Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMBERIAN SUSU


MELALUI OGT GUNA MENCUKUPI NUTRISI PADA PASIEN
NEONATUS DENGAN BBLR

Disusun guna memenuhi tugas praktek keperawatan klinik stase anak

Disusun oleh :
ARI CHAERYYAH
A32020015

PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN

ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMBERIAN SUSU


MELALUI OGT GUNA MENCUKUPI NUTRISI PADA PASIEN
NEONATUS DENGAN BBLR

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :


Ari Chaeryyah
A32020015

Telah di sahkan pada tanggal ……………. 2020

Mengetahui,
Fasilitator

Nurlaila, M. Kep
ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN

A. Analisa Tindakan Keperawatan


Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat
badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir (Nurarif, 2015). Bayi
berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi baru lahir yang
saat dilahirkan memiliki berat badan senilai < 2500 gram tanpa
menilai masa gestasi (Sholeh, 2014). Banyak yang masih
beranggapan apabila BBLR hanya terjadi pada bayi prematur atau
bayi tidak cukup bulan. Tapi, BBLR tidak hanya bisa terjadi pada
bayi prematur, bisa juga terjadi pada bayi cukup bulan yang
mengalami proses hambatan dalam pertumbuhannya selama
kehamilan (Profil Kesehatan Dasar Indonesia, 2014).
Etiologi dari BBLR dapat dilihat dari faktor maternal dan
faktor fetus. Etiologi dari maternal dapat dibagi menjadi dua yaitu
prematur dan IUGR (Intrauterine Growth Restriction). Yang
termasuk prematur dari faktor maternal yaitu Preeklamsia, penyakit
kronis, infeksi, penggunaan obat, KPD, polihidramnion, iatrogenic,
disfungsi plasenta, plasenta previa, solusio plasenta, inkompeten
serviks, atau malformasi uterin. Sedangkan yang termasuk IUGR
(Intrauterine Growth Restriction) dari faktor maternal yaitu Anemia,
hipertensi, penyakit ginjal, penyakit kronis, atau pecandu alcohol
atau narkortika. Selain etiologi dari faktor maternal juga ada etiologi
dari faktor fetus. Yang termasuk prematur dari faktor fetus yaitu
Gestasi multipel atau malformasi. Sedangkan, yang termasuk IUGR
(Intrauterine Growth Restriction) dari faktor fetus yaitu Gangguan
kromosom, infeksi intrauterin (TORCH), kongenital anomali, atau
gestasi multipel (Bansal, Agrawal, dan Sukumaran, 2013).
Bayi yang lahir dalam kondisi prematur memiliki kemampuan
yang kurang dalam koordinasi menghisap dan menelan yang
dibutuhkan untuk menyusu ke ibu atau minum melalui botol. Bayi
prematur masih memiliki sistem gastrointestinal yang belum matur
termasuk pengosongan lambung. Proses pengosongan lambung masih
bersifat imatur meskipun pada bayi yang lahir cukup bulan, sehingga
pada bayi prematur pengosongan lambung akan lebih lambat (Moore,
Pickler, 2017). Tanda objektif lain dari intoleransi minum yaitu
meningkatnya residu lambung, emesis dan distensi abdomen
(Wertheimer et al., 2019). Bayi prematur yang mengalami intoleransi
pemberian minum dapat menimbulkan masalah seperti perkembangan
saluran pencernaan terhambat dan kekurangan kalori yang dapat
menyebabkan masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Pemberian nutrisi secara tepat diperlukan untuk proses maturasi
dan perkembangan saluran pencernaan, penyerapan, dan fungsi
motorik (Padila, Agustien, 2019). Nutrisi dapat diberikan
menggunakan orogastric tube (OGT) atau nasogastric tube (NGT).
Perkembangan ketrampilan oral motor pada bayi prematur usia
gestasi kurang dari 34 minggu belum dapat mengkoordinasikan
secara simultan reflek menghisap, menelan dan bernapas sehingga
pemberian nutrisi melalui parenteral maupun enteral (Song et al,
2019). Nutrisi enteral lebih baik dibandingkan nutrisi parenteral.
Pemberian nutrisi secara enteral mampu merangsang pematangan
gastrointestinal dan mencegah atrofi usus. Nutrisi yang adekuat
sangat penting untuk pertumbuhan optimal bayi berat lahir rendah
(Padila et al., 2018). Nutrisi enteral lebih diutamakan dibandingkan
nutrisi parenteral karena dapat menghindari komplikasi yang terkait
kateterisasi vascular, sepsis, dan efek merugikan. Nutrisi parenteral
tetap penting
diberikan sebagai tambahan nutrisi enteral. Tujuan pemberian nutrisi
pada BBLR adalah untuk mencapai asupan enteral penuh dalam
waktu singkat namun tetap mempertahankan pertumbuhan dan
nutrisi optimal dan menghindari konsekuensi buruk dari kemajuan
makan yang cepat (Kumar et al., 2017).
Jenis susu yang terbaik untuk bayi adalah air susu ibu (ASI). ayi
yang mendapatkan ASI dapat menyerap lemak lebih banyak
dibandingkan bayi yang mendapatkan susu formula karena
kandungan lipase dalam ASI yang tidak ada dalam susu sapi.
Kandungan protein yang tinggi di dalam susu formula dapat
mempengaruhi keterlambatan waktu pengosongan lambung (Martin
et al., 2016; Nangia et al., 2018; Salas et al., 2020). Selain itu,
kandungan laktosa dalam susu matang (setelah 21 hari postpartum)
cukup konstan. Konsentrasi laktosa yang stabil penting dalam
menjaga tekanan osmotik konstan dalam ASI, membantu
penyerapan mineral dan kalsium.
Daftar Pustaka

