Anda di halaman 1dari 8

Step 1

1. Fluxus : jumlah cairan (darah) yg keluar vagina berlebihan (nasia)


Step 2

1. Apa hubungan BB bayi, durasi kelahiran(45 menit) dengan keluhan


pasien ?
2. Mengapa terjadi pendarahan post partum ?
3. Mengapa dokter memberikan oksitoksin dan kompresi bimanual untuk
pertolongan pertama ?
4. Apa saja intepretasi dari pemeriksaan di skenario ?
5. Bagaimana alur diagnosis di skenario ?
6. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari skenario ?
7. Apa saja etiologi dan faktor resiko dari skenario ?
8. Apa saja manifestasi klinis dari skenario ?
9. Bagaimana patofisiologi dari diagnosis di skenario ?
10.Bagaimana tatalaksana dari diagnosis pada kasus di skenario ?
11.Bagaimana asuhan keperawatan pada skenario ?
12.Komplikasi apa saja yg terjadi pada kasus diskenario ?

Step 3

1. Apa hubungan BB bayi (3850 gram), durasi kelahiran(45 menit) dengan


keluhan pasien ?
Kala II PG = 2 jam, MG = 1 jam, P6A0 = melahirkan 6 kali, durasi kala 2
lebih cepat.
Tanda bayi yg sehat : menangis, kemerahan, aktif, BB 2500-4000 gram,
menyusu dgn kuat.
- BB : normal
- Durasi kelahiran : normal (nasia)

Kelahiran terlalu cepat, pembukaan portio kurang, bayi terlalu cepat


lahir.

Pembukaan servix harus 10, pembukaan blm selesai  ibu dipimpin


mengejan  robekan jalan lahir  pendarahan (galang)

Kelahiran terlalu cepat, bayi tdk bs menyesuaikan panggul ibu, bayi


terbentur panggul ibu  pendarahan (mila)
2. Mengapa terjadi pendarahan post partum ?
Adanya robekan pada jalan lahir karena trauma, kegagalan kontraksi
uterus (fatkur)
Pendarahan yg tjd stlh persalinan.
Perdarahan normal (50-150 cc)
Tdk normal >150 cc
Terjadi karena bbrp faktor :
a. Tonus : kontraksi miometrium kurang, atau tdk ada kontraksi sama
sekali.
Tdk adanya kontraksi miometrium. Miometrium terdiri dari 3 lapisan.
Lapisan tengah yg akan menghentika pendarahan, krn tersusun oleh
anyaman, dan membentuk angka delapan untuk menjepit arteri.
Peradrahan post partum  kegagalan miometrium menjepit a.
Spiralis (izzav)
b. Jaringan plasenta : plasenta tertinggal didlm.
½ jam setelah kala 3 plasenta harus dikeluarkan dgn pemberian
oksitksin. Jk tertinggal krn penempelan plasenta yg terlalu kuat.
Menempel di desidua basalis : plasenta akreta. Menempel lebih
dalam (miometrium) : plasenta inkreta. Nempel di uterus parametrim
: plasenta prekerta
Blm terlepas stlh ½ jam. Bisa perdarahan langsung atau tdk
pendarahan. Didiamkan 5 hari baru di kuret (milla)
Plasenta inkraserata : plasentanya masih di uterus, tetapi ostium
uteri sudah tertutup (galang)
c. Trauma : bayi terlahir tll cepat  robekan jalan lahir
d. Trombin : gangguan pembekuan darah ibu

Indikasi perdarahn :
primer : 24 jam pertama sesudah kelahiran, terjadi karena atonia
uteri (kegagalan kontraksi miometrium), retensio plasenta (semua
plasenta ketinggalan), robekan jalan lahir, sisa plasenta
(menyebabkan terhambatnya kontraksi uterus), inversio uteri (fundus
uteri masuk ke cavum uteri, karena penanganan kala 3 yg krg tepat,
terlalu kuat) (izzav)
Sekunder: terjadi setelah 24 jam kelahiran karena infeksi biasanya
terjadi 10 hari setelah post partum (endometritis), bisa karena bekas
jahitan. (citra, galang)

Pasien ada gangguan pembekuan darah : periksa HB, gangguan


pembeuan darah beri vit. K

Asuhan kala 3 :
- Sesudah bayi lahir  3 dan 5 cm dar umbilukus bayi di klem tali pusat
 induksi oksitoksin  2 menit  massage  5-10 cm tali pusat
dipilin dari vulva. (putri)

Pencegahan pendarahan post partum


- Massage uterus. Scr sirkuler/maju mundur  uterus keras 
berkontrasksi dgn baik. Tdk boleh tll keras  pendarahn post partum
(lisa)

3. Mengapa dokter memberikan oksitoksin dan kompresi bimanual untuk


pertolongan pertama ?
Oksitoksin : hormon untuk rahim berkontraksi, untuk mengendalikan
pendarahn setelah melahirkan (lisa)
Beri 1 ampul  evaluasi ¼ jam  beri lagi  evaluasi lagi  Plasenta
belum lepas  retensio plasenta (kala 3) (izzav)

Perdarahan post partum : (atonia uteri/tonus, retensio plasenta)


- Beri obat uterotonika. Ex. Prostaglandin dan oksitoksin
- Massage rahim
- Masang gurita.
Pendarahan blm berhenti
- Kompresi
External  gk berhenti  internal
Blm berhenti :
Ligasi a. Hypogastrica atau histerektomi (nasia)
Karena trauma :
- kompresi  antibiotik spektrum luas, oksitoksin.
- Inspekulo  dijahit jk laserasi

Normalnya stlh diberi oksitoksin uterus semakin kuat  tegangan 


plasenta keluar
Otot rahim berkontraksi. Susunan saling menyliang untuk menjepit
arteri.
Kompresi bimanual : untuk menjepit arteri (dianestesi dulu). Menekan
uterus bagian bawah (galang,citra)
Eksterna : tangan kiri tekan simphisis yang kanan menekuk uterusnya
selama ¼ jam sampai pembuluh darah oklusi
Interna: tangan masuk kedalam vagina yang kiri di TFU
Aorta: kompresi pada arteri abdominalis

4. Apa saja intepretasi dari pemeriksaan di skenario ?

Kesadaran : komposmentis, KU : lemah pucat  kekurangan cairan


volume vaskuler yg berlebih
TD : 90/60  hipotensi krn risiko syok hipovolemik
Nadi : 120 x/mnt  takikardi, krn kompensasi TD  pertanda syok
RR : 24x/mnt  Normal
T : 37.2  normal (lisa)
Konjungtiva anemis (+/+)  penurunan cairan intravaskuler  HB turun
 O2 turun  hipoksi  lemah, letih, lesu, konjungtiva anemis (izzav)
Uterus terasa lembek 
Bekas jahitan 
Fluxus (+++) 
5. Bagaimana alur diagnosis di skenario ?
Kala 1 : plasenta previa/retensio plasenta
Kala 2 : ruptur
Setelah plasenta lahir timbul pendarahan (kala 3)
- Palpasi uterus untuk cari TFU
- Cek plasenta lengkap/tdk
- Eksplorasi cavum uteri
- Inspekulo  cari robekan uterus, dijahit/klem  mengurangi
pendarahan
- Px. Lab  faktor koagulasi darah.
- USG  untuk liat plasenta yg tertinggal/tdk (mila)

6. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari skenario ?


Gejala tanda yg sll ada Gejala dan tanda yg Kemungkinan
kadang ada diagnosis
Uterus lembek, Syok Atonia uteri
pendarahan segera
stlh anak lahir
Pendarahan segera, Pucat lemah menggigil Laserasi jalan lahir
darah segar, uterus
kontraksi baik,
plasenta lengkap
Plasenta blm lahir stlh Tali pusat putus akbat Retensio plasenta
30 mnt, uterus ditarik berlebihan
kontraksi baik,
pendarahan segera
Uterus tdk teraba, Syok neurogenik, Inversio uteri
lumen vagina terisi pucat, limbung
masa, nyeri berat,
pendarahan segera

Diagnosis : ATONIA UTERI krn uterus lembek, fluxus +++ (galang)


7. Bagaimana asuhan keperawatan pada skenario ?
Identitas pasien
Riwayat kesehatan : keluhan utama (pendarahan post partum), riwayat
kehamilan (bayi lahir besar 3850 gram), muali keluar lendir darah saat
bayi lahir
Riwayat persalinan
Riwayat pendarahan pada persalinan terdahulu
Jarak kehamilan (fatkur)
Riwayat SC
Riwayat abortus
Tanda : TD 90/60 mmhg, N : 120x/mnt, suhu 37,2, kesadaran
kmposmentis
Diagnosa: kekurangan volume cairan, resiko syok hipovolemik
Intervensi :
- Anjurkan pasien minum lebih banyak
- Observasi TTV 4 jam sekali
- Observasi intake cairan
- Observasi tingkat kesadaran
- Obeservasi TTV
- Tirah baring
- Pemberian infus vena
- Pemberian darah
(naim)

8. Apa saja etiologi dan faktor resiko dari skenario ?


(ali)
Etiologi :
- Atonia uteri
- Retensio plasenta : plasenta blm lahir stlh ½ jam
- Trombin : kelainan pembekuan darah. Krn keturunan, kelaian
pembekuan darah
- Hematoma : pd daerah laserasi, jahitan perineum
- Ruptur uteri : robekan dinding rahim akibat dilampauinya daya
renggang meometrium
Faktor risiko :

- Ada trauma persalinan


- Grande multipara/ kehamilan lebih dari 4 x
- Perpanjangan waktu persalinan
- Gemeli/kehamilan kembar

9. Apa saja manifestasi klinis dari skenario ?


10.Bagaimana patofisiologi dari diagnosis di skenario ?
11.Bagaimana tatalaksana dari diagnosis pada kasus di skenario ?
12.Komplikasi apa saja yg terjadi pada kasus diskenario ?
13.Manejem rujukan?
14.Edukasi keluarga ?
a.

Anda mungkin juga menyukai