PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai
dengan pertambahan jumlah sel darah putih (leukosit). Pertambahan ini
sangat cepat dan tidak terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak
normal. Pada pemeriksaan mikroskopis apus darah tepi terlihat sel darah
putih muda, besar-besar dan selnya masih berinti (disebut megakariosit)
putih (neoplasma hematology). Beberapa ahli menyebut leukemia sebagai
keganasan sel darah putih (neoplasma hematology). Leukemia ini sering
berakibat fatal meskipun leukemia limpositik yang menahun (chronic
lympocytic leucaemia), dahulu disebut sebagai jenis leukemia yang bisa
bisa bertahan lama dengan pengobatan yang intensif. Kemungkinan anak-
anak terkena kanker cukup tinggi. Mengingat tingginya risiko anak-anak
terkena kanker dan tumor, diingatkan bahwa para orangtua perlu perhatian
dan kesigapan. Terutama terhadap anak-anak yang memiliki gejala-gejala
mirip dengan gejala kanker. Lebih ditekankan para orangtua, terutama
masyarakat awam, mengetahui dan mendapatkan informasi cukup tentang
kanker dan tumor yang menyerang anak-anak. Masyarakat diharapkan
tahu banyak, sadar, percaya, dan akhirnya berbuat sesuatu untuk
menghadapi kanker ini. Sekarang seluruh warga Indonesia harus
memberikan perhatian khusus pada kanker anak yang antara lain adalah
kanker darah atau leukemia, kanker tulang, saraf, ginjal, dan getah bening.
Pengobatan penyakit-penyakit ini pada anak-anak berbeda dari orang
dewasa, karena mereka masih di usia pertumbuhan. Kanker darah atau
leukemia merupakan bertambahnya sel darah abnormal sel darah
putihsecara berlebihan dan tidak terkendali, dan penyebarannya ke seluruh
tubuh sangat cepat. bertahan lama dengan pengobatan yang intensif.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
1
Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan
masalahkesehatan terutama leukemia
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dan
keluarga dengan masalah leukemia.
b. Mahasiswa mampu menganalisa data dengan masalah leukemia.
c. Mahasiswa mampu menyusun rencana dan interfensi
keperawatan terhadap klien dengan leukemia.
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi sesuai
denganinterfensi keperawatan yang telah disusun.
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
2
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175). Leukimia adalah
proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang
menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G,
2002 : 248 ). Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah
berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya
kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya
infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495). Leukimia
adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa poliferasi sel
hemopoetik muda yang di tandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam
pembentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain
2. KLASIFIKASI
LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namu
lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih
ringan. LMK jarang menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip
dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda dan gejala yang lebih ringan. Pasien
menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang
sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.
3
d. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
3. ETIOLOGI
a. Host
2) Faktor Genetik
4
Aldrich, sindrom Kleinefelter dan sindrom trisomi D. Pada sebagian penderita
dengan leukemia, insiden leukemia meningkat dalam keluarga. Kemungkinan
untuk mendapat leukemia pada saudara kandung penderita naik 2-4 kali.19 Selain
itu, leukemia juga dapat terjadi pada kembar identik.
b. Agent
1) Virus
2) Sinar Radioaktif
5
LMA dan LGK sampai 20 kali lebih banyak. Leukemia timbul terbanyak 5 sampai
7 tahun setelah ledakan tersebut terjadi. Begitu juga dengan penderita ankylosing
spondylitis yang diobati dengan sinar lebih dari 2000 rads mempunyai insidens 14
kali lebih banyak.
3) Zat Kimia
4) Merokok
c. Lingkungan (Pekerjaan)
6
Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan pekerjaan
dengan kejadian leukemia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang,
sebagian besar kasus berasal dari rumah tangga dan kelompok petani. Hadi, et al
(2008) di Iran dengan desain case control meneliti hubungan ini, pasien termasuk
mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, petani dan pekerja di bidang lain. Di
antara pasien tersebut, 26% adalah mahasiswa, 19% adalah ibu rumah tangga, dan
17% adalah petani.
4. PATOFISIOLOGI
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh
terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat
dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel
darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda
dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi
memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi.
Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk
sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada
jaringan.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari sistem sel menjadi sel darah
putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
7
Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari
kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom
mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah
tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum
tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah
yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya termasuk
hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak.
5. PATHWAYS
6. MANIFESTASI KLINIS
a. Anemia
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan
sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya
konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang.
8
Anak yang menderita leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang
sesak nafas.
c. Perdarahan
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah tepi
Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya
ada leukositosis (60%), kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit
biasanya berbanding langsung dengan jumlah blas. Jumlah leukosit neutrofil
9
seringkali rendah, demikian pula dengan kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil
pemeriksaan sum-sum tulang biasanya menunjukkan sel blas yang dominan
Gejala yang terlihat dari darah tepi berdasarkan pada kelainan sum-sum
tulang berupa adanya pansitopenia, limositosis yang kadang-kadang menyebabkan
gambaran darah tepi monoton.
2) Sumsum tulang
3) Biopsi limpa
b. Cairan cerebrospinal
Bila sel patologis dan protein meningkat, maka merupakn suatu leukimia
meningeal. Kedaan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit. Untuk
pencegahannya adalah dengan pemberian metotreksat (MTX)
8. PENATALAKSANAAN
A. Program terapi
10
Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk
mengatasi anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit
kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan transfusi trombosit. · Pemberian
antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.
