Anda di halaman 1dari 3

Akhirnya , POKJA sebagai formatur pelaksana harian guna terbentuknya Lembaga Kerjasama Daerah

Provinsi Gorontalo dengan anggota yaitu Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten
Boalemo, Kabupaten Pohuwatu dan Kabupaten Kabupaten Gorontalo sebagai lokomotif dan gerbong
utama ada di pemerintah Provinsi Gorontalo di BAPPEDA Provinsi Gorontalo . Keberhasilan ini tidak
lepas dari inisiasi NSLIC dan LEKAD dimana pelaksanaan terbentuknya di tanggal 19 Oktober 2018
bertempat di Hotel Damhil TC (Traning Centre) Universitas Negeri Gorontalo.

Acara yang dimulai dengan pembekalan tentang Kerjasama Daerah oleh DR.Agnes Wirdayanti, S.IP, M.Si
Kasie Wilayah 1 subdit Kerjasama dan Penyelesaian Perselisihan Antar Daerah, Direktorat
Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan Dan Kerja Sama KEMENDAGRI berdasarkan PP no 28 Tahun 2018,
sebagai landasan terbentuknya Lembaga Kerjasama Daerah yang akan direalisasikan di Provinsi
Gorontalo, dilanjutkan dengan pemantapan landasan teori tentang Kerjasama Daerah Oleh Dipl.Ing
Benjamin Abdurahman sebagai pelengkap akhir, sebelum realisasi Lembaga di wujudkan.

Formatur POKJA dipimpin dan akan laksanakan secara pararel oleh Ir. Aryanto Husain,MMP Kepala
Bidang Ekonomi BAPPEDA dan Max S Moerad, SE.MM Kasubid Dunia Usaha, Industri Dan ESDM
BAPPEDA Provinsi Gorontalo, yang akan membawahi unsur swasta, KADIN dan lainnya termasuk juga
unsur Pemerintahan di 5 (lima) Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo.

Rangkaian acara inipun dilakukan juga sebelumnya pada tanggal 17 – 18 dengan melakukan survey
lapangan untuk melihat kapasitas Kelapa (dengan segala turunannya) dan Jagung sebagai lokomotif
atau sector pengikat di Kerjasama Daerah ini. Team yang dipimpin langsung dari LEKAD oleh DR.Siti
Kunarti, SH, MHum, mencoba memetakan secara parsial data primer terkait potensi Kelapa dan Jagung.
Kegiatan Survey dimulai dari Kabupaten Gorontalo yang berkunjung ke kelompok tani di
Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo Desa
Tridarma mengidentifikasikan persoalan akan, harga
kelapa yang tidak setabil, produk turunan yang masih
minim sosialisasinya, teknologi pemetik buah kelapa
guna menggantikan pemanjat yang sudah sangat
minim. Ini mendorong pola kerjasama Daerah
Kewilayahan sangat dibutuhkan agar mekanisme
pengembangan Kelapa dan Jagung dapat dilakukan
secara masive agar secra bersama sama mulai dari
hulu dan hilir diseluruh wilayah Provinsi Gorontalo
dapat marasakan dampaknya.

Selanjutnya Ke PT Tri Jaya Tangguh Ke Kabupaten Buolemo Provinsi Gorontalo, perusahaan ini
memproduksi 4 (empat) turunan kelapa yaitu: Minuman air kelapa Yama Coco, Tepung Kelapa, Kopra
dan Briket (batok kelapa). Secara kapasitas masih 65% dari mesin terpasang serta memiliki jumlah
karyawan hamper 1.300 tenaga kerja, dengan kendala yang sekarang masih dihadapi adalah, kendala
AMDAL masih belum terselesaikan, bahan baku yang masih belum tercukupi dan stabilitas listrik belum
bisa mencapai maksimal. Dan titik pentingnya adalah, azas manfaat bagi masyarakat Desa yang harus
terus didorong agar secara ekonomis mampu mengentaskan masyarakat sekitar secara proposional.
Perjalanan dilanjutkan ke Kabupaten Pohuwato , dengan kejutan di sisi pemberdayaan yang melibatkan
LAPAS Pohuwato, dimana disambut secara tidak terduga Kakanwil Kemekumham Provinsi Gorontalo
Bapak Agus Subandriyo, SH.M.Hum Dan Kalapas Bapak Rusdedi, SH, M.Hum.

Memberikan gambaran adanya keterkaitan semua pihak dalam mengembangkan sector kelapa ini
sebagai salah satu icon utk menjalin kerjasama Daerah secara kewilayahan di provinsi Gorontalo, dmana
produksi yang manjadi andalan Lapas yang terletak di Desa Balayo Kecamatan Patilanggio Kabupaten
Pohuwato Provinsi Gorontalo adalah Sabut Kelapa, Media Tanam dan Briket Kelapa. Dukungan yang
kuat dari semua pihak merupakan modal utama agar Kerjasama Daerah ini dapat berkelanjutan dan
bermanfaat bagi semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai