Banyak sekali manfaat Sistem informasi Kesehatan yang diperoleh dapat membantu para
pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan, serta pengambilan keputusan
pelaksanaan disemua jenjang administrasi antara lain:
1) Mendukung manajemen kesehatan.
2) mengidentifikasi masalah dan kebutuhan.
3) mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas.
4) mengalokasikan sumber daya semaksimal mungkin.
5) membantu peningkatan efektifitas dan efisiensi.
6) pemberdayaan masyarakat.
7) pemngambilan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti.
Raden Sanjoyo, Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis FMIPA, Universitas
Gadjah Mada.
World Health Organization (WHO) menilai bahwa investasi sistem informasi menuai
beberapa keuntungan, antara lain:
Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.
Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami serta
melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
Manfaat adanya sistem informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan
diantaranya:
memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan di rumah sakit
memudahkan rumah sakit untuk mendaftar setiap pasien yang berobat di situ.
semua kegiatan di rumah sakit terkontrol dengan baik / bekerja secara
tersturktur
Sistem Informasi Kesehatan & Management Data Kesehatan, HIMPUNAN
MAHASISWA BIDAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA.
6. Kriteria-kriteria SIK?
Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam penyusunan
spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL
a. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam
memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
b. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam
jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
d. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna
terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada
maupun yang sedang dikembangkan.
e. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan dan perkembangan dimasa datang.
f. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya
investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang
berarti (rate of return) dalam waktu yang relatif singkat.
g. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
h. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing
subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
i. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi
petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly).
j. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan,
karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan
adaptasi dengan sistem yang baru.
k. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat
terhadap pengembangan SIRS.
Raden Sanjoyo, Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis FMIPA, Universitas
Gadjah Mada.
Puskesmas berasal dari petugas statistik desa untuk data umum, Kantor Kecamatan
dan Kantor Kepala Desa/Dusun untuk data penduduk sasaran dan data sumber daya,
dan PLKB untuk data jumlah PUS.
(MANAJEMEN KESEHATAN, A.A GDE MUNINJAYA)
Proses penyimpanan data yang telah dibaca dan diverifikasi kedalam alat
penyimpanan data yang digunakan.
5. Penggolongan
Diperlukan untuk memnuhi kebutuhan informais berdasarkan klasifikasi tertentu.
6. Pengurutan
Bertujuan untuk mempermudah pembacaan, pemahaman dan pencarian informasi
yang disajikan.
7. Peringkasan
Sebagai operasi untuk menghilangkan kemunculan data secara berulang atau
menyusun rekapitulasi dari sekumpulan rincian data yang tersimpan sebagai basis
data dalam memory.
8. Perhitungan
9. Perbandingan
10. Pemindahan
11. Penampilan kembali
12. Penggandaan
13. Penyebarluasan
Metode pengolahan data
1. Metode manual
Semua operasi pengolahan data dilakukan dengan tangan dan menggunakan alat
bantu manual yang sederhana.mis penggaris.
2. Metode elektromekanik
Operasi pengolahan data dikerjakan secara manual dibantu dengan mesin-mesin
elektronik sederhana.
3. Metode system warkat
Data mengenai suatu obyek dicatat dalam suatu kartu dengan sandi lubang,
sejumlah kartu yang mengandung sejumlah data-data tentang obyek yang sama
digabung bersama untuk membentuk suatu berkas atau file.
4. Metode eletronik computer
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL
Untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya, ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi yaitu:
a. Data-data yang masuk haruslah data yang riil.
b. Data-data masuk secara teratur,
c. Pengisian formulir laporan dengan tepat dan sesuai peraturan yang ditetapkan.
d. Pengisian formulir lengkap.
e. Data-data lengkap.
(Amsyah, 2007).
Menurut Jogiyanto (2005), data yang diolah saja tidak cukup dapat dikatakan sebagai
suatu informasi. Dari segi kualitas, informasi harus didukung oleh tiga pilar, yaitu:
a. Tepat orangnya (relevance)
b. Tepat waktu (timeless)
c. Tepat nilainya atau akurat (accurate).
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL
11. Di scenario keluar PP, tetapi belum disiapkan actornya (tdk disiapkan PNS di
setiap daerah2). Hambatan untuk menerapkan SIK?
Ahyar Wahyudi, 2011. Analisa Sistem Informasi Kesehatan Online dan Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS), Fakultas Ilmu Keperawatan,
Universitas Indonesia.
Eko Deskurniawan LBM 6 SISTEM KESEHATAN NASIONAL