. ADK untuk pendaftaran data supplier apabila Supplier belum pernah
didaftarkan ke SPAN atau Data Supplier yang didaftarkan
memerlukan perubahan pada nama bank dan/atau nomor rekening

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
15
c. Surat Permintaan Perubahan Data Supplier apabila perubahan data
supplier selain nama bank dan/atau nomor rekening sesuai format
dalam lampiran V PER-30/PB/2014
d. ADK perubahan data kontrak apabila perubahan data supplier
mengakibatkan perubahan data kontrak yang telah didaftarkan di
SPAN

Tata Cara Koreksi Transaksi Keuangan


Pada SPAN

K
oreksi data merupakan proses perbaikan data transaksi tanpa mengubah
data awal, dimana data tersebut membentuk data histori. Data Transaksi
Keuangan yang dapat dikoreksi adalah data koreksi yang telah diproses
dengan aplikasi SPAN meliputi :

Koreksi Data Transaksi Pengeluaran


1) BAS
Dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan perubahan jumlah uang
atau sisa pagu anggaran DIPA menjadi minus
Semua segmen BAS dapat diubah kecuali segmen satker dan segmen
KPPN
Dalam hal terdapat koreksi potongan penerimaan, semua segmen
BAS sisi penerimaan dapat diubah sepanjang tidak mengubah
jumlah uang
2) Pembebanan rekening khusus
3) Deskripsi pengeluaran, dilakukan terhadap semua uraian keperluan
pembayaran sesuai jenis tagihan di SPM

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
16
Koreksi Data Transaksi Penerimaan
1) Koreksi atas penerimaan negara dapat dilakukan pada seluruh
elemen BAS, sepanjang tidak merubah nilai total penerimaan
2) Koreksi dilakukan berdasarkan Surat Permohonan Perbaikan
Transaksi Penerimaan Negara dari Satker
3) Surat Permohonan dimaksud dilampiri dengan Rincian Perbaikan,
Bukti Setor, Nota Konfirmasi, ADK Koreksi
4) ADK Koreksi dihasilkan dari Aplikasi Konfirmasi dan Koreksi
Penerimaan Negara

Pelaksanaan Koreksi SP2D Untuk Satker


Mengajukan surat permintaan koreksi ke KPPN dengan dilampiri :
 Copy SPM dan daftar SP2D sebelum koreksi
 SPM setelah koreksi
 SPTJM sesuai dengan format yang ditentukan
 Detail permintaan koreksi sesuai format yang ditentukan
 ADK SPM Koreksi

Surat Keterangan Penghentian


Pembayaran (SKPP)

S
urat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) adalah surat keterangan
tentang terhitung mulai bulan dihentikan pembayaran yang
dibuat/dikeluarkan oleh Pengguna Anggaran/KPA berdasarkan surat
keputusan yang diterbitkan oleh Kementerian Negara/Lembaga atau satker dan
disahkan oleh KPPN setempat.
SKPP dikirim oleh Satuan kerja asal sesuai peruntukannya sebagaimana diatur
pada angka 1 dan 2 setelah diberi keterangan oleh Kepala Seksi Pencairan Dana
pada KPPN asal bahwa data pegawai pindah/pensiun telah dinonaktifkan dari
database pegawai satuan kerja tersebut pada KPPN asal.

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
17
1. SKPP Pegawai Pindah, dibuat 4
rangkap meliputi:

 lembar I untuk pegawai yang bersangkutan untuk


dilampirkan pada saat pengajuan gaji pertama kali
ditempat yang baru
 lembar II untuk satuan kerja yang baru, dilampiri dosir
kepegawaian dan ADK pegawai pindah
 lembar III untuk KPPN asal sebagai pertinggal
 lembar IV untuk pertinggal satuan kerja yang lama
 SKPP diatas dilampiri Surat Keputusan (SK) Pindah

2. SKPP Pegawai Pensiun, dibuat 5


rangkap meliputi :

 lembar I & II kedua untuk kepada PT. Taspen


(Persero)/PT. ASABRI (Persero)
 lembar III untuk kepada pegawai yang
bersangkutan
 lembar IV untuk KPPN sebagai Pertinggal;
 lembar V untuk satuan kerja bersangkutan.
 SKPP diatas dilampiri Surat Keputusan (SK) Pensiun
dari Badan Kepegawaian Negara (BKN)

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
18
2|Pertanggungjawaban
Anggaran
Rekonsiliasi UAKPA

R
ekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses
dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen
sumber yang sama sesuai dengan PMK nomor 210/PMK.05/2013. Rekonsiliasi
antara UAKPA dengan KPPN dilaksanakan setiap bulan, paling lambat tanggal 10
setelah bulan yang bersangkutan berakhir yang dituangkan dalam bentuk Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR). Dalam hal tanggal 10 (sepuluh) sebagaimana dimaksud
jatuh pada hari libur, rekonsiliasi dilaksanakan paling lambat pada hari kerja
sebelumnya.

