neuron yang berlebihan dan abnormal yaitu tidak terkontrolnya aliran listrik pada korteks.
Gangguan otak kronis ini ditaindai adanya kejang terjadi lebih dari dua kali dalam setahun.
2. Konvulsif adalah bangkitan dengan durasi lebih dari 5 menit, atau bangkitan berulang 2
tanpa disertai manifestasi motorik yang jelas namun didapatkan aktivitas bangkitan
4. Serial epilepsi adalah 3 kali kejang atau lebih dalam waktu 24 jam dengan pemulihan
diantara kejang.
5. Parsial epilepsi adalah terjadi kejang ketika aliran listrik yang berlebihan terletak pada satu
bagian otak. Kejang sebagian atau parsial terbagi menjadi kejang simpleks, kompleks, dan
kejang fokal yang kemudian berkembang menjadi kejang menyeluruh. Pada kejang
a. Kejang Simpleks
Motorik. Pada kejang simpleks motorik terjadi kekakuan dan gerakan menyentak
Sensorik. Pada kejang simpleks sensorik terjadi suatu sensasi abnormal yang dapat
Otonom. Kejang simpleks otonom mengenai sistem saraf otonom yang mengatur berbagai
fungsi organ seperti jantung, lambung, usus, sistem saluran kemih. Oleh karena itu, gejala
yang biasa dialami penderita adalah rasa berdebar-debar, rasa tidak enak pada perut, diare,
gangguan kontrol berkemih. Rasa tidak nyaman atau adanya sensasi aneh pada perut
b. Kejang Kompleks
Ada kejang jenis ini, pasien mengalami penurunan kesadaran. Penderita dapat
melakukan gerakan berulang yang tidak bertujuan, seperti bibir mencucu, mengunyah,
c. Kejang Fokal.
Merupakan kejang yang pada awalnya merupakan kejang sebagian, tetapi kemudian