Anda di halaman 1dari 170

PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER

PADA BUSANA KULIAH DITINJAU DARI ASPEK


KENYAMANAN

SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Busana

oleh
Delima Suardiningsih
5401406050

JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian
hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima
sanksi ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, 14 Juni 2013

Delima Suardiningsih
5401406050

ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
“Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang
yang beriman dan berilmu” (QS. Mujadilah [58]: 11).
“Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan” (QS.
Alam Nasrah).

Persembahan
Dengan mengucapkan syukur kepada
Allah SWT.
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Ayah, ibu, dan adikku adikku
tersayang
2. Sahabat dan teman-teman
terbaikku
3. Teman-teman seperjuangan TJP
Prodi PKK, Tata Busana Angkatan
2006,
4. Almamater.

iv
PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb,


Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang selalu
melindungi dan melimpahkan rahmat, nikmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Kain Katun Dengan
Poliester Pada Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan”. skripsi ini
mengenai kenyamanan kain adalah hal paling penting dalam jenis kain sebelum
proses pembuatan busana, dan secara umum kenyamanan kain memiliki sifat
mudah menyerap keringat, memiliki kelangsaian yang sesuai kebutuhan, serta
tidak terdapat muatan listrik statis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adanya perbedaan kain katun dengan poliester pada busana kuliah ditinjau dari
aspek kenyamanan dan persentase tingkat kenyamanannya.
Skripsi ini disusun sebagai persyaratan kelengkapan untuk menyelesaikan
studi strata satu (S1) untuk mencapai gelar sarjana pendidikan program studi PKK
S1 Konsentrasi Tata Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Penyusunan skripsi ini banyak menghadapi kendala-kendala karena berbagai
keterbatasan, peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang,
2. Dekan Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang,
3. Ketua Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Semarang,
4. Kaprodi PKK, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang,

v
5. Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd dan Dra. Hj. Uchiyah Achmad, M.Pd,
dosen pembimbing yang penuh kesabaran, ketulusan telah mengorbankan
waktu, tenaga serta pikiran yang sangat berharga untuk memberikan
perhatian, petunjuk dan dorongan yang berguna bagi peneliti dalam
menyusun skripsi ini,
6. Bapak dan ibu dosen, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang yang memberikan bekal ilmu pengetahuan,
7. Pemimpin PT. Wirako Aspas Ditex (Textileone) yang telah memberikan ijin
penelitian,
8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan rahmat-Nya atas kebaikan
semua pihak yang telah membantu baik material maupun spiritual kepada peneliti.
Maka kritik dan saran dari pembaca sangat berguna untuk perbaikan penelitian
dimasa datang. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Semarang, 14 Juni 2013

Peneliti

vi
ABSTRAK

Suardiningsih, Delima. 2013. Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada


Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan. Skripsi, Program Studi PKK
Konsentrasi Tata Busana, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Sri Endah Wahyuningsih,
M.Pd. Pembimbing II: Dra. Hj. Uchiyah Achmad, M.Pd.

Kata kunci: Studi Eksperimen, Busana Kuliah, Kenyamanan Kain Poliester.

Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang memenuhi


syarat, dan memerlukan pengetahuan tentang bahan tekstil, model, cara membuat,
dan pemeliharaan. Kenyamanan kain merupakan hal paling penting dalam jenis
kain sebelum proses pembuatan busana, dan secara umum kenyamanan kain
memiliki sifat mudah menyerap keringat, memiliki kelangsaian yang sesuai
kebutuhan, serta tidak terdapat muatan listrik statis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya perbedaan kain katun dengan poliester pada busana kuliah
ditinjau dari aspek kenyamanan dan persentase tingkat kenyamanannya.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode penelitian desain eksperimen, populasi penelitian ini adalah mahasiswa
yang sedang menjalani masa kuliah dan telah lulus mata kuliah analisis mutu
tekstil, sampel dalam penelitian ini adalah kain Nina Klein dari 100% serat
poliester dari Toko Textileone, Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner oleh 15 orang panelis yang sebelumnya dilakukan uji
laboraturium yang sudah memiliki SNI. Data dianalisis menggunakan uji
normalitas, uji homogenitas, dan uji t-test.
Hasil penelitian dengan menggunakan analisis uji-t diperoleh keseluruhan
tingkat kenyamanan kain poliester dan kain katun thitung = (11,610), ttabel = (2,05).
Hasil data penelitian ternyata thitung lebih besar dari pada ttabel dengan demikian Ha
diterima dan Ho ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa adanya perbedaan kain
katun dengan poliester pada busana kuliah ditinjau dari aspek kenyamanan dengan
persentase hasil penilaian pada kain katu sebesar 67% (tinggi), dan kain poliester
sebesar 82% (sangat tinggi). Saran yang diajukan yaitu Penelitian ini dapat diteliti
lebih lanjut, untuk lebih mengetahui tentang tekstil.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PRAKATA ...................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Penegasan Istilah ....................................................................................... 3
1.3.1 Studi Eksperimen ................................................................................... 3
1.3.2 Pembuatan Busana Kuliah ..................................................................... 4
1.3.3 Kenyamanan Kain Poliester .................................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

BAB 2 LANDASAN TEORITIS


2.1 Sejarah Kain .............................................................................................. 7
2.2 Kain Katun ................................................................................................ 7
2.3 Sifat-sifat Kain Katun ............................................................................... 8
2.4 Kain Poliester ............................................................................................ 9

viii
2.5 Sifat-sifat Kain Poliester ........................................................................... 11
2.6 Kenyamanan Kain ..................................................................................... 13
2.6.1 Dekomposisi Kain .................................................................................. 14
2.6.2 Evaluasi Kenyamanan Kain ................................................................... 18
2.7 Pembuatan Busana Kuliah ........................................................................ 24
2.7.1 Desain Busana ........................................................................................ 25
2.7.2 Pola Busana ............................................................................................ 27
2.7.3 Pemotongan ............................................................................................ 28
2.7.4 Penjahitan ............................................................................................... 28
2.7.5 Penyelesaian ........................................................................................... 28
2.8 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 29
2.9 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian ......................................................... 32
3.1.1 Populasi Penelitian ................................................................................. 32
3.1.2 Teknik Pengambilan Sampel .................................................................. 33
3.1.3 Variabel Penelitian ................................................................................. 33
3.2 Metode Penelitian ...................................................................................... 34
3.2.1 Desain Eksperimen ................................................................................. 35
3.2.2 Prosedur Pelaksanaa Eksperimen ........................................................... 37
3.3 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 40
3.3.1 Penilaian Subjektif ................................................................................. 40
3.3.2 Penilaian Objektif ................................................................................... 42
3.4 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 42
3.4.1 Metode Angket (kuesioner) .................................................................... 42
3.4.2 Panelis Agak Terlatih ............................................................................. 43
3.4.3 Validitas Instrumen ................................................................................ 43
3.4.4 Reliabilitas Instrumen ............................................................................ 44
3.5 Metode Analisis Data ................................................................................ 45

ix
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 49
4.1.1 Deskripsi Data Hasil Uji Inderawi ......................................................... 49
4.1.2 Uji Prasyarat ........................................................................................... 63
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 67
4.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 70

BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................................... 71
5.2 Saran .......................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72


LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. xviii

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
4.1 Deskripsi Data Hasil Uji Inderawi Pada Busana Kuliah ....................... 50
4.2 Persentase Penilaian Panelis Agak Terlatih
Terhadap Busana Kuliah ........................................................................ 51
4.3 Nilai Persentase Uji Panelis Daya Serap Kain ...................................... 52
4.4 Nilai Persentase Uji Panelis Daya Kelangsaian Kain ............................ 56
4.5 Nilai Persentase Uji Panelis Daya Muatan Listrik Kain ........................ 60
4.6 Hasil Uji Homogenitas Data Uji Inderawi Busana Kuliah .................... 64
4.7 Hasil Uji Normalitas Data Uji Inderawi Busana Kuliah ....................... 64
4.8 Hasil Uji T-test Data Uji Inderawi Terhadap Busana Kuliah ................ 65
4.9 Nilai Rata-rata Uji Inderawi Indikator Kenyamanan Kain .................... 66
4.10 Nilai Rata-rata Persentase Hasil Uji Inderawi
Secara Keseluruhan ................................................................................ 67

xi
DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman
4.1 Grafik Daya Serap Air Soal no. 1 ............................................................. 53
4.2 Grafik Daya Serap Air Soal no. 2 ............................................................. 54
4.3 Grafik Daya Serap Air Soal no. 3 ............................................................. 54
4.4 Grafik Daya Serap Air Soal no. 4 ............................................................. 55
4.5 Grafik Daya Serap Air Soal no. 5 ............................................................. 55
4.6 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 1 ................................................ 57
4.7 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 2 ................................................ 58
4.8 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 3 ................................................ 58
4.9 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 4 ................................................ 59
4.10 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 5 .............................................. 59
4.11 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 1 ................................................... 61
4.12 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 2 ................................................... 62
4.13 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 3 ................................................... 62
4.14 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 4 ................................................... 63
4.15 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 5 ................................................... 63

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman
3.1 Skema Desain Eksperimen ......................................................................... 36
3.2 Skema Tahap-Tahap Pembuatan Busana Kuliah ....................................... 39

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Penampang Serat Katun ......................................................................... 8
2.2 Penampang Serat Poliester .................................................................... 11
2.3 Pengujian Kelangsaian Kain Dengan
Menggunakan Drapemeter ..................................................................... 21
2.4 Bentuk Dari Muatan Listrik Statis Pada Kain ....................................... 23
2.5 Desain Busana Kuliah ............................................................................ 27
4.1 Label Pada Suatu Contoh Produk Pakaian Dalam Wanita .................... 69

