Anda di halaman 1dari 10

SOP HIPERTENSI

KEPERAWATAN GERONTIK

OLEH:

A. A. ISTRI MARANSIKA NIKE PUTRI

NIM. P07120216025

TINGKAT III. A/SEMESTER V

D-IV KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2018
HIPERTENSI

1. Pantau Tekanan Darah

Pengertian Suatu tindakan mengukur dan mencatat system systole dan


diastole darah pada kedua tangan atau paha.

Tujuan Untuk mengetahui tingkat efektifitas kerja jantung.

Kebijakan Perbandingan dari ntekanan darah dapat memberikan gambaran


lengkap tentang masalah vaskuler.

Prosedur 1) Persiapan Alat :


 Tensi Meter.
 Stetoskop.
2) Persiapan Pasien :
 Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang
dilakukan.
 Mengatur posisi pasien tidur.
3) Pelaksanaan :
 Memasang alat tensi meter di lengan / paha pasien.
 Mengukur tekanan darah dengan memompa tensi meter
sampai tekanan systole darah tidak terdengar.
 Menurunkan tekana tensi meter perlahan-lahan untuk
mendengarkan tekanan systole dan tekanan diastole
dengan menggunakan stetoskop.
 Bila denyut nadi tidak terdengar dengan dtetoskop, maka
pengukuran bias dilakukan dengan menggunakan palpasi.

Unit Terkait  Rawat inap


 IGD
 ICU

2. Catat keberadaan, kualitas, denyutan sentral dan perifer

Pengertian Suatu tindakan mencatat dan mengetahui ada tidaknya denyut


nadi dan kualitas denyutan.

Tujuan Untuk mengetahui tingkat efektifitas kerja jantung.

Kebijakan Denyutan karotis, jugularis, radialis, femoralis dan pada tungkai


mencerminkan efek dari vasokontriksi (peningkatan SVR) dan
kongesti vena.
Prosedur 1) Persiapan alat :
 Jam tangan yang ada detiknya.
 Stetoskop.
2) Persiapan pasien :
 Memberitahukan kepada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
3) Pelaksanaan :
 Meraba, menekan (karotis, jugularis, radialis, femoralis
dan pada tungkai), dan mengukur frekuensi permenitnya
dengan menggunakan jam.
 Merasakan denyutan dengan tangan untuk mengetahui
kualitas denyutan.

Unit Terkait  Rawat Inap


 IGD
 ICU
 Perinatologi

3. Awasi warna kulit, kelembapan, suhu dan masa pengisian kapiler.

Pengertian Suatu tindakan melihat, meraba, mengukur dan mencatat


perubahan warna kulit, kelembapan, suhu tubuh dan masa
pengisian kapiler atau pembuluh darah.

Tujuan Untuk mengetahui tingkat efektifitas masa pengisian kapiler.

Kebijakan Adanya warna pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian
kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi atau
mencerminkan dekompensasi / penurunan darah jantung.

Prosedur 1) Persiapan alat :


 Senter
 Thermometer
2) Persiapan pasien :
 Memberitahukan kepada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
3) Pelaksanaan :
 Melihat dan mengamati warna kulit dan mencatat
perubahannya.
 Mengukur suhu dengan menggunakan thermometer dan
mencatatnya.
 Mengamati kelembapan kulit dengan meraba
menggunakan tangan.

Unit Terkait  Rawat Inap


 IGD
 ICU
 Perinatologi

4. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas

Pengertian Tindakan untuk memberikan rasa nyaman dan lingkungan yang


tenang.

Tujuan Untuk memberikan dan menciptakan lingkungan perawatan yang


nyaman dan tenang, serta untuk mengurangi aktivitas sehingga
bisa menurunkan rangsang simpatis yang bias meningkatkan
tekanan darah.

Kebijakan Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis dan


meningkatkan relaksasi.

Prosedur 1) Persiapan alat :


 Aturan jam berkunjung.
 Kunci pintu masuk setelah jam kunjung pasien.
 Poster yang bertuliskan “Harap Tenang”.
 Poster yang bertuliskan “Penunggu Pasien Hanya 1”.
2) Persiapan pasien :
 Memberitahukan kepada pasien untuk istirahat.
3) Pelaksanaan :
 Menempelkan keterangan tentang jam kunjung di pintu
masuk ruangan.
 Memasang poster di pintu masuk, di dinding, dan di kaca
ruangan.
 Mengunci pintu ruangan selesai jam kunjung.
 Membatasi pengunjung.
 Mengatur posisi nyaman bagi pasien.
 Membantu pasien dalam ADL.
Unit Terkait  Rawat Inap
 IGD

5. Kaji respon klien terhadap aktivitas, pertahankan frekuensi nadi >20 x/menit diatas
frekuensi istirahat, peningkatan tekanan darah nyata selama / sesudah aktivitas
(tekanan sistolik meningkat 40 – 20 mmHg), dipsneu atau nyeri dada, keletihan dan
kelemahan yang berlebih.

