OLEH
Nama : Apridiana Fera Ciks
NIM : 1701050056
Kelas :A
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan kasih
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah Aplikasi Benda Bergerak di Atas Miring ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Mekanika yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya mengharapkan adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
mendatang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Benda Bergerak Diatas Bidang Miring ................................................................................................... 2
2.2 Energi Mekanik pada Gerak Benda di Bidang Miring............................................................................ 3
2.3 Penerapan Bidang Miring dalam Fisika .................................................................................................. 4
2.4 Hubungan Roller Coaster dengan Bidang Miring................................................................................... 6
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Sebagai ilustrasi gerak laminar, gerakan objek benda (silinder, bola, dan sebagainya) yang bergerak
diatas bidang miring.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar ada tiga gaya yang bekerja pada benda, yaitu;
𝑚𝑥̇ cm = 𝑚𝑔 sin 𝜃 − 𝐹𝑝
Dimana θ adalah kemiringan dari bidang horizontal. Karena benda tetap dihubungkan dengan bidang,
maka, ycm = konstan. Oleh karena itu, 𝑦̇ cm = 0. Sehingga FN = 𝑚𝑔 cos 𝜃. Satu-satunya gaya yang
memberi gaya pada pusat masa adalah gaya gesekan Fp. Besarnya gaya ini adalah Fpc dimana a adalah
jari-jari benda. Oleh karena itu, persamaan rotasi menjadi
Icm𝜔̇ = Fp a
2
2.2 Energi Mekanik pada Gerak Benda di Bidang Miring
Gerak benda pada bidang miring dibawah pengaruh medan gravitasi dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian, yaitu untuk bidang miring licin dan bidang miring kasar.
= 𝑚𝑔ℎ
Karena EK = 0 dan EP = 0 maka energi kinetik benda dikedudukan (2) sama dengan energi
potensialnya dikedudukan(1) sehingga dapat dituliskan persamaannya.
Ep1 + Ek1 = EP2 + Ek2
1
mgh + 0 = 0 + 2 𝑚𝑣²
𝑣 = √2𝑔ℎ
Jadi untuk bidang miring licin, benda yang bergerak dari puncak bidang miring tanpa kecepatan
awal, seluruh energi potensial benda akan berubah menjadi energi kinetik saat benda sampai di
ujung bawah bidang miring.
3
Bidang Miring Kasar
Sebuah kelereng dengan massa m dilepaskan dengan kecepatan awal v1. Kelereng tersebut bergerak
mengikuti bidang dalam sebuah lingkaran (seperti gerak pada roller coaster). Jika tidak ada gaya
4
gesek yang menghambat kelereng tersebut, energi mekanik yang dimiliki oleh kelereng pada setiap
kediudukannya adalah sama sehingga berlaku persamaan.
Em1 = Em2
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
Jika di kedudukan terendah yaitu keduduksn (1), diangap energi potensial Ep1 = 0,
1 1
mgh1 + 2 𝑚𝑣12 = mgh2 + 2 mv22
𝑣₂ = √𝑔𝑅
𝑣 2 = √4𝑔𝑅 + 𝑔𝑅
𝑣₂ = √5𝑔𝑅
Jadi kecepatan minimum kelereng pada kedudukan terendah (1) agar dapat melakukan lingkaran
penuh adalah √5𝑔𝑅. Jika kecepatan dikedudukan terendah kurang dari √5𝑔𝑅, kelereng tidak akan
mampu melakukan lingkaran penuh.
Teori ini dapat digunakan dalam melakukan analisis gerak roller coaster menggunakan konsep
energi potensial dan hukum kekekalan energi. Jika kecepatan roller coaster pada kedudukan terendah
tidak mencapai √5𝑔𝑅. Jangan harap roller coaster tersebut mampu mencapai kedudukan tertingginya.
5
2.4 Hubungan Roller Coaster dengan Bidang Miring
a. Hubungan Roller Coaster dengan Energi Mekanik dan Gaya Normal
Gambar (5) Gerakan Roller Coaster dari Puncak Lintasan sampai Puncak Loop
Roller coaster merupakan kendaraan tanpa mesin yang menggunakan ban berjalan (conveyor belt )
untuk naik ke puncak bukit A melalu lintasan yang tidak terlalu curam. Puncak bukit A sengaja
dirancang lebih tinggi daripada puncak loop C, hal tersebut memungkinkan energi potensial di A
yang lebih besar sehingga mampu berjalan melalui lintasan menuju puncak C dengan baik.
