Anda di halaman 1dari 14

APLIKASI FISIS BENDA BERGERAK

DIATAS BIDANG MIRING

OLEH
Nama : Apridiana Fera Ciks
NIM : 1701050056
Kelas :A

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan kasih
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah Aplikasi Benda Bergerak di Atas Miring ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Mekanika yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya mengharapkan adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
mendatang.

Kupang, Desember 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Benda Bergerak Diatas Bidang Miring ................................................................................................... 2
2.2 Energi Mekanik pada Gerak Benda di Bidang Miring............................................................................ 3
2.3 Penerapan Bidang Miring dalam Fisika .................................................................................................. 4
2.4 Hubungan Roller Coaster dengan Bidang Miring................................................................................... 6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Roller coaster adalah sebuah permainan dimana orang duduk di sebuah kereta kecil terbuka
melintansi sebuah lintasanyang beraneka ragam, mulai dari lintasan ketinggian sampai lintasan loop.
Permainan inisangat diminati karena menguji keberanian dan adrenalin.Roller coaster bekerja dengan
menggunakan prinsip energi yang sangat berkaitan danmerupakan aplikasi dari fisika. Mesin (berupa
conveyor belt) digunakan untuk menjalankan roller coaster sampai ketinggian tertentu, akan tetapi
setelah itu mesin dimatikan dan roller coaster berjalan tanpa menggunakan energi dari mesin. Prinsip
yang digunakan dalam roller coaster sehingga dapat berjalan adalah gravitasi, energi mekanik,
dinamika gerak, gaya sentripetal, dan gaya gesek.Selain itu, lintasan dari roller coaster tidak selalu naik
turun. Seringkali untuk meningkatkan adrenaline, lintasan dibuat menyerupai loop. Sehingga perlu kita
membahas mengenai gerak melingkar dan gaya sentripetal yang mempengaruhi roller coaster sehingga
dapat melintasiloop dengan aman.
Pesawat sederhana bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang
berbeda tingginya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Gaya apa saja yang bekerja pada bidang miring?
1.2.2 Bagaimana energi mekanik bekerja pada bidang miring dan pada roller coaster?
1.2.3 Apa hubungan antara bidang miring dengan roller coaster?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengeteahui gaya apa saja yang bekerja diatas bidang miring
1.3.2 Mengetahui energi mekanik pada bidang miring dan energi mekanik pada roller coaster
1.3.3 Mengetahui hubungan bidang miring dengan roller coaster

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Benda Bergerak Diatas Bidang Miring

Sebagai ilustrasi gerak laminar, gerakan objek benda (silinder, bola, dan sebagainya) yang bergerak
diatas bidang miring.

Gambar (1) benda bergerak diatas bidang miring

Seperti yang ditunjukkan pada gambar ada tiga gaya yang bekerja pada benda, yaitu;

1) gaya ke bawah dari gravitasi


2) gaya normal dari pesawat
3) gaya gesekan yang sejajar dengan bidang
Memilih sumbu seperti yang ditunjukkan, komponen saluran dari translasi pusat massa adalah

𝑚𝑥̇ cm = 𝑚𝑔 sin 𝜃 − 𝐹𝑝

𝑚𝑦̇ cm = −𝑚𝑔 cos 𝜃 + 𝐹 N

Dimana θ adalah kemiringan dari bidang horizontal. Karena benda tetap dihubungkan dengan bidang,
maka, ycm = konstan. Oleh karena itu, 𝑦̇ cm = 0. Sehingga FN = 𝑚𝑔 cos 𝜃. Satu-satunya gaya yang
memberi gaya pada pusat masa adalah gaya gesekan Fp. Besarnya gaya ini adalah Fpc dimana a adalah
jari-jari benda. Oleh karena itu, persamaan rotasi menjadi

Icm𝜔̇ = Fp a

2
2.2 Energi Mekanik pada Gerak Benda di Bidang Miring
Gerak benda pada bidang miring dibawah pengaruh medan gravitasi dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian, yaitu untuk bidang miring licin dan bidang miring kasar.

