Selain itu, negara juga menjelaskan mengenai apa saja tujuan pendidikan nasional seperti yang
tercantum dalam Undang Undang dan Tap MPRS. Berikut ini tujuan pendidikan nasional menurut
undang undang dan Tap MPRS,
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan
pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
doa-mustajab
Pendidikan Merupakan Salah Satu faktor penting bagi sebuah bangsa. semakin maju pendidiakan,
semakin maju pula negara tersebut. pemerintah dari tahun ke tahun selalu melakukan perbaikan
tatanan pendidikan. perbaikan tersebut bertujuan untuk mencetak sumber daya manusia yang akan
menjadi penerus bangsa. perubahan yang dilakukan pemerintah tetap mengacu pada isi tujuan
pendidikan nasional yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3.
“Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Berikut ini uraian 5 tujuan pendidikan nasional yang menjadi acuan utama dalam memajukan
pendidikan
1. Manusia Yang Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Dasar negara kita adalah pancasila, pada sila pertama dijelaskan bahwa setiap warga memiliki kewajiban
untuk memeluk agama dengan asas tuhan yang maha esa. tujuan pendidikan yang pertama ini jelas
bahwa iman dan takwa kepada tuhan yang maha esa adalah faktor penting yang berpengaruh besar
pada kualitas sumber daya manusia. pendidikan nasional harus mengedepankan pendidikan agama,
dengan kualitas pendidikan agama yang baik maka hubungan manusia dengan Tuhan-NYA dan sesama
manusia juga akan membaik. jika tujuan ini tercapai maka suatu bangsa akan memiliki calon penerus
dengan sumber daya manusia yang baik.
2. Berakhlak Mulia
Setiap individu memilika sifat yang berbeda, anak kembar sekalipun pasti memiliki perbedaan sifat.
perbedaan sifat ini akan berpotensi menimbulkan konflik antar individu. akhlak merupakan suatu cara
individu dalam melakukan sesuatu. Akhlak mulia adalah salah satu solusi untuk menghindari konflik
antar individu. tujuan pendidikan yang kedua ini harus diterapkan pada pendidikan pada level terendah
sampai tertinggi. dengan adanya akhlak mulia kehidupan dalam berbangsa dan bernegara menjadi lebih
baik
3. Cakap
Cakap menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sanggup dalam melakukan sesuatu. selama
atau setelah mengenyam pendidikan peserta didik harus memiliki suatu kecakapan tertentu. Cakap
dalam menulis dan membaca merupakan keharusan peserta didik. dengan kedua kemampuaan tersebut
maka diharapkan peserta didik dapat memahami dan menyampaikan apa yang dipelajarinya. Tujuan
pendidikan ini penting sebagai tolak ukur kualitas sumber daya manusia suatu bangsa.
4. Kreatif
Memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan adalah definisi dari kreatif. Kreatif
merupakan kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah dengan berbagai cara.Berbagai macam
solusi dari suatu masalah dapat tercipat dari kreatifitas individu. Tujuan Pendidikan ini harus diterapkan
untuk menjadikan peserta didik memiliki kemempuan untuk menyelesaikan masalah nya sendiri atau
membantu orang lain. Dengan kreatifitas, peserta didik diharapkan dapat berkontribusi dalam
memberikan solusi untuk berbagai masalah yang ada pada bangsa. Kreatifitas dapat diterapkan dalam
llingkungan pendidikan, misalnya dengan pembelajaran yang menarik, diskusi kelompok maupun
presentasi.
5. Mandiri
Mandiri adalah keadaan dimana seorang individu dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang
lain. Seorang yang mandiri tidak akan melibatkan orang lain dalam melakukan sesuatu yang dapat
dilakukanya sendiri. kemandirian dapat diterapkan dalam kehidupan belajar mengajar, contohnya
adalah kejujuran dalam mengerjakan ujian. Pada Tujuan Pendidikan ini diharapkan peserta didik mampu
melakukan segala sesuatunya tanpa bantuan orang lain, sehingga nantinya jika dalam keadaan terdesak
peserta didik mempu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Bentuk Pemererintahan negara kita adalah Demokrasi, Demokrasi berasal dari kata demos yang artinya
rakyat dan kratos yang artinya kekuasaan, sehingga dapat diartikan bahwa kekuasaan tertinggi dalam
negara dipegang oleh rakyat. dalam kehidupan berdemokratis perlu adanya batasan batasan yang
membatasi kebebasan individu dalam bernegara, sehingga pada tujuan pendidikan ini demokratis
disandingkan dengan bertanggung jawab agar terciptanya kehidupan demokratis yang sesuai dengan
prinsip dasar demokratis. tujuan pendidikan ini juga dapat diterapkan dalam suasana pembelajaran,
misalnya dengan diskusi tanya jawab dengan membahas berbagai topik.
Tujuan Pendidikan Nasional Menurut UU. No 20 Tahun 2003 | Pengertian & Fungsinya
Tujuan Pendidikan Nasional – Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003. Pengertian pendidikan
merupakan usaha yang dilandasi kesadaran dan terencana untuk menciptakan proses pembelajaran dan
suasana belajar.
Supaya murid dapat mengembangkan potensi diri secara aktif untuk mendapatkan keterampilan, akhlak
mulia, kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri, dan kekuatan spiritual keagamaan yang diperlukan
oleh dirinya sendiri dan masyarakat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menuliskan bahwa pendidikanterdiri dari kata didik dan dilengkapi
dengan imbuhan pe dan akhiran an yang artinya adalah cara atau proses atau disebut juga perbuatan
mendidik.
Pendidikan merupakan proses untuk mengubah tata laku dan sikap seseorang atau kelompok dan usaha
untuk mendewasakan manusia dengan cara pelatihan dan pengajaran.
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, KI Hajar Dewantara menjelaskan bahwa pendidikan merupakan
tuntutan hidup dalam kehidupan anak-anak. Artinya adalah menuntun semua kodrat pada kekuatan
anak-anak tersebut sehingga anak-anak dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-
tingginya.
H. Horne mengatakan bahwa pendidikan merupakan proses yang abadi untuk manusia yang sudah
berkembang secara mental dan fisik. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa
“Pendidikan adalah pertolongan atau bimbingan oleh orang dewasa kepada anak-anak untuk mencapai
tahap dewasa yang bertujuan supaya anak tersebut dapat melaksanakan tugas hidup dengan baik tanpa
bantuan dari orang lain”.
catkayu.net
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan manusia Indonesia dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Manusia yang mempunyai takwa dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
mempunyai budi pekerti yang luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, kesehatan rohani, dan jasmani,
keterampilan dan pengetahuan, dan terakhir mempunyai rasa tanggung jawab untuk berbangsa dan
bermasyarakat.
Secara Lebih Lengkap Pendidikan Nasional Menurut UU No. 20 Tahun 2003 adalah:
Pengertian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Jika kita mendapatkan pendidikan, maka kita akan mempunyai motivasi untuk menjadi seseorang yang
lebih baik dalam semua aspek kehidupan. Pendidikan adalah salah satu persyaratan untuk memajukan
bangsa ini sehingga pendidikan harus dimulai sejak dini mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan
tinggi.
Belajar untuk mengetahui sesuatu, belajar untuk melakukan sesuatu, belajar untuk menjadi sesuatu,
dan belajar untuk hidup bersama-sama. Ini adalah empat pilar pendidikan yang menggabungkan tujuan
SQ, EQ, dan IQ.
pengertian pendidikan
edunews.id
Indonesia telah mengalami perkembangan pendidikan yang cukup menarik dan dimulai dari awal
kemerdekaan hingga masa reformasi.
Awal Kemerdekaan
Di zaman kolonialisme, pendidikan untuk anak Indonesia memang sangat terbatas sehingga ada banyak
penduduk bangsa ini yang masih buta huruf. Pada saat Mr. Suwandi menjabat, dibentuk Panitia
Penyelidik Pengajaran Republik Indonesia.
Tugas dari panitia ini adalah merumuskan dan meneliti masalah pengajaran. Panitia harus
menyampaikan saran kepada pemerintah dan menyusun struktur dan sistem pendidikan. Pendidikan
pada masa ini lebih fokus untuk menanamkan semangat patriotisme.
Pada masa ini, pendidikan dibagi menjadi 4 tingkatan yang terdiri dari pendidikan rendah, menengah
pertama, menengah atas dan perguruan tinggi. Ada 24.775 sekolah rendah yang ada di seluruh wilayah
ini pada tahun 1949.
Ada beberapa akademi dan sekolah tinggi di beberapa kota seperti Yogyakarta, Solo, Klaten, dan Jakarta.
Ada juga universitas yakni Universitas Gajah Mada.
