3. Ascites (+)
3. Ascites (+)
Stadium III kanker meluas mengenai organ pelvis dan intraperitoneal
Makroskopis : terbatas 1 / 2 ovarium
III A
Mikroskopis : mengenai intraperitoneal
III B Makroskopis : mengenai intraperitoneal diameter < 2 cm, KGB (-)
Meluas mengenai KGB
III C
Makroskopis mengenai intraperitoneal diameter > 2 cm
Stadium IV pertumbuhan mengenai 1 / 2 ovarium dengan metastasis jauh.
Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga
metastasis ke permukaan liver.
e. Patofisiologi
Kebanyakan teori patofisiologi kanker ovarium meliputi konsep
yang dimulai dengan dedifferentiation dari sel-sel yang melapisi
ovarium. Selama ovulasi, sel-sel ini dapat dimasukkan ke dalam
ovarium, di mana mereka kemudian berkembang biak. Kanker
ovarium biasanya menyebar ke permukaan peritoneum dan omentum.
Karsinoma ovarium bisa menyebar dengan ekstensi lokal, invasi
limfatik, implantasi intraperitoneal, penyebaran hematogen, dan bagian
transdiaphragmatic. Penyebaran intraperitoneal adalah karakteristik
yang paling umum dan diakui dari kanker ovarium. Sel-sel ganas dapat
implan di mana saja dalam rongga peritoneal tetapi lebih cenderung
untuk menanamkan di situs statis sepanjang sirkulasi cairan
peritoneum. Seperti dibahas selanjutnya, mekanisme penyebaran
mewakili pemikiran untuk melakukan pementasan bedah, operasi
debulking, dan administrasi kemoterapi intraperitoneal. Sebaliknya,
penyebaran hematogen secara klinis yang tidak biasa pada awal proses
penyakit, meskipun tidak jarang terjadi pada pasien dengan penyakit
lanjut.
f. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat dari adanya kanker ovarium pasien
akan mengalami antara lain adalah :
1. Asites
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke
strukturstruktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan
melalui penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke
rongga abdomen dan rongga panggul.
2. Efusi Pleura
Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui
saluran limfe menuju pleura.
Komplikasi ataupun permasalahan lain yang dapat disebabkan karena
pengobatan pada kanker ovarium adalah :
1. Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien menopause
2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat
juga muncul maaslah potensial ototoksik, nefroktoksik, neurotoksis
3. Penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi
usus, asites fistula dan edema ekstremitas bawah
g. Pemeriksaan Penunjang
1. USG
Hasil : Terdapat masa / benjolan di ovarium
2. Foto Rontgen
Hasil : Terjdi pembesaran ovarium, terdapat perdarahan
3. Pemeriksaan Mikroskopik
Hasil : Dinding kista dilapisi oleh epitel, sitoplasma eosinofil dan
inti sel yang besar dan berwarna gelap
h. Penatalaksanaan Medis
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan
kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan
1b dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak
memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6
seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan
pemantauan terhadap efek samping kemoterapi secara berkala terhadap
sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem
saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler.
Penatalaksanaan yang sesuai dengan stadium yaitu :
1. Operasi (stadium awal)
2. Kemoterapi (tambahan terapi untuk stadium awal)
3. Radiasi (tambahan terapi untuk stadium lanjut)
- Interaksi social
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem
pendukung, riwayat perkawinan (berkenaan dengan
kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah
tentang fungsi/tanggung jawab peran.
b) Histerektomi/post operasi
- Aktivitas/istirahat
Gejala : Kerja aktivitas yang melibatkan banyak gerakan
tangan/pengulangan, pola tidur (contoh tidur tengkurap).
- Sirkulasi
Gejala : Kongestis unilateral pada lengan yang terkena
(sistem limfe)
- Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, adanya penurunan
berat badan.
- Integritas ego
Gejala : Stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah,
stres/takut tentang diagnosa, prognosis, harapan yang
akan datang.
- Nyeri/keamanan
Gejala : Nyeri pada penyakit yang luas/metastatik (nyeri
lokal jarang terjadi pada keganasan dini). Beberapa
pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan lucu pada
jaringan abdomen. abdomen berat, nyeri pasca
menopause biasanya mengindikasikan penyakit
fibrokistik.