Bidang Miring Licin

Gambar (2) bergerak pada bidang miring licin


Gaya penggerak pada bidang miring adalah mg sin 𝛼 dan panjang lintasan yang ditempuh

sepanjang bidang miring adalah 𝑠 = sin 𝛼. Jika EK =0, usaha yang dilakukan oleh gaya berat untuk

menambah energi kinetik adalah


𝐸𝐾 = ∆𝑤12 (usaha oleh gaya berat)
= 𝑚𝑔 sin 𝛼 𝑠

= 𝑚𝑔𝑠𝑖𝑛 𝛼
sin 𝛼

= 𝑚𝑔ℎ

Karena EK = 0 dan EP = 0 maka energi kinetik benda dikedudukan (2) sama dengan energi
potensialnya dikedudukan(1) sehingga dapat dituliskan persamaannya.
Ep1 + Ek1 = EP2 + Ek2
1
mgh + 0 = 0 + 2 𝑚𝑣²

𝑣 = √2𝑔ℎ
Jadi untuk bidang miring licin, benda yang bergerak dari puncak bidang miring tanpa kecepatan
awal, seluruh energi potensial benda akan berubah menjadi energi kinetik saat benda sampai di
ujung bawah bidang miring.

3
Bidang Miring Kasar

Gambar (3) bergerak diatas bidang miring kasar


Ujung bidang miring kasar akan mengalami gaya gesek dengan berlawanan gerak benda. Energi
potensial yang dimiliki benda benda ketika berada dipuncak bidang miringakan berkurang
setelah menuruni bidang miring. Sebagian energi potensial benda menjadi energi kinetik dan
sebagian lagi terserap oleh bidang miring untuk melawan usaha yang ditimbulkan oleh gaya
gesek.secara matematis, analisis gerak tersebut, dapat dituliskan:
Ep1 + W(gesekan) = Ek2
1
mgh – fk s = 2 𝑚𝑣22

Dengan, fk = 𝜇k N = 𝜇k mg cos 𝛼 dan 𝑠 = . Dengan demikian, diperoleh
sin 𝛼
ℎ 1 2
𝑚𝑔ℎ = 𝜇s 𝑚𝑔 cos 𝛼 + 𝑚𝑣 . Kecepatan benda saat tiba di kaki bidang miring akan menjadi
sin 𝛼 2

𝑣 22 = 2𝑔ℎ − 2𝜇𝑘 𝑔ℎ cot 𝛼 = 2𝑔ℎ(1 − 𝜇𝑘 cot 𝛼)


𝑣 2 = √2𝑔ℎ (1 − 𝜇𝑘 cot 𝛼
Untuk bidang miring kasar, berlaku Hukum Kekekalan Energi Mekanik, artinya seluruh energi
potensial benda berubah menjadi energi kinetik. Akan tetapi, untuk bidang miring kasar, sebagian
energi akan terserap untuk melawan gaya gesek.

2.3 Penerapan Bidang Miring dalam Fisika


Salah satu penerapan benda yang bergerak diatas bidang miring dalam kehidupan khususya dibidang
fisika mekanika (mengenai gerak) adalah pada Roller Coaster.
Energi Mekanik pada Gerak Roller Coaster

Sebuah kelereng dengan massa m dilepaskan dengan kecepatan awal v1. Kelereng tersebut bergerak
mengikuti bidang dalam sebuah lingkaran (seperti gerak pada roller coaster). Jika tidak ada gaya

4
gesek yang menghambat kelereng tersebut, energi mekanik yang dimiliki oleh kelereng pada setiap
kediudukannya adalah sama sehingga berlaku persamaan.
Em1 = Em2
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
Jika di kedudukan terendah yaitu keduduksn (1), diangap energi potensial Ep1 = 0,
1 1
mgh1 + 2 𝑚𝑣12 = mgh2 + 2 mv22

0 + v12 = 2gh2 + v22


v12 = 4 𝑔𝑅 + v22
v1= √4𝑔𝑅 + 𝑣₂²
Timbul pertanyaan, berapa besar kecepatan minimum v1, agar kelereng dapat berputar melalui
lintasan melingkar? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, gambarkan gaya-gaya yang dialami oleh
kelereng di kedudukan (2).
Oleh karena resultan gaya bersifat sebagai gaya sentripetal, maka
𝑚𝑣₂²
𝑁 2 + 𝑚𝑔 =
𝑅
Agar v₂ minimum, v₂ harus minimum atau N₂ = 0 (kelereng tidak menekan dinding).
𝑚𝑣₂²
𝑚𝑔 = 𝑅
atau 𝑣₂2 = 𝑔𝑅

𝑣₂ = √𝑔𝑅

𝑣 2 = √4𝑔𝑅 + 𝑔𝑅

𝑣₂ = √5𝑔𝑅

Jadi kecepatan minimum kelereng pada kedudukan terendah (1) agar dapat melakukan lingkaran
penuh adalah √5𝑔𝑅. Jika kecepatan dikedudukan terendah kurang dari √5𝑔𝑅, kelereng tidak akan
mampu melakukan lingkaran penuh.
Teori ini dapat digunakan dalam melakukan analisis gerak roller coaster menggunakan konsep
energi potensial dan hukum kekekalan energi. Jika kecepatan roller coaster pada kedudukan terendah
tidak mencapai √5𝑔𝑅. Jangan harap roller coaster tersebut mampu mencapai kedudukan tertingginya.

