Anda di halaman 1dari 14

Ahlak

a. Pengertian ahlak islami


Secara sederhana akhlak islami dapat diartikan sebagai akhlak yang
berdasarkan ajaran islam atau akhlak yang bersifat islami. Kata islam yang
berada di belakang kata akhlak dalam hal menempati sebagai sifat.
Dengan demikian akhlak islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan
mudah, disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan pada
islam. Dilihat dari segi sifatnya yang universal, maka akhlak islami juga bersifat
universal. Namun dalam rangka menjabarkan akhak islami yang universal ini
diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial yang
terkandung dalam ajaran etika dan moral.
Dengan kata lain Akhlak Islami adalah akhlak yang disamping mengakui
adanya nilai-nilai universal sebagai dasar bentuk akhlak, juga mengakui nilai-
nilai yang bersifat lokal dan temporal sebagai penjabaran atas nilai-nilai yang
universal itu. Sebagai contoh yaitu menghormati kedua orang tua, adalah
akhlak yang bersifat mutlak dan universal. Sedangkan bagaimana bentuk dan
cara menghormati kedua orang tua itu dapat dimanifestasikan oleh hasil
pemikiran menusia yang dipengaruhi oleh kondisi dan situasi di mana orang
yang menjabarkan nilai universal itu berada.
Akhlak dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika atau
moral, walau etika dan moral itu di perlukan dalam rangka menjabarkan akhlak
yang berdasarkan agama (akhlak Islami). Hal ini disebabkan karena etika
terbatas pada sopan santun antara sesama manusia saja, serta hanya berkaitan
dengan tingkah laku lahiriah. Jadi ketika etika digunakan untuk menjabarkan
akhlak Islami, itu tidak berarti akhlak Islami dapat dijabarkan sepenuhnya oleh
etika dan moral.
Akhlak (Islami) menurut Quraish Shihab lebih luas maknanya daripada
yang telah dikemukakan terdahulu secara mencangkup pula beberapa hal yang

AHLAK Page 1
tidak merupakan sikap lahiriah. Misalnya yang berkaitan dengan sikap batin
maupun pikiran.
Akhlak Islami adalah akhlak yang menggunakan tolak ukur ketentuan
Allah. Quraish shihab dalam hubungan ini mengatakan, bahwa tolak ukur
kelakuan baik mestilah merujuk kepada ketentuan Allah. Apa yang dinilai baik
oleh Allah pasti aik dalam esensinya. Demikian pula sebaliknya, tidak munkin
Dia menilai kebohongan sebagai kelakuan baik, karena kebohongan esensinya
buruk.
b. pentingnya ahlak dalam islam
Akhlak merupakan garis pemisah antara yang berakhlak dengan orang
yang tidak berakhlak. Akhlak juga merupakan roh Islam, dimana agama tanpa
akhlak seperti halnya manusia hidup tapi mati. Oleh karena itu, misi yang
dibawa oleh Rasululloh saw ialah membina kembali akhlak manusia yang telah
runtuh sejak zaman nabi terdahulu ekoran penyembahan berhala oleh
pengikutnya yang telah menyeleweng. Selain itu, pada zaman jahiliyah akhlak
manusia benar-benar dalam kehancuran dengan mewarisi peragai umat
terdahulu dengan tradisi meminum arak, membuang anak, membunuh,
melakukan kezaliman sesuka hati, menindas kaum yang lemah, dll. Dengan itu
sebenarnya mereka tidak berakhlak dan tidak ada bedanya dengan manusia
yang beragama.
Akhlak juga merupakan cirri-ciri kelebihan diantara manusia, karena ia
adalah lambang kesempurnaan iman, ketinggian taqwa dan kealiman seseorang
manusia yang berakal. Dalam hal ini Rasululloh saw bersabda yang bermaksud
: Orang yang sempurna imannya ialah mereka yang paling baik akhlaknya.
Akhlak sebagai pengekal suatu ummat. Kekalnya suatu ummat juga
Karena kukuhnya akhlak dan runtuhnya suatu ummat itu karena lemahnya
akhlak. Hal itu juga dijelaskan dalam kisah-kisah sejarah manusia terdahulu
melalui al-Quran seperti kisahnya kaum Luth, Samud, Kaum Nabi Ibrahim,
Bani Israil dan lain-lain. Ummat yang berakhlak tinggi dan senantiasa berada