Demokrasi Liberal
Pada masa ini, pendidikan lebih fokus kepada spesialisasi sebab karena bangsa Indonesia sudah sangat
tertinggal dalam bidang teknik yang sangat diperlukan di zaman modern. Tujuan ini membuat
pendidikan umum dan teknik telah dilaksanakan dengan perbandingan 3 banding 1 yang berarti setiap
ada 2 sekolah umum maka harus ada 1 sekolah teknik.
Semua lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan ke sekolah teknik menengah yang memerlukan waktu
selama 3 tahun. Selanjutnya adalah sekolah teknik atas selama 3 tahun. Jika siswa sudah berhasil
menyelesaikan pendidikan tersebut, maka diharapkan siswa tersebut bisa melakukan bidang tertentu
Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga beberapa kota seperti Palembang, Padang, Manado,
Ambon, Makassar, dan Surabaya diadakan Akademi Research Laut, Akademi Oseanografi, dan Akademi
Pelayaran.
Tenaga pengajar untuk akademi tersebut juga didatangkan dari luar negeri seperti Prancis, Amerika
Serikat, dan Inggris. Di masa ini, ada beberapa universitas baru seperti Universitas Sumatera Utara,
Universitas Padjajaran, Universitas Andalas, dan lain sebagainya.
Demokrasi Terpimpin
Pada tahun 1950an, ada banyak siswa yang berada di sekolah lanjutan tingkat pertama dan tingkat atas
dan semua siswa tersebut ingin menjadi mahasiswa. Ini adalah siswa hasil dari sistem pendidikan setelah
masa kemerdekaan sehingga pemerintah menetapkan beberapa cara agar siswa tersebut dapat
melanjutkan pendidikan.
Pemerintah mendirikan universitas baru di setiap provinsi dna mendirikan IAIN untuk siswa yang lulus
dari pesantren agar bisa menempuh pendidikan Islam.
Sedangkan untuk siswa yang beragama Katolik dan Kristen Protestan dapat belajar di sekolah tinggi
theologia. Selain itu, pemerintah mendirikan perguruan tinggi Katolik, Islam, dan Kristen.
Seperti Universitas Katolik Atmajaya, Universitas Kristen Indonesia, dan Universitas Islam Indonesia.
Pada tahun 1961, ada 181 perguruan tinggi yang berdiri di Indonesia.
Pada masa ini, pemerintah ingin memberikan kesempatan belajar yang lebih luas namun juga harus
diimbangi dengan kualitas pendidikan tersebut. Pendidikan tinggi harus dapat menjawab tantangan
dunia modern.
Sistem pendidikan pada masa itu berhubungan dengan kualifikasi dan pengembangan kesempatan
untuk pembangunan nasional. Menteri Pendidikan, Mashuri S.H adalah orang yang mengajukan konsep
sekolah pembangunan.
Siswa akan diajari tentang lingkungan kerja sehingga siswa tersebut dapat menghasilkan karya untuk
pembangunan nasional. Instruksi Presiden membuat jumlah sekolah dasar mengalami peningkatan.
Program gerakan orang tua asuh, program wajib belajar, dan pemberantasan buta huruf.
Masa Reformasi
Pada masa ini pemerintah melakukan perubahan yang revolusioner seperti mengubah kurikulum
pendidikan. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) membuat siswa harus lebih aktif untuk mendapatkan
informasi.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mirip dengan KBK tetapi ada perbedaan pada kewenangan
untuk menyusun kurikulum tersebut yakni desentralisasi sistem pendidikan sehingga guru harus
mengembangkan pengajaran yang sesuai dengan kondisi sekolah.
Kekurangan Pendidikan di Indonesia
Ada beberapa kekurangan pada sistem pendidikan yang ada di Indonesia seperti hanya menggunakan
buku paket untuk belajar. Pemerintah telah mengatasi hal ini dengan membuat kurikulum baru seperti
KTSP dan KBK.
Pada sistem yang baru tersebut, siswa harus aktif untuk mencari informasi lain sehingga buku paket
hanya menjelaskan poin yang penting saja. Kekurangan lainnya adalah mengajar satu arah. Para guru
hanya berceramah dan tidak mengajak para murid untuk berkeliling atau melakukan percobaan baru.
Perhatian pemerintah terhadap pendidikan masih kurang karena ada banyak sekolah yang kekurangan
fasilitas untuk belajar. Hal ini yang menyebabkan sekolah di desa akan tertinggal jauh dengan sekolah
yang berada di kota-kota besar.
