Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


CA OVARIUM

A. KONSEP DASAR CA OVARIUM


a. Pengertian
Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada
ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita
berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain,
panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem
pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru.
Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan
histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga
dermoblast (ektodermal,entodermal, dan mesodermal dengan sifat-
sifat histologis maupun bilogis yang beraneka ragam. Oleh sebab itu
histiogenesis maupun klasifikasinya masih sering menjadi perdebatan
b. Etiologi
Penyebab timbulnya kanker ovarium belum diketahui secara pasti,
namun ada beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit
kanker ovarium yaitu :
1. Riwayat kanker payudara
2. Riwayat kanker ovarium dalam keluarga (faktor genetik)
3. Berawal dari hiperplasia endometrium yang berkembang
menjadi karsinoma.
4. Menarche dini
5. Diet tinggi lemak
6. Riwayat kanker payudara
7. Merokok
8. Alkohol
9. Penggunaan bedak talk perineal
10. Nulipara
11. Infertilitas
12. Tidak pernah melahirkan
13. Terapi penggantian hormon
14. Kontrasepsi oral
c. Klasifikasi
Jenis kanker ovarium meliputi:
a. Epithelial (65% dari semua kanker ovarium).
Tumor epiteal ovarium berkembang dari permukaan luar
ovarium, pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial
adalah jinak, namun jika terjadi keganasan maka disebut
epitelial ovarium carcinomas yang merupakan jenis tumor yang
paling sering dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker
ovarium. Gambaran tumor epitelial secara mikrokopis tidak
jelas teridentifikasi sebagai kanker, dinamakan sebagai tumor
borderline atau tumor yang berpotensi ganas. (Ari, 2008)
Berikut adalah beberapa kanker epithelial :
1) Serosa (20%-50%, kebanyakan ganas)
2) Muscinosa (15%-25%, dapat tumbuh hingga ukuran
besar, histologinya bervariasi)
3) Endometrioid (5%, sekitar 10% berhubungan dengan
endometriosisi)
4) Clear cell (5%, prognosisnya sangat buruk)
5) Brenner (2%-3%, kebanyakan jinak)
b. Germ cell (25% dari semua kanker ovarium).
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan
ovum, umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun
beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal adalah
teratoma, disgermioma dan tumor sinus endodermal (Ari,
2008).

Germ cell terdiri atas :


1. Disgermioma
2. Mixed germ cell tumor
3. Teratoma imatur
4. Koriokarsinoma
5. Endodermal sinus tumor
6. Embrional karsinoma
c. Sex cord stromal (5% dari semua kanker ovarium) terdiri atas
sel granulosa tumor. Tipe lainnya adalah sertoli-leydig.
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong
ovarium yang memproduksi hormon estrogen dan progesteron,
jenis tumor ini jarang ditemukan (Ari, 2008).
Klasifikasi stadium kanker ovarium berdasarkan FIGO (International
Federation of Gynecology and Obstetrics

Stadium I terbatas pada 1 / 2 ovarium


IA Mengenai 1 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
IB Mengenai 2 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
Kriteria I A / I B disertai 1 > lebih keadaan sbb :

1. Mengenai permukaan luar ovarium


IC
2. Kapsul rupture

3. Ascites (+)

Stadium II perluasan pada rongga pelvis


II A Mengenai uterus / tuba fallopi / keduanya
II B Mengenai organ pelvis lainnya
Kriteria II A / II B disertai 1 / > keadaan sbb :

1. Mengenai permukaan ovarium


II C
2. Kapsul ruptur

3. Ascites (+)
Stadium III kanker meluas mengenai organ pelvis dan intraperitoneal
Makroskopis : terbatas 1 / 2 ovarium
III A
Mikroskopis : mengenai intraperitoneal
III B Makroskopis : mengenai intraperitoneal diameter < 2 cm, KGB (-)
Meluas mengenai KGB
III C
Makroskopis mengenai intraperitoneal diameter > 2 cm
Stadium IV pertumbuhan mengenai 1 / 2 ovarium dengan metastasis jauh.
Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga
metastasis ke permukaan liver.

Derajat keganasan kanker ovarium

► Derajat 1 : differensiasi baik


► Derajat 2 : differensiasi sedang

► Derajat 3 : differensiasi buruk

Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan


prognosis akan lebih baik.

d. Tanda dan Gejala


1. Pembengkakan pada abdomen.
2. Ketidaknyamanan atau tekanan pada perut atau pelvis.
3. Nyeri pada punggung atau kaki.
4. Terjadi perubahan pada fungsi usus atau frekuensi BAK.
5. Kelelahan.
6. Gejala saluran pencernaan padsa lambung.
7. Pucat.
8. Rasa mual atau kehilangan nafsu makan.
9. Perdarahan pada vagina yang tidak biasa.

e. Patofisiologi
Kebanyakan teori patofisiologi kanker ovarium meliputi konsep
yang dimulai dengan dedifferentiation dari sel-sel yang melapisi
ovarium. Selama ovulasi, sel-sel ini dapat dimasukkan ke dalam
ovarium, di mana mereka kemudian berkembang biak. Kanker
ovarium biasanya menyebar ke permukaan peritoneum dan omentum.
Karsinoma ovarium bisa menyebar dengan ekstensi lokal, invasi
limfatik, implantasi intraperitoneal, penyebaran hematogen, dan bagian
transdiaphragmatic. Penyebaran intraperitoneal adalah karakteristik
yang paling umum dan diakui dari kanker ovarium. Sel-sel ganas dapat
implan di mana saja dalam rongga peritoneal tetapi lebih cenderung
untuk menanamkan di situs statis sepanjang sirkulasi cairan
peritoneum. Seperti dibahas selanjutnya, mekanisme penyebaran
mewakili pemikiran untuk melakukan pementasan bedah, operasi
debulking, dan administrasi kemoterapi intraperitoneal. Sebaliknya,
penyebaran hematogen secara klinis yang tidak biasa pada awal proses
penyakit, meskipun tidak jarang terjadi pada pasien dengan penyakit
lanjut.

f. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat dari adanya kanker ovarium pasien
akan mengalami antara lain adalah :
1. Asites
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke
strukturstruktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan
melalui penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke
rongga abdomen dan rongga panggul.
2. Efusi Pleura
Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui
saluran limfe menuju pleura.
Komplikasi ataupun permasalahan lain yang dapat disebabkan karena
pengobatan pada kanker ovarium adalah :
1. Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien menopause
2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat
juga muncul maaslah potensial ototoksik, nefroktoksik, neurotoksis
3. Penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi
usus, asites fistula dan edema ekstremitas bawah

g. Pemeriksaan Penunjang
1. USG
Hasil : Terdapat masa / benjolan di ovarium
2. Foto Rontgen
Hasil : Terjdi pembesaran ovarium, terdapat perdarahan
3. Pemeriksaan Mikroskopik
Hasil : Dinding kista dilapisi oleh epitel, sitoplasma eosinofil dan
inti sel yang besar dan berwarna gelap

h. Penatalaksanaan Medis
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan
kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan
1b dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak
memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6
seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan
pemantauan terhadap efek samping kemoterapi secara berkala terhadap
sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem
saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler.
Penatalaksanaan yang sesuai dengan stadium yaitu :
1. Operasi (stadium awal)
2. Kemoterapi (tambahan terapi untuk stadium awal)
3. Radiasi (tambahan terapi untuk stadium lanjut)

B. ASUHAN KEPERAWATAN CA OVARIUM


a. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan,
pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu
pemantauan status kesehatan dan pola pertahanan pasien,
mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan diagnosa
keperawatan (Mocthar, 2006)
1. Dasar data pengkajian
a) Kanker/Post Operasi
- Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola
istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari,
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya
nyeri, ansietas, berkeringat malam, keterbatasan
partisipasi dalam hobi, latihan. Pekerjaan atau profesi
dengan pemajanan karsinoma lingkungan, tingkat stres
tinggi.
- Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan
kerja, perubahan TD
- Integritas ego
Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan,
perubahan peran) dan cara mengatasi stres (misal
merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan,
keyakinan religius/spiritual). Masalah tentang perubahan
dalam penampilan misal alopesia, lesi cacat,
pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak
berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa
bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah
- Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi misal darah
pada feces, nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi
urinarius misal nyeri atau rasa terbakar pada saat
berkemih sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
- Makanan/cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (misal rendah serat,
tinggi lemak, aditif, bahan pengawet), anoreksia,
mual/muntah, intoleransi makanan.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit,
edema.
- Neurosensori
Gejala : Pusing
- Nyeri/kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi
misal ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat
(dihubungkan dengan proses penyakit)
- Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinoma,
pemajanan matahari lama/berlebihan.
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.
- Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau, hidup dengan
seseorang yang merokok), pemajanan asbes.
- Seksualitas
Gejala : Masalah seksual misal dampak pada
hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan nuligravida
lebih besar dari usia 30 tahun, multigravida, pasangan
seks multipel, aktivasi seksual dini, herpes genital.

- Interaksi social
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem
pendukung, riwayat perkawinan (berkenaan dengan
kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah
tentang fungsi/tanggung jawab peran.
b) Histerektomi/post operasi
- Aktivitas/istirahat
Gejala : Kerja aktivitas yang melibatkan banyak gerakan
tangan/pengulangan, pola tidur (contoh tidur tengkurap).
- Sirkulasi
Gejala : Kongestis unilateral pada lengan yang terkena
(sistem limfe)
- Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, adanya penurunan
berat badan.
- Integritas ego
Gejala : Stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah,
stres/takut tentang diagnosa, prognosis, harapan yang
akan datang.
- Nyeri/keamanan
Gejala : Nyeri pada penyakit yang luas/metastatik (nyeri
lokal jarang terjadi pada keganasan dini). Beberapa
pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan lucu pada
jaringan abdomen. abdomen berat, nyeri pasca
menopause biasanya mengindikasikan penyakit
fibrokistik.
- Keamanan
Tanda : Massa pada abdomen, edema, pada kulit sekitar

- Seksualitas
Gejala : Adanya pembengkakan : perubahan pada
konsistensi. Perubahan pada warna kulit abdomen atau
suhu, gatal, rasa terbakar atau abdomen meregang.
Riwayat manarche dini (lebih mudah dari 12 tahun),
menopause lambat (setelah 50 tahun) kehamilan pertama
lambat (setelah usia 35 tahun). Masalah tentang
seksualitas/keintiman.
Tanda : Perubahan pada konsistensi, kemerahan atau
panas pada daerah abdomen. Terasa nyeri dan berat pada
abdomen terus meningkat kemungkinan kanker,
khususnya bila disertai sering berkemih).
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah : Hb dan leukosit menurun, trombosit
meningkat, ureum dan kreatinin meningkat.
b. Pemeriksaan urine : Ureum dan kreatinin meningkat.
b. Diagnosa
1. Nyeri b.d peningkatan tekanan intra abdomen.
2. Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik.
3. Perubahan perfusi jaringan b.d suplai oksigen menurun.
4. Resiko infeksi b.d imunitas menurun.
5. Cemas b.d kurang pengetahuan dan informasi tentang prosedur
operasi.
6. Gangguan konsep diri : gambaran diri b.d alopecia.
7. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
mual muntah.

c. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Nyeri b.d Setelah diberikan 1. Kaji pencetus , intensitas ,
peningkatan tindakan keperawatan kualitas , lokasi dan skala nyeri.
tekanan intra 2. Berikan lingkungan yang tenang
selama …x24 jam
abdomen. , jauh dari bising.
diharapkan nyeri klien
3. Berikan posisi yang nyaman
teratasi , dengan kriteria
sesuai toleransi klien.
hasil : 4. Ajarkan dan instruksikan
1. nyeri berkurang atau relaksasi distraksi dengan nafas
hilang. dalam.
5. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Ekspresi wajah
dan antibiotic.
rileks.
6. Pantau dan cek TTV.
3. Tidak terlihat
menahan nyeri.
4. TTV dalam batas
normal
2 Defisit Setelah diberikan 1. Kaji tingkat kemampuan pasien
perawatan diri tindakan keperawatan untuk melakukan personal
b.d kelemahan selama …x24 jam hygiene.
fisik. 2. Libatkan keluarga untuk
pasien dapat memenuhi
membantu pemenuhan personal
perawatan dirinya secara
hygiene.
mendiri , dengan kriteria
3. Kaji status psikologi pasien.
hasil : 4. Memantau integritas kulit
1. Tubuh pasien
pasien.
bersih , rapi , dan 5. Memberikan bantuan sampai
lingkungan tempat pasien sepenuhnya dapat
tidur rapi. mengasumsikan perawatan diri.
2. Pasien dapat
memenuhi
kebutuhan personal
hygiene tanpa
dibantu.
3 Perubahan Setelah diberikan 1. Monitor adanya darah tertentu
perfusi jaringan tindakan keperawatan yang hanya peka terhadap
b.d suplai selama …x24 jam panas/dingin/tajam/tumpul.
oksigen 2. Instruksikan keluarga untuk
ketidakefektifan perfusi
menurun. mengobservasi kulit jika ada isi
jaringan teratasi dengan
atau laserasi.
kriteria hasil :
3. Monitor adanya tromboplebitis.
1. Tekanan systole dan
diastole dalam
rentang yang
diharapkan.
2. Kelelahan yang
ekstrim tidak ada.
4 Resiko infeksi Setelah diberikan 1. Pertahankan teknik aseptif.
b.d imunitas tindakan keperawatan 2. Batasi pengunjung bila perlu.
3. Cuci tangan setiap sebelum dan
menurun. selama …x24 jam pasien
sesudah tindakan keperawatan.
tidak mengalami infeksi dengan
4. Gunakan baju, sarung tangan
kriteria hasil:
1. Klien bebas dari sebagai alat pelindung.
5. Tingkatkan intake nutrisi.
tanda dan gejala
6. Monitor tanda dan gejala infeksi
infeksi.
siskemik dan lokal.
2. Menunjukkan
7. Monitor jumlah leukosit.
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi.
3. Jumlah leukosit
dalam batas normal.
4. Menunjukkan
perilaku hidup sehat.
5 Cemas b.d Setelah diberikan 1. Gunakan pendekatan yang
kurang tindakan keperawatan menenangkan.
pengetahuan dan selama …x24 jam 2. Jelaskan semua prosedur dan
informasi apa yang dirasakan selama
kecemasan teratasi dgn
tentang prosedur prosedur.
kriteria hasil:
operasi. 3. Temani pasien untuk
1. Klien mampu
memberikan keamanan dan
mengidentifikasi
mengurangi takut.
dan mengungkapkan
4. Berikan informasi faktual
gejala cemas.
mengenai diagnosis, tindakan
2. Mengidentifikasi,
prognosis.
mengungkapkan dan
5. Libatkan keluarga untuk
menunjukkan tehnik
mendampingi klien.
untuk mengontol 6. Instruksikan pada pasien untuk
cemas. menggunakan tehnik relaksasi.
3. Vital sign dalam 7. Bantu pasien mengenal situasi
batas normal. yang menimbulkan kecemasan.
4. Postur tubuh, 8. Dorong pasien untuk
ekspresi wajah, mengungkapkan perasaan,
bahasa tubuh dan ketakutan, persepsi.
9. Kolaborasi pemberian obat anti
tingkat aktivitas
cemas.
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan.
6 Gangguan Setelah diberikan 1. Kaji secara verbal dan nonverbal
konsep diri : tindakan keperawatan respon klien terhadap tubuhnya.
gambaran diri selama …x24 jam 2. Monitor frekuensi mengkritik
b.d alopecia. dirinya.
gangguan konsep diri
3. Jelaskan tentang pengobatan,
pasien teratasi dengan
perawatan, kemajuan dan
kriteria hasil :
prognosis penyakit.
1. Body image positif. 4. Dorong klien mengungkapkan
2. Mampu perasaannya.
5. Identifikasi arti pengurangan
mengidentifikasi
melalui pemakaian alat bantu.
kekuatan personal.
6. Fasilitasi kontak dengan
3. Mendiskripsikan
individu lain dalam kelompok
secara faktual
kecil.
perubahan fungsi
tubuh.
4. Mempertahankan
interaksi sosial.
7 Gangguan Setelah diberikan 1. Kaji kemampuan pasien untuk
pemenuhan tindakan keperawatan mendapatkan nutrisi yang
nutrisi kurang selama …x24 jam dibutuhkan.
dari kebutuhan 2. Berikan informasi tentang
diharapkan nutrisi
tubuh b.d mual kebutuhan nutrisi.
pasien dapat terpenuhi
muntah. 3. Monitor jumlah nutrisi dan
dengan kriteria hasil :
kandungan kalori.
1. Adanya peningkatan
4. Berikan makanan sesuai diit
berat badan .
yang diterapkan.
2. Berat badan dalam
5. Berikan makanan sedikit tapi
batas normal.
sering.
3. Mampu
6. Kaji makanan kesukaan pasien.
mengidentifikasi 7. Kolaborasi dengan ahli gizi.
kebutuhan nutrisi.
4. Tidak ada tanda
malnutrisi
5. Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti.

d. Evaluasi
1. Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang
ditimbulkan.
2. Klien dapat memenuhi personal hygiene secara mandiri.
3. Klien tidak terjadi gangguan perfusi jaringan.
4. Klien tidak mengalami infeksi.
5. Klien sudah tidak cemas lagi.
6. Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya..
7. Kebutuhan nutrisi klien dapat kembali normal.
REFENSI

http://ridwanhipothalamus.blogspot.com/2010/12/ca-ovarium.html, dikutip
tanggal 26 Mei 2014 pukul 19.00 WIB.

http://obsgin-fkunram.blogspot.com/2009/02/kista-ovarium.html, dikutip tanggal


26 Mei 2014 pukul 20.00 WIB.

Doengoes, Marylin, (1991), Nursing Care Plans of Maternity , C.V. Mosby

Hanifa Wiknjosastro. 2004. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiroharjo.

Mansjoer, Arif dkk 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Jakarta: Media
Aesculapius.

Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:Mediaction

Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obstetri operatif Obstetri
social edisi 3 jilid 1 dan 2. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai