Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur ditujukan semata-mata kepada Allah pencipta
dan pemelihara seluruh alam, yang telah menerangi hati hambanya yang taqwa dengan nur
(cahaya) yang mendekatkan kepada-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah “Ilmu Bahan Dan Piranti” dengan judul “Thermoelektrik”.

Shalawat serta salam tetap tersanjungkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW yang mana beliaulah yang membawa umatnya dari zaman jahiliyah
menuju zaman islamiyah yakni agama islam.

Dengan selesainya tugas ini, maka harapan kami semoga makalah ini dapat
memberikan suatu gambaran tentang materi Ilmu Bahan Dan Piranti. Kami sadar bahwa
keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini bukan hanya karena usaha kami, namun
dengan adanya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan dan penyusunan makalah ini.

Akhir dari penutup pengantar, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya pada diri kami pribadi dan juga para pembaca. Amin.

Penyusun
Kelompok VI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Termoelektrik adalah salah satu alternatif dalam menjawab kebutuhan energi yang
selalu bertambah dari tahun ke tahun seiring dengan kemajuan teknologi. Di samping relatif
lebih ramah lingkungan, teknologi ini sangat efisien, tahan lama, dan juga mampu
menghasilkan energi dalam skala besar maupun kecil.
Terdapat 2 kata kunci pada termoelektrik. Kata yang pertama adalah termo yang
berkaitan dengan  temperatur atau suhu. Temperatur kita kenal sebagai ukuran panas
dinginnya suatu benda. Secara lebih tepat, “temperature merupakan ukuran energi kinetik
molekuler internal rata-rata sebuah benda” (Tipler, 1991:560). Sedangkan kata yang kedua
adalah elektrik yaitu sesuatu yang berhubungan dengan listrik.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang penulis coba angkat dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Pengertian dari termoelektrik?
2. Menjelaskan sejarah termoelektrik?
3. Menjelaskan jenis bahan termoelektrik?

C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan pengertian termoelektrik.
2. Dapat memahami sejarah termoelektrik.
3. Dapat mengetahuijenis-jenis bahan termoelektrik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Termoelektrik
Prinsip kerja dari Termoelektrik adalah dengan berdasarkan Efek Seebeck
yaitu “jika 2 buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujunganya, kemudian
diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan tegangan pada
ujung yang satu dengan ujung yang lain”.( Muhaimin, 1993).
Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan
Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah
rangkaian. Di antara kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi
logam tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Belakangan diketahui,
hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan
magnet. Medan magnet inilah yang menggerakkan jarum kompas. Fenomena tersebut
kemudian dikenal dengan efek Seebeck.
Penemuan Seebeck ini memberikan inspirasi pada Jean Charles Peltier untuk
melihat kebalikan dari fenomena tersebut. Dia mengalirkan listrik pada dua buah
logam yang direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi
penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada
sambungan yang lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini saling berbalik begitu
arah arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun 1934 ini kemudian dikenal
dengan efek Peltier. Efek Seebeck dan Peltier inilah yang kemudian menjadi dasar
pengembangan teknologi termoelektrik.
Banyak aplikasi lain penggunaan energi termoelektrik yang sedang
dikembangkan saat ini, seperti pemanfaatan perbedaan panas di dasar laut dan darat,
atau pemanfaatan panas bumi. Kesulitan terbesar dalam pengembangan energi ini
adalah mencari material termoelektrik yang memiliki efisiensi konversi energi yang
tinggi. Parameter material termoelektrik dilihat dari besar figure of merit suatu
material. Idealnya, material termoelektrik memiliki konduktivitas listrik tinggi dan
konduktivitas panas yang rendah. Namun kenyataannya sangat sulit mendapatkan
material seperti ini, karena umumnya jika konduktivitas listrik suatu material tinggi,
konduktivitas panasnya pun akan tinggi.
Material yang banyak digunakan saat ini adalah Bi 2 Te 3, PbTe, dan SiGe.
Saat ini Bi2 Te3 memiliki figure of merit tertinggi. Namun, karena terurai dan
teroksidasi pada suhu di atas 500 oC, pemakaiannya masih terbatas. Rendahnya figure
of merit ini menyebabkan rendahnya efisiensi konversi yang dihasilkan, di mana saat
ini efisiensinya masih berkisar di bawah 10 persen. Nilai ini masih berkurang sampai
5 persen setelah menjadi sebuah sistem pembangkit listrik. Masih cukup jauh
dibandingkan dengan solar cell yang sudah mencapai 15 persen..
Untuk keperluan pembangkitan lisrik tersebut umumnya bahan yang
digunakan adalah bahan semikonduktor. Semikonduktor adalah bahan yang mampu
menghantarkan arus listrik namun tidak sempurna. Semikonduktor yang digunakan
adalah semikomduktor tipe n dan tipe p.
Bahan semikonduktor yang digunakan adalah bahan semikonduktor ekstrinsik.
Persoalan untuk Termoelektrik adalah untuk mendapatkan bahan yang mampu
bekerja pada suhu tinggi.

