Anda di halaman 1dari 6

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Profil kandidosis intertriginosa di Poliklinik Kulit dan Kelamin


RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
periode Januari - Desember 2013

1
Saranita V. G. Polii
2
Herry E.J. Pandaleke
2
Marlyn G. Kapantow

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian/SMF Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Email: saranitavgpolii@ymail.com

Abstract:Intertriginous candidosis is a fungal infection of the skin caused by Candida,


especially Candida albicans, in the skin fold areas. This study was aimed to obtain the profile
of intertriginous candidosis at Dermatovenereology clinic of Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital
Manado from January 2013 to December 2013. This was a descriptive retrospective study
using medical record data of new and old patients diagnosed as intertriginous candidosis
based on number of cases, age group, sex, occupation, location, precipitating factors, and type
of treatment. The results showed that of the 4099 total patients there were 40 patients (0.98%)
with intertriginous candidosis. It is most common in females (70%), aged 45-64 years
(42.5%), worked as civilized employee (32.5%), location on the groin (32.43%), precipitating
factor sweaty/damp environment (32.5%), and topical antifungal (65%).
Keywords: intertriginous candidosis

Abstrak: Kandidosis intertriginosa adalah infeksi jamur kulit yang disebabkan oleh jamur
Candida, cenderung oleh spesies Candida albicans pada daerah-daerah lipatan kulit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kandidosis intertriginosa di Poliklinik Kulit
dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013 – Desember 2013.
Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medik pasien baru dan
lama dengan diagnosis kandidosis intertriginosa yang berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013 – Desember 2013 berdasarkan
jumlah kasus, kelompok usia, jenis kelamin, pekerjaan, lokasi, faktor pencetus, dan jenis
pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 40 pasien (0,98%) kandidosis
intertriginosa dari keseluruhan total 4099 pasien. Persentase tertinggi ditemukan pada
perempuan (70%), kelompok usia 45-64 tahun (42,5%), pekerjaan pasien PNS (32,5%), lokasi
lipatan kulit pada lipat paha (32,43%), faktor pencetus berkeringat/lingkungan lembab
(32,5%), dan terapi antifungi topikal (65%).
Kata kunci: kandidosis intertriginosa

Candida albicans merupakan spesies yang dapat berubah menjadi patogen yang
tergolong dalam genus Candida. Jamur menyebabkan penyakit kandidiasis atau
Candida hidup dalam tubuh manusia kandidosis.1,2 Cara Candida menginfeksi
sebagai saprofit yang bisa tinggal dalam alat yaitu secara eksogen dan endogen, dan
pencernaan, alat pernapasan, dan vagina daerah yang paling sering diinfeksi yaitu
orang normal atau sehat, namun dalam pada area mukokutan, anus, vagina, dan
keadaan-keadaan tertentu jamur Candida saluran pencernaan.2