5
2.4 Hubungan Roller Coaster dengan Bidang Miring
a. Hubungan Roller Coaster dengan Energi Mekanik dan Gaya Normal

Gambar (5) Gerakan Roller Coaster dari Puncak Lintasan sampai Puncak Loop

Roller coaster merupakan kendaraan tanpa mesin yang menggunakan ban berjalan (conveyor belt )
untuk naik ke puncak bukit A melalu lintasan yang tidak terlalu curam. Puncak bukit A sengaja
dirancang lebih tinggi daripada puncak loop C, hal tersebut memungkinkan energi potensial di A
yang lebih besar sehingga mampu berjalan melalui lintasan menuju puncak C dengan baik.
Disini kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan, baik gesekan udara maupun
gesekan pada permukaan lintasan diabaikan. Pada ketinggian titik A, roller coaster memiliki energi
potensial maksimum sedangkan energi kinetiknya nol, karena rollercoaster belum bergerak.Ketika
roller coaster mulai berjalan dari titik A ke B karena adanya gaya gravitasi, maka terjadi konversi
energi dari potensial ke kinetik. Sehingga energi potensial
semakin berkurang sedangkan energi kinetik semakin bertambah, tetapi energi mekanik selalu
konstan di posisi mana saja. Ketika tiba di titik B, roller coaster memiliki laju maksimum, sehingga
pada posisi inienergi kinetiknya bernilai maksimum. Oleh karena pada titik B laju roller
coastermaksimum maka ia terus bergerak ke titik C. Pada titik C, roller coaster tidak berhentitetapi
sedang bergerak dengan laju tertentu, sehingga pada titik ini roller coaster masih memiliki sebagian
energi kinetik. Sebagian energi kinetik telah berubah menjadi energi potensial karena roller coaster
berada pada ketinggian maksimum dilintasan lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke
titik paling bawah di lintasan lingkaran. Pada titik ini,energi kinetik roller coaster kembali bernilai
maksimum, sedangkan
energi potensialnya bernilai nol. Lalu, roller coaster akan terus bergerak lagi ke lintasanseterusny
a. Ketika roller coaster berada dititik tertinggi dari lintasan loop, yaitu dititik C. Gaya
sentripetal adalah resultan gaya normal (N) dan besar gaya berat penampang (mg), sehingga

6
𝑣²
𝐹𝑠 = 𝑁 + 𝑚𝑔 =
𝑅

Syarat kelajuan minimal dititik C adalah N = 0, sehingga diperoleh

𝑣²
0 + 𝑚𝑔 = 𝑚
𝑅

𝑣 c min= √𝑔𝑅

Ketika roller coaster berada di titik terendah, yaitu titik B;

EPB = 0

EMB = EMC

EKB + EPB = EKC + EPC

1 1
𝑚 Vb2 + 0 = 𝑚 Vc2 + mghc
2 2

𝑉b2 = vc2 + 2gh

Ketika roller coaster berada di titik awal, yaitu titik A; Lintasan loop roller coaster sengaja dibuat
seperti tetesan air terbalik. Jika loop berupa lingkaran penuh, akan diperoleh bobot penumpang 6
kali bobot normalnya saat roller coaster berada di posisi terendah. Kondisi ini dapat menyebabkan
pusing lalu pingsan. Lintasan loop yang seperti tetesan air hanya memberikan bobot maksimum 3,7
kali bobot normalnya. Pada bobot tersebut penumpang masih merasakan kenyamanan.

Gambar (6) Arah Percepatan, Berat Sesungguhnya, dan Gaya Berat saat Berada di Loop

b. Hubungan Roller Coaster dengan Gaya Gesek

Roller coaster berjalan di sebuah lintasan yang telah dirancang sedemikian rupa. Gerakan kereta
pada lintasan menghasilkan friction yang merupakan gaya luar.