Para guru juga tidak menerapkan diskusi dua arah sehingga murid tidak bisa memberikan timbal balik
dalam proses pembelajaran ini. Padahal jika di luar negeri, murid akan secara aktif bertanya tentang
banyak hal yang tidak dimengerti kepada para guru.
Para guru juga selalu bertanya tentang pendapat dari murid tersebut tentang suatu permasalahan
dalam pembelajaran. Selain itu budaya menyontek sudah biasa di negeri ini, tidak hanya murid, banyak
guru atau orang dewasa lain yang menjalani tes pegawai negeri dengan menyontek.
UU No. 2 Tahun 1985 menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan bangsa.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1954
Pasal 3 : Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Pasal 4 : Pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945. dan atas kebudayaan kebangsaan Indonesia
Dalam UU No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan bahwa
tujuan Pendidikan adalah bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki penetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan Pendidikan membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang
dikehendaki Pembukaan danb Isi Undang-Undang dasar 1945.
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, Kecerdasan, dan ketrampilan , mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian,
dan memepertebal semangat kebangsaan, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan
yang dapat membangun dirinya serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa
Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuahn Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian ,
berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan trampil serta sehat jasmani
dan rohani “
Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.”
Menurut UNESCO
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu
pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO
(United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar
pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to Know, (2) learning to
do (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Dimana keempat pilar pendidikan tersebut
menggabungkan tujuan-tujuan IQ, EQ dan SQ.
Selain melihat pada undang undang, Para ahli dan pakar juga memiliki beberapa pandangan yang
berbeda beda dalam menjelaskan tujuan pendidikan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa tujuan
pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli,
Menurut Ki Hadjar Dewantoro
Tujuan pendidikan adalah untuk mendidik anak agar menjadi manusia yang sempurna hidupnya, yaitu
kehidupan dan penghidupan manusia yang selaras dengan alamnya (kodratnya) dan masyarakatnya.
tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak. Tujuan demikian
bersifat umum, ideal dan kandungannya sangat luas sehingga sangat sulit untuk dilaksanakan di dalam
praktek. Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang ditujukan kepada peserta didik dalam
kondisi tertentu, tempat tertentu dan waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu.
Pelaksanaannya hanya mungkin apabila tujuan yang ingin dicapai itu dibuat jelas (eksplisit), konkrit, dan
lingkup kandungannya terbatas. Dengan kata lain tujuan umum perlu dirinci sehingga menjadi tujuan
yang lebih khusus dan terbatas agar mudah direalisasikan di dalam praktek.
Menurut Ahmadi
Dalam sebuah buku berjudul “Ilmu Pendidikan”, Ahmadi menjelaskan bahwa tujuan pendidikan
menurut agama islam adalah untuk melahirkan generasi bangsa yang cerdas, sehat, patuh, dan taat
kepada Allah SWT, serta menjauhi setiap larangan-Nya.
Menurut Suardi
Dalam sebuah buku berjudul “Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi”, Suardi berpendapat bahwa
tujuan pendidikan merupakan sebuah hasil refleksi yang dicapai setelah proses pemberian pendidikan
kepada peserta didik telah selesai. Untuk mencapai tujuan itulah proses belajar dan mengajar baik
dalam hal memberikan stimulus ilmu dari guru kepada peserta didik, mengerjakan beberapa latihan
soal, maupun berbagai macam aktivitas di dalamnya harus dilakukan agar peserta didik mampu menuju
ke arah tujuan pendidikan secara total.
Menurut H. Alamsyah Ratuprawira Negara
Tujuan pendidikan nasional diarahkan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan dibarengi dengan meningkatkan kecerdasan, keterampilan, keahlian dan berbagai aspek efektif :
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan.
Demikianlah ulasan tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional secara umum, menurut undang
undang, Tap MPRS dan para ahli. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi dalam memahamai
apa tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Adalah cita-cita setiap bangsa untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi
seluruh rakyatnya, dan hidup sejajar dan terhormat di kalangan bangsa-bangsa lain.
