Anda di halaman 1dari 15

Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

1. Apa isi dari pp nomer 46 th 2014?

2. Apa Tujuan dari SIK?


 Melalui hasil pengembangan sistem informasi diatas, maka diharapkan dapat
menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
1) Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar
yang ditentukan oleh pemerintah daerah.
2) Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat
interoperable dengan jaringan lain.
3) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan
mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster
unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di
masa depan.
4) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan
dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam
Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari
jaringan sistem informasi pemerintah daerah.
5) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan
dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori
materi teknologi informasi yang komprehensif.
6) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari,
menanalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis
data/informasi bagi seluruh stakeholders.
7) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan
access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara
luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan
sehingga kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya.
8) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan
manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan
dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

9) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi


pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10) Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi,
untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11) Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
Raden Sanjoyo, Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis FMIPA, Universitas
Gadjah Mada.

 Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah sebagai berikut


1) Menyediakan Informasi yang bermutu, yaitu informasi yang memenuhi kriteria:
valid, reliabel, timely dan relevan. Keempat hal ini adalah pilar informasi.
2) Mengurangi atau menghilangkan adanya redundancy data.
3) Meningkatkan keamanan data.
4) Menyediakan interface yang mudah.
5) Menyediakan Akses terhadap informasi bagi semua stakeholder.
6) Memelihara Integrasi data.
Untuk memudahkan anda menghapal, keenam tujuan tersebut diatas dapat singkat
menjadi "MEREKAM INTERAKSI".
Me = mutu
RE = Redundancy
KAM = Keamanan
INTER = Interface
AKS = Akses
I = Integrasi
Sistem Informasi Kesehatan oleh H. Sastrawan, SKM, MHA di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Qamarul Huda Bagu - Lombok Tengah – NTB.

3. Apa manfaat dari SIK?


Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Banyak sekali manfaat Sistem informasi Kesehatan yang diperoleh dapat membantu para
pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan, serta pengambilan keputusan
pelaksanaan disemua jenjang administrasi antara lain:
1) Mendukung manajemen kesehatan.
2) mengidentifikasi masalah dan kebutuhan.
3) mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas.
4) mengalokasikan sumber daya semaksimal mungkin.
5) membantu peningkatan efektifitas dan efisiensi.
6) pemberdayaan masyarakat.
7) pemngambilan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti.
Raden Sanjoyo, Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis FMIPA, Universitas
Gadjah Mada.
World Health Organization (WHO) menilai bahwa investasi sistem informasi menuai
beberapa keuntungan, antara lain:
 Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.
 Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami serta
melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
 Manfaat adanya sistem informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan
diantaranya:
 memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan di rumah sakit
memudahkan rumah sakit untuk mendaftar setiap pasien yang berobat di situ.
 semua kegiatan di rumah sakit terkontrol dengan baik / bekerja secara
tersturktur
Sistem Informasi Kesehatan & Management Data Kesehatan, HIMPUNAN
MAHASISWA BIDAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA.

4. Apa Unsur-unsur dari SIK?


Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

1) Penentu Kesehatan, yang meliputi faktor resiko, perilaku, keturunan, lingkungan,


sosial ekonomi dan demografi.
2) Input sistem kesehatan, yang meliputi kebijakan, pembiayaan, sumber daya, dan
organisasi.
3) Output sistem kesehatan, meliputi informasi, kemampuan pelayanan dan kualitas.
4) Hasil sistem kesehatan, meliputi pemanfaatan pelayanan.
5) Status kesehatan meliputi angka kematian, kesakitan atau ketidakmampuan, dan
kesejahteraan.
Ahyar Wahyudi, 2011. Analisa Sistem Informasi Kesehatan Online dan Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS), Fakultas Ilmu Keperawatan,
Universitas Indonesia.

5. Apa fungsi dari SIK?


Peranan SIK dalam Sistem Kesehatan:
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building
block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam
komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

 Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)


 Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi
kesehatan)
 Health worksforce (tenaga medis)
 Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
 Health information system (sistem informasi kesehatan)
 Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari
sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Sub
sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-
fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hokum
kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan
nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6
subsistem lain di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu.

Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:


 Upaya kesehatan
 Penelitian dan pengembangan kesehatan
 Pembiayaan kesehatan
 Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
 Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
 Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
 Pemberdayaan masyarakat.
Raden Sanjoyo, Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis FMIPA, Universitas
Gadjah Mada.

