TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
yang dimiliki dan dikuasai oleh seseorang diperoleh melalui pengalaman, baik
program KB sudah semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan peningkatan peserta
Pemerintah, Klinik KB Swasta, Dokter Praktek Swasta, dan Bidan Praktek Swasta
(BKKBN, 2013).
kontrasepsi yang tepat merupakan hal penting dalam upaya perlindungan terhadap
berdampak terhadap peningkatan angka kematian ibu hamil dan bersalin, angka
kehamilan yang tidak diinginkan, dan angka kejadian penyakit menular seksual,
serta angka kejadian gangguan kesehatan akibat efek samping kontrasepsi. Hasil
enam peringkat:
7
1) Tahu (know)
tingkatan ini, tekanan utama pada pengenalan kembali fakta, prinsip, aturan, atau
strategi penyelesaian masalah. Beberapa kata kerja yang dipakai untuk mengukur
kemampuan tingkat tahu (know) antara lain: atur; kutip; urutkan; tetapkan; daftar;
beri nama; garis bawahi; nyatakan; ulangi; reproduksi; tabulasi; pilih (Shirran,
2008).
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi (aplication)
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain (Notoatmodjo, 2007). Beberapa
kata kerja yang digunakan untuk mengukur tingkat aplikasi seseorang adalah:
4) Analisis (analysis)
dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada
tingkat analisis antara lain: analisis; garis bawahi; bedakan; tunjukkan; rincikan;
5) Sintesis (synthesis)
Beberapa kata kerja yang digunakan dalam mengukur tingkat sintesis adalah:
6) Evaluasi (evaluation)
suatu materi atau objek dan didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau dengan ketentuan yang sudah ada sehingga, mampu menyatakan alasan untuk
(Shirran, 2008).
2.2 Pendidikan
yang sistematis, berurutan, dan terencana, terdiri dari dua operasi utama yang
balik dengan lingkungan social budaya dan alam sekitar serta dapat
Wulansari dan Hartanto (2002), juga menyatakan bahwa tingkat pendidikan ibu
yang erat dengan faktor sosial, ekonomi, perilaku demografi seperti pendapat,
gaya hidup dan status kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat
mempengaruhi fertilitas. Daya guna kontrasepsi terdiri atas daya guna teoritis atau
kemampuan suatu cara kontrasepsi bila dipakai secara tepat, sesuai dengan
instruksi dan tanpa kelalaian. Daya guna pemakaian adalah perlindungan terhadap
pemberian air susu ibu (ASI). MAL efektif sebagai kontrasepsi apabila ibu
menyusui secara penuh, belum haid, umur bayi kurang dari enam bulan,dan lebih
efektif bila pemberian ASI lebih dari 8 kali sehari. Setelah enam bulan,
pada enam bulan pertama pasca persalinan, segera efektif, tidak mengganggu
senggama, tidak ada efek samping secara sistemik, tidak perlu pengawasan medis,
tidak perlu obat atau alat, dan tanpa biaya (BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012).
menyadari akan terjadinya ovulasi sampai tiga hari setelah ovulasi. Mukus atau
lendir serviks sangat penting artinya dalam membantu sperma untuk bergerak
naik lewat serviks dan uterus. Pada saat ovulasi, mukus serviks dipersiapkan oleh
kadar estrogen yang tinggi sehingga pada saat ini mukus menjadi encer, jernih,
b. Sistem Kalender
sederhana sejak periode haid terakhir, metode ini sangat tergantung pada
keteraturan siklus haid dan fase luteal yang konstan.Cara ini tidak cocok bagi
wanita yang siklus haidnya tidak teratur dan yang mendekati menopause. Metode
ini juga tidak dapat dilaksanakan pada waktu laktasi, kecuali pada periode
abstinensia yang lama. Angka kegagalan pada metode ini cukup tinggi dan sudah
c. Metode Temperatur
mempunyai efek termogenik (efek menaikkan suhu tubuh). Wanita yang ingin
menggunakan metode ini harus mencatat suhu basalnya setiap pagi dan pada saat
kenaikan suhu tubuh sebesar kurang lebih 0,5°C. Kenaikan ini akan bertahan
dimulainya masa haid. Dengan metode ini, wanita tersebut tidak dapat
meramalkan kapan ovulasi akan terjadi dan baru mengetahuinya setelah ovulasi
terjadi. Karena itu penerapan metode ini secara ketat akan meliputi abstinensia
(puasa senggama) sejak mulai menstruasi sampai tiga hari penuh setelah suhu
tubuh naik. Keraguan dapat timbul akibat variasi temperatur oleh sebab-sebab
d. Metode Simtotermal
Pada metode ini harus mendapat instruksi untuk metode lender serviks dan
suhu basal, ibu dapat menentukan masa subur dengan mengamati suhu tubuh dan
lendir serviks. Setelah darah haid berhenti, ibu dapat bersenggama pada malam
hari kering dengan berselang sehari selama masa tak subur. Masa subur mulai
ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir, pada masa ini harus pantang
e. Senggama Terputus
Menurut Sinclair (2001) Cara kerja metode ini dengan cara menarik keluar
penis yang sedang ereksi dari vagina sebelum ejakulasi untuk mencegah sperma
masuk ke dalam vagina. Butuh pengalaman tentang orgasme dan kontrol diri dari
karena telah tertulis pada kitab tua dan diajarkan kepada masyarakat. Di Perancis
pihak. Kegagalan hamil sekitar 33% sampai 35% karena semen keluar sebelum
a. Diafragma
Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim, terbuat dari bahan
karet dan agak tebal. Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina, semacam sekat
Diafragma vagina yang berupa kubah karet sirkular dengan garis tengah bervariasi
c. Spermisida
kejadian hamil tinggi ekitar 35% karena pemasangan tidak sempurna atau terlalu
(2005), kontrasepsi ini dipasarkan dalam bentuk krim, jeli, supositoria, tissue
(film) dan busa dalam wadah aerosol. Spermisida ini digunakan secara luas di
negeri ini, terutama oleh wanita yang tidak dapat menerima kontrasepsi oral atau
estrogen dan rogesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil,
Menurut Ridarineni (2006) fungsi utama dari kontrasepsi ini adalah untuk
di dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis
berikut:
rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, dan liang
senggama kering.
a. Pil KB
hormonal tubuh, dua belas pil pertama hanya mengandung estrogen, pil
partum.