Demikian pula bangsa Indonesia bercita-cita untuk hidup dalam kesejahteraan dan
kebahagiaan, duduk sama rendah dan tegak sama tinggi serta terhormat di kalangan
bangsa-bangsa lain di dunia global dalam abad XXI ini. Semua ini dapat dan harus
dicapai dengan kemauan dan kemampuan sendiri, yang hanya dapat ditumbuhkembangkan
melalui pendidikan yang harus diikuti oleh seluruh anak bangsa. Kata kunci
Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional dapat dirumuskan sebagai berikut ini.
kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global,
melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang
Dengan kata kesejahteraan tercakup kesejahteraan spiritual yang mungkin lebih tepat
dikatakan sebagai kebahagiaaan dalam kehidupan, dan kesejahteraan fisik yang dapat
pula dikatakan sebagai hidup yang berkecukupan.
tercerminan dalam bentuk kehidupan bermasyarakat yang nyaman, mulai dari lingkungan
rumah tangga sampai ke lingkungan antara bangsa dengan saling dihormati dan
menghormati. Ini semua hanya akan tercapai, bila masing-masing anggota masyarakat
berpegang pada nilai-nilai luhur yang tercermin dalam sikap dan perbuatan, yang antara
lain saling menghormati dan saling menghargai, memiliki rasa kebersamaan, empati, dan
sebagainya. Di samping itu masing-masing anggota masyarakat itu memiliki pula sikapsikap
yang terpuji, yaitu kesediaan dan kemauan untuk saling membantu dan berbuat
untuk kemanfaatan bersama, termasuk dalam ini menaati kesepakatan bersama yang
dapat terungkap mulai dari berbagai aturan dalam keluarga, sampai dengan peraturan dan
Kesejahteraan material atau hidup berkecukupan adalah kehidupan yang terbebas dari
kemiskinan, walaupun tidak harus berupa kemewahan. Ini akan dapat terwujud bila
masing-masing warga negara memiliki dan menguasai kecakapan dan keilmuan, yang
disertai dengan kemauan dan kemampuan memanfaatkannya untuk kepentingan bersama. Penguasaan
ilmu bukan hanya menguasai materi ilmu semata, melainkan juga
Uraian di atas dapat dipandang sebagai kunci untuk mengelaborasi dan menjabarkan
lebih lanjut pengertian sumber daya manusia yang berkualitas yang diungkapkan dalam
tujuan pendidikan yang dikemukakan di atas. Dari sini pulalah dapat dirumuskan
paradigma pendidikan nasional kita, yang kalau diringkaskan adalah menanamkan nilainilai
Dalam abad XXI terdapat berbagai kekhususan yang utama. Yang pertama adalah
berbagai hal. Yang kedua adalah abad ini akan lebih dikuasai oleh perkembangan ilmu
dan teknologi yang makin canggih dan berpadu pula dengan ilmu sosial dan humaniora,
sebagaimana diuraikan dalam bab IIII. Agar mampu berkompetisi dalam masyarakat
global tersebut, setiap bangsa bukan hanya harus menguasai perkembangan ilmu dan
teknologi, tetapi juga mempunyai penguasaan yang cukup pula atas sains sosial dan
Dalam abad ini masing-masing ilmu tidak lagi harus bekerja sendiri, melainkan berbagai
cabang ilmu dapat bekerja sama, bukan hanya dalam sesama kelompok sains, teknolgi,
atau sains sosial dan humaniora saja, melainkan dalam banyak hal antara beberapa
kelompok.
Walaupun perkembangan sains dan teknologi canggih adalah konsumsi perguruan tinggi,
namun kesiapan mahasiswa menyerapnya sangat ditentukan oleh hasil pendidikan pra
jenjang pendidikan dasar sampai dengan jenjang pendidikan tinggi, dan sedapat-dapatnya
mulai dari PAUD haruslah merupakan rantai-rantai yang masing-masing terdiri dari mata
rantai dengan ciri khasnya dan semuanya tersambung secara utuh. Walaupun demikian,
pada rangkaian rantai suatu jenjang ke rantai jenjang berikutnya perlu diberi cabang,
yaitu rantai yang mengarah ke pendidikan lanjut (pendidikan akademik) dan rantai yang
Demikian pula, untuk menghadapi dunia global ini usaha meningkatkan mutu pendidikan
mempertentangkan atau membedakan yang satu dengan yang lain dengan berbagai
sebutan. Sekalipun demikian, menanamkan rasa kebangsaan dan penghayatan dan
kemampuan menghargai budaya nasional merupakan butir yang harus selalu dilakukan di
Perubahan radikal dan dalam dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat ini
membutuhkan perhatian yang cermat oleh para pelaku dan pengambil keputusan di
fatal terhadap laju pertumbuhan sebuah negara. Dari seluruh komponen dan aspek