- Keamanan
Tanda : Massa pada abdomen, edema, pada kulit sekitar
- Seksualitas
Gejala : Adanya pembengkakan : perubahan pada
konsistensi. Perubahan pada warna kulit abdomen atau
suhu, gatal, rasa terbakar atau abdomen meregang.
Riwayat manarche dini (lebih mudah dari 12 tahun),
menopause lambat (setelah 50 tahun) kehamilan pertama
lambat (setelah usia 35 tahun). Masalah tentang
seksualitas/keintiman.
Tanda : Perubahan pada konsistensi, kemerahan atau
panas pada daerah abdomen. Terasa nyeri dan berat pada
abdomen terus meningkat kemungkinan kanker,
khususnya bila disertai sering berkemih).
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah : Hb dan leukosit menurun, trombosit
meningkat, ureum dan kreatinin meningkat.
b. Pemeriksaan urine : Ureum dan kreatinin meningkat.
b. Diagnosa
1. Nyeri b.d peningkatan tekanan intra abdomen.
2. Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik.
3. Perubahan perfusi jaringan b.d suplai oksigen menurun.
4. Resiko infeksi b.d imunitas menurun.
5. Cemas b.d kurang pengetahuan dan informasi tentang prosedur
operasi.
6. Gangguan konsep diri : gambaran diri b.d alopecia.
7. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
mual muntah.
c. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Nyeri b.d Setelah diberikan 1. Kaji pencetus , intensitas ,
peningkatan tindakan keperawatan kualitas , lokasi dan skala nyeri.
tekanan intra 2. Berikan lingkungan yang tenang
selama …x24 jam
abdomen. , jauh dari bising.
diharapkan nyeri klien
3. Berikan posisi yang nyaman
teratasi , dengan kriteria
sesuai toleransi klien.
hasil : 4. Ajarkan dan instruksikan
1. nyeri berkurang atau relaksasi distraksi dengan nafas
hilang. dalam.
5. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Ekspresi wajah
dan antibiotic.
rileks.
6. Pantau dan cek TTV.
3. Tidak terlihat
menahan nyeri.
4. TTV dalam batas
normal
2 Defisit Setelah diberikan 1. Kaji tingkat kemampuan pasien
perawatan diri tindakan keperawatan untuk melakukan personal
b.d kelemahan selama …x24 jam hygiene.
fisik. 2. Libatkan keluarga untuk
pasien dapat memenuhi
membantu pemenuhan personal
perawatan dirinya secara
hygiene.
mendiri , dengan kriteria
3. Kaji status psikologi pasien.
hasil : 4. Memantau integritas kulit
1. Tubuh pasien
pasien.
bersih , rapi , dan 5. Memberikan bantuan sampai
lingkungan tempat pasien sepenuhnya dapat
tidur rapi. mengasumsikan perawatan diri.
2. Pasien dapat
memenuhi
kebutuhan personal
hygiene tanpa
dibantu.
3 Perubahan Setelah diberikan 1. Monitor adanya darah tertentu
perfusi jaringan tindakan keperawatan yang hanya peka terhadap
b.d suplai selama …x24 jam panas/dingin/tajam/tumpul.
oksigen 2. Instruksikan keluarga untuk
ketidakefektifan perfusi
menurun. mengobservasi kulit jika ada isi
jaringan teratasi dengan
atau laserasi.
kriteria hasil :
3. Monitor adanya tromboplebitis.
1. Tekanan systole dan
diastole dalam
rentang yang
diharapkan.
2. Kelelahan yang
ekstrim tidak ada.
4 Resiko infeksi Setelah diberikan 1. Pertahankan teknik aseptif.
b.d imunitas tindakan keperawatan 2. Batasi pengunjung bila perlu.
3. Cuci tangan setiap sebelum dan
menurun. selama …x24 jam pasien
sesudah tindakan keperawatan.
tidak mengalami infeksi dengan
4. Gunakan baju, sarung tangan
kriteria hasil:
1. Klien bebas dari sebagai alat pelindung.
5. Tingkatkan intake nutrisi.
tanda dan gejala
6. Monitor tanda dan gejala infeksi
infeksi.
siskemik dan lokal.