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Ukuran Standar Wanita Dewasa ............................................................... 74
2. Keterangan Pola Dasar BusanaSkala 1:6 ................................................. 75
3. Pola Dasar Busana Skala 1:6 .................................................................... 77
4. Pola Lengan Skala 1:6 .............................................................................. 78
5. Pecah Pola Busana Skala 1:6 .................................................................... 79
6. Pola Lapisan .............................................................................................. 80
7. Rancangan Harga ...................................................................................... 81
8. Rancangan Bahan ...................................................................................... 82
9. Tata Tertib Penyelesaian Busana Kuliah .................................................. 83
10. Kisi-Kisi Instrument Kenyamanan Kain ................................................... 87
11. Lembar Pedoman Penilaian ...................................................................... 90
12. Surat Permohonan Ijin Uji Panelis
Kepada Dra. Sicilia Sawitri, M. Pd. .......................................................... 93
13. Surat Permohonan Ijin Uji Panelis
Kepada Dr. Ir. Hj. Rodia Syamwil, M. Pd. ............................................... 94
14. Surat Permohonan Ijin Uji Panelis
Kepada Dra. Urip Wahyuningsih, M. Pd. ................................................. 95
15. Lembar Penilaian Instrument Penelitian Kenyamanan Kain
Dra.Sicilia Sawitri, M. Pd. ........................................................................ 96
16. Lembar Penilaian Instrument Penelitian Kenyamanan Kain
Dr. Ir. Hj. Rodia Syamwil, M. Pd. ............................................................ 98
17. Lembar Penilaian Instrument Penelitian Kenyamanan Kain
Dra.Urip Wahyuningsih, M. Pd. ............................................................... 100
18. Hasil Data Penilaian Soal ......................................................................... 102
19. Perhitungan Koefisien Reliabilitas Soal ................................................... 103
20. Pedoman Wawancara Seleksi Calon Panelis ............................................ 104
21. Daftar Calon Nama Panelis Agak Terlatih (Hasil Wawancara) ............... 107

xv
22. Tabulasi Skor Hasil Wawancara Calon Panelis ........................................ 108
23. Pengantar Lembar Penilaian Tingkat Kenyamanan Busana Kuliah
Uji Inderawi ............................................................................................. 109
24. Surat Pernyataan Kesediaan Panelis Uji Coba .......................................... 110
25. Lembar Penelitian Tingkat Kenyamanan Busana Kuliah ......................... 111
26. Daftar Nama Calon Panelis Agak Terlatih (Uji Inderawi) ....................... 113
27. Data Uji Inderawi Panelis Agak Terlatih .................................................. 114
28. Data Daya Serap Kain antara Kain Poliester dan Kain Katun ................. 117
29. Uji Normalitas Data Daya Serap Kain Busana 463
(Kain Poliester) ........................................................................................ 118
30. Uji Normalitas Data Daya Serap Kain Busana 395
(Kain Katun) ............................................................................................ 119
31. Uji Kesamaan Dua Varians Daya Serap Kain antara
Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 120
32. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Daya Serap Kain antara
Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 121
33. Data Daya Kelangsaian Kain antara Kain Poliester dan
Kain Katun ............................................................................................... 122
34. Uji Normalitas Data Kelangsaian Busana 463 (Kain Poliester) .............. 123
35. Uji Normalitas Data Kelangsaian Busana 395 (Kain Katun) .................. 124
36. Uji Kesamaan Dua Varians Daya Kelangsaian Kain antara
Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 125
37. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Daya Kelangsaian Kain antara
Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 126
38. Data Daya Muatan Listrik Statis antara Kain Poliester
dan Kain Katun ........................................................................................ 127
39. Uji Normalitas Data Daya Muatan Listrik Statis Busana 463
(Kain Poliester) ........................................................................................ 128
40. Uji Normalitas Data Daya Muatan Listrik Statis Busana 395
(Kain Katun) ............................................................................................ 129

xvi
41. Uji Kesamaan Dua Varians Daya Muatan Listrik Statis antara
Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 130
42. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Daya Muatan Listrik Statis antara
Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 131
43. Keseluruhan Data Kenyamanan Kain antara Kain Poliester dan
Kain Katun ............................................................................................... 132
44. Keseluruhan Data Uji Normalitas Kenyamanan Busana 463
(Kain Poliester) ........................................................................................ 133
45. Keseluruhan Data Uji Normalitas Kenyamanan Busana 395
(Kain Katun) ............................................................................................ 134
46. Keseluruhan Uji Kesamaan Dua Varians Kenyamanan Kain antara
Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 135
47. Keseluruhan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Kenyamanan Kain antara
Kain Poliester dan Kain Katun................................................................. 136
48. Tabulasi Data Persentase Total ................................................................. 137
49. Surat Permohonan Ijin Observasi ............................................................. 138
50. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 139
51. Surat Keterangan Selesai Observasi dari Textileone ................................ 140
52. Surat Laporan Uji Laboraturium ............................................................... 141
53. Surat Keterangan Pembimbing ................................................................. 144
54. Formulir Pembimbing Penulisan Skripsi ................................................. 145
55. Foto Textileone ......................................................................................... 147
56. Foto Kegiatan Penelitian ........................................................................... 149

xvii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Perhatian
manusia terhadap busana sangat besar, karena busana dipergunakan selama
hidupnya. Busana yang melekat pada diri seseorang adalah cermin jiwa dan watak
seseorang. Busana sangat penting bagi kehidupan manusia, karena busana berguna
untuk menjaga kesusilaan, selain itu busana berguna untuk melindungi diri dari
pengaruh luar yang tidak baik untuk kesehatan seseorang sebagai alat melindungi
kulit dari sengatan matahari serta melindungi dari udara dingin dan alat
memperindah serta mempercantik diri (Arifah A. Riyanto, 2003:90).
Busana yang memenuhi syarat tidaklah mudah, hal itu memerlukan
pengetahuan tentang bahan tekstil, model, cara membuat, waktu memakai dan
cara pemeliharaannya serta tidak lepas dari rasa keindahan, kesopanan dan fungsi
kesehatan. Pengetahuan tentang bahan tekstil yang dimaksud merupakan
pengetahuan pada kualitas suatu bahan tersebut sesuai kebutuhan terutama pada
kenyamanan kain.
Kenyamanan kain merupakan hal paling penting dalam jenis kain sebelum
proses pembuatan busana. Kenyamanan suatu busana dapat mempengaruhi kulit
tubuh dalam melakukan suatu kegiatan yang dihadapkan pada cuaca, misalnya
pengaruh suhu tubuh terhadap lingkungannya. Maka dari itu, kenyamanan suatu
kain sangat penting dalam mempengaruhi kesehatan, dan keamanan.
Kenyamanan kain adalah hal utama yang dibutuhkan orang dalam busana,
terutama bila busana tersebut dipakai dalam waktu yang relatif panjang, misalnya
kekantor, kekampus, bepergian, dsb. Kenyamanan kain pada busana secara umum
memiliki sifat mudah menyerap keringat, memiliki kelangsaian yang cukup, serta
tidak terdapat muatan listrik statis.

1
2

Khususnya pada busana yang memiliki aktivitas yang banyak dan


membutuhkan suatu busana dengan kenyamanan kain yang cukup tinggi. Dari hal
tersebut busana dapat diidentikan dalam busana sesuai kesempatan sehari-hari
adalah busana kuliah, busana kerja, dll (Arifah A. Riyanto, 2003:90). Dalam hal
ini penulis mengambil busana kuliah sebagai alat untuk mendapat penilaian dari
panelis, karena busana kuliah khususnya dipakai pada mahasiswa yang sudah
menempuh mata kuliah ilmu tekstil dan digunakan saat beraktivitas.
Kenyamanan dalam busana berfungsi mempertahankan diri dari berbagai
tantangan alam misalnya dari panas, hujan, sengatan matahari dan sebagainya.
Salah satu yang dapat dijadikan alat untuk melindungi badan, yaitu apabila bahan,
model, warna dan sesuai dengan iklim dan cuaca, kondisi lingkungan dimana
busana itu dipergunakan (Arifah A. Riyanto, 2003:90).
Suatu bahan dengan banyak pori sangat cocok untuk daerah beriklim
hangat, karena dengan pergerakan udara yang bebas bisa memberikan ventilasi
yang diperlukan. Tetapi dengan pori ikat berperan memberikan efek breathing
ketika tidak terdapat angin. Pelindung panas pada pakaian untuk konsumen dibuat
sesuai dengan ketebalan kain, ada 2 hal penting yang dapat mempengaruhi
kenyamanan adalah tipe benang dan permukaan kain (Dorothy Siegert Lyle,
1977:158).
Industri tekstil merupakan salah satu industri non migas yang perlu
mendapatkan perhatian khusus agar kualitas produksinya dapat ditingkatkan lebih
tinggi lagi. Kebutuhan akan tekstil yang semakin meningkat dan selalu mengalami
perkembangan seiring dengan semakin banyaknya permintaan konsumen akan
barang-barang di segala aspek kehidupan. Hal ini juga mempengaruhi kebutuhan
serat tekstil sebagai bahan utama dalam pembuatan kain. Serat sebagai bahan
baku tekstil dibagi menjadi tiga golongan, yaitu serat alam, serat setengah buatan,
dan serat buatan. Poliester yang merupakan bahan baku dari serat buatan yang
mudah didapat dan diproduksi dengan jumlah banyak dan murah harganya.
3

Dahulu masyarakat beranggapan bahwa kain katun merupakan kain yang


tidak panas bila dipakai, sedangkan kain poliester panas bila dipakai. Anggapan
diatas tidak selamanya benar. Adanya perkembangan zaman, mesin yang modern,
dan bahan baku tekstil yang telah merubah anggapan tersebut. Bahkan saat ini
bahan poliester memiliki banyak kelebihan sebagai berikut yaitu lembut dan enak
dipakai, kesan nyaman dan rapi, serta mudah perawatannya (Mohamad Ansori,
2011).
Berkaitan dengan uraian diatas, maka mendorong peneliti untuk mencoba
meneliti serta membuktikan bahwa presepsi tersebut tidak selamanya seperti itu,
dengan judul “PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA
BUSANA KULIAH DITINJAU DARI ASPEK KENYAMANAN”.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dapat dipaparkan sebagai berikut:
1.2.1 Apakah Ada Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada Busana Kuliah
Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan?
1.2.2 Berapa Besar Persentase Tingkat Kenyamanannya?

1.3 Penegasan Istilah


Penegasan Istilah dalam skripsi ini dimaksud untuk menghindari salah
penafsiran terhadap judul skripsi dan memberikan gambaran yang lebih jelas
kepada para pembaca. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1.3.1 Studi Eksperimen


Studi merupakan dimana peneliti dengan sengaja mengalokasikan berbagai
tingkat independen variabel (faktor penelitian) kepada subyek penelitian dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh independen variabel tertentu terhadap
dependen variabel.
Eksperimen adalah studi eksperimen dimana pengalokasian faktor
penelitian (randomisasi) kepada subyek penelitian tidak mungkin dilakukan, tidak
etis atau tidak praktis (Sumadi Suryabrata, 2006:91).
4

Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk memperoleh informasi yang


merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen
yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mrngontrol
semua variabel yang relevan (Sumadi Suryabrata, 2006:92).

1.3.2 Pembuatan Busana Kuliah


Pembuatan adalah proses, cara, dan perbuatan membuat. Busana adalah
pakaian, baju. Busana adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, perhatian
manusia terhadap busana sangat besar, karena busana dipergunakan selama
hidupnya. Busana merupakan sesuatu yang dipakai manusia dengan tujuan
melindungi tubuh dari pengaruh luar.
Busana berasal dari bahan atau kain yang dibuat melalui proses penjahitan
dengan metode tertentu dan sesuai dengan desain tertentu yang telah ditetapkan.
Jadi pembuatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses mengerjakan
bahan baku menjadi barang siap pakai.
Busana kuliah merupakan busana yang dipakai dalam suatu perkuliahan.
Busana ini mirip seperti busana kerja dengan kerah tetapi tidak perlu memakai
blazer atau jas kerja cukup hanya kaos atau blus berkerah dengan model yang
sederhana dan tidak terlalu formal atau lebih bersifat santai.
Busana kuliah memiliki ciri-ciri, model yang sederhana, warna bahan
muda, cerah, tidak menyolok, bahan menyerap keringat, dan mudah
pemeliharaannya (Marwiyah, 2006:3).
Perbedaan busana kerja dan busana kuliah sebagai berikut busana yang
dikenakan untuk pergi ke sekolah atau untuk kuliah. Busana biasanya berupa
seragam dengan mode yang praktis, serta bahan yang kuat, sedang busana kuliah
bergaya lebih kasual dan trendy. Akan tetapi pada busana kerja merupakan
busana yang dipergunakan untuk bekerja, busana kerja memiliki karakteristik
yang berbeda-beda sesuai dengan jenis pekerjaannya, misalnya: montir, guru,
dokter, pekerja bangunan dsb.
5

1.3.3 Kenyamanan Kain Poliester


Kenyamanan merupakan sesuatu sifat rasa aman dan nyaman pada
seseorang pada benda dan keadaan yang di hadapinya. Kain poliester merupakan
jenis kain bersifat sintetis dan termasuk dalam serat buatan yang banyak
digunakan dalam industri khususnya industri tekstil kerena sifatnya yang mudah
didapat, murah dan dapat diproduksi dalam jumlah banyak.
Menurut (Mohamad Ansori, 2011), kain poliester pada umumnya tidak
nyaman, akan tetapi dengan perkembangan zaman disertai modifikasi dan desain
modern. Kain poliester bisa disesuaikan dan memberikan kesan nyaman dan rapi
bagi sipemakai.
Bagi peneliti hal tersebut menjadi suatu langkah maju bagi ilmu tekstil,
dan dengan mengubah bahan poliester dibuat hampir menyerupai desain wool
walaupun tidak sama dengan aslinya, sehingga menimbulkan efek gerimis pada
kain dan meminimalisir ketidak nyamanan pada kain poliester.
Dari ringkasan tersebut diatas penelitian ini diberi dengan judul:
“PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA
KULIAH DITINJAU DARI ASPEK KENYAMANAN”.

1.4 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:
1.4.1 Untuk Mengetahui Ada Tidaknya Perbedaan Kain Katun Dengan
Poliester Pada Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan.
1.4.2 Untuk Mengetahui Berapa Besar Persentase Tingkat Kenyamanannya.
6

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1.5.1 Bagi peneliti memberikan lebih banyak pengetahuan mengenai analisis
mutu tekstil dan kualitas bahan khususnya kain poliester,
1.5.2 Bagi jurusan tata busana dalam meningkatkan pengetahuannya mengenai
bahan tekstil,
1.5.3 Bagi masyarakat sebagai bahan masukan dan informasi bahwa kain
poliester sekarang nyaman dipakai,
1.5.4 Bagi mahasiswa dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai
kain dan dapat dikembangkan atau dapat di teliti lebih lanjut mengenai
berbagai jenis kain poliester dan bahan yang lain.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Kain


Kain merupakan jenis bahan tekstil yang diolah sedemikian rupa dengan
menyilangkan benang lusi dan benang pakan. Serat tekstil dapat dikelompokkan
atas dua yaitu serat alam dan serat buatan. Untuk serat buatan dibagi menjadi dua
yaitu serat setengah buatan dan serat sintetis (Goet Poespo, 2005:9).
Seiring berkembangnya minat serta selera konsumen terhadap variasi
warna tekstil dan kenyamanan kain merupakan hal penting yang harus
diperhatikan, yang merupakan era globalisasi sebagai gelombang menuju
perubahan modernitas pada saat ini sudah melanda sendi kehidupan termasuk
peningkatan kebutuhan kain. Warna-warna indah yang telah dihasilkan akan
menimbulkan daya tarik yang tinggi bagi konsumennya yang mempunyai
kekuatan tersendiri dan dapat menciptakan suasana tertentu bagi konsumen, dan
kenyamanan kainnya juga menjadi utama dalam menghadapi cuaca yang tidak
menentu.
Serat tekstil dapat dikelompokkan atas dua yaitu serat alam dan serat
buatan. Untuk serat buatan dibagi menjadi dua yaitu serat setengah buatan dan
serat sintetis (Goet Poespo, 2005:9).

2.2 Kain Katun


Kain serat kapas juga disebut serat katun, dahulu sudah dikenal kira-kira
5000 tahun SM. Menurut para ahli, India adalah negara tertua yang menggunakan
kapas (Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira, 2008:156).

7
8

Katun merupakan suatu bahan yang tidak tetap, sehingga sulit untuk di
ketahui sifat penampilanya. Kain katun adalah yang paling murah dari bahan serat
alami lainnya. Dahulu ada suatu pemikiran bagi pabrik-pabrik tekstil untuk
mencampur bahan katun dengan poliester, hal itu akan memberikan suatu bahan
yang memiliki tampilan serupa katun dengan perbaikan daya lentingnya. Karena
ada kandungan sintetisnya, maka akan berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis
benang jahit, serta temperatur setrika, dan tetu saja cara pemeliharaan/
pencuciannya (Goet Poespo, 2005:69).

Membujur Melintang
Gambar 2.1
Penampang serat poliester bentuk melintang serat poliester seperti bentuk buncis
dan sepatu roda dengan bagian yang kosong dan penampang membujur seperti
pita pipih (Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003:228).

2.3 Sifat-Sifat Kain Katun


Kain katun memiliki sifat-sifat menguntungkan adalah sifat yang kuat
dalam keadaan basah bertambah 25%, dapat menyerap air (higroskopis), tahan
panas setrika tinggi, dan tahan obat-obat kelantang. Disamping sifatnya yang
menguntungkan diatas terdapat sifat yang kurang menguntungkan yaitu katun
tidak tahan terhadap asam mineral dan asam organik (walaupun asam organik
sering digunakan untuk memperidah tenunan), katun kurang kenyal yang
menyebabkan mudah kusut, dan katun dapat susut saat dicuci, kain katun harus
disimpan dalam keadaan kering atau di tempat yang tidak lembab (Ernawati,
Izwerni dan Weni Nelmira (2008:157).
9

Menurut Goet Poespo (2005:76), kain katun memiliki sifat kuat (bahkan
ketika basah masih menyerap), menarik panas tubuh, kusut, susut atau mengerut
(kecuali ditangani dengan baik), rusak oleh matahari, keringat dan lapuk.