Sistem kemasan pil diatur dengan sistem 28 dan sistem 22/21, pada sistem
28 peserta KB pil terus minum pil tanpa pernah berhenti, sedangkan pada sistem
22/21 peserta KB pil berhenti minum pil selama 7 sampai 8 hari dengan mendapat
Bila komplikasi yang berat dalam bentuk perdarahan dan mual muntah
b. Suntik KB
dilakukan setiap 3 bulan sekali (depo provera), 10 minggu (norigest), dan setiap 1
sebagai berikut:
yang ireguler dan tidak dapat diduga sampai terjadi amenorea pada sebagian besar
wanita.
70% wanita menjadi hamil pada akhir tahun pertama pemakaian, namun dapat
1) Pemberiannya sederhana
5) Dapat dipakai atau diberikan pasca prsalinan, pasca keguguran, atau pasca
menstruasi
19
mendapatkan menstruasi
pada lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus
silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk
dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Di dalamnya berisi zat aktif
5) Biaya ringan
20
a. Kondom
Dulu kondom terbuat dari kulit atau usus binatang. Setiap akan digunakan
direndam dulu, kemudian terbuat dari linen, kini kondom terbuat dari karet yang
tipis dan elastis, bentuknya seperti kantong. Fungsi kondom sebenarnya untuk
kondom menghasilkan proteksi yang cukup besar tetapi tidak mutlak terhadap
beragam penyakit menular seksual, termasuk infeksi HIV, gonorea, sifilis, herpes,
klamidia, dan trikomoniasis. Kekurangan metode ini adalah mudah robek bila
tergores kuku atau benda tajam lainnya, membutuhkan waktu untuk pemasangan,
Alat ini berupa benda kecil terbuat dari plastik atau logam yang
dimasukkan ke dalam kavum endometrium, AKDR atau sering disebut IUD (Intra
21
tersebut akan kembali kepada bentuk semula, yaitu bentuk pegas, sebagian besar
IUD memiliki seutas benang yang kecil. Benang ini menjulur ke dalam vagina
yakin bagaimana mekanisme kerja AKDR dalam mencegah kehamilan. Ada yang
setempat, dengan sebukan leukosit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma.
Tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus selain
menimbulkan reaksi radang seperti pada AKDR biasa, juga menghambat khasiat
anhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkan hormon juga
2008).
3) Leukorea sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih
basah
kehamilan ektopik
Margulis, lippes loop, AKDR M (Metal) dengan hasil yang baik. Kini telah
a. Tubektomi
dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan alam jangka panjang
sampai seumur hidup, kadang-kadang tindakan ini masih dapat dipulihkan seperti
Dahulu tindakan ini disebut sterilisasi dan dilakukan atas indikasi medis,
ibu atau penyakit keturunan. Kini tubektomi dilakukan untuk membatasi jumlah
ke-19, sterilisasi dengan mengangkat uterus atau kedua ovarium. Pada tahun 50-
tuba uterina.
Pada akhir abad ke- 19, dilakukan dengan mengikat tuba uterina namun
pengikatan tuba uterina. Dulu, sterilisasi dibantu oleh anastesi umum dengan
membuat sayatan atau insisi yang lebar dan harus dirawat di rumah sakit. Kini
operasinya tanpa dibantu anastesi umum dengan hanya membuat insisi kecil dan
maka tubektomi akan dipersulit oleh edema tuba uterina, infeksi, dan kegagalan.
Edema tuba uterine akan berkurang setelah hari 7-10 pasca persalinan. Tubektomi
setelah hari itu lebih dipersulit oleh adanya penciutan alat-alat genital dan
Ada 4 cara tindakan untuk mencapai tuba uterin yaitu laparotomi biasa,
tubektomi yaitu cara pomeroy, kroemer, irving, pemasangan cincin Falope, klip
b. Vasektomi
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia, sehingga alur
Dan kemudian ujung yang terpotong diputar balik serta disegel dengan
diatermi. Prosedur vasektomi temporer kini juga sedang diteliti. Efek kontrasepsi
pada tindakan ini baru tercapai setelah semua sperma yang tertinggal di atas
bagian vasa deferensia yang dipotong itu sudah terdorong keluar dalam tubuh.
Ekskresi sperma keluar tubuh ini memerlukan 20-30 kali ejakulasi (Farrer, 2003).
pilihan kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode
yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode tersebut mungkin tidak dapat
suatu metode, pasangan usia subur harus menimbang berbagai faktor, termasuk
25
tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas secara aman, efektif,
dengan metode yang dapat diterima, baik secara perseorangan maupun budaya
terpaksa memilih metode yang tidak cocok dengan konsekuensi yang merugikan
2007).
26
Faktor Perdisposisi
(Predisposing factors) :
Pengetahuan dan Pendidikan
Faktor Penguat
(Reinforcing factors)
Peraturan –Peraturan,
Pengawasan
Berdasarkan bagan 2 di bawah ini, variable independen pada penelitian ini adalah
Pengetahuan
Pemakaian Alat
Kontrasepsi
Pendidikan
Hipotesis
bahwa :