J
ika sampai
batas waktu DOKUMEN UNTUK REKONSILIASI
tersebut belum
1. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
melakukan
rekonsiliasi maka 2. Laporan Realisasi Anggaran Belanja
akan diterbitkan 3. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja
SP2S (Surat 4. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan
Pemberitahuan 5. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan
Pengenaan Sanksi). 6. Neraca SAKPA
Sanksi berupa 7. Laporan Operasional
penundaan 8. Laporan Perubahan Ekuitas
penerbitan SP2D
atas SPM UP/TUP , SPM GUP dan SPM-LS ke Bendahara. Pengenaan sanksi tidak
membebaskan kewajiban UAKPA melakukan rekonsiliasi dengan KPPN.

D
alam hal UAKPA telah melaksanakan rekonsliasi dengan KPPN setelah
dikenakan sanksi, KPPN menerbitkan SP3S. Dengan diterbitkannya SP3S oleh
KPPN, pemberian sanksi dinyatakan tidak berlaku. Hasil rekonsiliasi
dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR).

Pembukuan & Pertanggungjawaban


Bendahara

Uraian

D
asar hukum : Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-
3/PB/2014 tentang Petunjuk Pembukuan dan Pertanggungjawaban
Bendahara. Peraturan ini meliputi 6 (enam) hal, yaitu :

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
20
1. Teknis Pembukuan Bendahara
2. Modul Buku, Format Berita Acara, Format LPJ Bendahara
3. Pemeriksaan Kas
4. Rekonsiliasi Internal Satker
5. Penyusunan LPJ Bendahara
6. Verifikasi LPJ Bendara

Teknis Pembukuan Bendahara


1. Bendahara menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan
pengeluaran uang/ surat berharga yang dilakukan pada satker, termasuk hibah
dan bantuan sosial.
2. Pembukuan bendahara terdiri dari :
 Buku Kas Umum,
 Buku Pembantu, dan
 Buku Pengawasan Anggaran
3. Pembukuan Bendahara dilaksanakan atas dasar dokumen sumber.
4. Pembukuan yang dilakukan oleh bendahara dimulai dari Buku Kas Umum yang
selanjutnya pada buku-buku pembantu dan Buku Pengawasan Anggaran.
5. Bendahara yang mengelola lebih dari satu DIPA, harus memisahkan
pembukuannya sesuai DIPA masing-masing.
6. Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran sebagaimana
dimaksud dilakukan dengan aplikasi yang dibuat dan dibangun oleh
Kementerian Keuangan cq. Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
7. Dalam hal Bendahara tidak dapat melakukan pembukuan menggunakan
aplikasi sebagaimana dimaksud diatas, Bendahara dapat melakukan
pembukuan secara manual baik dengan tulis tangan maupun dengan komputer.

Pemeriksaan Kas
1. Dalam rangka penatausahaan kas Bendahara Pengeluaran/ Bendahara
Pembantu Pengeluaran (BPP), KPA atau PPK atas nama KPA memastikan
jumlah uang tunai yang berasal dari UP/TUP di brankas Bendahara
Pengeluaran/ BPP pada akhir jam kerja maksimal Rp50.000.000,-.
2. Dalam hal uang tunai yang berasal dari UP/TUP yang ada pada kas Bendahara
Pengeluaran/BPP lebih dari Rp50.000.000,¬ (lima puluh juta rupiah),
Bendahara Pengeluaran/BPP membuat Berita Acara yang ditandatangani oleh
Bendahara Pengeluaran/BPP dan KPA atau PPK atas nama KPA.
3. Berita acara keadaan kas harus dibuat pada saat kejadian paling lambat pada
jam tutup kantor.
4. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) PPK untuk 1 (satu) Bendahara
Pengeluaran/BPP, kegiatan pemeriksaan kas dan monitoring keadaan brankas

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
21
Bendahara Pengeluaran/BPP dapat dilakukan oleh PPK yang ditunjuk oleh KPA
sebagai koordinator.
5. KPA atau PPK atas nama KPA melakukan pengamanan atas uang tunai yang
ada di brankas Bendahara Pengeluaran/BPP.
6. Pada hari kerja berikutnya uang tunai yang berasal dari UP/TUP di brankas BP
/BPP pada akhir jam kerja kembali maksimal Rp50.000.000,-.