2.4 Kain Poliester


Dalam pembuatan benang poliester diproduksi dalam dua bentuk berbeda:
serat filamen reguler dan serat filamen tekstur. Kain poliester, terutama pada
tingkat kenyamanannya merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk
meningkatkan nilai jual, dan memberikan rasa nyaman pada kulit tubuh
pemakainya. Sifat-sifat kain poliester bervariasi tergantung komposisi mereka,
struktur web dan pengolahan, namun beberapa fitur umum ditemukan dengan
hampir semua kain poliester.
Berikut ini merupakan karakteristik bahan poliester yaitu Asal bahan:
produk-produk petroleum, Konstruksi bahan (bobot bahan bervariasi luas),
Penyempurnaan warna bahan: susah atau tidak luntur, Jatuhnya bahan: filamen
yang halus, bahan rajutan baik sekali, Tekstur bahan: variasi dan luas, Kegunaan
bahan: gaun, setelan (Suits), pakaian sport, kemeja, celana, pakaian dalam, bahan
pelapis, gorden, benang-benang, isian untuk bantalan, pakaian anak-anak, Macam
dan lebar bahan (Crepe, Double knit), dan lebar kain 115 cm, 150 cm (Goet
Poespo, 2005:79).
Mikrofiber terbaru memberikan penampilan yang lembut dan tekstur lebih
mirip, serta keharuman dan rasa dari sutra. Tidak semua poliester memiliki sifat
dan karakteristik yang sama tetapi mereka akan berbagi sebagian besar dari
mereka (FRR. Mallory, eHow.com). Mikrofiber merupakan terminologi yang
digunakan untuk menggambarkan serat yang sangat halus dan penyebutan untuk
teknologi pengembangan serat ini.
10

Poliester merupakan serat buatan manusia pertama yang digunakan dalam


kain, diseluruh dunia. Hal ini cenderung menjadi serat murah untuk memproduksi
dan karakteristik umum dan ketersediaan tanaman berbasis non telah
memungkinkan untuk menciptakan kain dan pakaian murah yang mengubah
industri tekstil pada tahun 1941. Inovasi terbesar di poliester adalah penemuan
terbaru dari mikrofiber. Penemuan ini memungkinkan produsen poliester untuk
mengubah tekstur dan nuansa poliester menjadi kain yang super-lembut tahan
lama, ringan.
Kain poliester ada yang terbuat dari serat filamen asli yang licin dan lurus
yang dikenal sebagai poliester regular, namun ada pula kain poliester yang dibuat
dari benang filamen poliester yang dibuat keriting dan bergelombang, yang
dikenal sebagai poliester tekstur. Proses atau penteksturan bertujuan
meningkatkan daya serap, fleksibilitas, dan kemampuan menyimpan udara,
sehingga diharapkan kain akan lebih nyaman dipakai.
Poliester merupakan istilah umum yang menggambarkan suatu serat yang
diproduksi adalah setiap zat panjang rantai polimer sintetik di mana setidaknya
85% (berat) polimer merupakan ester dan asam tereftalat (FRR.Mallory,
eHow.com).
Poliester ditemukan oleh J. T. Dickson dan J. R. Whinfield dari Calico
Prointers Association dan dikembangkan pertama kali oleh I.C.I di Inggris dengan
nama dagang Terylene. Selanjutnya serat ini kembangkan pula di Amerika oleh
Du Pont Co, dengan nama dagang Dacron. Saat ini sudah terdapat banyak sekali
jenis poliester (Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti, 2009:25).
Poliester termasuk serat buatan. Serat buatan terbentuk dari polimer-
polimer yang berasal dari alam maupun polimer-polimer buatan yang dibuat
dengan cara kepolimeran senyawa-senyawa kimia yang relatif sederhana. Semua
proses pembuatan serat dilakukan dengan menyemprotkan polimer yang
berbentuk cairan melalui lubang-lubang kecil (spinneret).
11

Serat poliester di buat dari hasil reaksi asam terftalat dengan etilena glikol
menjadi ester etilenaglikol tereftalat, yang selanjutnya dipolimerisasikan secara
kondensasi menjadi poliester. Poliester pertama-tama dibuat dalam bentuk chips
kemudian dipintal dengan metode pemintalan leleh menjadi benang filamen
poliester.

Membujur Melintang
Gambar 2.2.
Penampang serat poliester bentuk melintang serat poliester seperti silinder dan
penampang membujur bulat (Tim Fakultas Teknik, 2001).

2.5 Sifat-sifat Kain Poliester


Sifat-sifat kain poliester bervariasi tergantung komposisi mereka, struktur
web dan pengolahan, namun beberapa fitur umum ditemukan dengan hampir
semua kain poliester. Kain poliester merupakan kain yang bersifat mengkilap
tidak mudah kusut dan tipe yang bisa langsung dipakai tanpa disetrika dengan
kehalusan yang menyerupai sutra, tidak mudah menarik kotoran serta
pemeliharaan mudah tidak menimbulkan jamur.
12

Menurut (FRR.Mallory, eHow.com, 2010), kain poliester memiliki sifat


biaya murah, kekuatan yang unggul dan ketahanan, ringan, hidrofobik yang
memiliki efek kelembaban kering atau bergerak menjauh dari sentuhan, akan
tetapi memiliki titik lebur yang sangat tinggi, apakah tahan terhadap pewarna,
pelarut dan bahan kimia yang paling; noda tahan; menolak peregangan dan
menyusut, cepat kering, keriput, jamur dan tahan abrasi; mempertahankan
lipatannya panas-set dan lipatan dan mudah untuk mencuci.
Selain sifat-sifat diatas, kain dari serat buatan dapat dibuat macam-macam
efek timbul, dapat dibuat lipatan, ukuran baju dapat stabil tak berubah dan kain-
kain yang berupa kain rajutan tak perlu dikelim. Adapun keburukannya antara lain
lipatan-lipatan yang terjadi sukar dihilangkan. Walaupun kelompok serat di atas
berbeda dalam komposisi kimia dan struktur namun mempunyai sifat-sifat yang
hampir sama. Walaupun banyak masyarakat yang tidak mengetahui jenis kain
poliester, tetapi mereka tanpa sadar sering menggunakan pakaian yang
menggunakan jenis kain poliester murni maupun campuran.
Karakteristik kainnya yang baik membuat poliester mudah diterima
masyarakat, dan sampai saat ini masih merupakan serat paling dominan didunia
(Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti, 2009:25).
Kain poliester sesuai untuk dijadikan pakaian resmi atau pakaian kerja
yang elegan dan rapi. Poliester tekstur dapat dijadikan pakaian wanita dan pria
yang lebih fleksibel dan lentur. Poliester mikrofilamen dapat dijadikan gaun yang
lembut dan melangsai. Setiap bahan memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Oleh
karena itu, sebelum memilih suatu bahan, kita harus tahu sifat atau karakteristik
dan kemungkinan penggunaannya.
13

2.6 Kenyamanan Kain


Pada umumnya konsumen kurang memikirkan tentang kenyamanan,dalam
memilih pakaian, konsumen lebih memilih model dan jenis kebutuhan rasa hangat
dan dingin (sejuk). Pilihan serat dan pola kain mempengaruhi kenyamanan. Salah
satu hal yang menjadi pertanyaan bagi konsumen yaitu membedakan rajutan dari
tenunan pada berat kain yang sama adalah terdapat banyak pori dalam rajutan dan
patokan dari suatu kerapatan. Pori dalam suatu rajutanlah yang membuat kain
lebih mudah dilalui udara.
Pengaruh kenyamanan diatas dimaksud dalam ketebalan kain ditentukan
oleh benang dengan lapisan poliester pada kain. Ketebalan dengan memggunakan
benang tempel yang tidak saja menjulur tetapi juga benang menonjol dari
permukaan kain. Ada juga cara lain yang digunakan dalam merajut benang yang
bisa mempengaruhi kenyamanan pada kain.
Kenyamanan adalah hal utama yang dibutuhkan orang dalam memakai
pakaian, terutama bila pakaian tersebut dipakai dalam waktu yang relatif panjang,
misalnya kekantor, kekampus, bepergian, dsb. Kenyamanan kain secara umum di
tentukan oleh kemampuan kain tersebut menyerap keringat pemakai, kelembutan
kain tersebut ketika bersentuhan dengan kulit sipemakai, kemampuan kain
tersebut untuk dilalui oleh udara, serta tidak terdapat muatan listrik yang
mengganggu kulit tubuh pemakainya.
Kenyamanan dalam hal ini lebih memenuhi kebutuhan kesehatan, yaitu
berfungsi mempertahankan diri dari berbagai tantangan alam misalnya dari panas,
hujan, sengatan matahari dan sebagainya. Salah satu yang dapat dijadikan alat
untuk melindungi badan, yaitu apabila bahan, model, warna dan sesuai dengan
iklim dan cuaca, kondisi lingkungan dimana busana itu dipergunakan (Arifah A.
Riyanto, 2003:90).
14

Dahulu masyarakat beranggapan bahwa kain katun merupakan kain yang


tidak panas bila dipakai, sedangkan kain poliester panas bila dipakai. Anggapan
diatas tidak selamanya benar. Adanya perkembangan zaman, mesin yang modern,
dan bahan baku tekstil yang telah merubah anggapan tersebut. Bahkan saat ini
bahan poliester memiliki banyak kelebihan sebagai berikut yaitu lembut dan enak
dipakai, kesan nyama dan rapi, serta mudah perawatannya (Mohamad Ansori,
2011).

2.6.1 Dekomposisi Kain


Dekomposisi merupakan suatu konstruksi kain. Alat dan bahan: Gunting,
Penggaris, Timbangan, Jarum, Kain poliester. Tujuan untuk menentukan
konstruksi kain tenun yang meliputi:

2.6.1.1 Anyaman Kain Tenun


Anyaman merupakan faktor yang turut menentukan karakteristik suatu
kain, karena itu untuk keperluan melengkapi identifikasi kain perlu diketahui
konstuksi anyaman. Kain dibuat dengan prinsip penyilangan antara benang lusi
dan benang pakan. Pada dasarnya terdapat tiga macam tenunan dasar, yaitu
tenunan polos, tenunan keper, tenunan satin.

2.6.1.1.1 Anyaman Polos


Anyaman ini merupakan anyaman yang paling sederhana yang mempunyai
rapat paling kecil, atau gambar anyaman yang paling mudah yaitu benang lusi dan
pakan satu dari satu naik atau turun, sehingga jumlah silangan paling banyak.

“Tenunan Polos”
15

2.6.1.1.2 Anyaman Keper


Anyaman dapat diamati dari permukaan kain berupa garis miring yang
tidak ptus-putus, garis miring ke kiri menjadi keper kiri dan garis miring ke kanan
menjadi keper kanan, garis miring yang dibentuk oleh benang lusi menjadi keper
lusi dan garis miring yang dibentuk oleh benang pakan menjadi keper pakan.

“Tenunan Keper”

2.6.1.1.3 Anyaman Satin


Anyaman satin menonjolkan salah satu efek lusi atau pakan efek lusi
menjadi satin lusi, tetal tinggi, lembut rata, mengkilap dan padat.

“Tenunan Satin”
Dalam penelitian kain yang dipakai merupakan “Tenunan Keper” dengan
efek gerimis dipermukaan kain. Menurut Hasil Laporan Uji Laboraturium
Pengujian Balai Besar Tekstil, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki
Dekomposisi Kain, sebagai berikut:
2 2
Anyaman Muka I: Keper /1 dan Anyaman Muka II: Keper \1
2 2

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 53 halaman 141.


16

2.6.1.2 Berat Kain


Berat kain (g/m2) dapat ditentukan sebagai berikut, (Adhi Kusumastuti 2007):
1. Tentukan arah benang lusi pakan,
2. Gunting kain dalam bentuk bujur sangkar sepanjang 10 cm ke arah lusi dan 10
cm kearah pakan,
3. Timbang berat kain tersebut dengan timbangan analitis,
4. Hitung rata-rata berat kain per meter persegi:

a1+ a2 + a3
x 100%
3
Standart Konstruksi: Kain Berat ( >250 gram/m2)
Kain ½ Berat (161-250 gram/m2)
Kain Medium (141-160 gram/m2)
Kain Ringan ( 0-140 gram/m2)
Menurut Hasil Laporan Uji Laboraturium Pengujian Balai Besar Tekstil,
kain poliester merk “Nina Klein” memiliki standart konstruksi Kain ½ Berat yaitu
(197,7 gram/m2). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 53 halaman
141.

2.6.1.3 Tetal Benang


Tetal benang merupakan istilah untuk menyatakan jumlah benang lusi dan
pakan setiap inchi atau cm, ada beberapa cara atau alat yang dapat dipakai untuk
menentukan atau menghitung jumlah benang lusi dan pakan.
Salah satunya tetal benang dapat ditentukan sebagai berikut: (1) dengan
memotong kain seluas 1 inch2, kemudian benang-benangnya ditiras dan dihitung
jumlahnya, kemudian dikali 10, (2) Lakukan hal yang sama untuk menghitung
tetal pakan (Adhi Kusumastuti 2007). Menurut Hasil Laporan Uji Laboraturium
Pengujian Balai Besar Tekstil, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki Tetal
lusi 48,4 (123), Tetal pakan 34,3 (87). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran 53 halaman 141.
17

2.6.1.4 Perubahan Panjang Benang Akibat Tenunan


Panjang benang akan berubah karena proses pertenunan. Jadi, terdapat
perbedaan antara panjang benang sebelum ditenun dengan panjang benang setelah
di tenun. Perubahan panjang benang tersebut dapat dinyatakan dengan cara
Crimp, yaitu perubahan panjang benang dari keadaan lurus menjadi panjang
benang dalam kain tenun terhadap panjang kain (Adhi Kusumastuti 2007). Crimp
dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Ambil benang dari setiap sisi persegi, masing-masing sisi 5 helai.
2. Kelompokkan masing-masing benang lusi menjadi 10 helai dan benang pakan
10 helai, dengan panjang rata-rata 10 cm.
3. Setiap helai benang diregang lurus pada permukaan mistar untuk menghitung
panjang rata-ratanya, misalnya c cm.
Maka Crimp benang ditentukan dengan rumus:
c 10
% crimp 100%
10
Menurut Hasil Uji Laboraturium, Kain Poliester Merk “Nina Klein” Memiliki
%Crimp (Lusi 4,4% dan Pakan10,6%)

2.6.1.5 Nomor Benang Setelah Mengalami Tenunan


Nomor benang setelah menjadi kain umumnya tidak tepat sama dengan
nomor benang aslinya. Proses-proses persiapan, pertenunan, dan finishing
mempengaruhi perubahan berat benang untuk panjang yang sama.
Seperti halnya panjang benang, nomor benang pun akan mengalami
proses pertenunan. Penentuan setelah mengalami proses pertenunan. Penentuan
nomor benang dari kain tenun dipakai hanya untuk memperkirakan nomor benang
yang dipakai (Adhi Kusumastuti, 2007). Nomor benang dapat ditentukan sebagai
berikut:
1. Tentukan apakah benang-benang lusi dan pakan tersebut benang staple atau
filament. Untuk benang staple kehalusan menggunakan sistem penomoran
tidak langsung (Nm), sedangkan benang filament menggunakan sistem
penomoran langsung (D).
18

2. Sepuluh helai benang lusi sepanjang 10 cm yang telah diukur Crimpnya


ditimbang dengan timbangan analitis, misalnya y gram. Maka kehalusan
benang tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
y gram 9000 y gram
Nm D
10 panjang (c) 10 panjang (c)
Menurut Hasil Uji Laboraturium, Kain Poliester Merk “Nina Klein” Memiliki
D.Lusi 31,5.

2.6.2 Evaluasi Kenyamanan Kain


Pengetahuan tentang evaluasi bahan-bahan tekstil mempunyai peranan
yang sangat penting dalam industri maupun perdagangan tekstil. Kenyamanan
yang dimaksud adalah mudah menyerap keringat dan tidak menimbulkan listrik
statis, cocok dipakai pada udara lembab dan panas (Goet Poespo, 2005:67).

2.6.2.1 Pengujian Daya Serap Air


Daya serap adalah salah satu faktor yang menentukan kegunaan kain untuk
tujuan tertentu. Misalnya kain pembalut, handuk dan kain-kain yang akan di celup
karena kerataan hasil pencelupan bergantung pada daya serap kain.
Daya serap merupakan hampir semua serat menyerap uap air sampai batas
tertentu. Jumlah uap air yang diserap oleh serat berbeda-beda, tergantung dari
kelembaban relatif, suhu udara, dan seratnya (Goet Poespo,2005:67).
Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk mengetahui kemampuan daya
serap kain terhadap air. Pengujian ini meliputi:

2.6.2.1.1 Pengujian daya basah (wettability)


Prinsip pengujian ini adalah mengamati setetes air yang dijatuhkan dari
ketinggian tertentu pada permukaan kain. Pengujian daya basah menunjukkan
kecepatan pembasahan kain. Besarnya diukur berdasarkan waktu yang diperlukan
kain untuk menyerap tetesan air yang jatuh pada permukaan kain tersebut dalam
keadaan tegang.
19

Pengujian daya basah dilakukan sebagai berikut:


1. Regang kain perca pada pembidangan hingga permukaan kain cukup tegang.
2. Tetesi permukaan kain tersebut dalam posisi mendatar dan jalankan stopwatch
pada waktu yang bersamaan dengan saat penetesan air.
3. Amati saat ketika tetesan air menghilang dari permukaan kain karena terserap
oleh kain. Pada saat itu juga matikan stopwatch. Catat waktu pembasahan.
4. Lakukan sampai 3 kali pengukuran dan ambil harga rata-ratanya sebagai waktu
pembasahan rata-rata.
Daya basah dapat ditentukan dengan standar sebagai berikut:
Waktu pembasahan 0 - 2 detik daya basah tinggi
Waktu pembasahan 2 - 5 detik daya basah sedang
Waktu pembasahan > 5 detik daya basah rendah
Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein”
memiliki waktu pembasahan 1 detik yang merupakan daya basah tinggi.

2.6.2.1.2 Pengujian daya resap (wet pick up)


Pengujian daya resap bermaksud mengukur kemampuan kain menyimpan
air secara normal bila kain tersebut direndam dalam air. Daya resap dinyatakan
dalam %WPU yang menunjukkan perbandingan berat air yang ada dalam kain
dengan berat kain dalam keadaan kering.
Pengujian daya resap dilakukan sebagai berikut:
1. Timbang satu per satu contoh uji dan hitung berat rata-rata kain 10x10 cm
dalam keadaan kering (Bk).
2. Rendam ketiga helai contoh uji tersebut dalam air selama 10 menit.
3. Aduk-aduk beberapa kali selama perendaman tersebut agar seluruh bagian kain
terbasahi merata.
4. Angkat kain tersebut dan tiriskan hingga tidak ada lagi air yang menetes.
5. Timbang masing-masing contoh uji dalam keadaan basah tersebut dan hitung
harga rata-ratanya sebagai berat basah (Bb).
20

Hitung %WPU dengan rumus berikut:


Bb Bk
% WPU 100%
Bk
Standart penilaian: 0 - 10 % rendah
11 - 30% sedang
31 - 70% tinggi
Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein”
memiliki %WPU sebanyak 61% yang merupakan tinggi.