446
Polii, Pandaleke, Kapantow: Profil kandidosis intertriginosa...

Kandidosis menyerang semua umur METODE PENELITIAN


juga baik laki-laki maupun perempuan dan Jenis penelitian ialah deskriptif
memiliki gambaran klinis yang bermacam- retrospektif yang dilakukan di Instalasi
macam.1 Conant et al. (1971) mengelom- Rekam Medik serta Poliklinik Kulit dan
pokkan klasifikasi kandidosis berdasarkan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
tempat terkenanya sebagai kandidosis Manado. Penelitian ini dilakukan dari bulan
selaput lendir, kandidosis kutis, dan November – Desember 2015.
kandidosis sistemik.1 Populasi mencakup seluruh data pasien
Daerah-daerah yang dapat terinfeksi baru dan lama yang telah berobat di
pada kandidosis intertriginosa yaitu lipatan- Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof.
lipatan kulit, antara lain lipat paha, lipat Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari-
payudara, lipat perut, ketiak, glans penis, Desember 2013. Sampel penelitian yaitu
serta jari-jari tangan dan jari-jari kaki.1,2 seluruh data pasien yang didiagnosis
Faktor-faktor yang dapat memicu kandidosis intertriginosa di Poliklinik Kulit
terjadinya infeksi Candida pada kandidosis dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
intertriginosa antara lain pemakaian steroid Manado dalam periode tersebut. Variabel
sistemik maupun topikal, penurunan penelitian yang diambil ialah usia, jenis
imunitas karena berbagai sebab (misalnya, kelamin, pekerjaan, lokasi, faktor pencetus,
limfoma, AIDS), pemakaian antibiotik dan jenis pengobatan.
spektrum luas, diabetes melitus, aposisi
daerah-daerah kulit yang menghasilkan HASIL PENELITIAN
lingkungan yang lembab, dan obesitas.3 Penelitian ini dilakukan pada penderita
Di Jepang, dilaporkan bahwa kandi- dengan diagnosis kandidosis intertriginosa
dosis kutis terdapat pada 755 kasus dari di Instalasi Rekam Medik dan Poliklinik
72.660 pasien yang keluar dari RS, dimana RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
kandidosis intertriginosa merupakan kasus periode Januari sampai dengan Desember
yang paling sering yaitu 347 kasus 2013.Terdapat 40 pasien yang didiagnosis
(45,96%).4 Penelitian di suatu provinsi di Irak kandidosis intertriginosa dari 4099 total
menunjukkan persentase kandidosis kutis pasien dengan persentase sebesar 0,98%.
sebanyak 26,2% dari keseluruhan infeksi Tabel 1 menunjukkan kasus kandidosis
jamur kulit. Secara signifikan, distribusi intertriginosa lebih sering pada perempuan
kandidosis intertriginosa menunjukkan yaitu 28 dari 40 kasus (70%), sedangkan
persentase 62,9% dibanding bagian kulit pada laki-laki terdapat 12 kasus (30%).
lainnya dan bila dihubungkan dengan jenis
kelamin, wanita (64%) terbanyak menderita Tabel 1. Distribusi kandidosis intertriginosa
kandidosis intertriginosa.5 Penelitian yang menurut jenis kelamin
dilakukan Wowor et al.6 di Poliklinik Kulit Jenis kelamin Jumlah %
dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Laki-laki 12 30
periode Januari-Desember 2012 melapor- Perempuan 28 70
kan bahwa terdapat 37 pasien (3,37%) Total 40 100
kandidosis intertriginosa dari 1096 pasien
baru. Tabel 2 menunjukkan kelompok usia
Berdasarkan latar belakang diatas, 45-64 tahun merupakan yang paling sering
dapat disimpulkan bahwa kandidosis kutis menderita kandidosis intertriginosa dengan
merupakan infeksi jamur kulit yang paling jumlah 17 orang (42,5%), diikuti oleh
sering ditemukan dengan persentase kasus kelompok usia ≥65 tahun (27,5%).
tertinggi pada kandidosis intertriginosa.3,9 Tabel 3 menunjukkan pekerjaan pasien
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan terbanyak yaitu PNS sejumlah 13 pasien
profil kandidosis intertriginosa di Poliklinik (32,5%) diikuti IRT (25%). Pada
Kulit dan Kelamin Prof. Dr. R. D. Kandou. keterangan tidak bekerja, 1 dari 2 pasien
tersebut yaitu bayi dengan usia < 1 tahun.

447
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Tabel 2. Distribusi kandidosis intertriginosa pencetus terbesar kandidosis intertriginosa


menurut kelompok umur yaitu pada 13 pasien (32,5%) diikuti oleh
Usia (tahun) Jumlah % diabetes melitus (25%).
<1 1 2,5
1-4 0 0 Tabel 5. Distribusi kandidosis intertriginosa
5-14 0 0 menurut faktor pencetus
15-24 2 5 Faktor pencetus Jumlah %
25-44 9 22,5 Diabetes melitus 10 25
45-64 17 42,5 Berkeringat/ 13 32,5
≥65 11 27,5 Lingkungan lembab
Total 40 100 Obesitas 1 2,5
Tidak diketahui 16 40
Tabel 3. Distribusi kandidosis intertriginosa Total 40 100
menurut pekerjaan
Pekerjaan Jumlah % Tabel 6 memperlihatan bahwa obat
Pegawai Negeri Sipil 13 32,5 yang paling sering diberikan pada pasien
Pegawai Swasta 7 17,5 kandidosis intertriginosa ialah antifungi
Ibu Rumah Tangga 10 25 topikal (65%) sedangkankombinasi obat
Pensiunan 6 15 kedua terbanyak yang diberikan ialah
Suster biara 1 2,5 antifungi topikal dan antibiotik topikal
Guru olahraga 1 2,5 (27,5%).
Tidak bekerja 2 5
Total 40 100
Tabel 6. Distribusi kandidosis intertriginosa
menurut terapi pengobatan
Tabel 4 menunjukkan total jumlah
yaitu 70. Hal ini dikarenakan hanya 19 Terapi obat Jumlah %
pasien yang memiliki lesi pada 1 lokasi, Antifungi topikal 26 65
selain itu 21 pasien lainnya memiliki lesi Antifungi topikal + 11 27,5
Antibiotik topikal
pada 2-3 lokasi. Dari keseluruhan lokasi
Antifungi topikal + 1 2,5
didapati bahwa lipat paha merupakan lokasi Antibiotik sistemik
lipatan kulit yang paling sering terjadi Antifungi sistemik + 1 2,5
(31,43%) diikuti oleh ketiak (24,29%). Antifungi topikal
Antifungi sistemik + 1 2,5
Tabel 4. Distribusi kandidosis intertriginosa Antibiotik sistemik
menurut lokasi lipatan kulit Total 40 100
Keterangan:
Lokasi Jumlah % Antifungi topikal: ketokonazole, mikonazole
Ketiak 17 24,29 Antifungi sistemik:ketokonazole, itrakonazole
Lipat payudara 10 14,28 Antibiotik topikal:asam fusidat, gentamisin
Lipat paha 22 31,43 Antibiotik sistemik:klindamisin, cefadroxil
Lipat perut 9 12,86
Sela jari kaki 6 8,57 BAHASAN
Leher 6 8,57 Penelitian ini dilakukan dengan
Total 70 100 menggunakan data rekam medik penderita
kandidosis intertriginosa yang berobat di
Tabel 5 menunjukkan jumlah Poliklinik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
keseluruhan pasien yang memiliki data Manado periode Januari-Desember 2013.
mengenai faktor pencetus yaitu 24 pasien Berdasarkan hasil penelitian terdapat 40
sedangkan 16 pasien lainnya tidak memiliki pasien (0,98%) didiagnosis kandidosis
data yang lengkap. Berdasarkan data 24 intertriginosa pada tahun 2013. Jika
pasien tersebut didapati bahwa berkeringat/ dibandingkan dengan penelitian yang
lingkungan lembab merupakan faktor dilakukan oleh Wowor et al.6 jumlah pasien

448
Polii, Pandaleke, Kapantow: Profil kandidosis intertriginosa...

kandidosis intertriginosa pada tahun 2012 pakaian yang tertutup sepanjang hari dan
tidak jauh berbeda dibanding pada tahun sepatu tertutup. Hal ini menyebabkan
2013 yaitu 37 pasien (3,37%) dari 1096 meningkatnya kelembaban dalam lipatan
keseluruhan pasien baru. Penurunan angka kulit dan dapat memicu peningkatan
kejadian di tahun 2013 menunjukkan pertumbuhan jamur.10 Pekerjaan kedua
kemungkinan meningkatnya pemahaman terbanyak yaitu ibu rumah tangga (IRT)
dan kesadaran masyarakat akan kesehatan sebesar 25%. Sebagian besar IRT
kulit khususnya penyakit kandidosis mengerjakan pekerjaan rumah, baik pada
intertriginosa. daerah basah (air) maupun kering.
Pada distribusi penyakit menurut jenis Kontaminasi kulit pada daerah basah yang
kelamin, kasus kandidosis intertriginosa berlebihan dapat menghasilkan lingkungan
lebih banyak ditemukan pada perempuan yang lembab sehingga mendukung untuk
(70%) dibanding laki-laki (30%). Dikaitkan pertumbuhan jamur.8,10
dengan penelitian yang dilakukan di Irak5 Distribusi lokasi lipatan yang terkena
dan Wowor et al.6, pada perempuan lebih kandidosis intertriginosa mendapatkan hasil
banyak didapati kasus kandidosis lipat paha (31,43%) terbanyak, diikuti
intertriginosa. Hal ini mungkin disebabkan ketiak (24,29%), dan lipat payudara
oleh cara dan perilaku perempuan di (14,28%). Hal ini disebabkan bagian lipat
kalangan masyarakat yaitu misalnya cara paha merupakan daerah yang paling
berpakaian yang ketat dan pakaian tertutup serta sering terjadi gesekan kulit
tertutup,7 serta penggunaan sepatu tertutup dan menghasilkan lingkungan lembab yang
pada laki-laki maupun pada perempuan mendukung bertumbuhnya jamur Candida
dengan bagian depan lebih kecil sehingga sehingga dapat menyebabkan terjadinya
membuat lipatan-lipatan kulit menjadi kandidosis intertriginosa.10 Lokasi kedua
lembab dan menghasilkan keringat yang terbanyak yaitu pada ketiak. Hal ini
berlebih dan rentan terhadap infeksi disebabkan ketiak menghasilkan banyak
kandidosis intertriginosa. Lipatan payu- keringat yang membuat daerah tersebut
dara juga yang dimiliki perempuan menjadi lembab dan menyebabkan
merupakan lokasi lipatan kulit yang pertumbuhan jamur Candida.8 Lokasi
tertutup dan menghasilkan lingkungan yang terbanyak selanjutnya yaitu pada lipatan
lembab.10 payudara, yang sering menjadi lembab
Pada penelitian ini kandidosis inter- karena tertutup oleh pakaian.3,7 Pada laki-
triginosa paling banyak ditemukan pada laki tidak memiliki lipatan payu dada
kelompok usia 45-64 tahun (42,5%), diikuti kecuali laki-laki dengan obesitas.
oleh usia ≥65 tahun (27,5%). Hal ini Sebagian besar pasien memiliki lesi
mungkin disebabkan pada orang tua atau lebih dari satu lokasi lipatan kulit. Hal ini
usia lanjut terjadi penurunan imunitas atau mungkin dikarenakan kurangnya kesadaran
status imunologik yang sudah tidak pasien untuk langsung memeriksakan diri
sempurna1, dimana terdapat penyakit yang ke dokter karena menganggap lesi yang
rentan terhadap kandidosis misalnya timbul hanya merupakan lesi biasa yang
diabetes melitus atau penyakit imunologik akan hilang dengan sendirinya atau diobati
lainnya. Pada usia <1 tahun terdapat 1 dengan cara sendiri, sehingga setelah
pasien (2,5%) dikarenakan penggunaan munculnya lesi di beberapa lokasi baru
pampers yang menghasilkan aposisi datang memeriksakan diri ke dokter.
lingkungan yang lembab.3 Faktor pencetus kandidosis intertrigi-
Pekerjaan dari pasien kandidosis nosa hanya didapatkan 24 dari 40
intertriginosa melalui data penelitian keseluruhan total pasien dan menunjukkan
didapatkan terbanyak sebagai Pegawai persentase terbesar yaitu pada pasien
Negeri Sipil (PNS) yaitu sebanyak 13 dengan berkeringat/lingkungan lembab
pasien (32,5%). Pada orang yang bekerja (32,5%). Hal ini mungkin disebabkan
sebagai PNS, kemungkinan menggunakan antara lain akibat penggunaan pakaian

