Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UKS adalah Usaha Kesehatan Sekolah, pengertian UKS sendiri adalah suatu

usaha kesehatan sekolah yang dimulai dari diri sendiri lingkungan sekolah dan

500 meter dari sekolah. Salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kualitas

manusia Indonesia yang dapat dilakukan melalui pendidikan dan kesehatan.

Dimana anak usia sekolah merupakan generasi penerus yang akan membuat

Indonesia sehat. Berdasarkan besarnya potensi dari anak usia sekolah maka

diperlukan suatu program yang langsung berhubungan dengan anak usia sekolah,

yaitu usaha kesehatan sekolah (UKS) yang sudah dirintis sejak tahun 1976 dan

pada tahun 1984 diperkuat dengan diterbitkannya Surat Keputusan bersama 4

menteri yaitu Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan

Menteri Dalam Negeri yang diperbaharui tahun 2003.

Pembinaan program UKS menurut WHO tahun 2003 adalah mengenalkan

pendekatan Sekolah Mempromosikan Kesehatan (health promoting school),

artinya semua komunitas yang ada di sekolah saling bekerjasama dalam

mempromosikan kesehatan dan memberi perlindungan kesehatan bagi murid-

muridnya. Kegiatan kesehatan sekolah ini dapat diberikan pada pendidikan

kesehatan di dalam kurikulum atupun di ekstra kurikuler. Sehingga diharapkan

melalui kegiatan itu dapat mengurangi permasalahan yang biasa muncul pada

anak usia sekolah, seperti akibat dari kebersihan perorangan dan lingkungan,
kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat, kebiasaan gosok gigi, cuci tangan

dengan sabun, kebiasaan memotong kuku, dan sebagainya.

Dan dari perihal tersebut tiap sekolah mempunyai sistem pendidikan yang

berbeda-beda dengan penekanan pada variabel tertentu didalam pendidikan. Pada

variable tersebut terkandung tujuan yang akan dicapai baik jangka panjang

maupun jangka pendek. Sehingga akan memberikan arah bagi sekolah tersebut

untuk menciptakan anak didik dan program-program yang mereka inginkan

berdasarkan sistem pendidikan. Penulis mencoba untuk membandingkan 3 ( tiga )

sekolah yaitu Sd Negeri 2 Jambe Sari, Sd 1 Jambe Sari dan MI Darul Huda

dengan harapan pada akhirnya penulis akan mengetahui hal-hal apa yang perlu

dipertimbangkan ketika akan menentukan perbedaan atau masalah dalam sistem

UKS. Sehingga bisa mengetahui perbandingan dari setiap sekolah dan bisa

dijadikan pertimbangan untuk membuat UKS bisa lebih maju lagi

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana perbandingan program UKS di masing-masing SD/MI ?


b. Bagaimana perbandingan permasalahan UKS di masing-masing SD/MI ?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui perbandingan program UKS di masing-masing SD/MI.


b. Untuk mengetahui perbandingan permasalahan UKS di masing-masing

SD/MI.

1.4 Manfaat Penulisan

Sebagai tambahan ilmu bagi tim promotor UKS dan Lembaga atau Institut

terkait dalam pengembangan program UKS yang lebih baik.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Analaisis Perbandingan

Analisis perbandingan digunakan untuk menguji perbandingan antara dua

sampel data atau lebih. Yang menjadi subjek dalam makalah ini ada 3 (tiga)

sekolah yang berbeda yaitu Sd Negeri 2 Jambe Sari, Sd 1 Jambe Sari dan MI

Darul Huda. Fungsi dan kegunaan analisis ini adalah untuk mengetahui perbedaan

masing-masing masalah serta tindakan operasional sekolah.