Terdapat tiga sifat bahan Termoelektrik yang penting, yaitu :


1. Koefisien Seebeck(s)
2. Konduktifitas panas(k)
3. Resistivitas( )

D. Sejarah Termoelektrik

Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuan


PERRUSIA, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam
sebuah rangkaian. Di antara kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas.
Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Belakangan
diketahui, hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan
medan magnet. Medan magnet inilah yang menggerakan jarum kompas. Fenomena
tersebut kemudian dikenal dengan efek Seebeck.
Penemuan Seebeck ini memberikaan inspirasi pada JEAN PELTIER untuk
melihat kebalikan fenomena tersebut. Dia mengalirkan listrik pada dua buah logam
yang derekatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi
penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan pada
sambungan lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini salaing berbalik begitu arah
arus listrik dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun 1834 ini kemudian dikenal
dengan efek peltier.
Tahun 1852 WILLIAM THOMSON (LORD KELVIN) membuktikan adanya
hubungan antara efek seebek dan efek peltier. Thomson pula yang menemukan
adanya fenomena termoelektrik yang lain, yang dikenal dengan efek thomson.
Pada tahun 1913 WW COBLENZ yang menggunakan tembaga dan constanta
(campuran nikel dan tembaga). Dengan efesiensi konversi 0.08mW%.
AFI IOFFE melanjutkan lagi dengan bahan-bahan semikonduktor dari
golongan II-V, IV-VI, V-IV yang saat itu mulai berkembang. Ia berhasil
menyempurnakan teori yang berhubungan dengan material termoelektrik. Teori itu
dibukukan tahun 1956 yang kemudian menjadi rujukan para peneliti sampai saat ini.

E. Pengembangan energi termoelektrik

Sejak awal tahun 1990, tuntutan dunia tentang teknologi yang ramah
lingkungan sangat besar. Ini memberikan imbas kepada teknologi termoelektrik
sebagai sumber energi alternatif. Banyak aplikasi lain penggunaan energi
termoelektrik selain pada RTG yang digunakan oleh Voyager 1.
Salah satunya adalah penerapan teknologi termoelektrik pada pembangkitan
listrik dari sumber panas. Sampai saat ini pembangkitan listrik dari sumber panas
harus melalui beberapa tahap proses. Bahan bakar fosil akan menghasilkan putaran
turbin apabila dibakar dengan tekanan yang sangat tinggi. Hasil putaran turbin
tersebut akan dipakai untuk memproduksi tenaga listrik.
Efisiensi energi pembangkit ini masih rendah akibat beberapa kali proses
konversi. Panas yang dihasilkan banyak yang dilepas atau terbuang percuma. Dapat
digunakan suatu metode yang dikenal sebagai cogeneration di mana panas yang
dihasilkan selama proses dapat digunakan untuk tujuan alternatif. Dengan
menggunakan termoelekrik, panas yang dihasilkan selama proses diubah menjadi
listrik, sehingga panas yang dihasilkan tidak terbuang secara percuma dan energi yang
dihasilkan oleh pembangkit menjadi lebih besar, serta efisiensi energi menjadi lebih
tinggi.
Contoh penerapan lainnya yang sedang dikembangkan saat ini adalah
pemanfaatan perbedaan panas di dasar laut dan darat, sistem hybrid pada kendaraan
bermotor yang memanfaatkan motor listrik dan mesin pembakaran, serta pemanfaatan
pada pembangkit listrik tenaga surya.
Kesulitan terbesar dalam pengembangan energi ini adalah mencari material
termoelektrik yang memiliki efisiensi konversi energi yang tinggi. Parameter material
termoelektrik dilihat dari besar figure of merit suatu material. Idealnya, material
termoelektrik memiliki konduktivitas listrik tinggi dan konduktivitas panas yang
rendah. Namun kenyataannya sangat sulit mendapatkan material seperti ini, karena
umumnya jika konduktivitas listrik suatu material tinggi, konduktivitas panasnya pun
akan tinggi.
Walaupun demikian, teknologi material yang saat ini sedang berkembang
pesat terutama kemampuan menyusun material dalam level nano diharapkan dapat
menghasilkan suatu material termoelektrik dengan efisiensi yang tinggi.

F. Karakteristik termoelektrik
Bahan termoelektrik yang baik seharusnya mempunyai karakteristik :

1. Konduktivitas listrik yang tinggi untuk meminimalkan joule heating (kenaikan


temperatur dari hambatan ke arus listrik yang mengalir melaluinya).
2. Koefisiensi seebeck yang besar untuk perubahan maksimal dari panas ke daya listrik
atau daya listrik ke kinerja pendinginan.
3. Konduktifitas panas yang rendah untuk mencegah konduksi panas melalui bahan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Termoelektrik adalah salah satu alternatif dalam menjawab kebutuhan energi
yang selalu bertambah dari tahun ke tahun seiring dengan kemajuan teknologi
2. Prinsip kerja dari Termoelektrik adalah dengan berdasarkan Efek Seebeck
yaitu jika 2 buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujunganya,
kemudian diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka terjadi
perbedaan tegangan pada ujung yang satu dengan ujung yang lain.
3. Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuan
PERRUSIA, Thomas Johann Seebeck.
4. Tahun 1852 WILLIAM THOMSON (LORD KELVIN) membuktikan adanya
hubungan antara efek seebek dan efek peltier. Thomson pula yang
menemukan adanya fenomena termoelektrik yang lain, yang dikenal dengan
efek thomson.

B. SARAN
Semoga makalah yang dibuat oleh penyusun dapat dipahami dan dapat dimengerti
oleh pembaca. Kemudian dapat menjadi ilmu bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, firdaus. 2012. “Termoelektrik”.Pengertian termoelektrik dan sejarahny


(Online), (http://firdausmuhamad.blogspot.com/2012/12/termoelektrik.html,diakses
24 November 2014

Anda mungkin juga menyukai