449
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

tertutup dan ketat serta sepatu yang pasien dengan kandidosis intertriginosa
tertutup. Dengan lingkungan seperti ini sering didapati terjadinya infeksi
yaitu pada saat berkeringat lebih maka sekunder.1,11 Oleh sebab itu, kedua obat ini
jamur Candida dapat bertumbuh dan paling umum diberikan pada pasien
berkembang.7 Persentase kedua tertinggi kandidosis intertriginosa.
yaitu pada penyandang diabetes melitus
(25%). Hal ini disebabkan penyandang SIMPULAN
diabetes melitus ditandai dengan Berdasarkan hasil penelitian dan
hiperglikemia yang disebabkan oleh bahasan didapatkan angka kejadian
defisiensi atau penurunan efektifitas kandidosis intertriginosa 0,98% dari 4099
insulin. Tingginya kadar glukosa darah pasien di Poliklinik Kulit dan Kelamin
dapat menyebabkan meningginya kadar RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
glukosa kulit sehingga mempermudah tahun 2013.
timbulnya infeksi jamur. Infeksi jamur Kasus kandidosis intertriginosa
Candida albicans lebih mudah pada pasien terbanyak pada perempuan, kelompok usia
dengan keadaan imunokompremise seperti 45-64 tahun, pekerjaan sebagai PNS, lokasi
diabetes melitus.12 Urutan ketiga yaitu lipat paha, faktor pencetus berkeringat/
obesitas dengan persentase 2,5%. Obesitas lingkungan lembab, antifungi azol topikal,
sebagai salah satu faktor pencetus dan kombinasi obat antifungi topikal dan
kandidosis intertriginosa didapatkan pada 1 antibiotik topikal.
pasien (0,25%) dengan TB 178cm dan BB
80kg sehingga didapatkan IMT 27 (obese SARAN
I). Pada 39 pasien lainnya tidak ada data Perlu meningkatkan dan memperjelas
tentang TB dan BB. Pada obesitas, tubuh kelengkapan dalam pengisian status pasien
menjadi lebih banyak berkeringat dan termasuk kelengkapan status faktor risiko
lembab serta terdapat banyak lipatan- sehingga dapat mempermudah penelitian di
lipatan pada kulit.3 kemudian hari.
Terapi obat yang paling sering diguna-
kan ialah antifungi topikal (ketokonazole, DAFTAR PUSTAKA
mikonazole) sebanyak 26 pasien (65%). 1. Kuswadji. Kandidosis. In: Djuanda A,
Terapi ini lebih dominan diberikan karena Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu
cukup untuk mengatasi infeksi jamur pada Penyakit Kulit dan Kelamin (6th ed).
kulit.1,11 Pada beberapa pasien juga Jakarta: FKUI, 2015; p. 106-9.
2. Siregar RS. Mikosis intermediet: Kandidiasis.
dikombinasikan dengan antibiotik topikal
In: Penyakit Jamur Kulit (2nd ed).
(asam fusidat dan gentamisin) (27,5%). Jakarta, 2005; p. 44-60.
Pengobatan antibiotik dapat menghambat 3. Brown RG, Burns T. Infeksi jamur. In: Safitri
pertumbuhan dan membasmi mikroba jenis A, editor, Lectures Notes: Dermatologi
lain pada kulit yang terinfeksi serta (8th ed). Jakarta, 2005; p. 38-40.
menghilangkan penyebab infeksi 4. Scott SD. Cutaneous candidiasis. 2006 [cited
1,9
sekunder. 2015 Okt 1]. Available from:
Dari jenis obat yang diberikan pada http://www.medlineplus.com
pasien, yang paling banyak digunakan yaitu 5. Hasan ASH, Al-Duliami AA, Al-Azawi NS.
antifungi topikal yaitu sebanyak 39 dari 40 The rate of cutaneous candidiasis in
pasien dan 2 pasien diberikan antifungi patients with skin mycoses in
sistemik. Infeksi jamur dengan lesi yang Baquba/Diyala Province Iraq. Iraq J
Comm Med. 2008;3:245-5.
tidak luas pada kulit dapat diberikan
6. Wowor SR, Pandaleke Herry EJ, Kapantow
antifungi berupa topikal atau oles, MG. Profil kandidosis intertriginosa di
sedangkan pemberian antifungi sistemik Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP
atau oral diberikan pada pasien dengan Prof. Dr. R. D. Kandou periode
infeksi yang luas.13 Antibiotika topikal Januari-Desember 2012. eCl.
diberikan pada 11 pasien, karena pada 2014;2(1).

450
Polii, Pandaleke, Kapantow: Profil kandidosis intertriginosa...

7. Kondo RV, Garg A. Yeast infection: 2015 [cited 2015 Okt 7]. Available
Candidiasis, Tinea (Pityriasis) from: http: //www.
Versicolor, and Malassezia uptodate.com/contents/candidal-
(Pityrosporum) Folliculitis. In: intertrigo#H4
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, 11. Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP.
Paller AS, Leffell DJ, Wolf K, editors. Fungal infection of the skin, hair, and
Fitzpatrick’s Dermatology in General nails. In: Fitzpatrick’s Color Atlas and
Medicine (8th ed). USA: McGraw-Hill, Synopsis of Clinical Dermatology (7th
2012; p. 2301-7. ed). Mc Graw-Hill, 2013; p. 591-3.
8. James WD, Berger TG, Elston DM. Disease 12. Octavia PA, Ramona F, Pramuningtyas R.
Resulting from fungi and yeasts. In: Hubungan penyakit diabetes melitus
Andrew’s Disease of the Skin Clinical dengan kejadian kandidiasis kutis di
Dermatology (10th ed). Saunders RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Elsevier, 2006; p. 308-11. [Skripsi]. Surakarta: Universitas
9. Scheinfeld NS, Lambiase MC, Lehman DS, Muhammaduyag; 2014.
Allan JM. Cutaneous Candidiasis. 13. Winata SM. Obat antifungal. 2014 [cited 17
2015 April 29 [cited 2015 Sept 25]. Januari 2016]. Available from:
Available from: http: //emedicine. http://www.kerja-obat-antifungal-
medscape.com/article/213853- scribd.com.
overview#a7
10. Dellavalle RP, Rosen T. Candidal intertrigo.

451

Anda mungkin juga menyukai