PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
5. Untuk mengetahui kapan waktu bekerja dan istirahat yang baik bagi
pekerja.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Sikap Duduk
Sikap duduk yang paling baik yaitu tanpa pengaruh buruk terhadap
sikap badan dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit
lordosa (sikap tulang punggung ke depan) pada pinggang dan sedikit
mungkin kifosa (sikap duduk ke belakang) pada punggung. Sikap
demikian dapat dicapai dengan kursi dan sandaran punggung yang tepat.
Dengan begitu otot punggung terasa enak.
Pembuatan bangku dan meja kerja yang buruk atau mesin merupakan
penyebab kerja otot statis dan posisi tubuh yang tidak alamiah. Maka syarat-
syarat bangku kerja yang benar adalah sebagai berikut:
a. Tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat dilihat dengan
mudah dengan jarak optimal dan sikap duduk yang enak. Makin kecil ukuran
benda, makin dekat jarak lihat optimal dan makin tinggi area kerja.
c. Kerja otot statis dapat dihilangkan atau sangat berkurang dengan pemberian
penunjang siku, lengan bagian bawah, atau tangan. Topangan-topangan
tersebut harus diberi bahan lembut dan dapat di sesuaikan, sehingga sesuai
bagi pemakainya.
Kriteria dan ukuran kursi yang ergonomi berdasarkan antropometri orang
Indonesia adalah :
Diukur dari lantai sampai pada permukaan atas dari bagian depan alas
duduk. Ukuran yang dianjurkan 38-48 cm. Tinggi alas duduk harus sedikit
lebih pendek dari jarak antara lekuk lutut dan telapak kaki.
Diukur pada garis tengah alas duduk melintang. Lebar alas duduk harus
lebih besar dari lebar pinggul. Ukuran yang diusulkan adalah 44- 48 cm.
d. Sandaran pinggang
Bagian atas dari sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung tulang
belikat, dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul.
e. Sandaran tangan
Jarak antara tepi dalam kedua sandaran tangan (harus lebih lebar dari
pinggul dan tidak melebihi lebar bahu)
3. Sikap Berdiri
Selain sikap kerja duduk, sikap kerja berdiri juga banyak ditemukan
di perusahaan. Sikap kerja berdiri merupakan sikap kerja yang posisi
tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang
pada dua kaki. Sikap kerja berdiri dapat menimbulkan keluhan
subjektif dan juga kelelahan bila sikap kerja ini tidak dilakukan
bergantian dengan sikap kerja duduk.
Apabila sepatu tidak pas maka sangat mungkin akan sobek dan
terjadi bengkak pada jari kaki, mata kaki, dan bagian sekitar telapak
kaki. Sepatu yang baik adalah yang dapat manahan kaki (tubuh) dan
kaki tidak direpotkan untuk menahan sepatu, desain sepatu harus lebih
longgar dari ukuran telapak kaki dan apabila bagian sepatu dikaki
terjadi penahanan yang kuat pada tali sendi (ligaments) pergelangan
kaki, dan itu terjadi dalam waktu yang lama, maka otot rangka akan
mudah mengalami kelelahan.
4. Proses Kerja
Istilah anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan
metri yang berarti ukuran. Anthropometri dapat didefinisikan sebagai
satu studi yang berkaitan dengan ukuran dimensi tubuh manusia. Data
anthropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara
mengoperasikannya. Kesesuaian hubungan antara anthropometri
pekerja dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap
kerja, tingkat kelelahan, kemampuan kerja dan produktivitas kerja.
Anthropometri juga dapat ditentukan dalam seleksi penerimaan tenaga
kerja, misalnya orang gemuk tidak cocok ditempat pekerjaan yang
bersuhu tinggi, pekerjaan yang memerlukan kelincahan, dll. Data
anthropometri dapat digunakan untuk mendesai pakaian, tempat kerja,
lingkungan kerja, mesin, alat kerja dan sarana kerja serta produk-
produk untuk konsumer.
2. Mengangkat Beban
c. Keterampilan bekerja
Sekali- 40 15 15 10-12
sekali
5. Sikap Kerja yang Ergonomi Pada Pekerja yang Berhadapan Dengan Komputer
Dewasa ini komputer adalah suatu sarana yang sangat penting dalam
dunia kerja, hampir setiap kantor baik pada kantor pemerintah atau kantor
swasta, lembaga pendidikan, tingkat rumah tangga atau dunia usaha pasti
dijumpai komputer. Pada awal munculnya alat ini, komputer hanya
digunakan sebagai sarana untuk pengolahan data. Seiring dengan
perkembangan teknologi, sekarang ini komputer juga mengalami kemajuan,
yaitu sebagai sarana informasi yang sangat cepat, murah, dan mudah yang
tidak dimiliki oleh fasilitas informasi lainnya seperti telepon, fax maupun via
pos. Dapat dikatakan bahwa komputer adalah suatu sarana yang dapat
mempermudah manusia dalam beraktivitas baik dalam menyelesaikan tugas
(mengolah data) maupun untuk memperoleh informasi.
Kelelahan
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya pasti
terjadikelelahan, apa lagi didukung tata letak fasilitas kerja yang
tidakmenerapkan sistem ergonomi. Kelelahan yang dimaksud disini
adalahkelelahan dari segi fisik.
Timbul penyakit akibat kerja
Kematian
Kematian merupakan dampak yang paling fatal, hal ini tentu
bisaterjadi hanya karena tata letak yang salah di lingkungan kerja.
Misalnya bilatata letak mesin pengepres tidak sesuai prosedur dan
kaidah ergonomi,maka berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja yang
menelan korban jiwa.
a) Lama bekerja
b) Istirahat
Terdapat 4 jenis istirahat yaitu :
B. Saran
1. Pekerja harus paham terlebih dahulu definisi ergonomi sebelum
turun langsung ketempat kerja (harus yg bersertifikasi)
2. Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja harus
diterapkan sesuai dengan aturan keselamatan kerja.
3. Terdapat beberapa aplikasi/penerapan dalam pelaksanaan ilmu
ergonomi yaitu posisi kerja yang harus ergonomis dan proses
kerja yang yang harus sesuai dengan prosedur keselamatn kerja.
4. Penerapan ergonomi yang tidak sesuai dilapangan, tentu saja
akan menimbulkan sisi negatif. Jadi disarankan kepada pekerja
untuk tetap mengikuti aturan keselamatan untuk mencegah
terjadinya penurunan produktivitas pada pekerja.
5. Setelah lama bekerja, pekerja wajib untuk mengistirahatkan
tubuhnya, agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani serta
rohani dapat dipertahankan.