Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN BLADDER TRAUMA

Anggota Kelompok:

1. Salma Putri Rinjani (A11601362)


2. Sari Restu Utami (A11601364)
3. Septia Fika Fatma (A11601366)
4. Siti Fatimah (A11601370)
5. Sulistianingsih (A11601375)
6. Tantri Puspita Rahayu (A11601381)
7. Tri Aji Nugroho (A11601384)
8. Umi Salamah (A11601388)
9. Wahyu Rizky Amelia (A11601393)
10. Zakiah Al Muniroh (A11601402)
11. Zidni Zidan (A11601403)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan Blader Trauma :
1. Risiko syok berdasarkan faktor resiko sepsis
2. Gangguan eliminasi urin b.d penyebab multiple.

B. Outcome keperawatan.
Outcome dari diagnosa risiko syok berdasarkan faktor resiko sepsis,
indikatornya :
1. Drainase purulen (070305)
2. Demam (070307)
3. Hipotermia (070329)
4. Nyeri (070333)
5. Kolonisasi kultur urin (070324)
Outcome dari diagnosa gangguan eliminasi urin b.d penyebab multiple,
indikatornya :
1. Kontrol nyeri (1605)
Indikator :
a. Pola eliminasi (050301)
b. Bau urin (050302)
c. Jumlah urin (050303)
d. Warna urin (050304)
e. Kejernihan urin (050304)
f. Mengosongkan kantong kemih sepenuhnya (050313)
g. Darah dalam urin (050314)

C. Intervensi Keperawatan dan Rasionalisasi.


Intervensi keperawatan untuk diagnosa risiko syok berdasarkan faktor
resiko sepsis adalah sebagai berikut:
1. Pencegahan shock (4260)
a. Monitor terhadap adanya tanda-tanda respon sindrom inflamasi
sistemik (misalnya; peningkatan suhu, takikardi, takipnea, hipokarbia,
leukositosis, leukopenia)
Rasionalisasi : untuk mengetahu ada tidaknya infeksi yang timbul dari
proses pengobatan yang di lakukan.

b. Memonitor status sirkulasi misalnya; tekanan darah, warna kulit,


temperatur kulit, bunyi jantung, nadi dan irama, kekuatan dan kualitas
nadi perifer, dan pengisian kapiler)
Rasionalisasi : untuk memantau tanda-tanda vital pasien sehingga
dapat di ketahui apabila terindikasi adanya kelainan yang mungkin
muncul.

c. Monitor suhu dan status respirasi.


Rasionalisasi : untuk mengetahui adanya infeksi.

d. Catat adanya memar, ptechiae, dan kondisi membran mukosa.


Rasionalisasi : Untuk memonitor kondisi luka.

e. Periksa urin terhadap adanya darah dan protein sesuai kebutuhan.


Rasionalisasi : untuk mengatahui ada tidaknya perdarahan atau
kekurangan cairan, dan mengetahui kebutuhan input cairan yang di
butuhkan.

f. Berikan agen anti inflamasi dan/ atau bronkodilator, sesuai kebutuhan.


Rasionalisasi : untuk mencegah adanya inflamasi atau kerusakan
jaringan.

Intervensi keperawatan untuk diagnosa gangguan eliminasi urin b.d


penyebab multiple adalah sebagai berikut :
1. Katerisasi urin (0580)
a. Jelaskan prosedur dan rasionalisasi kateterisasi
Rasionalisasi : Untuk mengedukasi pasien mengenai prosedur
pemeriksaan yang akan di lakukan.

b. Pasang alat dengan tepat


Rasionalisasi : untuk menghindari cedera

c. Berikan privasi dan tutupi pasien dengan baik untuk kesopanan (yaitu,
hanya mengekspos area genetalia)
Rasionalisasi : untuk menjaga kode etik perawat terhadap privasi
pasien.

d. Pertahankan teknik aseptik yang tepat.


Rasionalisasi : untuk menjaga sterilisasi.

e. Pastikan bahwa kateter yang di masukkan cukup jauh ke dalam


kandung kemih untuk mencegah trauma ada jaringan uretra dengan
inflasi balon.
Rasionalisasi : untuk mengunci kateter agar tidak lepas

f. Hubungkan retensi kateter ke kantung sisi tempat tidur drainase atau


pada kantung kaki.
Rasionalisasi : agar urine mengalir dengan baik dan tidak menggangu
posisi kenyamanan posisi pasien.

g. Pertahankan sistem drainase kemih tertutup dan terhalang.


Rasionalisasi : untuk mencegah kebocoran urine yang keluar

h. Monitor intake dan output


Rasionalisasi : untuk memonitor nutrisi dan cairan pasien.

Anda mungkin juga menyukai