6. Kriteria-kriteria SIK?
Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam penyusunan
spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

a. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam
memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
b. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam
jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
d. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna
terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada
maupun yang sedang dikembangkan.
e. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan dan perkembangan dimasa datang.
f. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya
investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang
berarti (rate of return) dalam waktu yang relatif singkat.
g. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
h. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing
subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
i. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi
petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly).
j. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan,
karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan
adaptasi dengan sistem yang baru.
k. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat
terhadap pengembangan SIRS.
Raden Sanjoyo, Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis FMIPA, Universitas
Gadjah Mada.

7. Ruang lingkup SIK?


Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi
dalam lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini antara lain
sebagai berikut:
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

1) Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan


pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar.
Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan
info kamar rawat inap.
2) Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah,
anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut,
kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai
kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnosa dan tindakan terhadap pasien agar
tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.
3) Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi
dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4) Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG,
EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5) Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan,
rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara
langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga
mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang,
manajemen deposit dan lain-lain.
6) Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-
obatan.
Raden Sanjoyo , Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis FMIPA,
Universitas Gadjah Mada.

8. Cara-cara pengumpulan data?


 Ditinjau dari cara mengumpulkannya:
Data primer adalah data yg dikumpulkan oleh organisasi pengguna data itu sendiri.
Pengumpulan data primer ini dapat dikerjakan mll pencatatan hasil kegiatan program
harian menggunakan formulir pencatatan pelaporan, atau alat ukur lainnya mll survei
khusus.
Data sekunder adalah data yg diperoleh dari hasil pencatatan pelaporan atau
dikumpulkan bukan oleh unit pemakai data itu sendiri. Sumber data sekunder di
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Puskesmas berasal dari petugas statistik desa untuk data umum, Kantor Kecamatan
dan Kantor Kepala Desa/Dusun untuk data penduduk sasaran dan data sumber daya,
dan PLKB untuk data jumlah PUS.
(MANAJEMEN KESEHATAN, A.A GDE MUNINJAYA)

 Cara pengumpulan (sumber data):


a. Sensus atau pencacahan lengkap dari populasi.
b. Registrasi atau pendaftaran, yg dicatat per kejadian, terutama utk “peristiwa daur
hidup” ( vital events ) seperti kelahiran, kematian, pernikahan, perceraian, dll,
sedangkan yg menyangkut cakupan dan hasil kegiatan pelayanan kesehatan akan
dicatat dan dilaporkan dalam apa yg disebut “statistik pelayanan kesehatan”
(health service statistics), yg contohnya di lapangan, misalnya SP2TP atau SP3 di
Puskesmas dan SP2RS di Rumah Sakit.
c. Data informasi yg tdk tercakup dalam kedua kategori cara pengumpulan data tsb
di atas biasanya akan diperoleh dg cara yg dikategorikan sbg “studi khusus” (
spe¬cial study ) yg contohnya antara lain adalah studi kepusta¬kaan, studi kasus,
survei sampel, survei cepat (rapid survey), dll.
(PENGANTAR ADMINISTRASI KESEHATAN, BUDIORO B).

9. Apa saja bentuk pengolahan data?


 Unsur pengolahan data
1. Pengumpulan data
Merupakan unsure pengolahan data yang berupa aktivitas penangkapan data
kedalam dokumen dasar.
2. Pembacaan
Proses membaca data dari dokumen dasar yang digunakan agar dapat diproses
lebih lanjut.
3. Pemeriksaan
Diperlukan untuk mencegah, mengecek kemungkinan terjadinya kesalahan data
yang dibaca dari dokumen dasar.
4. Perekaman
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Proses penyimpanan data yang telah dibaca dan diverifikasi kedalam alat
penyimpanan data yang digunakan.
5. Penggolongan
Diperlukan untuk memnuhi kebutuhan informais berdasarkan klasifikasi tertentu.
6. Pengurutan
Bertujuan untuk mempermudah pembacaan, pemahaman dan pencarian informasi
yang disajikan.
7. Peringkasan
Sebagai operasi untuk menghilangkan kemunculan data secara berulang atau
menyusun rekapitulasi dari sekumpulan rincian data yang tersimpan sebagai basis
data dalam memory.
8. Perhitungan
9. Perbandingan
10. Pemindahan
11. Penampilan kembali
12. Penggandaan
13. Penyebarluasan
 Metode pengolahan data
1. Metode manual
Semua operasi pengolahan data dilakukan dengan tangan dan menggunakan alat
bantu manual yang sederhana.mis penggaris.
2. Metode elektromekanik
Operasi pengolahan data dikerjakan secara manual dibantu dengan mesin-mesin
elektronik sederhana.
3. Metode system warkat
Data mengenai suatu obyek dicatat dalam suatu kartu dengan sandi lubang,
sejumlah kartu yang mengandung sejumlah data-data tentang obyek yang sama
digabung bersama untuk membentuk suatu berkas atau file.
4. Metode eletronik computer
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

