PENDAHULUAN
Informasi ini harus diatur dan disimpan dalam cara yang memfasilitasi pemenuhan
berbagai kebutuhan informasi dan pemakai eksternal. Para menejer perlu informasi terinci
mengenai hasil-hasil operasi dalam bidang tanggung jawab mereka masing-masing. Para
investor dan kreditor menginginkan laporanm keuangan periodik untuk membantu mereka
menilai kinerja organisasi. semakin banyak dari mereka yang meminta laporan yang lebih
terinci dan sering. Lembaga pemerintah juga memiliki kebutuhan informasi periodik yang
harus dipenuhi.
Akibatnya sistem buku besar dan pelaporan harus didesain untuk menghasilkan
laporan periodik teratur dan untuk mendukung kebutuhan pertanyaan real-time. Contohnya,
para menejer departemen harus sewaktu-waktu mampu menilai kinerja aktual dengan yang
direncanakan agar penyimpangan dapat diidentifikasikan sedini mungkin untuk dapat
dilakukan tindakan korektif. Begitu pula dengan bendahara, dia harus mampu secara dekat
mengawasi arus kas agar penyimpangan dari prediksi dapat diidentifikasikan tepat pada
waktunya, untuk menyesuaikan peminjaman jangka pendek.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Siklus buku besar dan pelaporan terdiri atas kegiatan pengolahan data yang berkaitan
dengan proses pemutakhiran (updating) rekening-rekening buku besar dan pembuatan laporan
yg merupakan ikhtisar hasil operasi perusahaan. Siklus ini berinteraksi dengan siklus lain dan
berbagai pihak, baik eksternal maupun internal.
Siklus ini menerima berbagai informasi dari sumber lain, yaitu:
a. Informasi mengenai transaksi regular (siklus pendapatan, pengeluaran, sistem produksi,
akuntansi biaya, dan sistem persediaan)
b. Bagian keuangan yaitu transaksi pendanaan dan investasi
c. Departemen anggaran (berupa data anggaran)
d. Kepala departemen keuangan (berupa transaksi penyesuaian)
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang
mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu sistem
tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan. General Ledger and Report System
(GLARS) mencakup proses-proses di tempat untuk memperbarui akun buku besar dan
menyiapkan laporan yang merangkum hasil kegiatan organisasi. Kegiatan dasar dalam GLARS
adalah:
• Update buku besar
• Posting jurnal penyesuaian
• Menyusun laporan keuangan
• Menghasilkan laporan manajerial
• Tiga pertama merupakan langkah dasar dalam siklus akuntansi
2
Salah satu fungsi utama dari GLARS adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data
dari:
• Masing-masing subsistem siklus akuntansi, yang menyediakan entri ringkasan yang
berkaitan dengan kegiatan rutin dalam siklus tersebut.
• Bendahara, yang memberikan masukan sehubungan dengan kegiatan non-rutin
seperti transaksi dengan kreditor dan investor.
• Departemen anggaran, yang memberikan nomor anggaran.
• Controller, yang menyediakan jurnal penyesuaian
• Informasi harus diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pengguna internal dan
eksternal.
• Sistem ini harus dirancang untuk menghasilkan laporan periodik teratur dan untuk
mendukung pertanyaan real-time.
Empat aktivitas dasar yang dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan
menunjukkan sistem online umum yang digunakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tersebut untuk. Dari empat aktivitas tersebut tiga diantara aktivitas pertamanya yakni
menyajikan langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi, yang menghasilkan produksi
rangkaian laporan keuangan tradisional. Aktivitas menunjukkan bahwa, sebagai tambahan dari
laporan keuangan untuk pemakai eksternal, SIA menghasilkanlaporan untuk pihak manajemen
internal juga. Selanjutnya setiap aktivitas ini akan dipelajari secara lebih terinci.
A. Perbarui Buku Besar
Aktivitas pertama dalam sistem buku besar adalah memperbarui buku besar. Aktivitas
memperbarui terdiri dari memasukkan ayat jurnal yang berasal dari dua sumber:
1. Subsistem Akuntansi.
Setiap subsistem akuntansi yang membuat ayat jurnal untuk memperbarui buku besar.
Secara teori, buku besar dapat diperbarui setiap saat tiap terjadinya transaksi. Akan
tetapi praktiknya, berbagai subsistem akuntansi biasanya memperbarui buku besar
dengan membuat ayat jurnal ringkasan yang menyajikan hasil dari semua transaksi
yang terjadi selama suatu periode waktu tertentu.
Contohnya, subsistem siklus pendapatan akan menghasilkan ayat jurnal ringkasan
yang mendebit piutang usaha dan kas serta mengkredit penjualan untuk semua
penjualan yang dilakukan selama periode pembaruan.
3
2. Bendahara.
Bagian bendahara membuat ayat jurnal satu per satu untuk memperbarui buku besar
atas transaksi nonrutin seperti penerbitan atau pengeluaran utang, pembelian atau
penjualan saham investasi, atau perolehan saham perbendaharaan.