AHLAK Page 2
di bawah keridhoan dan perlindungan Alloh ialah seperti ummat yang seperti
di Madinah pada zaman Rosululloh saw.
Ketiadaan akhlak yang baik dalam kehidupan individu maupun
masyarakat akan mempengaruhi berbagai krisis, baik dari internal maupun
eksternal. Seperti halnya krisis nilai diri, keutuhan rumah tangga baik dalam hal
keluarga maupun Negara. Seperti yang Presiden Perancis pernah katakan,
Kekalahan Perancis di tangan tentara Jerman disebabkan tentaranya runtuh
moral dan akhlak.
Pencerminan diri seseorang sering digambarkan melalui tingkah laku
atau akhlak yang ditunjukkan. Seperi dalam pepatah jawa, ajining diri seka
lathi, ajining salira seka wusana.yang artinya,Orang itu dihormati dari apa yang
dia katakan. Secara tidak langsung seorang yang berakhlak baik akan
bertingkah laku baik, tingkah laku yang dimaksud itu baik perbuatannya
maupun perkataannya. Sudah barang tentu, kita hidup di masyarakat jawa yang
besar unggah ungguhnya, maka akhlak lah yang menjadi suatu tombak untuk
berinteraksi dengan masyarakat agar tercipta masyarakat yang kondusif dan
penuh kerahmatan. Orang yang berakhlak baik juga akan disukai/diteladani
dan menjauhkan diri dari perbuatan tercela yang menyebabkan dibenci dan
dijauhi sesame, sehingga dapat terputuslah tali silaturahim antar ummat yang
menjadikannya perpecahan.
Akhlak tidak bisa di beli atau dinilai dengan Rupiah karena
peruwujudannya ada dalam diri seseorang tersebut yang merupakan hasil
didikan dari Orang tua atau pengasuh yang sejak kecil mengasuhnya dan tidak
bisa lepas pula dari masyarakat yang ada di sekitarnya, karena pada dasarkan
lingkungan yang baik akan mencetak manusia yang baik. Jadi jika sejak kecil
diajarkan akhlak mulia, secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku
kehidupan sehari-harinya hingga seterusnya.

AHLAK Page 3
Akhlak itu seperti pondasi dalam sebuah masyarakat, jika pondasinya
baik dan kuat maka akan kukuh dan tegaklah masyarakat itu. Namun jika
pondasinya saja lemah, maka robohlah apa-apa saja yang dibina di atasnya.
Akhlak menjadi sangat penting karena merupakan pondasi yang dilakukan oleh
Rasululloh saw ketika memulai pembentukan masyarakat Islam. Syeikh
Mohammad Abu Zahrah dalam kitabnya Tanzim al-Islam Li al-Mujatama
menyatakan bahwa budi pekerti atau moral yang mulia adalah satu-satunya asas
yang paling kuat untuk melahirkan manusia yang berhati bersih, ikhlas dalam
hidup, amanah dalam tugas, cinta kepada kebaikan dan benci kepada kejahatan.
Dengan adanya akhlak, diharapkan manusia itu memiliki kehidupan
Islami sebagai berikut :
Meneladani perilaku Nabi dalam mempraktikkan akhlak mulia,
sehingga menjadi uswah hasanah yang diteladani oleh sesama berupa sifat
sidiq, amanah, tabliq, dan fathanah.
Dalam melakukan kegiatan hidup harus senantiasa didasarkan kepada
niat yang ikhlas dalam wujud amal-amal shalih dan ihsan, serta menjauhkan
diri dari akhlak yang tercela (akhlaq madzmumah) yang menyebabkan dibenci
dan dijauhi sesama.
c. Ruang Lingkup Implementasi Ahlak Dalam Islam
Dalam pembinaan akhlak mulia merupakan ajaran dasar dalam Islam
dan pernah diamalkan seseorang, nilai-nilai yang harus dimasukkan ke dalam
dirinya dari semasa ia kecil.
Ibadah dalam Islam erat sekali hubungannya dengan pendidikan akhlak.
Ibadah dalam Al-Qur’an dikaitkan dengan taqwa, dan taqwa berarti
pelaksanaan perintah Tuhan dan menjauhi larangannya. Larangan Tuhan
berhubungan perbuatan tidak baik, orang bertaqwa adalah orang yang
menggunakan akalnya dan pembinaan akhlak adalah ajaran paling dasar dalam
Islam.

AHLAK Page 4
Dalam persepktif pendidikan Islam, pendidikan akhlak al-karimah
adalah faktor penting dalam pembinaan umat manusia, oleh karena itu,
pembentukan akhlak al-karimah dijadikan sebagai bagian dari tujuan
pendidikan Islam. Pendapat Atiyah al-Abrasyi, bahwa pendidikan budi pekerti
adalah jiwa dari pendidikan Islam, dan mencapai kesempurnaan akhlak
merupakan tujuan pendidikan Islam.

Firman Allah swt. dalam QS. (29): 45

‫َاء َو ْال ُم ْنك َِر‬


ِ ‫صالَة َ ت َ ْن َهى َع ِن ْالفَحْ ش‬ َّ ‫َوأَقِ ِم ال‬
َّ ‫صالَة َ إِ َّن ال‬

Terjemahnya:
“… dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar…”.
Firman Allah swt. dalam QS. (3): 159

ِ ‫ظ ْالقَ ْل‬
َ‫ب الَ نـْفَضُّوا ِم ْن َح ْولِك‬ ًّ َ‫َّللاِ ِل ْنتَ لَ ُه ْم َولَ ْو ُك ْنتَ ف‬
َ ‫ظا َغ ِلي‬ َّ َ‫فَ ِب َما َرحْ َم ٍة ِمن‬

Terjemahnya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Dari dua ayat di atas sangat jelas menekankan kita untuk menjadikan akhlak
sebagai landasan segala tingkah laku yang berasal dari Al-Qur’an.
Secara garis besar, mata pengajaran aqidah akhlak berisi materi pokok sebagai
berikut:

1. Hubungan manusia dengan akhlak

AHLAK Page 5
Hubungan vertikal antara manusia dengan khaliqnya mencakup dari
segi aqidah yang meliputi, iman kepada Allah, iman kepada malaikat-
malaikatnya, iman kepada kitab-kitabnya, iman kepada rasul-rasulnya, dan
kepada qada’ dan qadarnya.
2. Hubungan manusia dengan hamba
Materi yang dipelajari meliputi akhlak dalam pergaulan hidup sesama
manusia, kewajiban membiasakan diri sendiri dan orang lain, serta
menjauhi akhlak yang buruk.
3. Hubungan manusia dengan lingkungannya
Materi yang dipelajari meliputi akhlak menusia terhadap
lingkungannya, baik lingkungan dalam arti yang luas, maupun akhlak
hidup selain manusia, yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Yunahar Ilyas membagi pembahasan akhlak dengan enam bagian, yaitu:
1. Akhlak terhadap Allah swt.
2. Akhlak terhadap Rasulullah saw.
3. Akhlak pribadi
4. Akhlak dalam keluarga
5. Akhlak bermasyarakat
6. Akhlak bernegara.

Adapun ruang lingkup bidang studi akhlak adalah:


1. Akhlak terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai
dengan larangan merusak, membinasakan dan menganiyaya diri baik secara
jasmani (memotong dan merusak badan), maupun secara rohani (membirkan
larut dalam kesedihan).
2. Akhlak dalam keluarga meliputi segala sikap dan perilaku dalam keluarga,
contohnya berbakti pada orang tua, menghormati orang tua dan tidak berkata-
kata yang menyakitkan mereka.

AHLAK Page 6
3. Akhlak dalam masyarakat meliputi sikap kita dalam menjalani kehidupan
soaial, menolong sesama, menciptakan masyarakat yang adil yang
berlandaskan Al-Qur’an dan hadist.
4. Akhlak dalam bernegara meliputi kepatuhan terhadap Ulil Amri selama
tidak bermaksiat kepada agama, ikut serta dalam membangun Negara dalam
bentuk lisan maupun fikiran.
5. Akhlak terhadap agama meliputi berimn kepada Allah, tidak menyekutukan-
Nya, beribadah kepada Allah. Taat kepada Rosul serta meniru segala tingkah
lakunya.
Prinsip akhlak dalam Islam yang paling menonjol adalah bahwa manusia
dalam melakukan tindakan-tindakannya, ia mempunyai kehendak-kehendak
dan tidka melakukan sesuatu. Ia harus bertanggung jawab atas semua
dilakukannya dan harus menjaga perintah dan larangan akhlak. Tanggung
jawab itu merupakan tanggung jawab pribadi muslim, begitupun dalam
kehidupan sehari-hari harus selalu menampakkan sikap perbuatan berakhlak.
Akan tetapi akhlak bukalah semata-mata hanya perbuatan akan tetapi lebih
kepada gambaran jiwa yang tersembunyi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Aqidah Akhlak

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Aqidah Akhlak


antara lain adalah:
1. Insting (Naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh
kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah).
Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog
menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang
mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:

AHLAK Page 7
a) Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat
makan tanpa didorang oleh orang lain.
b) Naluri Berjodoh (seksul instinct). Dalam alquran diterangkan, yang artinya:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak”.
c) Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya
dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.
d) Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan
diri dari gangguan dan tantangan.
e) Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.
Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa
perlu dipelajrari terlebih dahulu.
2. Adat atau kebiasaan
Adat atau Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan
secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat
kebiasaan.
3. Wirotsah (keturunan) adapun warisan adalah:
Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak
keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang
tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat
orang tuanya.
4. Milieu
Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara
sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti
negeri, lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:
a) Lingkungan Alam

AHLAK Page 8
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan
menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau
mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman
Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi
masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian
diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang
jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku.
b) Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya
manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling
mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya Akhlak orang
tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak
anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan
oleh guru-guru disekolah.

Sumber akhlak Islam


Sumber untuk menentukan akhlak dalam Islam, apakah termasuk akhlak yang
baik (mulia) atau akhlak yang tercela, sebagaimana keseluruhan ajaran Islam lainnya
adalah al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam
ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk
menurut ukuran (akal) manusia. Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik dan
buruk itu bisa berbeda-beda. Seseorang mengatakan bahwa sesuatu itu baik, tetapi
orang lain belum tentu menganggapnya baik. Begitu juga sebaliknya, seseorang
menyebut sesuatu itu buruk, padahal yang lain bisa saja menyebutnya baik. Melalui
kedua sumber ajaran Islam itulah dapat dipahami bahwa sifat-sifat sabar, tawakkal,
syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat yang baik dan mulia. Sebaliknya,
dipahami juga bahwa sifat-sifat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad
merupakan sifat-sifat tercela. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai

AHLAK Page 9
dari sifat-sifat tersebut, akal manusia mungkin akan memberikan penilaian yang
berbeda-beda.
Namun demikian, Islam tidak menafikan adanya standar lain selain al- Quran
dan Sunnah untuk menentukan baik dan buruk akhlak manusia. Standar lain yang dapat
dijadikan untuk menentukan baik dan buruk adalah akal dan nurani manusia serta
pandangan umum masyarakat. Dengan hati nuraninya, manusia dapat menentukan
ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan potensi dasar kepada manusia berupa
tauhid. Allah Swt. berfirman:

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak


Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (QS. al-Araf
[7]: 172).

Dan dalam surat lain, Allah berfirman :


Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. al-Rum [30]: 30).
Dengan fitrah tauhid itulah manusia akan mencintai kesucian dan cenderung
kepada kebenaran. Hati nuraninya selalu mendambakan dan merindukan kebenaran,
ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya, karena kebenaran itu tidak akan
dicapai kecuali dengan Allah sebagai sumber kebenaran mutlak. Namun demikian,
harus diakui bahwa fitrah manusia tidak selalu dapat berfungsi dengan baik.
Pendidikan dan pengalaman manusia dapat mempengaruhi eksistensi fitrah manusia
itu. Dengan pengaruh tersebut tidak sedikit fitrah manusia menjadi kotor dan tertutup

AHLAK Page 10
sehingga tidak lagi dapat menentukan baik dan buruk dengan benar. Karena itulah
ukuran baik dan buruk tidak dapat diserahkan kepada hati nurani belaka, tetapi harus
dikembalikan kepada wahyu yang terjamin kebenarannya (Yunahar Ilyas, 2004: 4).
Akal pikiran manusia juga sama kedudukannya seperti hati nurani di atas.
Kebaikan atau keburukan yang diperoleh akal bersifat subjektif dan relatif. Karena itu,
akal manusia tidak dapat menjamin ukuran baik dan buruknya akhlak manusia. Hal
yang sama juga terjadi pada pandangan umum masyarakat. Yang terakhir ini juga
bersifat relatif, bahkan nilainya paling rendah dibandingkan kedua standar sebelumnya.
Hanya masyarakat yang memiliki kebiasaan (tradisi) yang baik yang dapat
memberikan ukuran yang lebih terjamin.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ukuran baik dan buruknya akhlak
manusia bisa diperoleh melalui berbagai sumber. Dari sekian banyak sumber yang ada,
hanyalah sumber al-Quran dan Sunnah Nabi yang tidak diragukan kebenarannya.
Sumber-sumber lain masih penuh dengan subjektivitas dan relativitas mengenai ukuran
baik dan buruknya. Karena itulah ukuran utama akhlak Islam adalah al-Quran dan
Sunnah. Dan inilah yang sebenarnya merupakan bagian pokok dari ajaran Islam. Apa
pun yang diperintahkan oleh al-Quran dan Sunnah pasti bernilai baik untuk dilakukan,
sebaliknya yang dilarang oleh al- Quran dan Sunnah pasti bernilai baik untuk
ditinggalkan.

Kedudukan Akhlak dalam Islam


Nabi Muhammad saw. dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa
kehadirannya di muka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak
mulia di tengah-tengah masyarakat. Misi Nabi ini bukan misi yang sederhana, tetapi
misi yang agung yang ternyata untuk merealisasikannya membutuhkan waktu yang
cukup lama, yakni lebih dari 22 tahun. Nabi melakukannya mulai dengan pembenahan
aqidah masyarakat Arab, kurang lebih 13 tahun, lalu Nabi mengajak untuk menerapkan
syariah setelah aqidahnya mantap. Dengan kedua sarana inilah (aqidah dan syariah),
Nabi dapat merealisasikan akhlak yang mulia di kalangan umat Islam pada waktu itu.

AHLAK Page 11
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting,
sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu
masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, maka
sejahteralah lahir dan batinnya. Kejayaan seseorang terletak pada akhlaknya yang baik,
akhlak yang baik selalu membuat seseorang menjadi aman, tenang dan tidak adanya
perbuatan tercela.
Agama Islam telah menempatkan akhlak mulia sebagai sifat yang sempurna,
karena Alloh SWT sangat mencintai akhlak mulia dan membenci kebalikannya.
Sebagaimana dalam hadits :

Sesungguhnya Alloh mencintai perkara-perkara yang mulia dan membenci


perkara yang rendahan, (H.R Thabrani: 2894, Ibnu Adi 1/114, al-QudhoI 2/89.
Lihat ash-shohihah: 1627)
Dengan demikian dapat kita pastikan bahwa akhlak termasuk ibadah. Karena
tidak ada satu pun perkara yang dicinta-Nya kecuali dia termasuk bagian
ibadah dan perkara penting dalam agama. Rasululloh SAW telah menegaskan
bahwa akhlak merupakan ibadah yang agung yang dapat mengangkat derajat
seorang mu;min, berdasarkan hadits:

Sungguh seorang mumin dapat meraih derajat orang yang sholat dan puasa
karena akhlaknya yang bagus. (H.R Abu Dawud: 4798, Hakim 1/60, Ibnu
Hibban: 1927, dishohihkan oleh al-Albani dalam ash shohihah: 795).
Karena perkaranya yang agung dan penting, pembuat syariat yang mulia ini
tidak luput untuk memperhatikan masalah akhlak. Bahkan boleh kita tegaskan
bahwa agama ini seluruhnya adalah akhlak.
Imam Ibnul Qoyyim berkata: Agama ini seluruhnya adalah akhlak, barangsiapa
memperbaiki akhlaknya maka baik pula agamanya.(Madarijus Salikin 2/320)
Islam adalah agama yang selalu mengajarkan dan menganjurkam berakhlak
mulia. Diantaranya firman Alloh SWT:

AHLAK Page 12
Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan serta
berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. (Q.S. al-Arof [7]:199)

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahkan bahan bakarnya adalah manusia dan batu (QS. At-Tahrim
[166]:6)

Simpulan
Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan
aqidah dan syariah. Ibarat bangunan, akhlak merupakan kesempurnaan dari
bangunan tersebut setelah pondasi dan bangunannya kuat. Sumber akhlak
dalam Islam didasarkan pada Al Quran dan al Sunnah. Akhlak merupakan salah
satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang
sangat penting. Akhlak dapat tercermin dalam tingkah laku dalam
kehidupannya, orang yang berakhlak baik akan dapat melakukan hal-hal yang
baik sedangkan orang yang tidak berakhlak akan melakukan hal-hal yang
buruk. Jadi akhlak merupakan sifat baik atau buruk dari seseorang.
Saran
Semoga dengan pemaparan tentang ahlak dalam islam di atas telah
memberikan pencerahan pada teman teman sekalian dan terutama bagi penulis
laporan ini, dan kita tidak lagi keliru dalam memahami definisi ahlak islami,
definisi ahlak dalam islam, dan ruang lingkup akhlak dalam islam agar kita
menjadi manusia yang baik dan bermanfaat bagi sesa

AHLAK Page 13
AHLAK

Anda mungkin juga menyukai