2. Menunjukkan
7. Monitor jumlah leukosit.
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi.
3. Jumlah leukosit
dalam batas normal.
4. Menunjukkan
perilaku hidup sehat.
5 Cemas b.d Setelah diberikan 1. Gunakan pendekatan yang
kurang tindakan keperawatan menenangkan.
pengetahuan dan selama …x24 jam 2. Jelaskan semua prosedur dan
informasi apa yang dirasakan selama
kecemasan teratasi dgn
tentang prosedur prosedur.
kriteria hasil:
operasi. 3. Temani pasien untuk
1. Klien mampu
memberikan keamanan dan
mengidentifikasi
mengurangi takut.
dan mengungkapkan
4. Berikan informasi faktual
gejala cemas.
mengenai diagnosis, tindakan
2. Mengidentifikasi,
prognosis.
mengungkapkan dan
5. Libatkan keluarga untuk
menunjukkan tehnik
mendampingi klien.
untuk mengontol 6. Instruksikan pada pasien untuk
cemas. menggunakan tehnik relaksasi.
3. Vital sign dalam 7. Bantu pasien mengenal situasi
batas normal. yang menimbulkan kecemasan.
4. Postur tubuh, 8. Dorong pasien untuk
ekspresi wajah, mengungkapkan perasaan,
bahasa tubuh dan ketakutan, persepsi.
9. Kolaborasi pemberian obat anti
tingkat aktivitas
cemas.
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan.
6 Gangguan Setelah diberikan 1. Kaji secara verbal dan nonverbal
konsep diri : tindakan keperawatan respon klien terhadap tubuhnya.
gambaran diri selama …x24 jam 2. Monitor frekuensi mengkritik
b.d alopecia. dirinya.
gangguan konsep diri
3. Jelaskan tentang pengobatan,
pasien teratasi dengan
perawatan, kemajuan dan
kriteria hasil :
prognosis penyakit.
1. Body image positif. 4. Dorong klien mengungkapkan
2. Mampu perasaannya.
5. Identifikasi arti pengurangan
mengidentifikasi
melalui pemakaian alat bantu.
kekuatan personal.
6. Fasilitasi kontak dengan
3. Mendiskripsikan
individu lain dalam kelompok
secara faktual
kecil.
perubahan fungsi
tubuh.
4. Mempertahankan
interaksi sosial.
7 Gangguan Setelah diberikan 1. Kaji kemampuan pasien untuk
pemenuhan tindakan keperawatan mendapatkan nutrisi yang
nutrisi kurang selama …x24 jam dibutuhkan.
dari kebutuhan 2. Berikan informasi tentang
diharapkan nutrisi
tubuh b.d mual kebutuhan nutrisi.
pasien dapat terpenuhi
muntah. 3. Monitor jumlah nutrisi dan
dengan kriteria hasil :
kandungan kalori.
1. Adanya peningkatan
4. Berikan makanan sesuai diit
berat badan .
yang diterapkan.
2. Berat badan dalam
5. Berikan makanan sedikit tapi
batas normal.
sering.
3. Mampu
6. Kaji makanan kesukaan pasien.
mengidentifikasi 7. Kolaborasi dengan ahli gizi.
kebutuhan nutrisi.
4. Tidak ada tanda
malnutrisi
5. Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti.
d. Evaluasi
1. Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang
ditimbulkan.
2. Klien dapat memenuhi personal hygiene secara mandiri.
3. Klien tidak terjadi gangguan perfusi jaringan.
4. Klien tidak mengalami infeksi.
5. Klien sudah tidak cemas lagi.
6. Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya..
7. Kebutuhan nutrisi klien dapat kembali normal.
REFENSI
http://ridwanhipothalamus.blogspot.com/2010/12/ca-ovarium.html, dikutip
tanggal 26 Mei 2014 pukul 19.00 WIB.
Mansjoer, Arif dkk 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obstetri operatif Obstetri
social edisi 3 jilid 1 dan 2. EGC : Jakarta.