pertumbuhan yang ada, manusia merupakan faktor yang terpenting karena merupakan
pelaku utama dari berbagai proses dan aktivitas kehidupan. Oleh karena itulah maka berbagai negara di
dunia berusaha untuk mendefinisikan karakteristik manusia abad XXI
beberapa kompetensi dan/atau keahlian yang harus dimiliki oleh SDM abad XXI, yaitu:
a. Kemampaun berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and
pengembangan pribadi;
a. Leadership – sikap dan kemampuan untuk menjadi pemimpin dan menjadi yang
f. Self-Direction – memiliki arah serta prinsip yang jelas dalam usahanya untuk
Banks menambahkan bahwa selain keahlian dan karakter tersebut, dibutuhkan pula
nyata berada di hadapan mereka pada abad XXI, terutama terkait dengan:
Sadar akan tingginya tuntutan “penciptaan” SDM, maka sistem serta model pendidikan
pun harus mengalami transformasi. Telah banyak literatur yang merupakan buah
pemikiran dan hasil penelitian yang membahas mengenai hal ini, bahkan beberapa model
pendidikan yang sangat berbeda telah diterapkan oleh sejumlah sekolah maupun kampus
di berbagai belahan dunia. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dideskripsikan sejumlah
ciri dari model pendidikan di abad XXI yang perlu dicermati dan dipertimbangkan
Tidak dapat disangkal lagi, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi merupakan
salah satu penyebab dan pemicu perubahan dalam dunia pendidikan. Dengan ditemukan
merubah proses pencarian dan pengembangan ilmu dalam berbagai lembaga pendidikan.
Melalui search engine seorang ilmuwan dapat dengan mudah mencari bahan referensi
yang diinginkannya secara “real time” dengan biaya yang teramat sangat murah;
sementara dengan memanfaatkan “electronic mail” para ilmuwan berbagai negara dapat
dari berbagai universitas terkemuka di dunia. Semua itu dimungkinkan karena bahan ajar
dan proses interaksi telah berhasil “didigitalisasikan” oleh kemajuan teknologi. Salah satu
butir kesepakatan Konferensi WSIS (World Summit of Information Society) tahun 2004 di
Jenewa, telah disepakati bahwa paling lambat tahun 2015, seluruh sekolah-sekolah
dimaksudkan agar terjadi proses tukar menukar pengetahuan dan kolaborasi antar siswasiswa
Dengan adanya dan mudahnya akses terhadap berbagai pusat pembelajaran melalui
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, maka peran guru/dosen dan peserta
didik pun menjadi berubah. Kalimat “the world is my class” mencerminkan bagaimana
seluruh dunia beserta isinya ini menjadi tempat manusia pembelajar meningkatkan
pengetahuan dan kompetensinya, dalam arti kata bahwa proses pencarian ilmu tidak
hanya berada dalam batasan dinding-dinding kelas semata. Peran guru pun tidak lagi
menjadi seorang “infomediary” karena sang peserta didik sudah dapat secara langsung
didistribusikan oleh guru/dosen di kelas. Guru akan lebih berfungsi sebagai fasilitator,
pelatih (“coach”), dan pendamping para siswa yang sedang mengalami proses
pembelajaran. Bahkan secara ekstrim, tidak dapat disangkal lagi bahwa dalam sejumlah
konteks, guru dan murid bersama-sama belajar dan menuntut ilmu melalui interaksi yang
Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI © Badan Standar Nasional Pendidikan, 2010
47
ada di antara keduanya ketika sedang membahas suatu materi tertentu. Di samping itu,
Berpegang pada prinsip bahwa setiap individu itu unik dan memiliki talentanya masingmasing,
style” dari masing-masing individu. Oleh karena itulah model belajar yang menekankan
pada ciri khas dan keberagaman ini perlu dikembangkan, seperti misalnya yang
diperkenalkan dalam: PBL (Problem Based Learning), PLP (Personal Learning Plans),
PBA (Performance Based Assessment), dan lain sebagainya. Di samping itu, harus pula
lain sebagainya. Adalah merupakan salah satu tugas utama guru untuk memastikan
Besarnya pengaruh media (seperti televisi, surat kabar, majalah, internet, dan radio)
terhadap masyarakat secara tidak langsung berpengaruh terhadap kondisi kognitif peserta
didik – dalam arti kata bagi mereka akan lebih mudah menggambarkan kejadian atau halhal
abstrak. Oleh karena itulah maka materi ajar pun harus mengalami sejumlah penyesuaian
dari yang berbasis konten menjadi berorientasi pada konteks. Tantangan yang dihadapi
