Anda di halaman 1dari 3

KEGIATAN

PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA

1. LATAR BELAKANG

Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan usia harapan hidup lansia akan menimbulkan
berbagai masalah kesehatan, psikologis dan sosial ekonomi. Sebagian besar permasalahan pada lansia
adalah masalah kesehatan akibat proses penuaan. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami
penurunan akibat proses alamiah yaitu proses menua dengan adanya penurunan kondisi fisik,
psikologis, maupun social yang saling berinteraksi. Perubahan kondisi fisik pada lansia diantaranya
adalah menurunnya kemampuan muskuloskeletal. Penurunan fungsi muskuloskeletal menyebabkan
terjadinya perubahan secara degeneratif yang dirasakan dengan keluhan nyeri, kekakuan, terbatasnya
gerakan dan tanda-tanda inflamasi seperti kemerahan disertai pembengkakan. Dari hasil studi tentang
kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lansia yang dilaksanakan Komnas Lansia tahun 2006, diketahui
bahwa penyakit terbanyak yang diderita lansia adalah penyakit sendi (53,2%), penyakit-penyakit sendi
ini merupakan penyebab utama disabilitas pada lansia (Pusat Komunikasi Sekretariat Jendral
Departemen Kesehatan, 2008).

Istilah penyakit yang menyerang sendi dan jaringan disekitarnya dikenal dengan rematik. Penyakit
rematik sebenarnya terdiri dari berbagai jenis, tetapi bagi orang awam, setiap gejala nyeri, kaku,
bengkak, pegal-pegal, atau kesemutan itu semua sering disebut rematik dan dianggap sama saja.
Penyakit rematik yang paling banyak ditemukan pada golongan usia lanjut di lndonesia adalah
osteoartritis (OA) 50-60%. Yang kedua adalah kelompok rematik luar sendi (gangguan pada
komponen penunjang sendi, peradangan berlebihan, dan sebagainya). Yang ketiga adalah asam urat
(gout) sekitar 6-7%. Sementara penyakit rheumatoid arthritis (RA) di Indonesia hanya 0,l% (1 di antara
1000-5000 orang), sedangkan di negara-negara Barat sekitar 3%.

Rematik merupakan salah satu penyebab nyeri sendi, khususnya sendi-sendi kecil di daerah
pergelangan tangan dan jari-jari. Keluhan kaku, nyeri dan bengkak akibat penyakit rematik dapat
berlangsung terus-menerus dan semakin lama semakin berat, tetapi adakalanya hanya berlangsung
selama beberapa hari dan kemudian sembuh dengan pengobatan. Namun demikian, kebanyakan
penyakit rematik berlangsung kronis, yaitu sembuh dan kambuh kembali secara berulang-ulang
sehingga menyebabkan kerusakan sendi secara menetap.

2. DASAR PELAKSANAAN
1. Permenkes No 82 Tahun 2015
2. Surat Perintah Tugas Puskesmas Perawatan Werinama Nomor : 090/ / SPT/ II/ 2017

3. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang Rematik.
B. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat perak tentang Rematik.
4. SASARAN DAN OUTPUT YANG DIHARAPKAN
1. Sasaran
Kegiatan penyuluhan ini ditujukan kepada Lansia
2. Output Yang Diharapkan
Masyarakat mampu memahami materi penyuluhan yang telah disampaikan

5. TEMPAT DAN WAKTU KEGIATAN


1. Tempat
Desa Perak
2. Waktu Kegiatan

6. METODE KEGIATAN
Metode yang digunakan adalah penyuluhan

7. HASIL KEGIATAN
1. Jumlah lansia yang hadir saat penyuluhan sebanyak 14 orang
2. Data Terlampir

8. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Penyakit rematik merupakan suatu gejala nyeri, kaku, bengkak, pegal-pegal, atau kesemutan. Pada
umumnya banyak terkena pada lansia akibat proses alamiah yaitu proses menua dengan adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun social yang saling berinteraksi.
2. Saran
Petugas kesehatan harusnya lebih sering memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya
bagi para lansia agar lansia mampu memahami dan mengetahui tentang rematik sehingga tidak
terkena penyakit tersebut pada lansia.

Perak , . . . . . . . Maret 2017

Penanggung Jawab

1. Linda Sikdewa, SKM ( . . . . . . . . . . . . . .)

Anda mungkin juga menyukai