Rekonsiliasi Internal Satker


1. Dalam rangka penatausahaan kas Bendahara Pengeluaran/BPP, KPA atau PPK
atas nama KPA memastikan jumlah uang tunai yang berasal dari UP/TUP di
brankas Bendahara Pengeluaran/BPP pada akhir jam kerja maksimal
Rp50.000.000,-.
2. Kepala Satker atau Pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
negara melakukan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan UAKPA
dengan pembukuan Bendahara Penerimaan untuk meneliti kesesuaian atas:
 jumlah setoran penerimaan negara oleh Bendahara Penerimaan ke Kas
Negara;
 saldo penerimaan negara yang belum disetorkan oleh Bendahara
Penerimaan ke Kas Negara.
3. KPA atau PPK atas nama KPA melakukan rekonsiliasi internal antara Laporan
Keuangan UAKPA dengan pembukuan Bendahara Pengeluaran untuk meneliti
kesesuaian atas:
 saldo UP/TUP;
 saldo selain UP/TUP.
4. Rekonsiliasi internal dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali pada akhir
bulan berkenaan bersamaan dengan pemeriksaan kas.
5. Hasil pemeriksaan kas dan rekonsiliasi internal dituangkan dalam berita acara
sesuai dengan format yang telah ditentukan.

Laporan Pertanggungjawaban Bendahara


1. Bendahara wajib menyusun LPJ Bendahara secara bulanan atas uang yang
dikelolanya baik yang dalam bentuk rupiah maupun valas.
2. LPJ Bendahara disusun berdasarkan Buku Kas Umum, buku-buku pembantu,
dan Buku Pengawasan Anggaran yang telah diperiksa dan direkonsiliasi oleh
KPA/PPK atas nama KPA bagi Bendahara Pengeluaran/BPP dan Kepala Satker
atau Pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan Negara bagi
Bendahara Penerimaan.
3. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) PPK untuk 1 (satu) Bendahara
Pengeluaran/BPP, penandatangan LPJ Bendahara Pengeluaran/BPP dapat
dilakukan oleh PPK yang ditunjuk oleh KPA sebagai koordinator.

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
22
4. LPJ Bendahara Penerimaan dituangkan sebagaimana format yang telah
ditentukan, dengan dilampirkan :
 Daftar Rincian Saldo Rekening yang dikelola Bendahara Penerimaan
sebagaimana format yang telah ditentukan
 Rekening koran
 Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi
 Konfirmasi Penerimaan Negara yang diterbitkan oleh KPPN
5. LPJ Bendahara Pengeluaran dituangkan sebagaimana format yang telah
ditentukan, dengan dilampiri :
 Daftar Rincian Saldo Rekening yang dikelola Bendahara Pengeluaran
sebagaimana format yang telah ditentukan
 Rekening koran
 Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi
 Konfirmasi Penerimaan Negara yang diterbitkan oleh KPPN
6. LPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu dituangkan dalam format yang telah
ditentukan dengan dilampiri rekening koran (bila ada).
7. LPJ Bendahara Penerimaan dan LPJ Bendahara Pengeluaran yang benar
disampaikan ke KPPN paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
23
Tips praktis untuk menguji Pembukuan LPJ Bendahara Pengeluaran

Provinsi/Kab/Kota : …………………
Satuan Kerja : …………………
Alamat dan Telp : …………………
harus sama
I. Keadaan pembukuan Bulan Pelaporan dengan saldo akhir pada BKU sebesar Rp 2,730,800
dan Nomor Bukti terakhir adalah Nomor : 073/14

Jenis Buku Pembantu Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir


1 2 3 4 5 6
A BP, Kas, BPP dan UM Perjadin 11,234,000 79,830,500 88,333,700 2,730,800
1 BP Kas (Tunai dan Bank) 11,234,000 79,830,500 88,333,700 2,730,800
2 BP UM Perjadin 0 0 0 0
3 BP BPP (Kas pada BPP) 0 0 0 0
B BP selain Kas, BPP dan UM Perjadin 6,245,000 88,670,000 92,184,200 2,730,800
1 BP UP *) 6,245,000 88,670,000 92,184,200 2,730,800
harus sama dgn
2 BP LS-Bendahara saldo akhir bulan 0 0 0 0
3 BP Pajak lalu... 0 0 0 0
4 BP LS Lain-lain 0 0 0 0
*)
Jumlah pengurangan sudah termasuk Kuitansi UP yang belum di SPM kan sebesar Rp 1,769,200