dalam hal ini adalah mengubah pendekatan pola penyelenggaraan pembelajaran dari yang
berorientasi pada diseminasi materi dari sebuah mata ajar menjadi pemahaman sebuah
fenomena dipandang dari berbagai perspektif ilmu pengetahuan (multidisiplin atau ragam
materi ajar yang kontekstual dan dapat dicerna oleh peserta ajar dengan mudah. Paling
tidak manfaat yang dapat segera diperolah dari model pembelajaran berbasis multi
disiplin ilmu ini adalah bahwa yang bersangkutan dapat mengerti konteks ilmu yang
diberikan dalam penerapannya sehari-hari dan di saat yang sama diperoleh sejumlah
Karena setiap individu berusaha untuk mengembangkan potensi diri berdasarkan bakat
dan talenta yang dimilikinya, yang didorong dengan cita-cita atau target pencapaian
dirinya di masa mendatang, maka struktur kurikulum yang diterapkan pun harus dapat dicustomised
(tailor made curriculum) sesuai dengan kebutuhan dan rencana atau agenda
bukanlah pekerjaan yang mudah. Diperlukan suatu desain dan konsep yang matang serta
terbukti efektif dalam implementasinya. Disamping itu perlu adanya sejumlah prasyarat
atau prakondisi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menerapkan struktur
kurikulum seperti ini, antara lain: kesiapan fasilitas dan sarana prasarana, kematangan
peserta ajar, infrastruktur dan suprastruktur manajemen institusi yang handal, konten
Model pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan abad XXI tersebut hanya akan dapat
terwujud jika terjadi pergeseran pola pikir dan pola tindak dalam berbagai konteks
kelas atau lingkungan sekitar lembaga pendidikan tempat peserta didik menimba ilmu.
Jika dahulu biasanya yang terjadi adalah guru berbicara dan siswa mendengar,
menyimak, dan menulis – maka saat ini guru harus lebih banyak mendengarkan siswanya
saling berinteraksi, berargumen, berdebat, dan berkolaborasi. Fungsi guru dari pengajar
Jika dahulu mekanisme pembelajaran yang terjadi adalah satu arah dari guru ke siswa,
maka saat ini harus terdapat interaksi yang cukup antara guru dan siswa dalam berbagai
Jika dahulu siswa hanya dapat bertanya pada guru dan berguru pada buku yang ada di
dalam kelas semata, maka sekarang ini yang bersangkutan dapat menimba ilmu dari siapa
saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh via internet.
Jika dahulu siswa diminta untuk pasif saja mendengarkan dan menyimak baik-baik apa
yang disampaikan gurunya agar mengerti, maka sekarang disarankan agar siswa harus
lebih aktif dengan cara memberikan berbagai pertanyaan yang ingin diketahui
jawabannya.
Jika dahulu contoh-contoh yang diberikan guru kepada siswanya kebanyakan bersifat
artifisial, maka saat ini sang guru harus dapat memberikan contoh-contoh yang sesuai
dengan konteks kehidupan sehari-hari dan relevan dengan bahan yang diajarkan.
Jika dahulu proses pembelajaran lebih bersifat personal atau berbasiskan masing-masing
individu, maka yang harus dikembangkan saat ini adalah model pembelajaran yang
Jika dahulu ilmu atau materi yang diajarkan lebih bersifat umum (semua materi yang
dianggap perlu diberikan), maka saat ini harus dipilih benar-benar ilmu atau materi yang
Jika dahulu siswa hanya menggunakan sebagian panca inderanya dalam menangkap
materi yang diajarkan guru (mata dan telinga), maka saat ini seluruh panca indera dan
Jika dahulu ilmu guru hanya mengandalkan papan tulis untuk mengajar, maka saat ini
Jika dahulu siswa harus selalu setuju dengan pendapat guru dan tidak boleh sama sekali
menentangnya, maka saat ini harus ada dialog antar guru dan siswa untuk mencapai
kesepakatan bersama.
Jika dahulu seluruh siswa tanpa kecuali memperoleh bahan atau konten materi yang
sama, maka sekarang ini setiap siswa berhak untuk mendapatkan konten sesuai dengan
Jika dahulu siswa harus secara seragam mengikuti sebuah cara dalam berproses maka
yang harus ditonjolkan saat ini justru adanya keberagaman inisiatif yang timbul dari
masing-masing individu.
Jika dahulu siswa hanya mempelajari sebuah materi atau fenomena dari satu sisi pandang
ilmu, maka saat ini konteks pemahaman akan jauh lebih baik dimengerti melalui
Jika dahulu seluruh kontrol dan kendali kelas ada pada sang guru, maka sekarang ini
siswa diberi kepercayaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan dan aktivitasnya
masing-masing.