 Persyaratan pemilihan metode pengolahan data dapat ditentukan dengan


mempertimbangkan hal-hal sbb:
a. Volume-volume unsur data yang dimuat
b. Kompleksitas operasi pengolahan data yang diperlukan
c. Batasan waktu pengolahan
d. Tuntutan perhitungan

 Bentuk pengolahan data dalam struktur organisasi:


1. Sentralisasi
Operasi pengolahan data dilaksanakan oleh suatu bagian yang terpisah dalam
struktur organisasi yaitu bagian pengolahan data elektronik / dapat dilakukan
oleh:
a. Suatu biro jasa diluar organisasi yang merupakan suatu perusahaan terpisah
diluar organisasi dan memberikan pelayanan pengolahan data
b. Fasilitas pembagian waktu bersama yang dibeli atau disewa dari perusahaan
lain
c. Suatu susunan manajemen fasilitas dimana suatu perusahaan mengambil alih
pelaksanaan operasi pengolahan data dalam organisasi tersebut.
Keuntungan dan faktor pendukung :
 Penghematan khusus dalam hardware dan pengadaan personalia
 Penghematan karena meniadakan pengembangna sistem yang ganda
 Manfaat karena standarisasi
 Manfaat karena sistem yang seragam
2. Desentralisasi
Faktor yang mendukung :
a. Pelayanan yang semakin baik karena kepekaan terhadap kondisi lokasi
b. Kebijakan desentralisasi dalam manajemen
c. Kelangkaan kesamaan diantara fungsi diantara unit-unit organisasi yang
mempersulit adanya standarisasi sistem
3. Terdistribusi
Keuntungan:
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

a. Dapat meminimalkan biaya-biaya


b. Mempersingkat waktu respon untuk memperoleh data-data
c. Pengontrolan pada data-data kritis secara lebih cermat
d. Kemampuan back up data yang efektif
(SISTEM INFORMASI MANAJEMEN, EDDY SUMANTHA, S.T).

10. Informasi kesehatan?Cari buku yg ttg system informasi kesehatan?


 Informasi merupakan hasil pengolahan data shg men¬jadi bentuk yg penting bagi
penerimanya dan mempunyai ke¬gunaan sbg dasar dlm pengambilan keputusan yg
dpt dirasakan akibatnya sec langsung saat itu juga/ secara tidak langsung pada saat
mendatang. Untuk memperoleh informasi, di¬perlukan adanya data yg akan diolah
dan unit pengolah. Contoh informasi adalah daftar pegawai berdasarkan departemen,
daftar pegawai berdasarkan golongan, rekapitulasi transaksi pem¬belian pd akhir
bulan, rekapitulasi transaksi penjualan pada akhir bulan, dll.
(SISTEM INFORMASI MANAJEMEN, EDDY SUMANTHA, S.T).

Untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya, ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi yaitu:
a. Data-data yang masuk haruslah data yang riil.
b. Data-data masuk secara teratur,
c. Pengisian formulir laporan dengan tepat dan sesuai peraturan yang ditetapkan.
d. Pengisian formulir lengkap.
e. Data-data lengkap.
(Amsyah, 2007).

Menurut Jogiyanto (2005), data yang diolah saja tidak cukup dapat dikatakan sebagai
suatu informasi. Dari segi kualitas, informasi harus didukung oleh tiga pilar, yaitu:
a. Tepat orangnya (relevance)
b. Tepat waktu (timeless)
c. Tepat nilainya atau akurat (accurate).
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

11. Di scenario keluar PP, tetapi belum disiapkan actornya (tdk disiapkan PNS di
setiap daerah2). Hambatan untuk menerapkan SIK?

Ahyar Wahyudi, 2011. Analisa Sistem Informasi Kesehatan Online dan Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS), Fakultas Ilmu Keperawatan,
Universitas Indonesia.
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

PEMANFAATAN SHARING DATA SUMBER DAYA KESEHATAN DALAM


ERA BPJS, Pusat Data dan Informasi.
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai