Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinja

Tinja (faeces) didefinisikan sebagai hasil metabolisme tubuh manusia yang

terdiri dari zat yang tidak dicerna oleh traktus gastrointerstinalis, bercampur dengan

ekstraksi dari aliran darah yang berupa hasil ekskresi dari kelenjar, usus, mukus

serta empedu sehingga menyebabkan warna tinja coklat kehitaman.10

Tinja merupakan hasil metabolisme tubuh manusia sehingga tinja terdiri dari

bermacam-macam zat yang berasal dari asupan baik dari makanan maupun

minuman yang dikonsumsi manusia. Tinja memiliki beberapa kandungan, yaitu:

a. Nutrien

Nutrien ini merupakan zat gizi yang ada di makanan maupun minuman yang

biasa dikonsumsi setiap hari. Tinja biasanya mengandung nutrien yang berupa

nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan karbon.10

Tabel 2.1. Komposisi Nutrien Tinja11


No Zat yang dikandung Persentase relatif
1 Air 66-88
2 Bahan padat 87-97
3 Nitrogen 5-7
4 Fosfor (sebagai P2O5) 3-5,4
5 Kalium (sebagai K2O) 1-2,5
6 Karbon 40-55
7 Kalsium 4-50
8 C/N 5-10

7
Universitas Lambung Mangkurat
8

Nitrogen yang terkandung dalam tinja ini biasanya berasal dari asupan protein

yang dipecah menjadi asam amino dalam tubuh sedangkan kalium, kalsium, karbon

dan fosfor berasal dari buah dan sayuran.

b. Logam berat

Tinja dapat juga mengandung beberapa jenis logam berat seperti Tembaga

(Cu), Zink (Zn), Nikel (Ni), Kromium (Cr), Kadmium (Cd), dan Raksa (Hg).

Logam-logam berat ini berasal dari makanan yang dicerna oleh tubuh namun logam

yang terkandung dalam tinja ini apabila diolah menjadi pupuk akan mudah diserap

oleh tanaman.10

c. Mikroorganisme

Tinja tidak hanya mengandung nutrien tetapi juga mengandung berbagai

mikroorganisme seperti bakteri, virus dan protozoa. Mikroorganisme tinja

khususnya bakteri masing-masing individu berbeda namun berdasarkan sifat dan

sumbernya dibagi menjadi 2 jenis yakni bakteri yang secara alami ada di dalam

usus dan bersifat non patogen seperti Escherichia coli non patogen, Enterococcus

sp., Faecal Streptococcus sp., Faecal Coliform dan Bacterioides fragillus serta

bakteri yang tidak secara alami berada di sana dan bersifat patogen.10

Menurut Nigawaba bakteri yang alami ada dalam tubuh tidak bersifat patogen

pada manusia dikarenakan mereka adalah flora normal pada tubuh manusia yang

justru memberi manfaat bagi proses fisiologis manusia, berbeda halnya dengan

bakteri yang tidak alami dan bersifat patogen pada manusia seperti: Salmonella

typhii, Vibrio cholera, Virus Hepatitis A dan E, Virus Polio, Giardia intestinalis

atau Giardia lamblia, Escherichia coli patogen, dan Shigella sp..10 Sedangkan

Universitas Lambung Mangkurat


9

menurut Winn menyatakan bahwa flora normal pada saluran pencernaan bagian

bawah meliputi Staphylococcus saprophyticus, Staphylococcus epidermidis,

Enterococcus sp., Escherichia coli, Pseudomonas sp., berbagai bakteri anaerob, dan

sebagainya. Sedangkan, bakteri patogen pada saluran pencernaan bagian bawah

mencakup Staphylococcus aureus, Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC),

Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC), Yersinia enterocolitica, Salmonella

sp., Shigella sp., Vibrio cholerae, Campylobacter sp., Clostridium difficile, dan

sebagainya.12

Adanya faktor bahwa tinja dapat mengandung berbagai virus, bakteri dan

protozoa yang bersifat patogen, oleh karena itu tinja sangat berbahaya. Faecal-oral

disease adalah salah satu kerugian yang disebabkan oleh tinja yang didefinisikan

sebagai penyakit dimana agen penyebab penyakit tersebut berada pada tinja yang

ditularkan antar manusia. Di bawah ini adalah gambar sistem penularan faecal-oral

disease.

Gambar 2.1. Diagram 4F – Alur penularan Faecal-Oral Disease 2

Universitas Lambung Mangkurat


10

Pada diagram 4F diatas dapat dilihat alur penularan penyakit faecal-oral

disease yakni tinja yang mengandung agen faecal-oral disease dari host maupun

carrier menular baik langsung ke host lain atau melalui makanan dulu lewat media

4 F yakni: fingers (jari), fluids (cairan), flies (lalat), serta fields/ floors (lahan/

tanah).2

Beberapa penyakit yang termasuk faecal-oral disease adalah demam tifoid,

paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral dan beberapa

penyakit gastrointerstinal lainnya, serta infeksi parasit lain.13

B. Flora Normal

1. Definisi

Flora normal adalah mikroorganisme yang menempati suatu daerah tanpa

menimbulkan penyakit pada inang yang ditempati. Tempat paling umum dijumpai

flora normal adalah tempat yang terpapar dengan dunia luar yaitu kulit, mata, mulut,

saluran pernafasan atas, saluran pencernaan dan saluran urogenital.14

2. Klasifikasi flora normal

Flora normal dikelompokkan dalam dua golongan: (1) flora menetap yang

terdiri atas mikroorganisme yang jenisnya relatif tetap dan biasa ditemukan di

daerah-daerah tertentu pada umur tertentu,bila terganggu, mikroorganisme itu

tumbuh kembali dengan segera. (2) flora sementara yang terdiri atas

mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang mendiami kulit atau

selaput mukosa selama beberapa jam, hari atau minggu. 18

Universitas Lambung Mangkurat


11

3. Faktor yang mempengaruhi keberadaan flora normal

Mikroorganisme dapat tumbuh subur pada daerah tertentu, bergantung pada

faktor-faktor fisiologis, suhu, kelembaban, serta adanya zat-zat makanan yang

mengandung asam dan zat-zat penghambat tertentu seperti penggunaan antibiotik.

Anggota flora normal sendiri dapat menimbulkan penyakit dalam keadaan tertentu.

Bila dengan paksa disingkirkan dari lingkungan yang terbatas ini dan dimasukkan

ke dalam aliran darah atau jaringan, organisme-organisme ini dapat menjadi

patogen. Misalnya, Streptococcus viridans. 18

C. Karier

Karier atau biasa disebut sebagai pembawa menurut Jawetz didefinisikan

sebagai individu yang dapat menularkan penyakit kepada individu lainnya,

sementara ia sendiri secara klinis tidak ada keluhan dan tampak sehat. Seorang

karier sendiri sebenarnya sudah mengalami kolonisasi bakteri patogen pada

tubuhnya, tetapi oleh karena sistem imunitasnya kuat sehingga tidak menimbulkan

manifestasi klinis bagi pembawanya dan dapat menularkan agen infeksi tersebut

kepada individu lain.18

Jawetz juga menyebutkan bahwa individu yang sudah terinfeksi bakteri pun

walaupu gejala yang ditimbulkan masih ringsn tetapi tidak mendapat terapi

medikamentosa yang baik, maka individu tersebut dapat menjadi karier

dikarenakan bakteri penyebab infeksi terutama pada saluran pencernaan sering kali

masih hidup dan bahkan dapat berkembang biak pada saluran pencernaan tersebut

tanpa menimbulkan manifestasi klinis. Bakteri tersebut sewaktu-waktu dapat keluar

bersama tinja dan menjadi sumber infeksi.18

Universitas Lambung Mangkurat


12

D. Pemanfaatan Air dan Efeknya untuk Kesehatan

Air merupakan salah satu zat yang sangat penting untuk kehidupan semua

makhluk hidup yang ada di bumi. Air bersih adalah air yang dibutuhkan manusia

untuk kelangsungan hidup sehari-hari seperti minum, memasak, MCK, dan lain-

lain. Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1405/Menkes/SK/XI/2002 menyatakan bahwa air bersih adalah air yang

dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan

kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

dapat diminum setelah dimasak. Dikarenakan air merupakan kebutuhan esensial

bagi kehidupan manusia, maka keberadaan air pun haruslah memadai dan kualitas

air tersebut harus memenuhi persyaratan secara fisik, kimia, maupun bakteriologi.

Syarat-syarat kualitas air yang baik menurut Departemen Kesehatan RI, yaitu :20

1. Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak berasa, suhu antara 100-250C.

2. Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimia yang mengandung racun,

tidak mengandung zat-zat kimia kimiawi yang berlebihan, cukup iodium, pH

air antara 6,5 – 9,2.

3. Syarat bakteriologi: tidak mengandung bakteri-bakteri penyebab penyakit,

misalnya disentri, kolera dan bakteri patogen penyebab penyakit.

Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun 2008, air

merupakan air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah tanah, termasuk dalam

definisi ini adalah air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di

darat. Salah satu sumber air yang digunakan manusia adalah sungai yang

Universitas Lambung Mangkurat


13

merupakan sumber air permukaan. Dari mata air sebagai awal mengalirnya air,

melintasi bagian-bagian alur sungai sampai ke bagian hilir yang terjadi secara

dinamis. Musim, karakteristik alur sungai, serta pola hidup manusia di sekitarnya

baik pada sungai itu sendiri maupun perilaku manusia terutama yang tinggal di

bantaran sungai sebagai pengguna. Di setiap pinggiran sungai yang padat akan

pemukiman, dipastikan akan terlihat saluran buangan yang menuju ke sungai,

sehingga dapat menimbulkan pencemaran. Kualitas air sungai bergantung pada

komponen penyusunnya, dan juga banyak dipengaruhi oleh masukan komponen

yang berasal dari pemukiman di sekitarnya. Komponen limbah domestik

pemukiman tersebut banyak mengandung bakteri, virus, dan berbagai macam

parasit patogen. Kualitas air sungai dipengaruhi oleh beberapa parameter

pencemaran yang berasal dari air buangan (limbah) yaitu: suhu, kekeruhan, warna,

bau, rasa, bahan padat total, daya hantar listrik, kandungan besi, derajat keasaman,

oksigen terlarut (DO), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen

Demand (COD), nutrient, logam berat, serta faecal coliform.19,21

Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai