Anda di halaman 1dari 19

TERAPI MUSIK

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Terapi music adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan s
uara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, tombre, bentuk dan gaya yang di organisir sedemi
kian rupa hingga tercipta misik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Terapi music adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua ornag karena kit
a tidak menbutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan music. Terapi musik
sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disal
urkan ke bagian otak yang memproses emosi (system limbic). Musik sangat berfungsi sebagai u
ngkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarakan maupun bagi pemusik yang
menggubahnya. Sasaran terapi music dalam lapangan pandang kedokteran adalah pada perkem
bangan manusia sebagai suatu kesatuan yang unik dan tak terpisahkan.
Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang men
dengarkan maupun bagi pemusik yang menggubahnya. Sasaran terapi musik dalam lapangan p
andang kedokteran adalah pada perkembangan manusia sebagai satu kesatuan yang unik dan ta
k terpisahkan.
Salah satu figur yang paling berperan dalam terapi music di awal abad ke
20 adalah Eva Vescelius yang banyak mempublikasikan terapi musik lewat tulisan
tulisannya. Ia percaya bahwa objek dari terapi music adalah melakukan penyelarasan atau harm
onisasi terhadap seseorang melalui fibrasi. Demikian pula dengan Margareth Anderton, seorang
guru piano berkebangsaan inggris, yang meengemukakan tentang efek alat music (khusus untk
pasien dengan kendala psikologis) karena hasil penelitiannya menunjukkan bahwa timbre (war
na suara) music dapat menimbulkan efek terapeutik.
Kuaalitas dari music yang memiliki andil terhadap fungsi-
fungsi dalam pemgungkapan perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis yang di mil
iki, yang mampu menuju pada ketidakberesan dalam kehidupan seseorang. Peran sertanya Nam
pak dalam suatu pengalaman musical seperti menyanyi, dapat menghasilkan intergrasi pribadi
yang mempersatukan tubuh, pikiran, dan roh. Bagi penyanyi dalam sebuah kelompok, music me
mberikan suatu komunikasi yang intim dan emosional antara pemimpin dan anggota kelompok
secara individu, juga antara anggota itu sendiri, dan masih terjadi ketika hubungan antarpribadi
itu menjadi terbatas atau pecah. Music dapat mempersatukan suatu kelompok yang beraneka r
agam menjadi suatu unit yang fungsional. Fungsi music sebagai ungkapan perhatian dapat dilih
at ketika music dialami sebagai suatu pemberian dari orang-
orang yang kelihatannya tidak memiliki apa-apa.

B. Musik Bisa Mempengaruhi Tubuh Dan Pikiran


Pemahaman tentang aspek biologis suara berawal dengan pengertian bahwa perubahan
getaran udara sebenarnya adalah musik. Jauh sebelum pembentukan ontogenetik dan filogeneti
k suara musik, fenomena akustik yang ditemukan sudah merupakan nilai
nilai terapi musik. Fenomena akustik ini membuat orang dapat menghargai dan menemukan ke
mbali suara eksternal serta menerjemahkan suara tersebut ke dalam bahasa musik.
Akustik, suara, vibrasi, dan fenomena motorik sudah ditemukan sejak ovum dibuahi ole
h sperma untuk membentuk manusia baru. Pada saat itu terdapat berbagai proses yang melingk
upi telur dalam kandungan, berproduksi dengan gerakan dinamis, mempunyai vibrasi, dan me
miliki suara tersendiri. Misalnya, bunyi yang dihasilkan oleh dinding rahim, denyut jantung, alir
an darah, bisikan suara ibu, suara dan desah napas, mekanisme gerakan dan gesekan tubuh bagi
an dalam, gerakan otot, proses kimiawi dan enzim, serta banyak lainnya. Semua ini dapat dikelo
mpokkan sebagai sebuah kesempurnaan suara.

Beberapa pendekatan dalam terapi musik meyakini bahwa tubuh kita adalah sumber su
ara dan bahwa organ-
organ tubuh sekaligus dapat dianalogikan sebagai seperangkat alat musik. Tubuh manusia sebe
narnya sarat dengan bunyi. Proses biologis yang dilakukan oleh organ-
organ tubuh misalnya lambung atau jantung menghasilkan berbagai macam suara. Dokter dapa
t mendengarkan suara-
suara tersebut dengan menggunakan stetoskop. Tanpa alat bantu kita tidak dapat mendengar su
ara-suara tadi, karena suara-suara yang terlalu tidak beraturan diredam oleh tulang-
tulang rawan di telinga bagian dalam.
Di sisi lain, jika setiap organ tubuh berfungsi dengan baik sebagaimana seperangkat alat
musik menghasilkan bunyi yang indah, maka seharusnya yang dihasilkan adalah musik yang in
dah. Artinya tubuh kita sehat. Karena itu terapi musik dimaksudkan untuk menyelaraskan kem
bali kinerja organ tubuh yang sedang terganggu, agar dapat berfungsi normal kembali.

Sejak lebih dari seabad lalu, penelitian yang dilakukan sejumlah dokter, khususnya para
pakar di bidang Fisiologi menunjukkan keterkaitan antara aspek-
aspek Biologi dan musik. Bersama Hector Berlioz (seorang komponis Perancis), M. Getry melak
ukan observasi mengenai kinerja musik pada nadi dan sirkulasi darah. Dilaporkan bahwa denga
n memainkan alat perkusi genderang, akan melipatgandakan cardiac output.
Dua orang pakar Fisiologi dari Perancis, La Salpeètière dan Féré mengukur pengaruh mu
sik terhadap kapasitas kerja fisik manusia. Penemuan pertama menunjukkan bahwa irama mer
upakan stimuli terkuat terhadap kinerja fisik, sementara dari penemuan kedua ditemukan bahw
a efek stimuli musik dipengaruhi oleh kebebasan irama dan intensitas nada-
nada musikal yang dimainkan. Nada-
nada tinggi terbukti menghasilkan efek yang lebih besar daripada nada-nada rendah.
Di pusat rehabilitasi di Amerika, para pasien stroke disuruh berbaris sambil mendengark
an musik berirama march lewat walkman. Ternyata, jenis musik ini mampu menstimulasi otak.
Tujuan perawatan ini agar si pasien terbiasa dengan irama dan kebutuhan telinga dalam bisa ter
penuhi. Dengan ini, lama kelamaan mereka dapat bergerak normal lagi walau tanpa musik. Hasi
l penyelidikan menunjukkan, kemampuan koordinasi motorik otak yang terlatih tadi lama kela
maan akan menunjukkan perbaikan.
Concetta Tomaino, direktur program terapi musik pada rumah sakit Beth Abraham di Ne
w York, bercerita tentang seorang pasien penderita Parkinson hebat, yang masih bisa duduk ber
jam-jam di depan piano untuk memainkan lagu-
lagu dari komponis favoritnya (Chopin). Seolah-
olah pasien ini lupa akan penyakitnya. Rupanya, saat dia bermain dan terbuai oleh lagunya itu, t
ubuhnya bereaksi.
Berdasarkan pengamatan di kliniknya, Concetta Tomaino melihat musik mampu “mengg
ali” ingatan pasien-
pasiennya. Ia juga pernah mencoba pada pasien Alzheimer yang kemampuan berpikirnya hampi
r hilang sama sekali. Ketika ia memainkan musik yang dikenal oleh pasien sewaktu masih muda,
tiba-tiba pasien tersebut jadi ingat akan tempat dan orang-orang yang pernah dikenalnya.
Contoh lain yang cukup mengejutkan adalah penelitian terhadap DNA. Melalui suara ya
ng diberikan, sangat mungkin untuk menghambat proses ulang-
alik biosintesis protein, purin, dan pirimidin dalam kehidupan sel, yang mengakibatkan peruba
han DNA. Meningkatnya polusi suara dalam kehidupan modern ini ditengarai berpengaruh juga
terhadap perubahan DNA sehingga penelitian terhadap perubahan DNA memperoleh perhatian
yang serius.
Beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa efek biologis dari suara dan musi
k dapat mengakibatkan:
1. Energi otot akan meningkat atau menurun terkait dengan stimuli irama.
2. Tarikan napas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur.
3. Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah, dan fungsi endokrin.
4. Berkurangnya stimulus sensorik dalam berbagai tahapan.
5. Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi ketegangan otot meningkat.
6. Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh.
7. Perubahan pada metabolisme dan biosintesis pada beberapa proses enzim.
Selain itu, setiap musik yang Anda dengarkan, meskipun Anda tidak sengaja mendengar
kannya, akan berpengaruh pada otak Anda. Setidaknya ada tiga sistem saraf dalam otak Anda ya
ng akan terpengaruh oleh musik yang Anda dengarkan, yaitu:

1. Sistem Otak Yang Memproses Perasaan.


Musik adalah bahasa jiwa, ia mampu membawa perasan kearah mana saja. Musik yang
Anda dengar akan merangsang sistem saraf yang akan menghasilkan suatu perasaan. Perangsan
gan sistem saraf ini mempunyai arti penting bagi pengobatan, karena sistem saraf ambil bagian
dalam proses fisiologis. Dalam ilmu kedokteran jiwa, jika emosi tidak harmonis, maka akan men
gganggu sistem lain dalam tubuh kita, misalnya sistem pernapasan, sistem endokrin, sistem im
mune, sistem kardiovaskuler, sistem metabolik, sistem motorik, sistem nyeri, sistem temperatur
dan lain sebagainya. Semua sistem tersebut dapat bereaksi positif jika mendengar musik yang t
epat.
2. Sistem Otak Kognitif
Aktivasi sistem ini dapat terjadi walaupun seseorang tidak mendengarkan atau memper
hatikan musik yang sedang diputar. Musik akan merangsang sistem ini secara otomatis, walaup
un seseorang tidak menyimak atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Jika sistem ini d
irangsang maka seseorang akan meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan belajar, kemam
puan matematika, analisis, logika, inteligensi dan kemampuan memilah, disamping itu juga ada
nya perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan sosial.
3. Sistem Otak Yang Mengontrol Kerja Otot
Musik secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot kita. Detak jantung dan pernafasa
n bisa melambat atau cepat secara otomatis, tergantung alunan musik yang didengar. Bahkan or
ang yang bayi dan orang tidak sadar pun tetap terpengaruh oleh alunan musik. Bahkan ada suat
u penelitian tentang efek terapi musik pada pasien dalam keadaan koma. Ternyata denyut jantu
ng bisa diturunkan dan tekanan darah pun turun, kemudian begitu musik matikan, maka denyu
t jantung dan tekanan darah kembali naik. Fakta ini juga bermanfaat untuk penderita hipertensi
karena musik bisa mengontrol tekanan darah.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, dunia kedokteran serta psikologi membu
ktikan bahwa terapi musik berpengaruh dalam mengembangkan imajinasi dan pikiran kreatif.
Musik juga mempengaruhi sistem imun, sistem saraf, sistem endokrin, sistem pernafasan, siste
m metabolik, sistem kardiovaskuler dan beberapa sistem lainnya dalam tubuh. Dari berbagai pe
nelitian ilmiah tersebut, dinyatakan bahwa musik dapat digunakan untuk membantu penyembu
han beberapa penyakit seperti insomnia, stress, depresi, rasa nyeri, hipertensi, obesitas, parkins
on, epilepsi, kelumpuhan, aritmia, kanker, psikosomatis, mengurangi rasa nyeri saat melahirka
n, dan rasa nyeri lainnya.
Namun perlu diingat, meskipun manfaat terapi musik sangat besar, terapi musik tidak d
imaksudkan untuk menggantikan pengobatan medis. Terapi musik digunakan sebagai terapi pe
ngobatan pelengkap yang bisa mempercepat proses penyembuhan suatu penyakit.

C. Musik sebagai Terapi dan Ungkapan Perhatian


Penggunaan musik sebagai ungkapan perhatian dan suatu terapi tambahan bagi konseli
ng pastoral melibatkan integrasi dari beberapa disiplin sejarah : pendidikan musik, pelayanan m
usik, dan terapi musik. Terapi musik merupakan yang paling muda dari ketiga bidang ini dan ya
ng langsung berhubungan dengan aplikasi klinis music.
Musik dapat disebut sebagai terapi untuk menstimulasi, memulihkan, menghidupkan, m
empersatukan, membuat seseorang peka, menjadi saluran, dan memerdekakan. Terapi musik m
emiliki suatu kapasitas yang unik dan mapan sehingga memungkinkan terjadinya perubahan hi
dup.
Musik mengandung kumpulan yang sistematis dan teratur dari berbagai komponen suar
a irama, melodi, dan keselarasan untuk dapat dilihat dan dinikmati. Musik, seperti bentuk seni l
ainnya, merupakan ekspresi yang penuh gaya. Musik melibatkan pengelolaan serta keterampila
n dari materi artistik sehingga dapat menyajikan atau mengomunikasikan suatu hal tertentu, ga
gasan, atau keadaan perasaan.
Biasanya tipe musikal dapat dipilih sendiri oleh pasien atau diusulkan oleh terapis. Tera
pi musik formal sering menggunakan irama sederhana dan instrumen perkusi yang dapat dimai
nkan oleh hampir setiap orang. Pilihan materi musik, medium musik, tingkat kompleksitas, dan
sasaran terapetik merupakan keputusan dan kesepakatan antar terapis, dan antara terapis musi
k dan pasien. Seperti dalam semua cara terapi, terapi musik menyangkut penilaian terhadap pas
ien, aktivitas yang akan dilakukan (termasuk sasaran), pengalaman terapetik, dan evaluasi.

D. Musik sebagai Terapi Tingkah Laku


Terapi music lebih dari sekedar penghiburan : lebih daripada sekedar pengalaman yang
mendidik atau suatu aktifitas social, bersifat mendidik, dan maksud-
maksud social. Secara teknis, tarapi music telah di definisikan sebagai “suatu system yang telah
dikembangkan secara maksimal untuk menstimulasi dan mengarahkan tingkah laku untuk men
capai perilaku untuk mencapai sasaran terapi yang benar-
benar jelas”. Salah satu penyajian yang terbaik dan paling singkat dari kerangka konseptual ini a
dalah yang diberikan oleh William Sears dalam makalahnya yang berjudul “Proses in Music The
rapy”.

1. Musik memberikan pengalaman di dalam struktur


Sasarannya ialah untuk memperpanjang komiten kepada aktifitas, untuk membuat anek
a ragam komitmen, dan menumbuhkan kesadaran akan manfaat yang di peroleh. Dengan cara y
ang tidak memaksa, music menuntut tingkah laku yang sesuai dengan urutan waktu, realitas ya
ng teratur, kecakapan yang teratur, dan pengaruh yang teratur. Music menimbulkan gagasan da
n asosiasi ekstramusikal.
2. Music memberikan pengalaman dalam mengorganisasi diri
Pengalaman mempengaruhi sikap, perhatian, nilai-
nilai, dan pengertian seseorang. Sasaran harus memberikan kepuasan sehingga seseorang akan
berusaha untuk memperoleh lebih banyak pengalaman serupa yang aman, baik, dan nikmat. M
usic menyediakan kesempatan untuk ekspersi diri dan memperoleh kecakapan baru yang memp
erkaya citra diri (terutma bagi yang memiliki keterbatasan tubuh atau cacat).
3. Music memberikan pengalaman dalam hubungan antar pribadi
Music merupakan kesempatan untuk pertemuan kelompok di mana individu telah meng
esampingkan kepentingannya demi kepentingan kelompok. Sasarannya ialah untuk meperbany
ak jumlah anggota dalam kelompok, menambah jangkauan dan variasi interaksi, dan menyedia
kan pengalaman yang akan memudahkan melakukan adaptasi terhadap kehidupan diluar lemba
ga. Pengalaman kelompok memungkinkan seseorang berbagai rasa secara intens dalam cara-
cara yang secara social dapat diterima ; music memberikan penghiburan dan rekreasi yang dipe
rlukan bagi lingkungan terapi secara umum. Juga bantuan pengalaman dalam pengembangan d
alam pengembangan kecakapan social sexara reslitis dan pola tingkah laku pribadi yang dapat d
iterima secar lembaga dan kelompok sebaya dalam masyarakat.

E. Jenis Musik yang di Gunakan


Pada dasarnya hampir semua jenis musik bisa dinamakan untuk terapi musik. Namun ki
ta harus tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran. Setiap nada, melodi, ritme, harmon
i, timbre, bentuk dan gaya musik akan memberi pengaruh berbeda kepada pikiran dan kita cap
ai. Ada dua macam terapi musik:
1. Terapi musik aktif.
Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan alat musik
, menirukan nada-
nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia m
usik . untuk melakukan terapi musik aktif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terap
i musik yang kompeten.
2. Terapi musik pasif.
Inilah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal mendengarkan dan m
enghayati suatu alunan musik tertentu yang disesuaikan dengan masalahnya. CD Terapi musik t
ermasuk jenis terapi musik pasif. Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan jeni
s musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, kami membuat puluhan jenis C
D Terapi musik yang disesuaikan dengan kebutuhan anda.
Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yait
u beat, ritme, dan harmony. Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adala
h dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser
musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cender
ung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan “head banger”, suatu gerakan memutar mutar kepal
a mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lela
h.
Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki ira
ma (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng, bahkan di luar negeri, pihak
rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-
lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat
mempengaruhi jiwa manusia.
Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu te
rdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ri
tual-
ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dala
m alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-
suara alam di sekelilingnya.
Terapi musik yang efektif menggunakan musik dengan komposisi yang tepat antara beat,
ritme dan harmony yang sesuaikan dengan tujuan dilakukannya terapi musik. Jadi memang ter
api musik yang efektif tidak bisa menggunakan sembarang musik.

F. Manfaat Terapi Musik


1. Relaksasi, mengistirahatkan tubuh dan pikiran.
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan rileks, tub
uh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi tubuh d
an pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang s
empurna itu, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami re-
produksi, penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikira
n mengalami penyegaran
2. Meningkatkan kecerdasan.
Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensi seorang disebut efek mozar
t. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh frances Rauscher et al dari Universitas California. penel
itian lain juga membuktikan bahwa masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling t
epat untuk menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak dalam masa p
embentukan, sehinngga sangat baik apabila mendapatkan rangsangan yang positif. Ketika seora
ng ibu yang sedang hamil sering mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya jug
a ikut mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam kandungan.
Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi diba
ndingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik.
3. Meningkatkan motivasi.
Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood tertentu. Apa
bila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga se
baliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangatpun menjadi lurus, lemas, tak ada tenaga un
tuk beraktivitas. Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan motivasi
, semangat dan meningkatkan level energi seseorang.
4. pengembangan diri.
Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan seseorang. Hati-
hati, karena musik yang anda dengarkan menentukan kualitas pribadi anda. Hasil penelitian ka
mi menunjukan bahwa orang yang punya masasalah perasaan, biasanya cendrung mendengarka
n musik yang sesuai perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik atau l
agu bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi semakin para
h. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan menjadi musik yang memotivasi, dalam beb
erapa hari masalah perasaan bisa hilang dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak.
Dan jika anda mau, Anda bisa mempunyai kepribadian yang anda inginkan dengan cara
mendengarkan jenis music yang tepat
5. Meningkatkan Kemampuan Mengingat
Terapi music bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini bisa terjadi
karena bagian otak bisa memproses music terletak berdekatan dengan memori. Sehingga ketika
seseorang melatih otak dengan terapi music, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlati
h. Atas dasar inilah terapi music banyak digunakan di sekolah-
sekolah modern di Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangka
n di pusat rehabilitasi, terapi music banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan da
n kehilangan ingatan.
6. Kesehatan Jiwa
ilmuan Arab, Abu Nasr al-farabi (873-
950M) dalam bukunya “Great Book About Music”, mengatakan bahwa music membuat rasa ten
ang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual, menyembuhka
n gangguan psikologis. Pernyataan itu tentu saja berdasarkan pengalamannya dalam mengguna
kan music sebagai terapi. Sekarang di zaman Modern, terapi music banyak digunakan oleh psik
olog maupun psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental
atau gangguan psikologis.
7. Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada system saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang bertanggung jaw
ab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak, yang mengontrol perasaan dan e
mosi. Menurut penelitian, kedua system tersebut bereaksi sensitive terhadap music. Ketika kita
merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-
otot tubuh, hasilnua secara relaks secara fisik dan mental, sehingga membantu menyembuhkan
dan mencegah rasa sakit. Dalam proses persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi kecemasa
n dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit,
terapi music terbukti membantu mengatasi rasa sakit.
8. Menyeimbangkan Tubuh
Menurut penelitian para ahli, stimulasi music membantu menyeimbangkan organ keseim
bangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan sehat maka kerja organ tub
uh lainnya juga menjadi lebih seimbang dan lebih sehat.
9. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai efek dari musik t
erhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa : Apabila jenis music yang kita d
engar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengel
uarkan jenis hormone (serotonin) yang dapat menimbulkan rasa nikmat dan senang sehingga tu
buh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan membuat kita
menjadi lebih sehat.
10. Meningkatkan Olahraga
Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang baik dalam bebe
rapa cara, diantaranya meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan mengalihkan Anda
dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga. Ternyata penyembuhan terapi mus
ik tidak hanya terbatas pada kesehatan mental atau masalah psikologis saja. Telah dilakukan stu
di terhadap pasien-
pasien penderita luka bakar, penyakit jantung, hipertensi, stroke, nyeri kronis, alergi, maag, kan
ker dan penyakit lainnya, terapi musik juga bisa digunakan untuk membantu proses penyembuh
an. Terapi musik dapat mengurangi kebutuhan pengobatan selama kelahiran dan dilengkapi fun
gsi mati rasa dalam operasi dan perawatan gigi, terutama jika yang dirawat anak-
anak serta pasien yang menjalani prosedur pembedahan. Musik juga berguna untuk mengatasi t
rauma pada bayi yang lahir premature. Disamping situasi akut ini, terapi musik juga membantu
menghilangkan rasa sakit. Terapi musik juga dapat memperbaiki kualitas bagi pasien yang men
galami sakit berkepanjangan dan menambah kesehatan orang-
orang jompo, termasuk untuk penderita Alzheimer. Musik juga telah digunakan untuk melengk
api perawatan. Selain itu terapi musik juga berguna untuk mendukung keharmonisan keluarga
dan memotivasi kinerja karyawan.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa efek biologis dari suara dan musik dapat
mengakibatkan :
a. Energi otot akan meningkat atau menurun terkait dengan stimulasi irama.
b. Tarikan nafas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur
c. Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah, dan fungsi endokrin
d. Berkurangnya stimulus sensorik dalam berbagai tahapan
e. Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi tegangan otot meningkat
f. Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh.
g. Perubahab pada metabolisme dan biosintesis pada beberapa proses enzim, Setidaknya ada tiga si
stem saraf dalam otak yang akan terpengauh oleh musik yang didengarkan, yaitu :
1) Sistem Otak yang Memproses Perasaan
Musik adalah bahasa jiwa, ia mampu membawa perasaan ke arah mana saja. Musik yan
g Anda dengar akan merangsang sistem saraf yang akan menghasilkan suatu perasaan. Perangs
angan sistem saraf ini mempunyai arti penting bagi pengobatan, karena sistem saraf ambil bagi
an dalam proses fisiologis. Dalam ilmu kedokteran jiwa, jika emosi tidak harmonis, maka akan
mengganggu sistem lain dalam tubuh kita, misalnya sistem pernafasan, sistem endokrin, sistem
immun, sistem kardiovaskuler, sistem metabolik, sistem motorik, sistem nyeri, sistem temperat
ur dan lain sebagainya. Semua sistem tersebut dapat bereaksi positif jika mendengar musik yan
g tepat.
2) Sistem Otak Kognitif
Aktivasi sistem ini dapat terjadi walaupun seseorang tidak mendengarkan atau memper
hatikan musik yang sedang diputar. Musik akan merangsang sistem ini secara otomatis. Jika sis
tem ini dirangsang maka seseorang akan meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan belaja
r, kemampuan matematika, analisis, logika, intelegensi dan kemampuan memilah, disamping it
u juga adanya perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan sosial.
3) Sistem Otak yang Mengontrol Kerja Otot
Musik secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot kita. Detak jantung dan prnafasan
bisa melambat atau cepat secara otomatis, tergantung alunan musik yang didengar. Bahkan bayi
dan orang tidak sadar pun tetap terpengaruh oleh alunan musik. Bahkan ada suatu penelitian t
entang efek terapi musik pada pasien dalam keadaan koma. Ternyata denyut jantung bisa dituru
nkan dan tekanan darah pun turun, kemudian begitu musik dimatikan, maka denyut jantung da
n tekanan darah kembali naik. Fakta ini juga bermanfaat untuk penderita hipertensi karena mus
ik bisa mengontrol tekanan darahh.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, dunia kedokteran serta psikologi membukti
kan bahwa terapi musik berpengaruh dalam mengembangkan imajinasi dan pikiran kreatif. Mu
sik juga mempengaruhi sistem imun, sistem saraf, sistem endokrin, sistem pernafasan, sistem m
etabolik, sistem kardiovaskuler dan beberapa sistem lainnya dalam tubuh. Dari berbagai penelit
ian ilmiah tersebut, dinyatakan bahwa musik dapat digunakan untuk membantu penyembuhan
beberapa penyakit seperti insomnia, stress, depresi, nyeri, hipertensi, obesitas, parkinson, epile
psi, kelumpuhan, aritmia kanker, psikosomatis, mengurangi rasa nyeri saat melahirkan dll.
Namun perlu diingat, meskipun manfaat terapi musik sangat besar, terapi musik tidak di
maksudkan untuk menggantikan pengobatan medis. Terapi musik digunakan sebagai terapi pen
gobatan pelengkap yang bisa mempercepat proses penyembuhan suatu penyakit.

G. Jenis-Jenis Musik Terapi


Para ahli menyimpulkan bahwa hampir semua jenis musik dapat digunakan untuk musi
k terapi. Tetapi, dari berbagai jenis musik yang ada, hanya beberapa saja yang sering digunakan
untuk terapi. Jenis musik apa sajakah itu? Berikut ini jenis-
jenis musik yang sering dijadikan musik terapi oleh kebanyakan orang.
1. Musik Jazz
Musik jazz adalah perpaduan instrumen yang menggunakan gitar, trombon, piano dan s
aksofon sebagai musiknya. Meskipun musik jazz dimulai dari Amerika Serikat, kini musik jazz d
apat dinikmati oleh seluruh masyarakat dunia dan dari kalangan mana saja. Musik jazz belakan
gan juga banyak digunakan oleh restoran yang ingin memberikan suasana yang nyaman untuk
menemani para pengunjung mereka agar lebih betah dan menikmati makanan mereka dengan s
antai.
2. Musik Tradisonal
Musik tradisional adalah musik yang berasal dari berbagai daerah. Ciri khas pada jenis
musik ini terletak pada suara yang dihasilkan oleh alat musiknya dan masing-
masing sesuai bahasa dan daerahnya. Alfia Safitri dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
melakukan sebuah penelitian terhadap musik tradisional dan dari hasil penelitian tersebut ia bis
a menyimpulkan bahwa langgam jawa dapat menurunkan rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu be
rsalin.
3. Musik Klasik
Musik klasik adalah perpaduan instrumen yang menggunakan violin, biola, piano dan cell
o sebagai musiknya. Ciri utama musik klasik adalah memiliki sedikit iringan vokal atau bahkan t
erkadang sama sekali tidak memiliki iringan vokal pada musiknya. Ciri berikutnya adalah diirin
gi orkestra. Musik klasik memiliki kecenderungan untuk menenangkan tubuh dan menormalka
n detak jantung dan tekanan darah. Musik jenis ini adalah yang paling banyak diminati sebagai
musik terapi.
4. Musik dari Alam
Musik alam adalah suara yang dihasilkan oleh lingkungan alam sekitar. Salah satu contoh
musik ini yang dapat dijadikan musik terapi adalah suara ombak. Sebuah surat kabar memberit
akan bahwa suara ombak tidak hanya sekedar memiliki efek menenangkan pikiran tetapi juga u
ntuk meringankan gangguan telinga berdengung

H. Musik dan Pengaruhnya


No. Jenis Musik Pengaruh Sumber
1. Musik Rock Pemicu kecenderungan merusak diri dan keingina Merrit (2003)
n bunuh diri pada kaum remaja dan dewasa muda
2. Musik yang berirama anapestic Merusak sistem tubuh, bertentangan dengan ritme Merrit (2003)
(tekanan diakhir) tubuh
3. Musik hangar bingar, sumbang Memisahkan tubuh dan jiwa serta pemicu sifat agr Merrit (2003)
esif dan menentang
4. Musik yang bising (berasal dari Kegelisahan merupakan ritme yang merusak tubuh Khan (2002)
kegelisahan)
5. Tangga nada lydis (c’-c) Ditolak plato karena dianggap terlalu lunak dan ku Plato (Prier, 2002)
rang jantan
6. Musik Ricard Wagner Agresif (serdadu Hitler) Merrit (2003)
7. Komposisi klasik Rite of Spring Melemahkan otot Merrit (2003)
karya Stravinsky, dan La Valse
karya Ravel
8. Musik yang mengumbar hawa Melemahkan jiwa, agresif, perilaku tidak terkendal Khan (2002)
nafsu dan syahwat, syair ratapa i, liar, budi pekerti rendah
n dan menyesali nasib (rendah
moral)
9. Musik Waltz (teratur, penekana Melatih keteraturan, sesuai dengan ritme tubuh John Diamon (Mer
n pada irama pertama) rit 2003)
10. Tangga nada Doris (e’- Meniru keadaan jiwa mereka yang penuh kebijaks Plato (Prier, 2002)
e) tangga nada mulia anaan bertugas memimpin negara
11. Tangga nada frigis (d’- Penuh sifat aktif, meniru semangat perjuangan par Plato (Prier, 2002)
d) tanda nada menyala, berapi- a pahlawan
api
12. Musik klasik (Mozart) Kompleksitas tinggi, matematis, terstruktur, memil Bodner (2002), A.
iki keseimbangan yang tinggi, dinamis, kreatif, me M.S., Merrit (2003
ningkatkan kecerdasan dan kecerdasan spatial ), Madaule (2002)
13. Musik Gregorian Bersifat spiritual, memberi kedamaian, kesadran y Madaule (2002), P
ang tenang rier (2002)
14. Musik tradisional daerah (etnis) Musik yang mengajarkan jati diri individu secara u ATM, SS, Rachma
mum wati (1998)
15. Jenis musik lembut Melembutkan hati, menenangkan, melatih keangg ATM, SS, Rachma
unan, reduksi stres, dan meningkatkan produktifita wati (1998)
s
DAFTAR PUSTAKA
1. Djohan,2006. Terapi Musik :Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Galangpress
2. Mubarak, Wahid Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.Jakarta : Salem
ba Medika
3. Maryam, R.Siti.2008.Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.Jakarta : Salemba Medika
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
TERAPI MUSIK DAN EKSPLORASI PERASAAN

A.Latar Belakang
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan.
Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif. Wisma C adalah salah satu wisma yang
terdapat di Panti Werda. Lansia yang berada di Wisma C pada umumnya adalah menderita
penyakit pada sistem pernapasan, kardiovaskuler, perkemihan, pencernaan,
endokrin,muskoleskletal, integumen, dan penglihatan. Sebagian besar lansia
aktivitasnya terbatas dan sebagian ada yang dibantu. Dalam kesehariannya, sebagian
besar waktu lansia dihabiskan dengan melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Werda
dan ada sebagian yang hanya didalam kamar saja. Di wisma hiburannya terbatas tetapi setiap
hari selalu ada kegiatan yang diadakanoleh Panti Werda sehingga lansia bisa
melakukan kegiatan yang ingin dilakukan lansia.Pada lansia terjadi penurunan fungsi
tubuh. Berdasarkan hasil survei dilapangan, lansia di ruang C sebanyak 18%
mengalami penurunan fungsi pendengaran, sebanyak 18% mengalami penurunan
fungsi penglihatan,sebanyak 41% mengalami penurunan daya ingat, dan immobilitas
sebanyak 23%. Maka dengan data yang ada kami mahasiswa program s1 keperawatan akan
melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) yaitu terapi musik dan eksplorasi
perasaan.

B.Topik
Stimulasi sensoris, fungsi pendengaran dan kemampuan mengeksperesikanperasaan

C.Tujuan
1.Tujuan Umum
a.Lansia dapat berespon terhadap stimulus yang diberikan oleh perawat yaitu musik.
b.Lansia dapat mengekspresikan perasaannya berupa pengalaman yang menyenangkan
2.Tujuan Khusus
a.Lansia mampu memberi respons terhadap musik yang didengar.
b.Lansia mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkanmusik
c.Lansia merasa tidak bosan dalam melewati hari - harinya di wismaCempaka.
d.Lansia mampu mengungkapkan perasaannya berupa pengalaman yangmenyenangkan

D.Landasan Teori
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalamkehidupan
manusia. Proses menua merupakan adalah proses sepanjang hidup,tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak pertumbuhan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berartiseseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua.Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis
maupun psikilogis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran dimana salah
satunya sepertipendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk.Penurunan
sensori-persepsi dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang manasalah satunya bisa
berakibat depresi. Dimana seperti kita ketahui gangguansensori persepsi seperti
penglihatan kurang jelas, pendengaran kurang jelas,dan persepsi mereka dalam
menilai dirinya sendiri yang kurang baik. Biasanyamereka akan beranggapan merasa tidak
berguna dan gampang putus asa,sampai menyebutkan kata mati. Sebaliknya dengan
mereka yang mempunyai penglihatan kurang jelas dan pendengaran kurang jelas juga
memicu klien untuk depresi, yang mana mereka merasa dengan kondisi mereka yang
seperti sekarang selalu merepotkan orang lain dan tidak berguna dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Jadi secara teori depresi merupakan perasaan sedih,
ketidakberdayaan,dan pesimis, yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa
serangan yang ditujukan kepada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam.Gejala
yang terjadi umumnya : pandangan kosong, kurang atau hilangnyaperhatian pada diri,
orang lain, atau lingkungan, inisiatif menurun, ketidakmampuan berkonsentrasi,
aktivitas menurun, kurangnya nafsu makan, mengeluh tidak enak badan, dan
kehilangan semangat, sedih, atau cepat lelah sepanjang waktu, dan mungkin susah
tidur di malam hari.Terapi disini diartikan sebagai suatu aktifitas yang digunakan di
dalam kelompok seperti membaca puisi, seni, musik, menari dan literature.Aktivitas
disini diartikan sebagai stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan : baca
artikel/majalah, buku/puisi, menonton acara TV (inimerupakan stimulus yang
disediakan) : stimulus dari pengalaman masa laluyang menghasilkan proses persepsi
lansia yang maladaptif atau destruktif, misalnya kemarahan, kebencian, putus
hubungan, pandangan negatif pada orang,dan halusinasi. Kemudian dilatih persepsi
lansia terhadap stimulus.Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki
hubungan satudengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama
(Stuartdan Laraia, 2001). Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya
berhubungan dengan orang lain serta mengubah prilaku yang obstruktif
danmaladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dansaling
membantu satu sama lainnya untuk menemukan cara menyelesaikanmasalah.Terapi
kelompok adalah metode pengobatan ketika lansia ditemui dalamrancangan waktu
tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.Fokus dari terapi
kelompok adalah membuat perubahan sadar diri,peningkatan hubungan interpersonal,
membuat perubahan atau ketiganya.Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu
terapi modalitas yangdilakukan perawat kepada sekelompok lansia yang mempunyai
masalahkeperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan.Dengan TAK itu sendiri memerlukan
psikoterapi dengan sejumlah pasiendengan waktu yang sama , manfaat terapi aktivitas
kelompok adalah agarlansia dapat kembali belajar bagaimana cara bersosialisasi
karena kelompok ini berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan membantu satu
samalain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah yang diakibatkan
olehpaparan stimulus kepadanya.

E.Lansia
1.Kriteria-Lansia yang berada di Wisma C
2.Proses seleksi-Lansia yang termasuk dalam katagori lansia mandiri dan lansia
dengan alat bantu (kursi roda)

F.Pengorganisasian
1.Waktu
a.Hari / tanggal : Jumat 15 Februari 2019
b.Jam : 14.15-15.00 WIB
c Acara : 45 menit
-Fase Orientasi : 10 menit
-Fase Kerja : 30 menit
-Fase Terminasi : 5 menit
d.Tempat : Wisma C
e.Jumlah pasien : 18 orang
2.Tim terapis.
a. Leader : Hank Harvani
- mengatur jalannya kegiatan
-Membuka kegiatan
-Memperkenalkan diri
-Menganalisa dan observasi pola komunikasi dalam kelompok
-Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
-Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatandimulai
-Motivasi kelompok untuk aktif.
-Memberi reinforcement positif
-Menyimpulkan keseluruhan aktivitas kelompok
b.Penyaji : Kismanto
-Memaparkan materi yang ingin disampaikan
-Memperagakan relaksasi progresif
c.Co leader : Isuska
-Membantu tugas leader
-Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
- Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
-Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegiatan
-Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
d.Fasilitator : Nur eko Wijayanti
-Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
-Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama TAK berlangsung
Menjadi role model selama acara berlangsung
- Menyiapkan alat/media
e.Observer : Fitria Hadiyah
-Ikut serta sebagai anggota kelompok
-Mengawasi jalannya kegiatan
-Menilai setiap jalannya kegiatan
3.Metode dan media
a.Metode
-Diskusi
-Sharing persepsi
-Mengekspresikan perasaan
-Mendengarkan musik
b.Media
-Alat tulis
-Laptop
Proses Pelaksanaan
1.Orientasi Pada saat ini terapis melakukan :
a.Memberi salam terapeutik : salam mulai dari terapis, perkenalan namadan panggilan
terapis.
b.Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan lansia saat ini dan terapismenanyakan
tentang sejak kapan lansia mulai tinggal di Wisma C merasakan penurunan daya ingat
dan fungsi pendengaran.
c.Kontrak :
1)Menjelaskan tujuan kegiatan
2)Menjelaskan aturan main tersebut
-Jika ada lansia yang akan meninggalkan kelompok harus mintaijin kepada terapis
-Lama kegiatan 45 menit
-Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
-Jika peserta merasa kurang jelas dengan penjelaskan leader,dapat menanyakan
kepada leader dengan menunjuk tanganterlebih dahulu.
- Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung.
2.Kerja
a.Terapis mengajak lansia untuk saling memperkenalkan diri (nama, dannama
panggilan) dimulai secara berurutan searah jarum jam.
b.Setiap lansia selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak semualansia untuk
bertepuk tangan.
c.Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, lansia boleh tepuk tangan atau boleh
menari sesuai dengan irama lagu. Setelah laguselesai lansia akan diminta
menceritakan isi dari lagu tersebut danperasaan lansia setelah mendengar lagu.
d.Terapis memutar lagu, lansia mendengar, boleh berjoget atau tepuk tangan (kira-
kira 15 menit). Musik yang diputar boleh diulangbeberapa kali. Terapis mengobservasi
respons lansia terhadap musik
e.Secara bergiliran, lansia diminta menceritakan isilagu/mengungkapkan perasaannya
selama dirawat/pengalaman hidup.Sampai semua lansia mendapatkan giliran.
f.Terapis memberikan pujian, setiap lansia selesai menceritakanperasaannya, dan
mengajak lansia bertepuk tangan.
g.Terapis dan lansia bernyanyi bersama.
3.Tahap terminasia
a. Evaluasi
1)Terapis menanyakan perasaan lansia setelah mengikutikegiatan
2)Memberikan pujian atas keberhasilan lansia.
b.Rencana Tindak lanjut Terapis meminta lansia untuk mengulang hal yang sama dengan
salahsatu teman yang berada di Wisma Cempaka, menganjurkan klien
untuk mendengarkan musik yang disukai dan bermakna dalamkehidupannya.
c.Kontrak yang akan datangTerapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia
untuk melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di Sasana Tresna Werdha.
4.Evaluasi dan DokumentasiEvaluasi
Dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan lansia sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi sensoris mendengar musik, kemampuan lansia yang diharapkan adalah
mengikuti kegiatan,respons terhadap musik, pendengaran, memberi pendapat tentang
musik

Anda mungkin juga menyukai