B. Memasukkan Ayat Jurnal Penyesuaian
Aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah memasukkan berbagai ayat jurnal
penyesuaian (AJP). AJP berasal dari kantor kontroler, setelah neraca saldo dibuat.
Neraca Saldo adalah Laporan yang mencantumkan saldo-saldo dari semua akun buku
besar. Namanya mencerminkan kenyataan bahwa apabila semua aktivitas dicatat dengan benar,
maka total saldo debit dalam berbagai akun, harus sama dengan total saldo kredit. AJP terbagi
dalam lima kategori dasar:
1. Akrual mencerminkan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
mencerminkan berbagai kegiatan yang terjadi tetapi kas belum diterima atau
dikeluarkan. Contohnya: pencatatan pendapatan bunga yang di dapat dan utang gaji.
2. Deferral/Pembayaran di muka mencerminakan jurnal yang dibuat pada akhir periode
akuntansi untuk mencerminkan pertukaran kas sebelum kinerja kegiatan terkait.
Contohnya: sewa, bunga, asuransi.
3. Estimates/Perkiraan mewakili jurnal yang mencerminkan sebagian dari biaya yang
terjadi selama beberapa periode akuntansi. Contohnya: meliputi beban depresiasi atau
penyusutan dan beban piutang tak tertagih.
4. Re-evaluations/Penilaian ulang jurnal yang dibuat untuk mencerminkan perbedaan
nilai yang sesungguhnya dengan yang dicatat atas suatu aset atau perubahan dalam
prinsip akuntansi. Contohnya: perubahan metode yang digunakan untuk menilai
persediaan, mengurangi nilai persediaan untuk mencerminkan umur atau
menyesuaikan catatan perdiaan untuk mencerminkan hasil yang di dapat selama
perhitungan fisik persediaan.
5. Error-correction/Perbaikan mewakili jurnal yang dibuat untuk meniadakan pengaruh
kesalahan yang ditemukan dalam buku besar.
C. Buat Laporan Keuangan
Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah membuat laporan-
laporan keuangan. Laporan laba-rugi dibuat pertama, dengan menggunakan data dari saldo
akun pendapatan dan biaya di neraca saldo disesuaikan. Neraca dibuat setelahnya. Aktivitas ini
membutuhkan ayat jurnal penutupan yang akan menolkan semua akun pendapatan dan
4
pengeluaran, serta memindahkan laba bersih atau kerugian, ke laba ditahan. Laporan keuangan
penting ketiga yang dibuat adalah laporan arus kas. Laporan ini menggunakkan data dari
laporan laba rugi dan neraca untuk memberikan rincian mengenai aktivitas investasi dan
keuangan organisasi.
Pertama membuat laporan laba rugi yang menggunakan data dari saldo akun
pendapatan biaya
Langkah kedua yaitu:
• Penggunaan label file internal dan eksternal untuk melindungi buku besar yang terakhir
dari kerusakan tanpe disengaja.
• Melakukan pembuatan cadangan buku besar secara rutin. Paling tidak dua salinan
cadangan buku besar harus ada. Satu salinan disimpan diluar lokasi perusahaan untuk
memberi perlindungan dari bencana besar seperti kebakaran atau gempa bumi.
D. Membuat Laporan Manajerial
Aktivitas terakhir dalam sistem buku besar dan pelaporan menghasilkan berbagai
laporan manajerial. Contoh laporan pengendalian buku besar termasuk (1) daftar voucher
jurnal berdasarkan nomor, nomor akun, atau tanggal dan (2) daftar saldo akun buku besar.
Laporan-laporan ini digunakan untuk memverifikasi akurasi proses masukannya ke buku besar.
Laporan anggaran dan kinerja harus dikembangkan atas dasar akuntansi
pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan hasil keuangan atas dasar
tanggungjawab manajerial di dalam organisasi. hasilnya adalah serangkaian laporan terkait,
yang merinci kinerja keseluruhan organisasi berdasarkan submit tertentu. Isi laporan kinerja
berdasarkan anggaran harus dibentuk berdasarkan sifat unit yang dievaluasi.
5
kas dengan rencananya dan digunakan untuk menentukan kebutuhan kas. Laporan
anggaran dan kinerja harus didasarkan pada akuntansi pertanggung jawaban.
Isi laporan kinerja anggaran harus disesuaikan dengan sifat unit yang sedang dievaluasi.
• Pusat biaya
• Pusat pendapatan
• Pusat laba
• Pusat investasi
Sementara laporan keuangan muncul secara elektronik dalam berbagai format, sampai
saat ini penyebaran informasi ini adalah rumit dan tidak efisien.
Penerima (SEC, IRS, dll) diperlukan informasi dalam berbagai format yang memakan
waktu.
Juga kondusif untuk kesalahan, karena masuk kembali informasi itu sering diperlukan.