Kumar, R. K., Singhal, A., Vaidya, U., Banerjee, S., Anwar, F., & Rao, S.
(2017). Optimizing Nutrition In Preterm Low Birth Weight
Infants-Consensus Summary. Frontiers in Nutrition, 4(20), 1–9.
Martin, C. R., Ling, P. R., & Blackburn, G. L. (2016). Review of Infant
Feeding: Key Features of Breast Milk and Infant Formula. In
Nutrients, 8(5), 279–289.
Moore, T. A., & Pickler, R. H. (2017). Feeding Intolerance, Inflammation,
and
Neurobehaviors in Preterm Infants. J Neonatal Nurse, 23(3),
134–141.
Nangia, S., Bishnoi, A., Goel, A., Mandal, P., Tiwari, S., & Saili, A.
(2018). Early Total Enteral Feeding in Stable Very Low Birth
Weight Infants: A Before and After Study. J Trop Pediatr, 64(1),
24–30.
Padila, P., & Agustien, I. (2019). Suhu Tubuh Bayi Prematur di Inkubator
Dinding Tunggal dengan Inkubator Dinding Tunggal Disertai
Sungkup. Jurnal Keperawatan Silampari, 2(2), 113–122.
Padila, P., Amin, M., & Rizki, R. (2018). Pengalaman Ibu dalam Merawat
Bayi Preterm yang Pernah dirawat di Ruang Neonatus Intensive
Care Unit Kota Bengkulu. Jurnal Keperawatan Silampari, 1(2),
1–16.
Salas, A. A., Li, P., Parks, K., Lal, C. V, Martin, C. R., & Carlo, W. A.
(2020). Early Progressive Feeding in Extremely Preterm Infants:
A Randomized Trial. The American Journal of Clinical Nutrition,
107(3), 365–370.
Song, D., Jegatheesan, P., Nafday, S., Ahmad, K. A., Nedrelow, J.,
Wearden, M., Nemerofsky, S., Pooley, S., Thompson, D., Vail,
D., Cornejo, T., Cohen, Z., & Govindaswami, B. (2019).
Patterned Frequency Modulated Oral Stimulation in Preterm
Infants: A Multicenter Randomized Controlled Trial. Plos One,
14(2), 1– 15.
Wertheimer, F., Arcinue, R., & Niklas, V. (2019). Necrotizing
Enterocolitis: Enhancing Awareness for the General Practitioner.
Pediatrics in Review, 40(10), 517–527.

Anda mungkin juga menyukai