2) Pengobatan spesifik
11
pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan
dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.
B. Pengobatan imunologik
Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam
tubuh agar pasien dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya
dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.
C. Radioterapi
E. Terapi Suportif
9. KOMPLIKASI
12
Berikut ini dapat dicermati komplikasi yang timbul pada leukimia:
a. Anemia (kurang darah) : hal ini dikarenakan produksi sel darah merah
kurang atau akibat perdarahan
b. Terinfeksi berbagai penyakit : hal ini dikarenakan sel darah putih yang ada
kurang berfungsi dengan baik meskipun jumlahnya berlebihan tetapi sudah
berubah menjadi ganas sehingga tidak mampu melawan infeksi dan benda asing
yang masuk ke dalam tubuh. Di samping itu, pada leukimia, obat-obatan anti
leukimia menurunkan kekebalan.
c. Perdarahan : hal ini terjadi sebagai akibat penekanan sel leukimia pada sum-
sum tulang sehingga sel pembeku darah produksinya berkurang.
d. Gangguan metabolisme
3. Gangguan kesuburan
Penyebab Kematian
a. Penyakit infeksi
13
b. Perdarahan
d. Gangguan fungsi organ fital seperti otak, jantung dan paru akibat
penyusupan sel leukimia (Faisal Yatim, 2003)
1. Pengkajian
1. Keluhan Utama
Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika
disertai infeksi) juga disertai dengan sakit kepala.
a) Prenatal
b). Natal
5. Riwayat keluarga
Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang
terserang terlebih pada kembar monozigot (identik).
2. Pemeriksaan Fisik :
14
b. Pemeriksaan Kepala Leher Rongga mulut
c. Pemeriksaan Integumen
Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun jika terjadi
dehidrasi
d. Pemeriksaan Dada dan Thorax
- Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae.
- Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat
infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada
- Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)
- Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.
e.Pemeriksaan Abdomen
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
NO. DIAGNOSA
KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1. Resiko infeksi Setelah dilakukan Pengendalian infeksi
15
berhubungan dengan tindakan .....x 24 jam a. Pantau hasil laboratorium
(hitung darah lengkap,hitung
menurunnya sistem diharapkan pasien
granulosit, absolut, hitung
pertahanan tubuh mampu memperlihatkan
jenis,protein serum dan
status imun dengan albumin
indikator b. Ajarkan pasien
mencuci tangan yang benar
Mengeidentifikasi tanda c. Ajarkkkan kepada
dan gejala infeksi (5) pengunjung untuk mencuci
tangan sewaktu masuk dan
meninggalkan ruangan
pasien
d. Pertahankan teknik
isolasi,bila dperlukan
e. Berikan terapi
antibiotik bila diperlukan.
16
3. kerusakan membran Setelah dilakukan Pemulihan kesehatan
mulut
mukosa oral b.d tindakan keperawatan
selama .....x 24 jam a. Pantau pasien
program pengobatan setiap shift terhadap
diharapkan pasien
mampu menunjukan kekeringan pada
integritas jaringan : mukosa mulut
kulit dan membran b. Bantu pasien
mukosa dengan dalam memilih
indikator : makanan yang
lembut,lunak dan
a. Eritema (5) tidak asam
b. Lesi c. Instruksikan pasien
membran untuk melaporkan
mukosa (5) tanda infeksi kepada
dokter sesegera
mungkin
d. Berikan anestesi
topikal,pasta
pelindung mulut, da
analgesik topikal atau
sistemik jika perlu.
17
4. Implementasi
5. Evaluasi
d. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
e. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak
nyaman
h. Kulit tetap bersih dan utuh i. Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan
dengan kerontokan rambut, anak membantu menentukan metode untuk
mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak
bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
18
j. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga
menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga
mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama
anak.
k. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan
anak mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka
pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
19
(Medicastore, 2009).Gejala- gejala yang dirasakan antara lain
anemia,wajah pucat, sesak nafas, pendarahan gusi, mimisan, mudah
memar, penurunanberat badan, nyeri tulang dan nyeri sendi. Penyebab
utama penyakit kelainan darah ini sampai sekarang belumdiketahui secara
pasti, dan masih terus diteliti. Namun, faktor genetik berperancukup
penting pada beberapa penelitian yang dilakukan. Dengan kata lain,
adahubungannya dengan faktor keturunan, selain tentunya banyak faktor
penyebablain yang bervariasi sesuai kasus per kasus dan jenis subtipe yang
didapat. Terapi yang diberikan pada penderita leukemia akut bertujuan
untuk menghancurkan sel-sel leukemia dan mengembalikan sel-sel darah
yang normal.Terapi yang dipakai biasanya adalah kemoterapi (pemberian
obat melalui infus),obat-obatan, ataupun terapi radiasi. Untuk kasus-kasus
tertentu, dapat jugadilakukan transplantasi sumsum tulang
belakang.Mengenai kemungkinan keberhasilan terapi, sangat tergantung
waktupenemuan pertama penyakit si penderita. Apakah dalam stadium
awal atau sudahlanjut, subtipe penyakit, teratur tidaknya jadwal terapi
yang dilakukan, timbul Relapse (kambuh) atau tidak selama terapi maupun
kemungkinan penyebab yangbisa diperkirakan.
B. SARAN
Bagi keluarga sebaiknya memahami bagaimana tatalaksana
terapeutik untuk pasien leukemia agar penyakitnya tidak memasuki
stadium lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
20
NANDA NIC NOC 2015
21