2.1 Pengertian UKS dan Indikator UKS

UKS adalah Usaha Kesehatan Sekolah, pengertian UKS sendiri adalah

suatu usaha kesehatan sekolah yang dimulai dari diri sendiri lingkungan sekolah

dan 500 meter dari sekolah. Usaha Kesehatan sekolah adalah program yang

disepakati oleh 4 menteri dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan anak

usia sekolah melalui pelaksanaan TRIAS UKS, atau dengan makna yang sama

bahwa pemerintah menjadikan TRIAS UKS itu sebagai Indikator UKS untuk

masing-masing sekolah yang sehat. Indikator UKS yang berdasar pada TRIAS

UKS ini adalah


2.2.1 Pendidikan Kesehatan

Jenjangnya meliputi strata minimal, standar, optimal dan paripurna.

Adapun pengkategoriannya adalah sebagai berikut :

a) Strata Minimal meliputi pendidikan jasmani dilaksanakan secara

kurikuler, pendidikan kesehatan dilakukan secara kurikuler, guru

membuat rencana pembelajaran pendidikan kesehatan dan adanya

buku pegangan guru dan bacaan tentang pendidikan kesehatan.


b) Strata Standar ,meliputi dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru

mata pelajaran jasmani

c) Strata Optimal meliputi dipenuhinya strata standar, pendidikan

kesehatan terintegrasi pada mata pelajaran lain, pendidikan kesehatan

dilaksanakan secara ekstrakurikuler , memiliki alat peraga pendidikan

kesehatan, memiliki media pendidikan kesehatan (poster dan lain-

lain).

d) Strata Paripurna meliputi dilaksanakannnya strata optimal, memiliki

guru Pembina UKS, adanya program kemitraan pendidikan kesehatan

dengan instansi terkait seperti Puskesmas, Kepolisian, Palang Merah

Indonesia (PMI), Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian, dan

lain-lain (Ananto, 2006, Depdiknas 2006).

2.2.2 Pelayanan Kesehatan

Jenjangnya meliputi strata minimal, standar, optimal dan paripurna.

Adapun pengkategoriannya adalah sebagai berikut :

a) Strata Minimal meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan,

dilaksanakannya imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi

masal minimal kelas 1, 2, 3 SD.

b) Strata standar meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan

kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk

pengukuran tinggi dan berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan

kesehatan siswa pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila
diperlukan, ada dokter kecil, melaksanakan Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan (P3K), dan pengawasan warung/kantin sekolah

c) Strata Optimal meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS,

dan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa

d)Strata Paripurna meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan

Remaja bagi siswa, pengukuran tingkat kesegaran jasmani (Ananto,

2006, Depdiknas, 2006).

2.2.3 Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Jenjangnya meliputi strata minimal, standar, optimal dan paripurna.

Adapun pengkategoriannya adalah sebagai berikut :

a) Strata Minimal meliputi ada air bersih, ada tempat cuci tangan , ada WC

/ jamban yang berfungsi, ada tempat sampah, ada saluran pembuangan

air kotor yang berfungsi, ada halaman / pekarangan / lapangan,

memiliki pojok UKS, melakukan kegiatan mengubur, menguras dan

membakar ( 3 M ) plus sekali seminggu.

b) Strata Standar meliputi memenuhi strata minimal, ada kantin/warung

sekolah, memiliki pagar, ada penghijauan/perindangan, ada air bersih di

sekolah dengan jumlah yang cukup, memiliki ruang UKS tersendiri,

dengan peralatan sederhana, memiliki tempat ibadah, lingkungan

sekolah bebas jentik, jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m,

dan melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas

narkoba dan miras


c) Strata Optimal meliputi memenuhi strata standar, ada tempat cuci

tangan di beberapa tempat dengan air mengalir/kran, ada tempat cuci

peralatan masal/makan di kantin/warung sekolah, ada petugas kantin

yang bersih dan sehat, ada tempat sampah di tiap kelas dan tempat

penampungan sampah akhir di sekolah, ada jamban/WC siswa dan guru

yang memenuhi syarat kesehatan dan kebersihan, ada halaman yang

cukup luas untuk upacara dan berolahraga, ada pagar yang aman ,

memilki ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap, dan

terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras.