harus jumlah bulat sesuai


II. Keadaan Kas pada akhir Bulan Pelaporan fisik uang di Brankas -
1 Uang Tunai di brankas Rp 900,000
2 Uang di Rekening Bank Rp 1,830,800
3 Jumlah Kas Rp 2,730,800
harus sama
III. Selisih kas harus sama dgn Saldo
1 Saldo akhir BP Kas Rp 2,730,800 Akhir di rekening koran
2 Jumlah Kas Rp 2,730,800
3 Selisih Kas Rp 0

IV. Hasil Rekonsiliasi internal dengan UAKPA


1 Saldo UP Rp 2,730,800
2 Kuitansi UP Rp 1,769,200
3 Jumlah UP Rp 4,500,000
harus sama dgn saldo kas di
4 Saldo UP menurut UAKPA Rp 4,500,000 Bendahara Pengeluaran pada
5 Selisih Pembukuan UP Rp 0 Neraca SAIBA

V. Penjelasan selisih kas dan/atau selisih pembukuan UP (bila ada) :


1 - ………..

… Perhatian, kebenaran data pada ilustrasi di atas harus sesuai dengan


pembukuan yang benar pada Buku Kas Umum dan Buku Pembantu lainnya …

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
24
Reklasifikasi Setoran UP

Uraian

D
asar hukum : Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-
61/PB/2009 tentang penyelesaian kelebihan pengembalian Uang Persediaan.
penyelesaian kelebihan pengembalian UP meliputi :

Pengembalian Kelebihan Setoran UP Kepada


Bendahara Pengeluaran
Pengajuan permintaan pengembalian kelebihan setoran UP kepada KPPN (form
surat : lampiran II), dengan dilampiri 3 dokumen berikut.
Berdasarkan SKTB
dan SP3 yang SYARAT PENGAJUAN PERMINTAAN
diterbitkan oleh
KPPN, Pejabat
PENGEMBALIAN KELEBIHAN SETORAN UP
penandatangan SPM 1. Copy SSBP atas setoran UP yang telah
menerbitkan SPM dilegalisasi jika disetor pada Bank/Pos Persepsi
pengembalian bukan mitra kerja KPPN Bekasi
kelebihan setoran 2. Surat Pernyataan
pertanggungjawaban 3. Surat Penetapan Pengembalian dari KPA
UP dalam 3 rangkap
dengan akun 825114. KPA mengajukan SPM tersebut dengan dilampiri SKTB, SP3,
Surat Ketetapan Pengembalian dari KPA, copy SSBP yang telah dilegalisir dan
SPTJM.

Reklasifikasi
Reklasifikasi dilakukan atas transaksi :
1. Potongan SPM
2. Setoran UP selain kategori di pasal 3
3. Setoran UP dalam kategori di pasal 3 yang tidak dimintakan
pengembaliaannya.
Kelebihan UP yang transaksinya melalui potongan SPM dan setoran UP yang tidak
dimintakan pengembaliannya dimasukkan ke dalam akun 423999 (Pendapatan
anggaran lain-lain), sedangkan kelebihan UP karena kesalahan pencantuman kode
akun agar dimasukkan ke dalam akun yang sesuai dengan maksud setoran dan
potongan SPM.

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
25
Pengajuan permintaan pengembalian kelebihan Setoran UP kepada KPPN dengan
dilampiri 3 dokumen berikut :

SYARAT PENGAJUAN PERMINTAAN PENGEMBALIAN


KELEBIHAN SETORAN UP
1. Copy SSBP atau SPM/SP2D
2. Daftar Rincian Reklasifikasi
3. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)

Tindak lanjut atas reklasifikasi, meliputi kegiatan :


1. Perbaikan data transaksi keuangan berdasarkan Nota Perbaikan yang
diterbitkan KPPN jika transaksi belum dilaporkan pada LKPP Audited.
2. Koreksi pembukuan dengan melakukan penyesuaian saldo awal pada neraca
berdasarkan Nota Penyesuaian yang diterbitkan KPPN jika transaksi telah
dilaporkan pada LKPP Audited.

Penyesuaian Sisa Pagu DIPA Atas


Setoran Pengembalian Belanja Satker

Uraian

S
esuai dengan PER-21/PB/2014 tentang penyesuaian sisa pagu DIPA pada SPAN,
pada pasal 5 disebutkan bahwa setoran pengembalian belanja mengurangi
realisasi anggaran belanja dan dapat menyesuaikan sisa pagu DIPA satker
yang bersangkutan.
Penyesuaian sisa pagu DIPA dilakukan dengan cara menambah sisa pagu DIPA
sebesar setoran pengembalian belanja.
Tata cara penyesuaian sisa pagu DIPA adalah sebagai berikut :
1. KPA melakukan konfirmasi ke KPPN atas setoran pengembalian belanja
2. PPK membuat Surat Pernyataan mengenai pengurangan Realisasi Anggaran
Belanja Negara
3. Surat Pernyataan tersebut disampaikan ke KPPN dengan dilampiri :
a. SSPB
b. Nota Konfirmasi Penerimaan Negara

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
26
B
erikut ini cara penyesuaian sisa pagu DIPA pada aplikasi SPM agar mata
anggaran tersebut dapat diajukan (dicairkan) kembali dengan syarat
pembuatan SSPB menggunakan aplikasi SAS.

Setelah membuat SSPB dengan aplikasi SAS 2015, maka


1 selanjutnya adalah membayarkan kepada negara lewat bank
 pos/persepsi. Setelah mendapatkan NTPN maka akan kita input di
RUH SSPB
Selanjutnya membuat surat pernyataan dengan mengisi nomor
2  surat, tanggal surat, memilih pejabat (PPK) dan mengisi
pertimbangan SSPB tersebut dilakukan

Cetak dan kirim surat tersebut sesuai PER-21/PB/2014 dilampiri


3  dengan copy SSPB dan nota konfirmasi penerimaan negara

Setelah mendapat surat pemberitahuan KPPN beserta berita acara


4  penyesuaian pagu, maka satker akan memasukan nomor surat dari
KPPN beserta tanggal suratnya.

Pagu akan kembali seperti semula


5 
Selanjutnya sisa pagu hasil penyesuaian dapat digunakan kembali
6 

Penyelesaian Kerugian Negara Terhadap


Bendahara

Uraian
Dasar Hukum :
 UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
 PMK nomor 193/PMK.01/2009 tentang Pedoman Penyelesaian
Ganti/Kerugian Negara terhadap Bendahara di lingkungan Kementerian
Keuangan

K
erugian negara adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang
nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik
sengaja maupun lalai. Tuntutan Perbendaharaan adalah proses penentuan

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
27
pengembalian kekurangan perbendaharaan (comptabel tekort) terhadap Pegawai
Negeri selaku Bendaharawan (uang atau barang) yang karena
kesalahan/kelalaian/kealpaannya, langsung maupun tidak langsung telah
menimbulkan kerugian bagi negara atas kepengurusan perbendaharaan negara
yang dipercayakan
kepadanya.
SUMBER INFORMASI KERUGIAN NEGARA
Perhitungan ex-officio 1. Hasil pemeriksaan BPK
adalah perhitungan yang 2. Hasil pengawasan Aparat Pengawas
dibuat oleh orang lain
Fungsional
bukan bendahara yang
3. Hasil pengawasan dan/atau pemberitahuan
bersangkutan yaitu
pejabat yang ditunjuk atasan langsung Bendahara atau Kepala
oleh Menteri Keuangan Kantor
c.q Kepala Kantor. 4. Hasil perhitungan ex-officio

Informasi tersebut sebagai dasar Kepala Kantor dalam melakukan tindak lanjut
penyelesaian kerugian negara.
Dalam hal bendahara dibawah pengampunan/berhalangan tetap/melarikan
diri/meninggal dunia, kepala kantor melakukan tindakan pengamanan dan
melakukan perhitungan secara ex-officio.

Mekanisme Pengembalian Kerugian Negara


Meliputi prosedur sebagai berikut :

1. Setoran melalui SSBP, akun setoran SSBP 423922 pendapatan pelunasan ganti
rugi atas kerugian yang diderita oleh negara (masuk TP/TGR) Bendahara
2. Pemotongan langsung melalui gaji (potongan SPM)
3. Potongan hak pensiun melalui PT. Taspen

Ketentuan lain yang harus diperhatikan :


1. Setiap orang yang diberi tugas menerima, menyimpan, membayar dan atau
menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang negara adalah
bendahara yang wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada
BPK
2. Setiap Bendahara bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian keuangan
negara yang berada dalam pengurusannya.
3. Selama proses penelitian bendahara dibebaskan dari penugasannya sebagai
bendahara
4. Pembebanan kerugian negara diterbitkan oleh BPK.
5. Surat keterangan tanggung jawab mutlak (SKTM) yang telah ditandatangani
oleh bendahara tidak dapat ditarik kembali

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
28
6. SK pembebanan mempunyai kekuatan hukum pelaksanaan sita eksekusi dan
memiliki hak mendahului
7. Apabila bendahara memasuki masa pensiun, maka dalam SKPP dicantumkan
bahwa yang bersangkutan masih mempunyai utang kepada negara dan taspen
yang menjadi hak bendahara dapat diperhitungkan untuk mengganti kerugian
negara.