Disini kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan, baik gesekan udara maupun
gesekan pada permukaan lintasan diabaikan. Pada ketinggian titik A, roller coaster memiliki energi
potensial maksimum sedangkan energi kinetiknya nol, karena rollercoaster belum bergerak.Ketika
roller coaster mulai berjalan dari titik A ke B karena adanya gaya gravitasi, maka terjadi konversi
energi dari potensial ke kinetik. Sehingga energi potensial
semakin berkurang sedangkan energi kinetik semakin bertambah, tetapi energi mekanik selalu
konstan di posisi mana saja. Ketika tiba di titik B, roller coaster memiliki laju maksimum, sehingga
pada posisi inienergi kinetiknya bernilai maksimum. Oleh karena pada titik B laju roller
coastermaksimum maka ia terus bergerak ke titik C. Pada titik C, roller coaster tidak berhentitetapi
sedang bergerak dengan laju tertentu, sehingga pada titik ini roller coaster masih memiliki sebagian
energi kinetik. Sebagian energi kinetik telah berubah menjadi energi potensial karena roller coaster
berada pada ketinggian maksimum dilintasan lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke
titik paling bawah di lintasan lingkaran. Pada titik ini,energi kinetik roller coaster kembali bernilai
maksimum, sedangkan
energi potensialnya bernilai nol. Lalu, roller coaster akan terus bergerak lagi ke lintasanseterusny
a. Ketika roller coaster berada dititik tertinggi dari lintasan loop, yaitu dititik C. Gaya
sentripetal adalah resultan gaya normal (N) dan besar gaya berat penampang (mg), sehingga
6
𝑣²
𝐹𝑠 = 𝑁 + 𝑚𝑔 =
𝑅
𝑣²
0 + 𝑚𝑔 = 𝑚
𝑅
𝑣 c min= √𝑔𝑅
EPB = 0
EMB = EMC
1 1
𝑚 Vb2 + 0 = 𝑚 Vc2 + mghc
2 2
Ketika roller coaster berada di titik awal, yaitu titik A; Lintasan loop roller coaster sengaja dibuat
seperti tetesan air terbalik. Jika loop berupa lingkaran penuh, akan diperoleh bobot penumpang 6
kali bobot normalnya saat roller coaster berada di posisi terendah. Kondisi ini dapat menyebabkan
pusing lalu pingsan. Lintasan loop yang seperti tetesan air hanya memberikan bobot maksimum 3,7
kali bobot normalnya. Pada bobot tersebut penumpang masih merasakan kenyamanan.
Gambar (6) Arah Percepatan, Berat Sesungguhnya, dan Gaya Berat saat Berada di Loop
Roller coaster berjalan di sebuah lintasan yang telah dirancang sedemikian rupa. Gerakan kereta
pada lintasan menghasilkan friction yang merupakan gaya luar.
7
Friction merupakan gaya gesek yang berlawanan arah dengan arah bergeraknya kereta akibat
gesekan antara lintasan dengan kereta yang bergerak. Setiap roller coaster tentunya memiliki rem
layaknya sebuah kereta, namun pada roller coaster sistem rem dibuat pada lintasan, bukan pada
keretanya. Sistem rem yang digunakan adalah dengan menggunakan klem dan diatur oleh komputer
dengan hydraulic fluid system. Ketika kereta di rem, maka friction akan bertambah akibat sistem
rem tersebut dan energi kinetik juga berkurang karena dikonversikan ke dalam energi panas yang
dihasilkan dari gesekan antara kereta, lintasan, dan sistem rem. Roller coaster adalah wahana
terbuka pada umumnya, oleh sebab itu kita perlu memperhitungkan keadaan cuaca pada saat
wahana roller coaster dijalankan. Berikut adalah pengaruh keadaan cuaca terhadap roller coaster:
Pada saat menaiki roller coaster, kita tentu mengalami gaya gravitasi. Gaya gravitasi ini terjadi
akibat adanya tarikan massa bumi terhadap massa tubuh kita. Gaya gravitasi yang dialami tubuh
kita selalu mengarah ke pusat bumi. Tubuh kita pada kenyataannya juga menarik bumi. Namun,
massa tubuh kita terlalu kecil bila dibandingkan dengan massa bumi, sehingga gaya tarik tubuh
kita pada bumi dapat diabaikan.
Gravitasi pada roller coaster berfungsi untuk menetralkan gaya akibat percepatan, yakni gaya yang
membuat penumpangnya terdorong ke depan. Selain itu, gaya gravitasi bekerja pada roller coaster
yang membuat roller coaster mengalami perubahan kecepatan. Saat roller coaster bergerak naik
menuju suatu puncak, gravitasi menarik roller coaster tersebut dan mengurangi percepatan pada
roller coaster. Pada saat itu energi kinetik akan berubah menjadi energi potensial. Setelah roller
8
coaster mencapai puncak, energi potensial pada roller coaster akan diubah menjadi energi kinetik
dan gravitasi akan menarik roller coaster ke bawah. Hal ini menyebabkan roller coaster akan
mengalami percepatan.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu fisika dapat diterapkan pada pembuatan wahana roller coaster, dari pembuatan lintasan hingga
kereta pada roller coaster. Pada roller coaster, teori dasar fisika yang dipakai adalah teori mengenai
energi, gaya gesek, gaya sentripetal, gravitasi, gaya normal dan dinamika gerak. Gaya sentripetal dan
konsep dinamika gerak berpengaruh pada gerakan roller coaster saat berada pada loop. Gaya gesek
dan gravitasi juga berpengaruh pada pergerakan kereta roller coaster.
Jadi untuk bidang miring licin, benda yang bergerak dari puncak bidang miring tanpa kecepatan
awal, seluruh energi potensial benda akan berubah menjadi energi kinetik saat benda sampai di ujung
bawah bidang miring. Gerak roller coaster menggunakan konsep energi potensial dan hukum
kekekalan energi. Jika kecepatan roller coaster pada kedudukan terendah tidak mencapai √5𝑔𝑅.
Jangan harap roller coaster tersebut mampu mencapai kedudukan tertingginya.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.adamsmiddle.org/ourpages/auto/2018/5/21/77297394/How-Roller-Coasters-Work-Articles-
2010.pdf (diakses 17 Desember 2018)
https://books.google.co.id/books?id=WHwKn4mCZaAC&pg=PA119&lpg=PA119&dq=bidang-miring-
roller-coaster&source.2011.pdf (di akses, 13 Desember 2018)
Khurmi dan Luthra.1979.A Text Book of Applied Machanics.New Dheli:Indian Institute of Technology
11