Pengertian Suatu tindakan untuk melihat respon klien setelah melakukan


aktivitas yang dapat mempengaruhi tekanan sistolik dan denyut
nadi.

Tujuan Untuk mengetahui keadaan klien setelah melakukan aktivitas


yang dapat menimbulkan adanya perubahan tekanan sistolik dan
denyut nadi.

Kebijakan Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon


fisiologi terhadap stress aktivitas dan bila ada merupakan
indicator dan kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat
aktivitas.

Prosedur 1) Persiapan alat :


 Tensimeter.
 Jam tangan yang ada detiknya.
 Stetoskop.
2) Persiapan pasien :
 Memberitahukan kepada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
 Mengatur posisi pasien.
3) Pelaksanaan :
 Memasang alat tensimeter di lengan / paha pasien.
 Mengukur tekanan darah.
 Meraba dan menekan denyut nadi (karotis, jugularis,
radialis, femoralis) dan mengukur frekuensi per menitnya
dengan menggunakan jam.
 Memperhatikan keadaan klien (apakah klien merasa
pusing, mual, sesak setelah melakukan aktivitas).

Unit Terkait  Rawat Inap


 IGD
 ICU

6. Instruksikan klien tentang teknik penghematan energy misalnya :


 Penggunaan kursi saat mandi.
 Duduk saat menyisir rambut dan gosok gigi.
Pengertian Suatu tindakan memberikan perintah, nasehat, penyuluhan,
pengertian kepada pasien tentang suatu teknik / mekanisme untuk
menghemat energy tubuh, sehingga tubuh bias mengeluarkan
energy seminimal mungkin.

Tujuan Untuk mengurangi atau meminimalkan kerja / beban jantung.

Kebijakan Tehnik menghemat energy akan mengurangi penggunaan energy


berlebihan, juga akan membantu menjaga keseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.

Prosedur 1) Persiapan alat : -


2) Persiapan pasien :
 Memberitahukan pasien dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan.
3) Pelaksanaan :
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
perlunya penghematan energy.
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien dampak
dan pengeluaran energy yang berlebihan.
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien aktivitas
yang bisa mengeluarkan energy antara lain turun dari
tempat tidur, berjalan, berdiri.
 Menganjurkan kepada pasien dan keluarga pasien bila
BAB, BAK, mandi dan aktivitas yang lain sebisa mungkin
di tempat tidur atau sambil duduk.

Unit Terkait  Rawat Inap


 IGD
 ICU

7. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara bertahap, jika
dapat di toleransi berikan bantuan sesuai dengan kebutuhan.

Pengertian Suatu tindakan memberikan support atau motivasi kepada pasien


untuk melakukan aktivitas sehari – hari, perawatan terhadap diri
sendiri secara bertahap sesuai kemampuan pasien dan
memberikan bantuan aktivitas sesuai dengan kebutuhan pasien.
Tujuan  Untuk melatih pasien melakukan aktivitas sesuai
kemampuan.
 Untuk memenuhi kebutuhan pasien yang tidak bisa
dilakukan sendiri.
Kebijakan Aktivitas yang bertahap mencegah kerja jantung secara tiba –
tiba dengan memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan
mendorong pasien mandiri dalam melakukan aktivitas.
Prosedur 1) Persiapan alat : -
2) Persiapan pasien :
 Memberitahukan kepada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
3) Pelaksanaan :
 Menjelaskan kepada pasien pentingnya melakukan latihan
aktivitas.
 Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
 Memotivasi pasien untuk melakukan aktivitas sesuai
dengan kemampuannya.
 Menganjurkan kepada pasien untuk berhati – hati dan tepat
dalam melakukan latihan.
 Mengobservasi kemampuan pasien dalam melakukan
aktivitas.
 Memberikan bantuan seperlunya sesuai dengan kebutuhan
pasien.
 Menjaga keamanan pasien selama melakukan aktivitas.
Unit Terkait  Rawat Inap
 IGD
 ICU

8. Lakukan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, kompres dingin
pada dahi, tehnik relaksasi, pijat punggung dan leher.

Pengertian Suatu tindakan non farmakologi untuk menghilangkan rasa sakit


pada kepala melalui mekanisme pemberian kompres, tehnik
relaksasi, pijat punggung dan leher.

Tujuan Untuk menghilangkan rasa sakit pada kepala.

Kebijakan Tindakan untuk meminimalkan tekanan vaskuler cerebral dan


memperlambat / memblok respon simpatis, efektif dalam
menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.

Prosedur 1) Persiapan alat :


 Waslap.
 Waskom berisi air dingin.
2) Persiapan pasien :
 Memberitahukan kepada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
 Atur posisi tidur pasien senyaman mungkin dengan posisi
miring kanan atau kiri.
3) Pelaksanaan :
 Celup waslap ke dalam air dingin, kemudian peras.
 Letakkan waslap basah pada dahi pasien.
 Ganti waslap bila sudah hangat / tidak dingin.
 Menganjurkan pasien untuk tidak memfokuskan
pikirannya terhadap rasa nyeri.
 Mengalihkan perhatian pasien dengan cara mendengar
music.
 Mengajarkan pada pasien tehnik relaksasi dengan
pernapasan
 Mengajarkan untuk menarik nafas dalam,
mengeluarkan menghembuskan pelan – pelan dalam
waktu 10 – 15 detik.
 Melakukan pemijatan pada punggung atas dan leher.
 Mengawasi dan mengobservasi rasa nyeri.

Unit Terkait  Rawat Inap


 IGD
 ICU

9. Minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala misalnya :


mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk.

Pengertian Suatu tindakan untuk mencegah atau meminimalisasi terjadinya


vasokontriksi.

Tujuan Untuk mencegah terjadinya vasokontriksi yang bisa


menyebabkan rasa sakit kepala.

Kebijakan Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit


kepala terhadap adanya peningkatan tekanan vascular cerebral.

Prosedur 1) Persiapan alat : -


2) Persiapan pasien :
 Memberitahukan kepada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
3) Pelaksanaan :
 Menjelaskan kepada pasien hal – hal yang dapat
menyebabkan vasokontriksi.
 Menjelaskan kepada pasien akibat terjadinya
vasokontriksi.
 Menganjurkan kepada pasien untuk tidak melakukan
aktivitas yang bisa meningkatkan batuk yang berlebihan.
 Mengobservasi aktivitas pasien.

Unit Terkait  Rawat Inap


 IGD
 ICU
10. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi perdarahan
hidung.

Pengertian Suatu tindakan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan kebutuhan


nutrisi, supaya pasien mudah untuk menelan.

Tujuan  Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi pasien.


 Menjaga kebersihan mulut.
 Meningkatkan rasa nyaman.

Kebijakan Meningkatkan kenyamanan umum, kompres hidung dapat


mengganggu menelan atau membutuhkan nafas melalui mulut,
sehingga menimbulkan stagnasi sekresi oral dan mengeringkan
mukosa.

Prosedur 1) Persiapan alat :


 Alat – alat perlengkapan untuk makan dan minum.
 Air putih untuk kumur.
 Sikat gigi dan pasta.
 Handuk / tissue / sapu tangan.
2) Persiapan pasien :
 Memberitahukan kepada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
3) Pelaksanaan :
 Mengataur posisi pasien, bantu pasien untuk duduk.
 Bila pasien tidak mampu, suapi pasien pelan – pelan.
 Menganjurkan pasien untuk kumur dengan air putih bila
selesai makan dan membantu pasien membersihkan mulut.
 Membantu pasien bila tidak mampu melakukan sendiri.
 Menganjurkan pasien kumur dengan air putih bila selesai
menggosok gigi.
 Membersihkan mulut dengan tissue atau sapu tangan.
 Membereskan alat – alat.
 Mengawasi kebersihan mulut pasien.

Unit Terkait  Rawat Inap


 IGD
 ICU

Gianyar, Desember 2018

Mengetahui

Nama Pembimbing Praktik/CI Mahasiswa


Ni Wayan Pusparini, A.Md.Keb A.A. Istri Maransika Nike Putri

NRPTT. 22.4.048.15075 NIM. P07120216025

Nama Pembimbing Akademik/CT

I Ketut Gama, SKM., M.Kes.

NIP. 19620222198309001

Anda mungkin juga menyukai