KELENGKAPAN DOKUMEN PELAPORAN


KERUGIAN NEGARA
1. SK pengangkatan sebagai bendahara
2. Berita acara pemeriksaan kas/fisik barang
3. Register penutupan buku kas/barang
4. Surat keterangan tentang sisa uang yang belum
dipertanggungjawabkan dari KPA
5. Surat keterangan bank tentang saldo kas di bank
6. Fotocopy BKU bulan bersangkutan yang
menunjukan adanya kerugian negara
7. Surat tanda lapor dari kepolisian dalam hal
kerugian negara mengandung indikasi tindak
pidana
8. Laporan hasil pemeriksaan berdasarkan BAP
9. Bukti-bukti lain yang berkaitan dengan kasus

Upaya Pencegahan Terjadinya Kerugian Negara


1. Bendahara melakukan penatausahaan dan penyusunan laporan
pertanggungjawaban sebagaimana yang diamanatkan aturan yang berlaku.
2. Kepala satker memprioritaskan pembinaan terhadap bendahara melalui
pendidikan dan pelatihan sehingga bendahara dapat melaksanakan secara
optimal tanggung jawab dan kewenangannya.
3. Kepala satker melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan
fungsi bendahara.

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
29
Laporan Keuangan Sistem Akuntansi
Berbasis Akrual

Uraian

J
urnal Penyesuaian merupakan suatu keharusan dalam akuntansi berbasis
akrual. Penyesuaian dilakukan untuk menyesuaikan akun-akun pendapatan
dan beban akrual, sehingga laporan yang akan disajikan memenuhi konsep
periodesitas dan bahkan dapat memenuhi prinsip matching cost againts revenue,
walaupun dalam pemerintahan tidak terlalu ditonjolkan. Dengan penyesuaian
pendapatan dapat disajikan sesuai dengan nilai pendapatan yang sesungguhnya
yaitu semua hak yang sudah diterima maupun belum diterima, tidak sebatas kas
yang diterima saja. Demikian pula beban, yang merupakan kewajiban atau
pengorbanan yang terjadi pada periode akuntansi tersebut.
Penyesuaian perlu dilakukan antara lain untuk hal-hal berikut :

Contoh Ayat Jurnal Penyesuaian

1. Kas di Bendahara Penerimaanxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Hal ini mengindikasikan masih adanya Penerimaan Negara yang belum disetor ke
Kas Negara. Penerimaan tersebut belum dapat diakui sebagai Pendapatan LRA,
tetapi sudah harus diakui sebagai Pendapatan dalam Laporan Operasional.
Jurnal penyesuaiannya adalah :

Akun / Perkiraan Debit Kredit


Kas di Bendaraha Penerimaan 000,-
Pendapatan PNBP 000,-

2. Pendapatan yang Masih Harus Diterimaxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Adalah pendapatan pajak/atau bukan pajak yang seharusnya sudah dibayarkan
oleh wajib bayar tapi belum disetor ke kas Negara. Pendapatan ini dapat diakui
sebagai pendapatan akrual dalam laporan LO dan disajikan sebagai piutang dalam
neraca.
Jurnal penyesuaiannya adalah :

Akun / Perkiraan Debit Kredit


Piutang Pajak/PNBP 000,-
Pendapatan Pajak/PNBP 000,-

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
30
3. Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaranxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Merupakan kas selain yang berasal dari Uang persediaan, dapat berupa jasa giro
yang belum disetor ke kas Negara, uang pihak ketiga yang belum diserahkan
seperti honorarium pegawai atau pajak yang belum disetor.
Jurnal penyesuaiannya adalah :

Akun / Perkiraan Debit Kredit


Kas Lainnya di Bendaraha 000,-
Pengeluaran
Pendapatan jasa Giro /Utang 000,-
pada pihak ketiga