Jika dahulu hal-hal yang dibahas di dalam kelas lebih bersifat faktual, maka sekarang ini
Jika dahulu yang terjadi di dalam kelas adalah “pemindahan” ilmu dari guru ke siswa,
maka dalam abad moderen ini yang terjadi di kelas adalah pertukaran pengetahuan antara
guru dan siswa maupun antara siswa dengan sesamanya.
Akhirnya, perubahan hanya dapat terjadi dan memberikan dampak yang bermakna jika
diperlukan keberanian untuk meninjau kembali sistem pendidikan nasional yang dimiliki
saat ini, mengkaji celah yang ada dengan kebutuhan karakteristik sistem pendidikan abad
XXI, dan menentukan program-program yang harus segera dilaksanakan untuk menutup
Strategi pencapaian Pendidikan Nasional abad XXI dalam kerangka Negara Kesatuan
memperhatikan tantangan global dan lokal tentang budaya – karakter bangsa, serta
adanya potensi, harus mencakup tanggung jawab pemangku kepentingan terkait dalam
antara-lain badan eksekutif pusat sampai daerah dan jajarannya maupun badan
baru
perencanaan dan pelaksanaan input, proses dan target luaran yang akan dicapai baik
5.3.1. Input
yang sesuai dengan kebutuhan setempat khususnya bagi masyarakat dari daerah
5.3.2. Proses
lokalnya.
transisional.
paradigma.
dan agama serta menerapkan karakter moral sebagai dasar tindakan dan perbuatan.
5.3.4. Outcome
Banyak orang berfikir bahwa pendidikan itu penting, tapi tidak sedikit pula yang berfikir bahwa
pendidikan itu tidak penting. Apalagi bagi masyarakat yang tinggal dipedesaan ataupun daerah
terpencil, mereka menganggap pendidikan itu tidak penting. Bagi mereka, lebih baik bekerja daripada
sekolah. Alasan utamanya sudah pasti bisa ditebak, karena jika bekerja mereka bisa mendapatkan uang,
sedangkan sekolah hanyabuang-buang uang saja. Di tambah lagi dengan kondisi saat ini yang sangat
susah mencari pekerjaan. Maka dari itu, sekarang saya akan membahas tentang pentingnya pendidikan.
Cekidot :-)
1.Memberikan pengetahuan
Efek langsung dari sebuah pendidikan adalah memberi pengetahuan. Pendidikan memberi kita banyak
pengetahuan tentang berbagai hal dan segala sesuatu yang berhu ungan dengan dunia ini, pendidikan
juga dapat memberikan pandangan bagi kehidupan. Membantu kita membentuk sudut pandang
kehidupan,dlsb.
Jika diatas tadi saya mengatakan bahwa salah satu alasan orang menganggap bahwa pendidikan itu
kurang penting karena sekolah ataupun tidak sekolah tetap susah cari kerja. Nah dari itu kita ubah pola
fikir kita bahwa dengan berpendidikan kita akan mudah mendapat pekerjaan, tetap berusaha dan
berfikir positif J
3.Membangun karakter
Kemabali lagi bahwa pendidikan itu sangat penting bagi kita, karena tidak hanya memberi kita
pengetahuan akan tetapi mengajarkan kita pada sopan santun dan hal- hal yang benar . pendidikan
memupuk kita menjadi individu dewasa ; individu yang mampu merencanakan masa depan dan
mengambil keputusan yang tepat dalam hidup. Dan pendidikan yang baik akan membuat kita lebih
manusiawi.
4.Memberikan pencerahan
Pendidikan menhapuskan pemikiran yang salah dalam benak kita, membantumemberikan gambaran
yang jelas tentang hal-hal yang berada disekitar kita agar tidak kebingungan. Pendidikan mampu
mengobarkan api semangat dalam diri, semangat untuk mencari hal-hal yang belum diketahui,
semangat bertanya, semangat dalam menjalani kehidupan. Maka pendidikan mampu memberi
pencerahan bagi siapapun.
Meskipun tidak terdaftar dalam 3 kebutuhan dasar manusia, pendidikan adalah sama pentingnnya.
Pendidikan dapat membantu kemajuan bangsa karena masa depan bangsa aman ditangan masyarakat
yang berpendidikan. Pendidikan adalah penting bagi pembangunan sosial dan pertumbuhan ekonomi
bangsa.