d) Strata Paripurna meliputi memenuhi strata optimal, ada tempat cuci

tangan di setiap kelas dengan air mengalir/kran dan dilengkapi sabun,

ada kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas kantin yang

terlatih , ada air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, sampah

langsung diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan sampah di luar

sekolah/umum, ratio WC : siswa 1 : 20, saluran pembuangan air

tertutup ada pagar yang aman dan indah, ada taman/kebun sekolah yang

dimanfaatkan dan diberi label (untuk sarana belajar) dan pengolahan

hasil kebun sekolah, ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi

dan pencahayaan cukup), ratio kepadatan siswa 1 : 1,5-1,75 m2, dan

memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal (Ananto, 2006,

Depdiknas, 2006).

2.4 Sarana dan Prasarana Usaha Kesehatan Sekolah


Mengenai sarana dan prasarana usaha kesehatan sekolah dijelaskan

oleh Djonet Soetatmo (1982, 122-123) meliputi :

1. Ruang UKS atau klinik sekolah

2. Alat-alat pemeriksaan yang diperlukan

3. Alat-alat PPPK

4. Obat-obatan sehari-hari yang diperlukan


BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Perbandingan

Dari tinjauan teori diatas maka dapat diambil analisis perbandingan dari

ketiga sekolah, yaitu:

1. Pendidikan Kesehatan

Yang pertama adalah pendidikan kesehatan Sd Negeri 2 Jambesari

sudah ada guru UKS dan guru kesehatan jasmani secara terpisah, Sd 1

Jambe Sari dan MI Darul Huda guru UKS dan guru kesehatan jasmani

menjadi satu guru

2. Pelayanan Kesehatan

Setiap masing-masing sekolah sudah menerapkan pelayanan

sekolah mulai dari skrening sampai rujukan kepuskesmas, serta

terbentuknya dokter kecil. Tapi masih kurangnya pengawasan tentang

jajanan sehat karna tidak adanya kantin sehat.

3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Di SD 2 jambesari sudah tersedia ruang khusus untuk dijadikan

ruang UKS, tetapi masih belum tersedia atau masih belum ada ruang

khusus untuk kantin hanya menggunakan meja biasa untuk kantin.

Sedangkan di SD 1 Jambesari dan MI darul huda sudah ada kantin tapi


masih belum menerapkan kantin sehat, dn untuk ruang UKS ada tapi

masih menjadi satu dengan ruang untuk kegiatan lain


BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari analisa perbandingan di atas maka dapat disimpulkan masalah-

masalah yang biasanya menjadi kendala disetiap sekolah.

1. Untuk guru UKS kebanyakan sekolah menjadikan guru UKS dan

kesehatan jasmani sebagai guru yang sama karna ada kendala pada

anggota atau anggaran lebih yang harus dikeluarkan untuk menyewa guru

yang berbeda

2. Kurangnya pengawasan jajanan sehat untuk anak hal ini diakibatkan karna

masih belum adanya guru yang mau mengawasi jajanan untuk siswa dan

terkendala pada kantin. Sedangkan untuk yang ada kantin masih belum

menerapkan kantin sehat karna kurangnya pengetahuan dan pembinaan

dari tim promotor UKS.

3. Anggaran untuk melengkapi sarana dan prasarana UKS terlalu mahal dan

besar ini yang mengakibatkan tertundanya atau masih belom terlaksananya

banyak program UKS disekolah.

4.2 Saran

Diharapkan ada pemecahan masalah atau solusi terkait anggaran dana dan

biaya yang harus dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan program UKS selain

dari hasil penjualan dikantin sehingga program bisa bejalan baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan. 2008. Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di

Sekolah. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan,

Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri. Nomor 26 Tahun 2003 tentang

Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.

Anda mungkin juga menyukai