4. Pendapatan Yang Diterima di Mukaxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Merupakan pendapatan pajak/atau bukan pajak yang sudah diterima di rekening
kas Negara tapi belum menjadi hak pemerintah. Pendapatan ini dapat berupa
kelebihan pembayaran pajak WP, pembayaran PNBP untuk masa melebihi tanggal
pelaporan.
Jurnal penyesuaiannya adalah :

Akun / Perkiraan Debit Kredit


Pendapatan Pajak/PNBP 000,-
Pendapatan Pajak/PNBP 000,-
diterima dimuka

5. Belanja Dibayar di Mukaxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Merupakan pengeluaran belanja tahun anggaran berjalan namun manfaatnya
masih akan diterima akibat pembayaran tersebut misalnya, jasa sewa yang akan
dilakukan koreksi beban LO dan disajikan di neraca sebagai Belanja Dibayar
Dimuka
Jurnal penyesuaiannya adalah :

Akun / Perkiraan Debit Kredit


Belanja dibayar dimuka 000,-
Beban Jasa 000,-

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
31
6. Uang Muka Belanjaxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Merupakan pembayaran dimuka atas belanja yang diberikan terlebih dahulu
sebelum pegawai atau rekanan menyerahkan hasil pekerjaan/jasa. Hal ini pada
tanggal pelaporan dicatat mendebet uang muka belanja dan mengkredit akun
beban yang sesuai. Jika sampai akhir tahun sudah dilakukan pengembalian maka
dilakukan penyesuaian sebagai berikut :
Jurnal penyesuaiannya adalah :

Akun / Perkiraan Debit Kredit


Uang muka belanja xxx 000,-
Beban belanja xxx 000,-

7. Belanja Yang Masih Harus Dibayarxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Merupakan tagihan pihak ketiga yang pada tanggal pelaporan keuangan belum
dapat dibayarkan.
Jurnal penyesuaiannya adalah :

Akun / Perkiraan Debit Kredit


Beban xxx 000,-
Belanja xxx yang masih harus 000,-
dibayar

8. Penyisihan Piutang Tak Tertagihxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Penyisihan piutang tak tertagih dilakukan dengan cara mengestimasi berapa
penyisihan piutang yang diestimasi dalam rangka penyajian wajar.
Jurnal penyesuaiannya adalah :

Akun / Perkiraan Debit Kredit


Beban penyisihan piutang tak 000,-
tertagih
Cadangan penyisihan piutang tak 000,-
tertagih

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
32
9. Penyusutan dan Amortisasixxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan
selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Nilai penyusutan akan mengurangi
nilai asset tetap dalam neraca dan sebagai beban penyusutan dalam laporan
operasional.
Jurnal penyesuaiannya adalah :

Akun / Perkiraan Debit Kredit


Beban penyusutan 000,-
Akumulasi penyusutan 000,-

Penatausahaan Dokumen Sumber


Sehubungan dengan pelaksanaan akuntansi Pemerintah Pusat berbasis akrual pada
TA. 2015, maka :
1. Telah diterbitkan PMK Nomor 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat sebagai
panduan pelaksanaan akuntansi Pemerintah Pusat berbasis akrual pada satker
Kementerian Negara/Lembaga.
2. Dalam PMK tersebut diatur mengenai jurnal penyesuaian untuk transaksi-
transaksi akrual menggunakan aplikasi SAIBA.
3. Guna mendukung implementasi akuntansi pemerintahan berbasis akrual
diperlukan dokumen sumber pendukung yang dikelola oleh unit teknis untuk
kemudian diberikan kepada unit akuntansi secara periodik.
4. Unit Akuntansi akan menggunakan dokumen sumber pendukung tersebut
sebagai dasar pembuatan memo penyesuaian (MP) agar dapat diproses dalam
Aplikasi SAIBA.
5. Dokumen sumber pendukung tersebut antara lain yang berkaitan dengan akun-
akun:
a. Pendapatan Diterima Di Muka, yaitu pendapatan bukan pajak yang sudah
diterima di rekening kas Negara, tetapi belum menjadi hak pemerintah
sepenuhnya, karena masih melekat kewajiban pemerintah untuk
memberikan barang/jasa di kemudian hari kepada pihak ketiga, seperti
pembayaran PNBP untuk masa melebihi tanggal pelaporan.
b. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima, yaitu pendapatan PNBP yang
berdasarkan perhitungan secara akuntansi sudah menjadi hak pemerintah
tetapi belum ada hak tagihnya karena belum waktunya untuk
dibayar/ditagih.
c. Belanja Dibayar Di Muka adalah pengeluaran belanja pada tahun berjalan
atau tahun sebelumnya tetapi manfaatnya melampaui tahun anggaran

