DISUSUN OLEH :
SUARNIDA
Darah dan sistem sirkulasinya berperan penting dalam menentukan normal tidak
normalnya tubuh,bahkan sangat menentukan hidup atau matinya seseorang. Jika sistem
sirkulasi darah mengalami kelainan atau gangguan,maka sistem-sistem lainnya dalam tubuh
akan turut terganggu. Peranan darah dalam menentukan kenormalan tubuh seseorang tidak
dapat digantikan oleh alat atau zat apapun. Sampai saat ini belum ada ahli yang mampu
mensintesis suatu zat yang komposisinya sama dengan komposisi darah dan peranannya.
Volume darah manusia kurang lebih 1/13 dari berat badan. Jadi kalau misalnya berat badan
seseorang 65 kg,maka volume darahnya = 1/13 kali 65 liter = 5 liter. Darah merupakan cairan
tubuh yang tergolong intravaskullar,artinya berada dalam satu pembuluh. Darah dan organ –
organ pendukungnya (jantung dan pembuluh darah) membentuk suatu sistem yang disebut
sistem sirkulasi darah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Darah
Darah adalah komponen esensial mahluk hidup yang berfungsi sebagai pembawa
oksigen dari Paru-Paru kejaringan dan Karbon dioksida dari jaringan ke Paru-Paru untuk
dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan kemudian
menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti Ginjal, menghantarkan
hormon dan materi-materi pembekuan darah.
c. Keracunan
Beberapa jenis zat kimia beracun dapat mencemari makanan,minuman dan
udara dinapaskan,dan kemudian dapat menyebabkan gangguan pada sistem
sirkulasi darah. bahkan beberapa jenis obat yang dikonsumsi tanpa resep
dokter dapat menyebabkan keracunan pada darah.
d. Radiasi
Suatu indikasi yang cukup meyakinkan bahwa radiasi dari sinar-sinar radioaktif
atau zat-zat yang bersifat radioaktif dapat menyebabkan terjadinya kanker
darah (leukemia).
e. Faktor Genetik (keturunan)
Beberapa jenis kelainan dan penyakit pada sistem sirkulasi darah dapat terjadi
karena faktor keturunan. Penyakit yang demikian biasanya probabilitasnya
akan menjadi lebih besar jika perkawinan terjadi antar keluarga dekat. Makin
dekat hubungan kekeluargaan,makin besarpun peluang untuk munculnya
kelainan tersebut.
Klasifikasi
a. Hemophilia klasik ; karena jenis hemophilia ini adalah yang paling banyak kekurangan
factor pembekuan pada darah.
b. Hemophilia kekurangna factor VIII; terjadi karena kekurangna factor VIII protein pada
darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
2. Hemophilia B yang juga dikenal dengan nama :
Penderita hemofili parah / berat yang hanya memiliki kadar factor VIII atau factor
IX kurang dari 1 % dari jumlah normal di dalam darahnya, dapat mengalami beberapa
kali perdarahan dalam sebulan. Kadang-kadang perdarahan terjadi begitu saja tanpa
diketahui penyebab yang jelas.
Etiologi
a. Herediter
b. Hemofilia A timbul jika ada defek gen yang menyebabkan kurangnya faktor
pembekuan VIII (AHG)
c. Hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (Plasma Tromboplastic
Antecendent)
Patofisiologi
Hemophilia merupakan penyakit congenital yang diturunkan oleh gen resesif x-linked
dari pihak ibu. Factor VIII dan factor IX adalah protein plasma yang merupakan
komponen yang diperlukan untuk pembekuan darah, factor – factor tersebut
diperlukan untuk pembentukan bekuan fibrin pada tempat pembuluh yang cidera.
Hemophilia berat terjadi apabila konsentrasi factor VIII dan factor IX plasma kurang dari
1 %. Hemophilia sedang jika konsentrasi plasma 1 % - 5 %. Hemophilia ringan apabila
konsentrasi plasma 5 %- 25 % dari kadar normal.
2.2.3.2 Trombofilia (darah kental)
Trombofilia atau sering juga disebut hiperkoagulasi atau darah kental adalah
penyakit yang berhubungan dengan pembekuan darah. Penderita cenderung mudah
mengalami pembekuan darah (trombosis). Anda bisa menderita trombosis karena
diwariskan atau karena memang mengidap penyakit ini. Kadang‐kadang, penyakit ini
dapat mengakibatkan komplikasi serius dan mengancam nyawa si penderita.
Berbagai gejala yang akan muncul antara lain: Trombosis vena terjadi di
pembuluh darah kaki dan menyebabkan pembengkakan, nyeri, kemerahan, serta rasa
panas pada kaki. Trombosis arteri sering terjadi di sekitar pembuluh darah utama
(aorta, arteri karotis) menyebabkan gejala stroke seperti bicara melantur, mati rasa,
tubuh lemas, hilang penglihatan, dan sulit menelan. Selain itu, beberapa kondisi juga
dapat menyebabkan trombosis dari masalah kehamilan seperti keguguran, kelahiran
prematur, serta adanya kandungan antibodi antifosfolipid dalam darah seseorang.
Patofisiologi Trombofili
Ada 3 hal yang mendasari terjadinya trombofilia, yaitu: stasis pembuluh darah,
trauma pada pembuluh darah, dan hiperkoagulabilitas.
Penyebab trombofilia
Trombofilia disebabkan oleh mutasi genetik pada beberapa gen yang diwariskan dari
orangtua. Jenis yang paling umum adalah faktor mutasi Leiden V.
Faktor-faktor risiko
Wanita hamil
Untungnya, penyakit ini dapat diobati. Sebagian besar pengobatan menggunakan obat
yang memicu pembekuan darah dan mencegah pendarahan yang berlebihan. Dengan
pengobatan dan penanganan yang tepat, pasien dapat hidup secara normal. 16
Jenis Von Willebrand yang diderita seseorang sangat tergantung pada kelainan yang
memengaruhi protein FVW. Penyakit ini memiliki tiga jenis, yaitu:
Tipe 1 – Tipe yang paling umum dan ditandai dengan jumlah FVW yang sangat sedikit
di dalam tubuh pasien. Efeknya sangat minim dan pendarahan biasanya tidak terlalu
parah serta mendekati normal. Sehingga, banyak pasien yang tidak menyadari
gejalanya. Penyakit ini biasanya hanya bisa dideteksi dengan tes laboratorium yang
memeriksa jumlah FWV dan plasma darah.
Tipe 2 – Tipe ini lebih jarang ditemukan dan terjadi saat FVW berjumlah normal,
namun strukturnya abnormal. Tipe ini memiliki tingkat keparahan yang beragam, yaitu
2A, 2B, 2M, dan 2N, tergantung pada gangguan pada struktur FVW.
Tipe 3 – Tipe ini lebih parah dan lebih serius. Kondisi ini terjadi saat seseorang sama
sekali tidak memiliki FVW, sehingga trombosit tidak dapat membeku. Karena efeknya
yang parah, tipe ini sangat mudah didiagnosis namun susah untuk ditangani.
Kelainan pada jumlah dan struktur FVW telah dikaitkan dengan mutasi genetik atau
kelainan pada DNA pasien. Maka dari itu, penyakit ini dikategorikan sebagai penyakit
bawaan. Penyakit Von Willebrand Tipe 3 diyakini terjadi karena pasien mendapatkan
mutasi gen dari kedua orangtuanya, sedangkan mutasi gen dari salah satu orangtua
biasanya menyebabkan Tipe 1 atau Tipe 2.
Namun, ada kasus langka di mana penyakit timbul setelah pasien dewasa, tanpa
mutasi gen dari orangtua. Kasus ini dianggap sebagai jenis penyakit yang didapatkan
dan dikaitkan dengan gangguan autoimun atau tiroid serta efek samping dari obat
tertentu.
Mudah memar
Benjolan di bawah kulit
Pendarahan yang lebih lama
Pendarahan yang parah karena cedera atau tindakan gigi
Mimisan yang parah dan tidak terkendali
Darah dalam tinja
Darah dalam urin
Penyakit ini terkadang sulit didiagnosis jika menyerang wanita, karena kebanyakan
wanita menganggap menstruasi yang sangat banyak atau sangat lama sebagai hal
yang normal. Namun, wanita disarankan untuk memeriksa gejala tertentu saat
menstruasi yang mengindikasikan gangguan pendarahan. Gejala tersebut meliputi:
Pasien yang menderita penyakit Tipe 1, 2, dan 3 kemungkinan akan mengalami semua
gejala di atas, hanya tingkat keparahannya yang berbeda. Namun, pasien Tipe 3 juga
dapat mengalami komplikasi lain, seperti:
Pendarahan internal
Pendarahan pada sendi
Pendarahan gastrointestinal
KESIMPULAN
Kelaianan pada darah dapat terjadi pada sel darah merah, sel darah putih maupun
pada plasma darah. Terdeteksi adanya kelainanan pada darah lebih awal dapat mengurangi
resiko yang di timbulkan. Penanggulangan pasien dengan gangguan perdarahan perlu
memperhatikan efek yang akan timbul terutama saat melakukan tindakan invasif .tidak
menjadi penyebab terjadinya keadaan yang fatal.
DAFTAR PUSTAKA
16. Kessler CM. Hemorrhagic disorders: coagulation factor deficiencies. In: Goldman L, Ausiello
D, eds. Goldman’s Cecil Medicine. 23rd ed. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2007:chap
180.