7
Friction merupakan gaya gesek yang berlawanan arah dengan arah bergeraknya kereta akibat
gesekan antara lintasan dengan kereta yang bergerak. Setiap roller coaster tentunya memiliki rem
layaknya sebuah kereta, namun pada roller coaster sistem rem dibuat pada lintasan, bukan pada
keretanya. Sistem rem yang digunakan adalah dengan menggunakan klem dan diatur oleh komputer
dengan hydraulic fluid system. Ketika kereta di rem, maka friction akan bertambah akibat sistem
rem tersebut dan energi kinetik juga berkurang karena dikonversikan ke dalam energi panas yang
dihasilkan dari gesekan antara kereta, lintasan, dan sistem rem. Roller coaster adalah wahana
terbuka pada umumnya, oleh sebab itu kita perlu memperhitungkan keadaan cuaca pada saat
wahana roller coaster dijalankan. Berikut adalah pengaruh keadaan cuaca terhadap roller coaster:

 Pada cuaca dingin (dibawah 40ºF)


Kecepatan roller coaster berkurang karena cuaca dingin meningkatkan friction pada roda
kereta. Cuaca dingin dapat membuat beberapa komponen pada lintasan dan kereta menysusut
sehingga berbahaya. Cuaca dingin dapat merusak hydraulic fluid brake system yang diatur
oleh komputer.
 Pada cuaca angin kencang (kira-kira 30 mph)
Angin yang kencang menyebabkan deselerasi dari kereta lebih cepat sehingga dibutuhkan
energi yang lebih besar.
 Pada cuaca hujan
Hujan deras dapat merusak sensor sistem rem dan dapat merusak rem sehingga berbahaya.
Hujan kecil tidak mempengaruhi roller coaster.

c. Hubungan Roller Coaster dengan Gaya Gravitasi

Pada saat menaiki roller coaster, kita tentu mengalami gaya gravitasi. Gaya gravitasi ini terjadi
akibat adanya tarikan massa bumi terhadap massa tubuh kita. Gaya gravitasi yang dialami tubuh
kita selalu mengarah ke pusat bumi. Tubuh kita pada kenyataannya juga menarik bumi. Namun,
massa tubuh kita terlalu kecil bila dibandingkan dengan massa bumi, sehingga gaya tarik tubuh
kita pada bumi dapat diabaikan.

Gravitasi pada roller coaster berfungsi untuk menetralkan gaya akibat percepatan, yakni gaya yang
membuat penumpangnya terdorong ke depan. Selain itu, gaya gravitasi bekerja pada roller coaster
yang membuat roller coaster mengalami perubahan kecepatan. Saat roller coaster bergerak naik
menuju suatu puncak, gravitasi menarik roller coaster tersebut dan mengurangi percepatan pada
roller coaster. Pada saat itu energi kinetik akan berubah menjadi energi potensial. Setelah roller

8
coaster mencapai puncak, energi potensial pada roller coaster akan diubah menjadi energi kinetik
dan gravitasi akan menarik roller coaster ke bawah. Hal ini menyebabkan roller coaster akan
mengalami percepatan.

9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Ilmu fisika dapat diterapkan pada pembuatan wahana roller coaster, dari pembuatan lintasan hingga
kereta pada roller coaster. Pada roller coaster, teori dasar fisika yang dipakai adalah teori mengenai
energi, gaya gesek, gaya sentripetal, gravitasi, gaya normal dan dinamika gerak. Gaya sentripetal dan
konsep dinamika gerak berpengaruh pada gerakan roller coaster saat berada pada loop. Gaya gesek
dan gravitasi juga berpengaruh pada pergerakan kereta roller coaster.

Jadi untuk bidang miring licin, benda yang bergerak dari puncak bidang miring tanpa kecepatan
awal, seluruh energi potensial benda akan berubah menjadi energi kinetik saat benda sampai di ujung
bawah bidang miring. Gerak roller coaster menggunakan konsep energi potensial dan hukum
kekekalan energi. Jika kecepatan roller coaster pada kedudukan terendah tidak mencapai √5𝑔𝑅.
Jangan harap roller coaster tersebut mampu mencapai kedudukan tertingginya.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.adamsmiddle.org/ourpages/auto/2018/5/21/77297394/How-Roller-Coasters-Work-Articles-
2010.pdf (diakses 17 Desember 2018)

https://books.google.co.id/books?id=WHwKn4mCZaAC&pg=PA119&lpg=PA119&dq=bidang-miring-
roller-coaster&source.2011.pdf (di akses, 13 Desember 2018)

Khurmi dan Luthra.1979.A Text Book of Applied Machanics.New Dheli:Indian Institute of Technology

Thiteington,Rimmer,dan Prasetyo.1984.Mekanika Terapan Edisi Kedua.Jakarta:Erlangga

11

Anda mungkin juga menyukai