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
33
berjalan, sehingga pada tahun berikutnya masih terdapat manfaat yang
akan diterima akibat pembayaran tersebut.
d. Belanja Yang Masih Harus Dibayar, adalah tagihan pihak ketiga atau
kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga yang pada tanggal pelaporan
keuangan belum dibayarkan.
6. Dokumen sumber pendukung yang diperlukan dan penatausahaannya,
diilustrasikan sebagaimana contoh pada lampiran. Namun demikian
Kementerian Negara/Lembaga dapat memodifikasi sesuai dengan kebutuhan
informasi yang diperlukan.
7. Setelah mendapatkan informasi sebagaimana dimaksud pada poin 6, unit
akuntansi menyusun memo penyesuaian (MP) sebagaimana format yang
tercantum pada lampiran dan memproses ke dalam Aplikasi SAIBA melalui
menu jurnal penyesuaian.
8. Jurnal penyesuaian tersebut dilakukan pada akhir periode pelaporan, dan atas
penyesuaian tersebut dilakukan jurnal balik pada awal periode berikutnya.

Contoh Format Memo Penyesuaian

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
34
INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
35
Prosedur Pembukaan Rekening
Bendahara Pengeluaran/Bendahara
Penerimaan

Uraian

U
ntuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan Keuangan
Negara, serta menyederhanakan ketentuan dan prosedur mengenai
pengelolaan rekening pada Kementerian Negara/Lembaga/Satuan kerja,
Kementerian Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
252/PMK.05/2014 tentang Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan
Kerja.

Norma Waktu

D alam
penerbitan
rekening
rangka
ijin
satker,
KPPN mempunyai waktu 5
SYARAT DOKUMEN PEMBUKAAN REKENING
PENERIMAAN/PENGELUARAN/PENGELUARAN
PEMBANTU
hari kerja untuk
menyelesaikan penerbitan 1. Surat permohonan persetujuan pembukaan
ijin pembukaan rekening.
rekening
Masa berlaku ijin
pembukaan rekening satker
2. Surat pernyataan penggunaan rekening
yang diterbitkan oleh KPPN 3. Surat Kuasa KPA kepada Kuasa BUN untuk
adalah 15 hari kalender, memperoleh informasi dan kewenangan
kecuali ijin pembukaan terkait rekening
rekening deposito milik BLU 4. Salinan DIPA
yang berlaku selama 1
semester. KPA satker wajib
melaporkan pembukaan rekening ke KPPN paling lambat 20 hari kalender sejak
ijin pembukaan rekening tersebut diterbitkan oleh KPPN.

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
36
Nama Rekening
Rekening yang dibuka oleh satuan kerja harus diberi nama sesuai dengan format
berikut. Nama kantor yang disebut pada nama rekening harus sama dengan nama
satker dalam DIPA yang dilampirkan dalam persyaratan. Apabila jumlah karakter
nama satker melebihi jumlah karakter dalam sistem bank/kantor pos, maka
diperkenankan untuk menyingkat nama satker dengan singkatan yang lazim. Jika
kode untuk jenis rekening ( tiga huruf pertama) hanya bisa dilakukan dengan
huruf capital semua, maka pemberian nama rekening disesuaikan dengan sistem
pada bank/kantor pos.

FORMAT NAMA REKENING


 Rekening Bendahara Penerimaan
BPN … (kode KPPN) … (nama kantor) …

 Rekening Bendahara Pengeluaran


BPG … (kode KPPN) … (nama kantor) …

 Rekening Bendahara Pengeluaran Pembantu


BPP … (kode KPPN) … (nama kantor) …

 Rekening Lainnya
RPL … (kode KPPN) … (nama kantor) … untuk

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN
37
Tim Penyusun & Tim Kreatif

Penanggung Jawab
Nur Asmah
Pengarah
Irsal Afandi
Soeryadi
Meutia Safira
Endah Priyani
Estiadi

Materi/Layout/Desain Cover
Wiwik Septi Y
Editor
Lerifardiyan
Dwi Setyowati
Sukarti
Maisarah

Buku Pintar Satker


Pelaksanaan & Pertanggungjawaban APBN
@ 2015 oleh Tim Penyusum
Edisi I, April 2015
“ Pelayanan Adalah Bakti Kami “

Konsultasi / Pengaduan 0811 819 9090


Telp. 021 8842646 / Fax. 021 8845299
Jalan Pramuka No. 63 Bekasi

Anda mungkin juga menyukai