Masalah mendasarnya yaitu: kurangnya standar untuk mengidentifikasi isi data.
Solusi dalam maslah ini adalah Extensible Business Reporting Language (XBRL).
Sebuah varian dari XML dirancang khusus untuk berkomunikasi isi data keuangan.
Membuat tag untuk setiap item data seperti tag HTML.
Nama tag menentukan item baris dalam laporan keuangan.
Bidang lain dalam tag menyediakan informasi seperti tahun, unit ukuran, dll.
6
Vendor perangkat lunak utama mengembangkan alat untuk secara otomatis
menghasilkan kode XBRL sehingga akuntan dimudahkan tanpa perlu menulis kode. XBRL
memberikan dua manfaat utama yaitu:
Organisasi dapat mempublikasikan laporan keuangan mereka pada waktu dalam format
yang bisa digunakan.
Penerima tidak akan lagi perlu secara manual masuk kembali data yang mereka peroleh
secara elektronik sehingga alat pendukung keputusan dapat menganalisis mereka.
(Berarti mencari data di Internet akan lebih efisien dan akurat).
Manfaat XBRL ini berlaku untuk bertukar informasi keuangan baik eksternal dan
internal. XBRL memberikan contoh yang bagus tentang bagaimana akuntan dapat
berpartisipasi aktif dalam pembangunan Teknoligi Informasi, karena profesi akuntansi
dipelopori perkembangannya.
Teknologi komunikasi telah lama digunakan untuk mengurangi baik waktu maupun
biaya membuat serta menyebarkan laporan keuangan. Contoh: para kontroler secara rutin
mengakses database pelaporan keuangan publik seperti NAARS.
XBRL sangat berbeda dengan file PDF yang selama ini digunakan pada pelaporan
keuangan. Laporan yang dinyatakan dalam XBRL ini dioptimalkan untuk konsumsi komputer
(analisis data melalui software computer). Hal ini karena data laporan keuangan dalam bentuk
XBRL dapat dengan mudah ditransformasikan kedalam berbagai software komputer. XBRL
tidak menghasilkan standar akuntansi tetapi mempromosikan kegunaan standar itu sendiri.
Organisasi dapat memanfaatkan XBRL untuk mendefinisikan informasi keuangan dan
menghasilkan laporan keuangan dalam berbagai format. Secara teknis, batang tubuh utama
XBRL adalah taksonomi XBRL. Sebuah taksonomi pelaporan keuangan bertindak seperti
kamus akun dengan hubungan yang ditentukan antar mereka. Misalnya, dalam taksonomi
7
akuntansi, kas diklasifikasikan sebagai bagian dari aset lancar, dan aktiva lancar
diklasifikasikan sebagai bagian dari total aset.
XBRL memberikan dua manfaat utama dalam pembuatan dan penyebaran data
keuangan secara elektronic.
Beberapa manfaat potensial praktis mengadopsi XBRL juga disampaikan oleh Cohen,
Schiavina and Servais (2005) yang meliputi:
1. Peningkatan pertukaran dalam dan antara organisasi.
8
2. Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas pelaporan bisnis dan
yang mendasari proses.
3. Peningkatan kontrol lingkungan, mengurangi manipulasi data (baik dalam arti tidak
bersalah tetapi tidak efektif dan dalam arti lebih jahat).
4. Memfasilitasi perpindahan ke paperless pelaporan bisnis.
5. Membantu organisasi menyesuaikan diri dengan metode expanding industry-
acceptance.
6. Didukung oleh vendor perangkat lunak utama yang memungkinkan fungsionalitas baru
dan efisiensi.
7. Peningkatan pembandingan dan analisis pelaporan informasi beberapa perusahaan
bisnis.
XBRL tentu saja penting dalam perkembangan TI. XBRL juga berharga karena profesi
akuntansi memulai perkembangan XBRL. Proses perkembangan XBRL memberikan
gambaran bagus tentang bagaimana para akuntan dapat secara aktif terlibat dalam
perkembangan TI yang sedang dijalankan.
Corporate governance dan kinerja perusahaan adalah isu yang berkembang sejak dulu
di akuntansi. Penyajian laporan keuangan yang baik merupakan salah satu upayacorporate
governance. Kinerja perusahaan sering dinilai dari data-data pada laporan keuangan
perusahaan. Telah banyak penelitian yang melakukan pengujian terhadap berbagai
anteseden corporate governance dan kinerja perusahaan. Berdasarkan penelitian Premuroso
dan Bhattacharya (2008), Corporate Governance secara signifikan dan positif terkait dengan
keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan awal dan sukarela yang menyampaikan
informasi keuangan dalam format XBRL. Pada saat yang sama, faktor kinerja perusahaan
termasuk likuiditas dan ukuran perusahaan juga terkait dengan keputusan pengajuan
penggunaan awal dan sukarela XBRL. Alles and Piechocki (2012)menyatakan bahwa analisis
proses pembuatan keputusan governance menunjukkan bahwa XBRL merupakan cara-cara
baru melihat dan memanipulasi data guna menghasilkan informasi yang lebih baik, yang bila
dikombinasikan dengan alat analitik lebih baik akan mengarah ke pengetahuan yang
memungkinkan para pemangku kepentingan dalam dan di luar perusahaan untuk membuat
9
keputusan corporate governance yang lebih baik. Oleh karena itu, nilai tambah dari XBRL
berasal dari menggunakannya sebagai alat untuk memisahkan dan memformat data, serta
dengan melihat masalah dengan cara yang baru, yang dirangsang untuk menghasilkan
informasi dan pengetahuan baru, untuk membebaskan data dari penyusun dan
demokratisasinya untuk pengguna.
Pelaporan keuangan adalah salah satu bentuk transparansi manajemen terhadap pihak-
pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui laporan keuangan, dapat dilihat
berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk setahun terakhir. Namun diharapkan
proses ini tidak memakan biaya besar atau dapat dilakukan seefisien mungkin. Hasil penelitian
Chen (2012) meneliti implementasi e-government dari XBRL untuk meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi dalam bisnis dan informasi keuangan. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa XBRL membuat transparansi informasi dan efisiensi dalam pengumpulan
dan penyebaran informasi prioritas sehingga akan membantu mencapai tujuan-tujuan program.
Asimetri informasi adalah isu yang mendapat perhatian sangat besar oleh para peneliti
akuntansi. Asimetri informasi dapat menyebabkan ketidak seimbangan banyaknya informasi
yang dimiliki antara agen dan prinsipal. Asimetri informasi akan menguntungkan salah satu
pihak yang memiliki informasi lebih banyak (misal manajer) dan merugikan pihak lain. Yoon,
Zo dan Ciganek (2010) melakukan penelitian yang menguji apakah adopsi XBRL mengurangi
asimetri informasi atau tidak dalam konteks pasar saham. Hasil penelitiannya menemukan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan negatif antara adopsi XBRL dan informasi
asimetri, yang menyiratkan bahwa adopsi XBRL dapat menyebabkan pengurangan asimetri
informasi di pasar saham. Selain itu, efek adopsi XBRL untuk mengurangi asimetri informasi
lebih kuat kuat bagi perusahaan berukuran besar daripada perusahaan berukuran menengah dan
kecil.
Dalam buku besar dan sistem pelaporan (atau siklus ada), sebuah AIS yang dirancang
dengan baik harus menyediakan pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa tujuan-
tujuan berikut terpenuhi:
10
o Semua transaksi diotorisasi dengan benar
o Semua transaksi yang dicatat valid
o Semua transaksi yang valid dan resmi dicatat
o Semua transaksi dicatat dengan akurat
o Aset sudah terjamin dari kehilangan atau pencurian
o Aktivitas bisnis yang dilakukan efisien dan efektif
o Perusahaan ini dalam mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku
o Semua pengungkapan penuh dan adil
Ada beberapa tindakan perusahaan dapat mengambil sehubungan dengan siklus untuk
mengurangi ancaman dari kesalahan atau penyimpangan. Ini termasuk:
o Menggunakan, dokumen mudah lengkap sederhana dengan instruksi yang jelas
(meningkatkan akurasi dan reliabilitas).
o Menggunakan kontrol aplikasi yang sesuai, seperti pemeriksaan validitas dan
pemeriksaan lapangan (meningkatkan akurasi dan reliabilitas).
o Menyediakan ruang pada bentuk untuk merekam yang selesai dan yang dikaji bentuk
(mendorong otorisasi yang tepat dan akuntabilitas).
o Dokumen pra-penomoran (mendorong pencatatan transaksi yang valid dan hanya
berlaku).
o Membatasi akses ke dokumen kosong (mengurangi risiko transaksi yang tidak sah).
Tabel 1. Ancaman Dan Pengendalian Dalam Sistem Buku Besar Dan Pelaporan
11
Kehilangan atau Kehilangan data dan aset Prosedur pembuatan
kehancuran buku besar cadangan dan pemulihan dari
bencana
Ancaman 1:
Kesalahan dalam Memperbarui Buku Besar
Kesalahan yang dibuat sewaktu memperbarui buku besar dapat mengarah pada
pembuatan keputusan yang tidak benar berdasarkan informasi salah yang terdapat dalam
laporan kinerja keuangan.
Prosedur pengendalian untuk menangani ancaman ini terbagi dalam tiga kategori:
o Pengendalian edit input dan pemrosesan
o Laporan rekonsiliasi dan pengendalian
o Pemeliharaan jejak audit yang mencukupi;
Pengendalian 1:
Edit Input dan Pemrosesan
Ada dua sumber ayat jurnal untuk memperbarui buku besar:
o Ayat jurnal ringkasan dari siklus SIA
o Ayat jurnal yang secara langsung dibuat oleh bendahara atau kontroler.
Contoh:
Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian keuangan adalah
jurnal asli yang baru saja dibuat. Konsekuensinya, diperlukan jenis-jenis pengawasan input edit
dan pemrosesan berikut untuk menjamin bahwa transaksi tersebut akurat dan lengkap:
1. Cek validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku besar tersedia untuk
setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua jurnal.
2. Cek bentuk data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field dalam sebuah
jurnal berisi data numeric.
3. Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan total kredit dalam
sebuah jurnal.
4. Uji kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua data yang relevan
telah dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal dapat diidentifikasi sehingga
informasi ini memiliki daya telusur audit.
12
5. Uji pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan nomor rekening
dengan nama rekening, guna menjamin kebenaran rekening buku besar yang menerima
posting. Untuk sistem entry data on-line, prosedur ini disebut closed-loop verivication.
6. Penetapan file standar jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang sering terjadi pada
akhir periode, seperti biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki tanpa memulang
pemasukan data. Kemungkinan lupa membuat jurnal penyesuaian jenis ini juga dapat
dikurangi, sehingga menjamin kelengkapan input.
7. Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat setelah dilakukan
pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya tepat.
8. Perhitungan total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan kelompok voucher
jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening buku besar, atas dasar saldo awal,
total debit dan total kredit yang dimasukkan ke dalam rekening yang bersangkutan, dan
kemudian membandingkannya dengan saldo rekening buku besar. Jika terjadi antara
perbedaan keduanya, harus segera dilakukan investigasi.
13
Jejak audit ini memberikan informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas-
aktifitas sebagai berikut:
1. Menelusuri transaksi dari dokumen sumber asli kerekening buku besar, dan ke laporan
atau dokumen lain yang menggunakan data pada dokumen sumber.
2. Menelusuri dokumen-dokumen yang muncul kembali dalam sebuah laporan atau
dokumen lain melalui buku besar ke dokumen sumber aslinya.
3. Menelusuri seluruh perubahan dalam rekening buku besar dari saldo awal ke saldo
akhir.
Ancaman 2:
Akses Tanpa otorisasi ke Buku Besar
Akses tanpa otorisasi ke buku besar dapat mengakibatkan kebocoran data rahasia ke
pesaing atau kerusakan buku besar. Hal tersebut juga dapat memberikan cara untuk
menyembunyikan pencurian aset. Oleh karenanya, merupakan hal yang penting untuk memiliki
pengendalian yang memadai agar dapat mencegah akses tanpa otorisasi ke buku besar.
Beberapa pengendalian terhadap ancaman ini adalah: ID dan pasword pemakai hanya
membaca akses ke buku besar Sistem tersebut harus memeriksa keberadaan kodeotorisasi yang
valid untuk setiap catatan voucher jurnal sebelum memasukkan transaksi tersebut ke buku
besar.
Ancaman 3:
Kehilangan atau Kerusakan Data Buku Besar
Buku besar adalah komponen kunci dari sistem informasi akuntansi organisasi. oleh
karenanya, merupakan hal yang penting untuk menyediakan cadangan dan prosedur pemulihan
dari bencana, yang memadai untuk melindungi aset ini. Menyediakan cadangan dan prosedur
pemulihan dari bencana, yang memadai untuk melindungi aset ini. Pengendalian cadangan
mencakup hal-hal berikut ini:
1. Penggunaan label file internal dan eksternal untuk melindungi buku besar yang terakhir
dari kerusakan tanpe disengaja.
2. Melakukan pembuatan cadangan buku besar secara rutin. Paling tidak dua salinan
cadangan buku besar harus ada. Satu salinan disimpan diluar lokasi perusahaan untuk
memberi perlindungan dari bencana besar sperti kebakaran atau gempa bumi.
14
2.4 MANFAAT MODEL DATA TERINTEGRASI
15
dengan aktivitas bisnis tertentu, tetapi hal ini mempersulit untuk memberikan tanggung jawab
memelihara integritas data. Selanjutnya, sistem ERP sering kali menghasilkan efisiensi proses
dengan memungkinkan seseorang untuk melakukan berbagai langkah dalam proses bisnis,
sehingga mengurangi pemisahan tugas. Terakhir, sifat sistem ERP yang terintegrasi dan lintas
fungsi dapat meningkatkan eksposur yang berasal dari kerusakan sistem. Akan tetapi berbagai
ancaman ini dapat dikurangi melalui desain dan implementasi yang benar.
Kegunaan sistem ERP antara lain memberi alat untuk memfasilitasi peninjauan dan
mengaudit prosedur pengedalian dalam menelusuri secara terinci yang memungkinkan para
auditor internal dengan mudah mengikuti sebuah transaksi di setiap tahap pemprosesan. Selain
itu, sistem ERP juga memungkinkan utnuk memperkaya dan makin melengkapi jejak audit,
daripada yang dpat disedikan oleh SIA lama.
Balanced Scorecard
Balanced scorecard adalah laporan yang memberikan perspektif multidimensi dari
kinerja organisasi. Balanced scorecard berisi berbagai ukuran yang mencerminkan empat
perspektif organisasi: keuangan, pelanggan, operasi internal, dan inovasi serta pembelajaran.
Untuk setiap dimensi, balanced scorecard menunjukkan tujuan organisasi dan ukuran spesifik
yang mencerminkan kinerja berkaitan dengan tujuan-tujuan itu. Bersama-sama, keempat
dimensi balanced scorecard memberikan gambaran umum yang lebih komprehensif atas
kinerja organisasi daripada yang disediakan oleh ukuran keuangan sendiri. Bahkan balanced
scorecard yang didesain dengan baik akan mengukur berbagai aspek penting dari strategi
organisasi dan mencerminkan hubungan sebab akibat yang penting diantara keempat dimensi
tersebut.
Para pelanggan adalah kunci untuk mencapai tujuan keuangan. Oleh karenanya,
perspektif pelanggan di balanced scorecard AOE berisi dua tujuan utama: meningkatkan
kepuasan pelanggan dan menjadi pemasok yang diutamakan untuk para pelanggan utama.
Selanjutnya, memenuhi tujuan yang berorientasi pelanggan tersebut membutuhkan proses
bisnis yang dilakukan secara efisien dan efektif. Akibatnya, bagian perspektif internal dalam
16
balanced scorecard AOE berfokus atas berbagai aktivitas yang paling dapat secara langsung
mempengaruhi persepsi pelanggan: kualitas layanan, kecepatan pengiriman, dan kualitas
produk. Terakhir, manajemen puncak AOE menyadari pentingnya pengembangan berbagai
produk baru dan pelatihan tenaga kerjanya untuk terus meningkatkan layanan dan hasil.
17
menggunakan analisis statistik yang canggih, termasuk teknik intelijensi buatan seperti neural
netwaorks, untuk menemukan hubungan yang belum dihipotesiskan dalam data.
Langkah-langkah yang merupakan garis besar proses menyeluruh untuk menangani
kekhawatiran mengenai potensi keamanan dan integritas gudang data yaitu:
1. Identifikasi data
2. Klasifikasi data
3. Penilaian data
4. Identifikasi kerentanan
5. Identifikasi pengendalian
6. Pemilihan pengendalian yang efektif biayanya
7. Evaluasi
18
BAB III
KASUS
A. Sejarah Perusahaan
Sejarah penerbangan komersial Indonesia tidak terpisahkan dari masa-masa perjuangan
rakyat Indonesia dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada tanggan 26
Januari 1949 penerbangan komersial pertama menggunakan DC-3 Dakota dengan registrasi RI
001 dari Calcutta ke Rangon dan diberi nama “Indonesian Airways”. Pada tanggal 28
Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat
dengan logo “Garuda Indonesian Airways” terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk
menjemput Presiden Soekarno. Ini merupakan penerbangan yang pertama kali dengan nama
Garuda Indonesian Airways.
Garuda Indonesia resmi menjadi Perusahaan Negara pada taahun 1950. pada masa itu
perusahaan memiliki 38 buah pesawat yang terdiri dari 22 jenis DC3, 8 pesawat laut Catalina
dan 8 pesawat jenis Convair 240. armada perusahaan terus berkembang, hingga akhirnya pada
tahun 1956, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke
Mekkah. Garuda Indonesia memulai perjalanan terbangnya ke Eropa pada tahun 1965 dengan
tujuan akhir Amsterdam.
Sepanjang tahun 80-an, armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya
mengalami restrukturisasi besar-besaran yang menuntut perusahaan mendirikan Pusat
Pelatihan Karyawa, Garuda Training Centre yang terletak di Jakarta Barat. Selain pusat
pelatihan, garuda Indonesia juga membangun Pusat Perawatan Pesawat, Garuda Maintenance
Facility (GMF) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada masa itu.
Di masa awal 90-an, strategi jangka panjang Garuda Indonesia disusun hingga
melampaui tahun 2000. Jumlah Armada juga terus ditingkatkan sehingga di masa itu, Garuda
Indonesia termasuk dalam 30 besar maskapai penerbangan di dunia.
Garuda Indonesia sat ini mengoperasikan 89 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis
Boeing 747-400, 6 pesawat jenis Airbus 330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33
pesawat jenis B737-Classic (seri 300, 400, 500) dan 42 pesawat B737-800NG. Armada
pesawat ini melayani 36 rute domestic dengan rata-rata 733 kali perminggu dan 26 rute
internasional dengan 158 kali perminggu serta 12,5 juta penumpang. Dalam menjalani kegiatan
19
operasional, perusahaan didukung oleh 5.745 orang karyawan yang tersebar di kantor pusat
dan kantor cabang.
Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, Garuda Indonesia memiliki 4 anak
perusahaan yang focus pada produk/jasa pendukung bisnis perusahaan induk, yaitu PT Abacus
Distribution Systems Indonesia, PT Aero Wisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia
dan PT Aero Systems Indonesia.
20
mungkin tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda
Indonesia berupaya menjamin pelanggan memperoleh layanan yang berkualitas.
o Loyalty
Insan Garuda Indonesia dapat melaksanakan setiap tugas yang didelegasikan
kepadanya dengan penuh dedikasi, tanggung jawab dan disiplin. Hal ini didasari
keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin konsistensi kualitas layanan
yang diberikan kepada pelanggan.
o Customer centricity
Insan Garuda Indonesia senantiasa penuh perhatian, siap membantu dan melayani. Hal
ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menempatkan pelanggan
sebagi pusat perhatian.
o Honesty & openness
Insan Garuda Indonesia harus selalu jujur, tulus dan ikhlas dalam menjalankan seluruh
aktivitasnya dan melakukan komunikasi dua arah yang jelas dan transparan dengan
memperhatikan prinsip kehati-hatian, serta tetap menjaga kerahasiaan. Hal ini didasari
keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin keamanan, keselamatan dan
kenyamanan pelanggan.
o Integrity
Insan Garuda Indonesia harus menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan diri
dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan perusahaan. Hal ini didasari
keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin layanan dan relasinya dengan
pelanggan berjalan bersih secara hukum dan moral.
Strenght / Kekuatan:
• Pelayanan yang memuaskan;
• Dibandingkan perusahaan penerbangan domestic lain, tingkat keamanan lebih terjamin;
• Memiliki SDM yang kompeten;
• Memiliki brand image yang baik.
21
Weakness / Kelemahan:
• Jaringan rute penerbangan yang terbatas (domestik dan internasional);
• Tarif tiket masih mahal;
• Terbatasnya jumlah pesawat yang berbadan lebar.
Opportunity / Peluang:
• Kondisi ekonomi domestik yang membaik;
• Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu pelayanan haji ISSO 9001-2008;
• Meningkatnya kebutuhan masyarakat atas alat transportasi yang lebih cepat;
• Pertumbuhan industri pariwisata internasional.
Thread / Ancaman:
• Keadaan cuaca yang tidak menentu;
• Harga bahan bakar cenderung meningkat;
• Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar tidak stabil;
• Persaingan industri penerbangan.
2. Langkah Kedua
Merupakan The development of overall business strategy (Pengembangan dari
keseluruhan bisnis sttrategi). Ada beberapa strategi dalam tahap kedua ini, antara lain:
a. Meningkatkan kualitas kerja yang lebih baik;
b. Meningkatkan pendapatan;
c. Meningkatkan kualitas produk;
d. Operasional yang unggul / prima;
e. Produk dan layanan prima yang konsisten;
f. Pertumbuhan keuntungan berkelanjutan.
22
3. Langkah Ketiga
Decomposition of business strategy into smaller components, called objectives
(menguraikan strategi bisnis ke dalam komponen yang lebih spesifik/kecil). Langkah ini
merupakan penguraian strategi bisnis ke dalam komponen yang lebih spesifik / kecil. Dimana
uraian strategi yang ditetapkan diharapkan dapat membangun sasaran strategi pada langkah
kedua.
4. Langkah keempat
Merupakan strategic map of the organization’s overall business strategy is created
(menciptakan peta strategi bisnis dari keseluruhan strategi dalam organisasi). Dalam tahapan
ini terlihat hubungan antar komponen strategi yang dihubungkan dengan perspektif. Tahap ini
digunakan untuk mengidentifikasi arah pencapaian dari tiap strategi, sehingga terjalin
hubungan saling bergantung antar perspektif.
23
Gambar strategic mapping PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Dari strategic mapping yang terlihat di atas, pada perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan terdapat strategi peningkatan kualitas kerja yang lebih baik. Peningkatan kualitas
kerja ini merupakan dasar dari pelaksanaan balanced scorecard. Kualitas kerja merupakan
fondasi dari keberhasilan perusahaan. Karena perusahaan yang berhasil tidak terlepas dari
kinerja para pegawai yang baik. Kualitas kerja yang baik ini akan medorong peningkatan
pendapatan, peningkatan kualitas produk dan operasional yang unggul terdapat pada perspektif
proses bisnis internal. Dengan kompetensi dan budaya kerja yang baik dari semua insan Garuda
maka strategi yang terdapat pada perspektif Proses Bisnis Internal akan lebih mudah dicapai.
Setelah strategi dalam perspektif tersebut tercapai, perusahaan dapat memfokuskan kegiatan
usahanya kepada pelanggan yaitu dengan menjaga konsistensi produk dan layanan yang prima.
Hal ini akan membuat Garuda Indonesia semakin dipercaya oleh masyarakat sehingga pada
akhirnya nanti Garuda Indonesia akan terus dipakai jasanya oleh masyarakat karena sudah
mendapatkan image yang baik. Secara tidak langsung akan berdampak pada pertumbuhan
keuangan perusahaan yang terus lebih baik di masa yang akan datang.
5. Langkah kelima
Merupakan Performance measures are developed to track both strategic and operational
progress. Yaitu ukuran kinerja yang dikembangkan untuk menjajaki kemajuan-kemajuan
operasional dan strategis.
24
Perspektif Strategi Uraian Strategi Inisiatif
Pada perspektif Keuangan uraian strategi yang diambil adalah pembukaan rute baru dan
peningkatan brand image. Pembukaan rute baru ini dilaksanakan karena adanya pertumbuhan
penggunaan jasa penerbangan. Dimana Trafik penumpang penerbangan internasional Asia
Pasifik mencapai 185 juta orang di tahun 2010, mengalami peningkatan sebesar 13,0%
25
dibandingkan tahun sebelumnya. Ditambah lagi dengan peningkatan penerbangan kargo udara
internasional dunia yang mengalami pertumbuhan 20,6 %. Di samping itu, peningkatan brand
image juga diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat agar selalu
memanfaatkan jasa penerbangan Garuda Indonesia. Untuk mendapatkan brand image selain
dengan pelayanan yang baik, Garuda Indonesia mempunyai target untuk masuk dalam 20 besar
maskapai penerbangan Internasional berdasarkan penilaian IATA (International Air Transport
Association).
Untuk perspektif pelanggan perusahaan memfokuskan pada tingkat produk dan
pelayanan prima yang konsisten yang diterapkan melalui Garuda experience, yaitu sebuah
konsep layanan yang mengandalkan basis keramahtamahan Indonesia disertai nilai-nilai dasar
seperti cepat dan tepat, bersih dan handal, kompeten dan profesional. Sehingga dengan
penerapan tersebut diharapkan Garuda Indonesia dapat menjadi maskapai penerbangan bintang
lima berdasarkan penilaian Skytrax dan mendapatkan kepuasan pelanggan yang diambil
melalui survey onboard sebesar 80%.
Dalam proses internal bisnis ada 3 (tiga) strategi yang ditetapkan. Yang pertama yaitu
Peningkatan Pendapatan yang diuraikan melalui peningkatan efisiensi oprasional. Sesuai data
yang terdapat dalam laporan keuangan tahunan beban operasional meningkat menjadi Rp. 9,9
Milyar pada tahun 2010. Hal ini tidak sesuai dengan pertumbuhan pendapatan. Oleh sebab itu
efisiensi operasional harus ditingkatkan untuk mengurangi beban operasional.
Strategi kedua adalah Peningkatan Kualitas Produk, dalam hal ini lebih difokuskan terhadap
produk jasa kargo mengingat semakin bertambahnya penggunaan jasa kargo yang dipengaruhi
oleh meningkatnya perdagangan ekspor/impor. Dari data tahun lalu diketahui bahwa trafik
kargo penerbangan inernasional Indonesia yang diangkut dari dan ke Indonesia tercatat
meningkat 26 % dari 303,4 ribu ton per tahun menjadi 382,3 ribu ton per tahun. Sedangkan
trafik kargo penerbangan domestik meningkat 18,9% dari 230,5 ribu ton menjadi 274,2 ribu
ton per tahun. Untuk selanjutnya bisnis kargo diharapkan dapat mencapai 460 ribu ton/ tahun.
Strategi yang ketiga adalah Operasional Yang Unggul / Prima. Yang salah satu
pencapaiannya dilakukan melalui modernisasi armada, dimana perusahaan akan mempercepat
masuknya pesawat terbang – pesawat terbang baru dan mengeluarkan yang tua. Langkah ini
juga diambil untuk mendorong peningkatan efisiensi konsumsi bahan bakar dan efisiensi biaya
perawatan pesawat.
Pada perspektif keempat yaitu strategi Pembelajaran dan Pertumbuhan. Langkah yang
diambil adalah meningkatkan kualitas kerja yang baik yang sesuai dengan prinsip Good
Corporate Governance (CCG), yang diharapkan nantinya dapat menghasilkan SDM yang
26
kompetitif, inovatif dan memiliki integritas tinggi yang mampu membawa perusahaan
mencapai tujuan yang diinginkan.
6. Langkah keenam
Yaitu new initiatives identified that need to be funded and implemented to ensure our
strategies are successful (inisiatif baru untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan
bahwa inisiatif itu berhasil).
27
Pembelajaran Meningkatkan Transformasi budaya dan Seleksi dan penempatan
dan kualitas kerja kompetensi semua insan pegawai yg sesuai,
pertumbuhan yang lebih baik garuda penilaian kinerja
pegawai,
Training, coaching, dan
development program.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia, 2015. Modul Chartered Accountant: Sistem Informasi dan
Pengendalian Internal. Jakarta: IAI.
http://arifpanjaitan.blogspot.com/2014/12/general-ledger-and-reporting-system.html, diakses
pada tanggal 17 Desember 2018.
https://id.wikipedia.org/wiki/XBRL, diakses pada tanggal 17 Desember 2018.
29