2.6.2.1.3 Pengujian daya kapilaritas (capillarity)


Kain merupakan suatu bahan berpori (phorous) yang bersifat kapiler.
Kapilaritas merupakan peristiwa naik atau turunnya zat cair pada bahan yang
terdiri atas beberapa pembuluh halus akibat gaya adhesi atau kohesi
(kumpulanistilah.com 2011), misalnya menetesnya air di ujung kain atau air
meresap keatas kain. Peristiwa tersebut terjadi karena naik turunnya air melalui
celah kain. Kapilaritas menunjukkan kemampuan perambatan air pada kain karena
kapilaritas dari kain tersebut. Makin tinggi daya kapilaritas berarti makin tinggi
pula daya serap air kain tersebut.
Pengujian daya kapilaritas dilakukan sebagai berikut:
1. Gunting contoh uji berupa 3 lembar pita ukuran 25x2.5 cm2 memanjang ke arah
lusi dan 3 lembar memanjang kearah pakan. Beri tanda pada jarak 5 cm dari
salah satu ujung pipa.
2. Isi piala gelas masing-masing sebanyak 250 cc, kemudian bubuhi pewarna dan
aduk hingga rata.
3. Celupkan contoh uji hingga batas (5 cm) ke dalam air dengan posisi vertikal.
4. Amati rambatan pewarna pada pipa hingga maksimum dan tidak bergerak lagi.
5. Ukur waktu perambatan maksimum dengan bantuan stopwatch dan hitung
waktu perambatan rata-rata dari ketiga contoh uji (t).
6. Ukur tinggi perambatan maksimum dan hitung tinggi perambatan rata-rata dari
ketiga contoh uji (h).
21

7. Hitung daya kapilaritas dengan membagi tinggi perambatan dengan waktu


h
dengan rumus: C
t
Dimana: c = daya kapilaritas
h = tinggi perambatan (cm)
t = waktu perambatan (detik)
Daya basah dapat ditentukan dengan standar sebagai berikut:
Waktu pembasahan 0 - 2 detik daya basah tinggi
Waktu pembasahan 2 - 5 detik daya basah sedang
Waktu pembasahan > 5 detik daya basah rendah
Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein”
memiliki waktu pembasahan 0 detik yang merupakan daya basah tinggi.

2.6.2.2 Pengujian daya kelangsaian kain


Pemilihan kain harus disesuaikan dengan pemakaiannya. Kelangsaian
(drape) berarti kemampuan kain untuk memberikan kenampakan indah waktu
dipakai. Pengujian kelangsaian kain ditujukan untuk mengetahui kemampuan
jatuhnya karena beratnya sendiri. Tidak semua bahan pakaian mempunyai daya
langsai yang baik. Kelangsaian diukur dengan drapemetre (Adhi Kusumastuti
2007).

Drape Rendah Drape Tinggi


Gambar 2.3
Pengujian kelangsaian kain dengan menggunakan drapemeter (Dorothy Siegert
Lyle, 1977)
22

Koefisien kelangsaian ditentukan sebagai berikut:


1. Ambil kain berbentuk lingkaran dengan diameter 10 inch (25.4 cm) sebanyak 3
buah.
2. Letakkan kain tersebut dengan titik pusat tepat pada titik pusat cakra
penyangga alat drapemetre.
3. Amati jatuhnya kain atau proyeksi jatuhnya kain rata-rata dengan mengukur
jarak terjauh dan terdekat ujung kain dari pusat lingkaran untuk dihitung rata-
ratanya.
Koefisien kelangsaian (F) ditentukan dengan mengukur luasnya:
AP AC
F
AS AC
Dimana As : luas contoh
AC : luas cakra penyangga
AP : luas proyeksi contoh setelah diatas cakra
Kenyamanan kain ditentukan berdasar standar berikut:
F 0,7 - 1 kelangsaian tinggi (sangat nyaman)
F 0,4 - 0,69 kelangsaian sedang (cukup nyaman)
F 0,0 - 0,39 kelangsaian rendah (kurang nyaman)
Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein”
memiliki F 0,65 yang merupakan kelangsaian sedang (cukup nyaman).

2.6.2.3 Pengujian muatan listrik statis kain


Listrik Statis merupakan peristiwa suatu materi yang mempunyai atom
bermuatan, karena berpotensi terjadi loncatan elektron dari satu materi bermuatan
ke materi bermuatan lainnya untuk mencapai keseimbangan muatan (Husnul
Yakin Ali,2012). Sebagai contoh batang kaca yang digosok dengan kain sutera.
Pada peristiwa ini, sebelum keduanya saling digosokkan antara batang kaca dan
kain sutera semuanya bermuatan netral, namun setelah keduanya saling
digosokkan terjadi loncatan elektron dari batang kaca ke kain sutera, akibatnya,
batang kaca menjadi bermuatan positif, sedangkan kain sutera menjadi bermuatan
negative (Husnul Yakin Ali, 2012).
23

Tujuan pengujian ini untuk mengetahui besar kandungan muatan listrik


statis yang terdapat pada bahan tekstil.Adanya listrik statis yang menyebabkan
kain tidak nyaman dipakai, kotoran mudah melekat, dan mengganggu kesehatan.
Kain yang mengandung muatan listrik statis dalam kadar yang tinggi kurang
nyaman dipakai karena: Dapat menarik bulu-bulu pada kulit apabila sering
bergesekan dengan kulit, Mengganggu kesehatan karena mengubah gaya listrik
dalam tubuh, Kain mudah menarik kotoran halus di permukaan kain, Kain
tergulung atau terlipat, Melekat satu sama lain ketika dipakai.

Gambar 2.4
Bentuk dari muatan listrik statis pada kain (Dorothy Siegert Lyle, 1977)

Pengujian muatan listrik statis dapat dilakukan sebagai berikut:


1. Gunting kain dengan ukuran 10x5 cm sebanyak 3 buah.
2. Gosok kain tersebut dengan setrika dingin sebanyak 10 kali dengan arah
gosokan searah.
3. Ukur waktu lepasnya kain dari permukaan setrika dengan stopwatch.
4. Lakukan hal yang sama dengan setrika panas pada temperatur yang sesuai
dengan jenis kain.
5. Hitung waktu lekat rata-rata dari masing-masing tiga kali pengukuran dingin
dan panas.
6. Tentukan kenyamanan kain berdasar standar waktu lekat rata-rata (td) muatan
listrik statis.
24

Kenyamanan kain berdasarkan standar waktu lekat rata-rata (td) muatan


listrik statis berikut ini:
td >5 detik tinggi (tidak nyaman)
td 3 - 5 detik sedang (cukup nyaman)
td 0 - 2.59 detik rendah (nyaman)
Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein”
memiliki td 0 detik rendah (nyaman).

2.7 Pembuatan Busana Kuliah


Busana merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, karena
fungsi dasarnya yang melindungi tubuh dan terpenuhinya unsur kesusilaan,
disamping fungsi lain seperti; alat untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan
status sosial seseorang. Pengertian busana secara umum, adalah segala sesuatu
yang dikenakan oleh seseorang dari ujung rambut sampai ujung kaki, termasuk
pelengkap busana, tata rias wajah dan tata rias rambutnya.
Pada awalnya, tujuan seseorang mengenakan busana hanya untuk
melindungi tubuh dari pengaruh cuaca atau iklim sekitarnya, kemudian kebutuhan
tersebut berkembang untuk memenuhi rasa kesusilaan dan rasa keindahan, serta
merupakan cermin kebudayaan suatu daerah atau masyarakat tertentu.
Namun seiring perkembangan zaman, tujuan berbusana saat ini menjadi
semakin kompleks selain dari yang tersebut diatas, sebagai berikut: (1) Memenuhi
unsur etika dan estetika, (2) Menutupi aurat bagi kaum muslim, (3) Menutupi
cacat atau kekurangan pada tubuh, (4) Menunjukkan identitas seseorang, (5)
Menunjukkan status sosial ekonomi, (6) Menjadi gaya hidup (lifestyle) seseorang.
Jenis busana yang beraneka ragam, membuat para ahli busana
menggolongkannya menjadi 2 bagian, yaitu: (1) Busana Dalam, biasanya dipakai
langsung mengenai badan, atau dikenakan sebelum mengenakan busana luar
(Underwear), misalnya: celana dalam, BH (Breast Holder, singlet, korset, long
torso) dsb, (2) Busana Luar, biasanya dipakai setelah mengenakan busana Lingeri
atau busana dalam tsb, misalnya: pakaian sekolah, pakaian kerja dsb.
25

Busana luar, atau busana yang tampak dikenakan oleh seseorang, juga ada
bermacam-macam jenisnya, dan biasanya disesuaikan dengan situasi dan kondisi
pemakainya. Secara umum pembuatan busana meliputi pembuatan desain, pola,
memotong, menjahit dan penyempurnaan. Nilai pakaian tergantung dari teknik
pembuatan pakaian yang diterapkan pada kain bermutu tinggi. Dalam beberapa
tahun ini, standarisasi busana telah mengalami kemajuan, dan hasil produksi masa
telah memenuhi pasaran secara meningkat, yang bermutu tinggi, telah membuka
pintu bagi industri pada masa mendatang (Sugiarto dan Shigeru Watanabe 2003).
Kenyamanan berbusana dipengaruhi oleh desain yang akan digunakan
pada suatu kesempatan dan dengan didukung oleh pemilihan bahan yang cocok
serta hasil pembuatan. Pada saat dipakai bisa menimbulkan rasa percaya diri dan
tidak menggagu kesehatan terutama pada bahan dan pemakaiannya.

2.7.1 Desain Busana Kuliah


Desain busana kuliah yang dikenakan bergaya lebih casual dan trendy.
Busana kuliah dipilih model sederhana, warna muda, cerah, tidak menyolok,
bahan menyerap keringat, mudah pemeliharaannya (Marwiyah, 2006).
Busana digolongkan menjadi tiga macam yaitu: berdasarkan kesempatan,
umur dan jenis kelamin. Penggolongan busana yang sering mengalami masalah
dengan penggolongan busana berdasarkan kesempatan, karena penggolongan
busana ini merupakan penampilan kita sehari-hari, sedangkan penggolongan
berdasarkan umur dan jenis kelamin lebih jelas perbedaannya.
Berdasarkan kesempatan busana dibagi atas lima golongan yaitu busana
kerja atau sehari-hari, busana pesta, busana rekreasi, busana olah raga, dan busana
rumah. Dan yang termasuk busana kerja atau busana sehari-hari adalah: busana
kekantor, kesekolah, pertemuan rutin suatu kegiatan, berbelanja ke pasar, dan
sebagainya. Maka yang jadi syarat utama dari busana ini adalah sederhana tidak
berlebihan dan praktis, sehingga tidak mengganggu gerakan tubuh ataupun
pekerjaan.Biasanya lebih ditekankan pada model rok blus atau baju terusan dan
model praktis.Bahan yang dipilih harus tahan cuci, mudah dalam pemeliharaanya,
tidak kuat dan tidak susut (Rostamailis 2005:160).
26

Namun kebanyakan dari mereka memilih rok dan blus atau kemeja dan
celana. Hal ini disebabkan karena rok, blus dan kemeja, celana dalam
pemakaiannya dapat diselang-selingi, berarti bahwa dengan memiliki dua lembar
rok atau celana pemakaiannya dapat divariasikan dengan tetap memperhatikan
keserasiannya.
Desain busana untuk mahasiswa/si adalah bebas. Namun kebanyakan dari
mereka memilih rok dan blus atau kemeja dan celana. Hal ini disebabkan karena
rok, blus dan kemeja, celana dalam pemakaiannya dapat diselang-selingi,
maksudnya: dengan memiliki dua lembar rok atau celana pemakaiannya dapat
divariasikan dengan tetap memperhatikan keserasiannya. Ciri-ciri busana kuliah
yaitu terdapat kerah pada suatu pakaiannya, tidak ketat dan terbuka, kemudian
dalam pemilihan warna dan modelnya tidak menyolok. Berbeda dengan busana
kerja yang lebih formal dalam pemakaiannya, busana kuliah lebih bebas tetapi
rapi dan tidak berlebihan (Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira, 2008:32).
27

Kerah Rebah

Lengan Puff Panjang

Kupnat
Belahan Kancing

Kerah Rebah
Lengan Puff Panjang

Kupnat

Gambar 2.5 Desain Busana Kuliah


2.7.2 Pola Busana
Pola busana merupakan suatu potongan kain atau kertas yang dipakai
sebagai contoh untuk membuat busana. Berfungsi untuk menjahit busana sesuai
model yang dikehendaki. Ada dua cara pembuatan pola yaitu system draping dan
system konstruksi yang harus dilakukan seseorang sebelum membuat pakaian.
Sebelum membuat pola, terlebih dahulu menentukan ukurannya. Proses
pembuatan pola dapat dilihat pada lampiran 1-5 halaman 65-70.
28

2.7.3 Pemotongan
Pemotongan merupakan proses memotong kain atau bahan pakaian yang
akan digunakan dengan alat pemotong kain sesuai pola yang sudah ditentukan.
Sebelum dilakukan proses memotong kain dilakukan terlebih dahulu dengan
mendesain suatu pakaian yang kemudian diukur atau menurut ukuran standar
yang sudah ditentukan, dan kemudian pembuatan pola sesuai ukuran dan desain
pakaian yang sudah ditentukan juga sebelumnya (Sugiarto dan Shigeru Watanabe,
2003). Dalam proses pemotongan, terlebih dahulu meletakkan pola diatas kain
dan membuat sebuah rancang bahan sebelum memulai memotong agar tidak
terjadi kesalahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 73.

2.7.4 Penjahitan
Proses penjahitan menjahit bagian-bagian yang telah di potong satu demi
satu untuk menghasilkan pakaian, dan merupakan proses utama dalam membuat
pakaian. Proses penjahitan menggunakan mesin jahit dan dijahit sesuai garis pola
yang sudah di tentukan dengan suatu teknik menjahit yang sudah ditentukan pula
(Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003). Pada proses penjahitan dapat dilihat
langkah-langkahnya pada lampiran 9 halaman 74-76.

2.7.5 Penyelesaian
Kegiatan penyelesaian akhir yang meliputi pemeriksaan (inspection),
pembersihan (triming), penyetrikaan (pressing) serta melipat dan mengemas.
Tujuannya adalah agar pakaian yang dibuat terlihat rapi dan bersih. Kegiatan ini
dilakukan setelah proses menjahit dengan mesin (Ernawati, Izwerni dan Weni
Nelmira, 2008:366).
Penyelesaian menentukan kesan dan perasaan dari produk akhir,
penggunaan alat-alat penyelesaian paling cocok dengan hasil akhir harus
ditentukan (Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003).
29

penyelesaian pada suatu pakaian di lakukan dengan membersihkan dan


memotong benang dan kotoran yang tidak diperlukan dan masih menempel pada
pakaian, menyetrika atau merapikan pakaian tersebut, serta pengemasan. Dapat
dilihat pada lampiran 9 halaman 77.

2.8 Kerangka Berpikir


Setiap orang memenuhi kebutuhan pakaian dengan cara yang berbeda-
beda, baik dalam menentukan bahan pakaian, model dan cara mendapatkan
pakaian. Perkembangan teknologi yang canggih telah memberikan kemajuan
dibidang mode khususnya di bagian tekstil. Bahan dasar busana disebut juga
dengan kain. Kain ini terbentuk dari serat tekstil yang diolah sedemikian rupa
sehingga tercipta kain yang kita lihat dipasaran. Kain yang beredar di pasaran
banyak jenis dan kualitasnya. Sebagai orang yang berkecimpung di bidang
busana, kita harus dapat memilih bahan tekstil sesuai dengan yang dibutuhkan.
Agar tidak keliru dalam memilih bahan maka kita harus mempunyai pengetahuan
tentang bahan tekstil.
Kebutuhan masyarakat terhadap bahan tekstil sekarang ini semakin
meningkat. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan serat tekstil, karena
serat merupakan bahan baku atau bahan utama dalam pembuatan tekstil. Pada
umumnya serat tekstil dapat digolongkan kedalam dua jenis yang utama yaitu
serat alam dan serat buatan. Serat alam adalah serat yang berlangsung sudah
tersedia di alam atau disebut juga “natural fiber”. Serat buatan atau disebut juga
“synthetic fibers” adalah serat yang sepenuhnya dibuat dengan mereaksikan zat-
zat kimia, serat buatan digolongkan menjadi dua yaitu serat setengah buatan dan
serat sintetis.
Dalam hal ini serat buatan termasuk golongan serat sintetis yang sudah
banyak dimanfaatkan antara lain sebagai bahan utama pembuatan berbagai macam
tali, atau kepentingan lainnya. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kain poliester yang merupakan serat sintetis, sebab poliester banyak dijumpai
diberbagai toko tekstil. Kain poliester selain banyak jenis dan macamnya juga
banyak variasinya termasuk tekstur dan motifnya.
30

Kenyamanan kain merupakan hal paling penting dalam pemilihan jenis


kain sebelum proses pembuatan busana. Kenyamanan suatu kain dapat
mempengaruhi kulit tubuh dalam melakukan suatu kegiatan yang dihadapkan
pada cuaca, pengaruh suhu tubuh terhadap lingkungannya. Maka dari itu,
kenyamanan suatu kain sangat penting dalam mempengaruhi kesehatan, dan
keamanan pemakainya.
Kenyamanan suatu kain dilihat dari daya serap air dan berbagai indikator
yang mendukung. Daya menyerap air lebih banyak lebih nyaman dipakai, cepat
menyerap keringat dan tidak menimbulkan listrik statis. Selain itu, kain nyaman
dapat dirasakan tahan terhadap kuman yang menempel pada kain yang
menyebabkan rasa gatal ditubuh. Nyaman dalam pakaian adalah suatu hubungan
timbal balik dengan pengaruh yang rumit oleh kelembaban, gerakan udara, dan
berhubungan dengan perpindahan panas, radiasi (Dorothy Siegert Lyle,
1977:176).
Secara umum pembuatan pakaian meliputi tiga proses, yaitu memotong,
menjahit dan penyempurnaan kain yang telah dibuat melalui proses pemintalan,
perajutan atau pertenunan, pencelupan untuk produksi pakaian sebagai produk
akhir. Hal ini memegang peranan penting karena nilai pakaian tergantung dari
teknik pembuatan pakaian yang diterapkan pada kain bermutu tinggi.
Pembuatan adalah proses, cara, perbuatan membuat. Busana adalah
pakaian, baju. Busana adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, perhatian
manusia terhadap busana sangat besar, karena busana dipergunakan selama
hidupnya. Busana merupakan sesuatu yang dipakai manusia dengan tujuan
melindungi tubuh dari pengaruh luar.
Busana kuliah adalah busana yang dikenakan untuk pergi kuliah di sebuah
perguruan tinggi, busana kuliah bergaya lebih casual dan trendy. Busana kuliah
dipilih model sederhana, warna muda, cerah, tidak menyolok, bahan menyerap
keringat, mudah pemeliharaannya. Desain busana untuk mahasiswa adalah bebas.
Namun kebanyakan dari mereka memilih rok dan blus atau kemeja dan celana.
Hal ini disebabkan karena rok, blus dan kemeja, celana dalam pemakaiannya
dapat diselang-selingi.
31

2.9 Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Dikatakan sementara karena jawabannya baru menggunakan teori (Sugiyono,
2008:159).
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Sumadi
Suryabrata, 2006:21).
2.9.1 Hipotesis Kerja (Ha)
Ada Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada Busana Kuliah Ditinjau
Dari Aspek Kenyamanan dan Berapa Besar Persentase Tingkat Kenyamanannya.
2.9.2 Hipotesis Nol (Ho)
Tidak Adanya Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada Busana
Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan dan Berapa Besar Persentase Tingkat
Kenyamanannya.
BAB 3
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam


mengumpulkan data penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006). Metode merupakan
suatu cara atau strategi yang digunakan dalam kegiatan penelitian sehingga
pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hal
yang akan dibahas dalam metode penelitian ini adalah metode penentuan objek
penelitian, pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, instrumen
pengumpulan data dan metode analisis data.

3.1 Metode Penentuan objek Penelitian


Beberapa hal yang akan diungkap dalam penentuan objek penelitian
meliputi populasi penelitian, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian
yang meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.

3.1.1 Populasi Penelitian


Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki
kesamaan karakteristik (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Populasi adalah semua
nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun
kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang
lengkap dan jelas. Populasi dalam penelitian ini merupakan mahasiswa yang
sedang menjalani masa kuliah dan telah lulus mata kuliah analisis mutu tekstil.
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang (Winiati Pudji Rahayu, 1997:9). Calon
panelis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang telah
lulus mata kuliah ilmu tekstil digunakan untuk uji jumlahnya berkisar 15 orang
yang dipilih setelah calon panelis mengikuti seleksi panelis dengan berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk melakukan penelitian.
.

32
33

3.1.2 Teknik Pengambilan Sampel


Sampel penelitian ini adalah sebagian populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah kain 100% poliester dengan
merk “Nina Klein” yang didapat di salah satu toko tekstil dikota Yogyakarta
dengan nama “Textileone”. Kemudian dibuat suatu busana kuliah untuk dijadikan
alat atau bahan penelitian.
Sampel yang dipilih memiliki label sebagai berikut: (Poliester Fiber) yang
berarti kain dibuat dari serat poliester, (anti crease) yang berarti tidak akan kusut
kalau dipakai, dan (face colour) yang berarti warna tidak luntur. Dari label diatas
keterangan tersebut menurut (Goet Poespo, 2005:56-57)
Teknik pengambilan sampel digunakan untuk menentukan sampel yang
akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2008:217). Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah simpel random sampling, yaitu teknik penentuan
sampel yang dalam pengambilan sampelnya dilakukan secara acak sehingga
subjek didalam populasi dianggap sama dengan menggunakan suhu ruangan.
Dengan demikian maka penelitian memberi hak yang sama kepada setiap subjek
untuk dipilih menjadi sampel.

3.1.3 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:118). Variabel penelitian
pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan (Muchamad Fauzi, 2009:145). Dalam penelitian ini
digunakan tiga jenis variabel yaitu:

3.1.3.1 Variabel Bebas (x)


Variabel bebas yaitu variabel yang akan dilihat pengaruhnya terhadap
penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah standar kenyamanan kain
poliester. Dengan indikator Daya serap kain, Daya kelangsaian kain, dan Daya
muatan listrik statis.
34

3.1.3.2 Variabel Terikat (y)


Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel terikat dalam percobaan ini adalah busana kuliah. Dengan indikator
reaksi busana pada keringat, reaksi busana terhadap gesekan kulit dan kotoran,
dan busana terhadap indra peraba. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran 10 halaman 78, dan lampiran 11 halaman 82, lampiran 25 halaman 103.

3.1.3.3 Variabel Kontrol


Variabel kontrol adalah variabel yang ikut mempengaruhi eksperimen
tetapi dapat dikendalikan agar tidak mempengaruhi variabel terikat. Variabel
control dalam penelitian ini adalah standar kenyamanan kain katun pada
pemakaian busana kuliah. Dengan indikator Daya serap kain, Daya kelangsaian
kain, dan Daya muatan listrik statis.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu cara
yang digunakan dalam kegiatan peneliian untuk menyelesaikan masalah yang
diteliti. Metode penelitian yang akan dilaksanakan didalam penelitian adalah
metode eksperimen.
Maksud dari eksperimen dalam penelitian ini adalah rangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terencana dan secara sistematis dengan melakukan suatu
percobaan yang berhubungan dengan persoalan yang sedang diteliti (Sudjana,
2002:1). Metode eksperimen ini digunakan untuk penelitian dalam pembuatan
busana kuliah mahasiswa dari aspek kenyamanan. Kain poliester agar kegiatan
eksperimen ini dapat berjalan lancar dan berhasil, maka perlu adanya desain
eksperimen dan prosedur pelaksanaan eksperimen.
35

3.2.1 Desain Eksperimen


Desain eksperimen yaitu suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah
tindakan yang betul-betul terdefinisikan) sedemikian sehingga informasi yang
berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat
dikumpulkan (Sudjana, 2002:1).
Desain eksperimen merupakan langkah-langkah yang perlu diambil jauh
sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya dapat diperoleh
sehingga akan membawa kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku
untuk persoalan yang sedang dibahas (Sudjana, 2002:1)
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
acak sempurna (DAS). Dimana dalam perlakuan dikenakan sepenuhnya secara
acak pada unit-unit eksperimen (Sudjana, 2002:15), dapat dilihat pada pola
berikut:

E X O1
Pola: R
K O2
Keterangan:
E : kelompok eksperimen yaitu kelompok yang dikenakan perlakuan
eksperimen
K : kelompok kontrol yaitu kelompok yang digunakan sebagai pembanding
X : perlakuan
R : random
O1 : hasil observasi sesudah perlakuan kelompok eksperimen
O2 : hasil observasi sesudah perlakuan kelompok kontrol
(Suharsimi Arikunto, 2006:87)
Desain acak sempurna yang dimaksud didalam penelitian ini adalah suatu
proses pengacakan dalam perlakuan untuk menentukan kelompok eksperimen.
Proses pengacakan ini dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, untuk menemukan
hasil yang terbaik. Didalam penelitian ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok
eksprimen dan kelompok kontrol.
36

Kelompok eksperimen adalah kelompok-kelompok sampel busana yang


dikenai perlakuan berupa mengganti dengan bahan kain poliester. Kelompok
kontrol disini yaitu kain katun yang merupakan kelompok tidak dikenai perlakuan
dan sebagai pembanding dari kelompok eksperimen.
Kemudian dilakukan penilaian (uji inderawi dan uji laboratorium), setelah
melakukan uji tersebut dapat dilakukan analisis data untuk mengetahui tingkat
kenyamanan kain poliester. Pola desain acak sempurna dapat dilihat dalam skema
desain eksperimen berikut:
Populasi

Sampel

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Kain Katun Kain Poliester


[K] [P]

K1 K2 K3 P1 P2 P3

Penilaian

Hasil

Analisis

Kesimpulan

Gambar 3.1. Skema Desain Eksperimen


37

Keterangan:
K1 : Kelompok kontrol dengan pengulangan 1 kali
K2 : Kelompok kontrol dengan pengulangan 2 kali
K3 : Kelompok kontrol dengan pengulangan 3 kali
P1 : Kelompok eksperimen dengan pengulangan 1 kali
P2 : Kelompok eksperimen dengan pengulangan 2 kali
P3 : Kelompok eksperimen dengan pengulangan 3 kali

3.2.2 Prosedur Pelaksanaan Eksperimen


Prosedur pelaksaan eksperimen merupakan langkah-langkah yang telah
ditentukan dalam melaksanakan percobaan pembuatanbusana kuliah. Adapun
prosedur pelaksanaan eksperimen meliputi waktu dan tempat eksperimen, jenis
dan jumlah bahan dan alat serta tahap-tahap eksperimen.

3.2.2.1 Tempat dan waktu ekperimen


Eksperimen dilakukan dirumah ruang laboratorium TJP UNNES, yang
berada di Sekaran Gunung Pati, Semarang.

3.2.2.2 Jenis dan jumlah bahan


Dalam percobaan ini jenis dan jumlah bahan yang digunakan setiap
percobaan sebagai berikut:
Kain Poliester : 1,50 meter Kain Katun : 1,50 meter
Benang Jahit : 2 buah Kertas Pola : 5 Lembar
Kapur Jahit : 1 buah Karbon Jahit : 2 buah

3.2.2.3 Peralatan eksperimen


Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan eksperimen menggunakan
peralatan yang higienis dan kondisi yang baik. Adapun peralatan tersebut yaitu:
Mesin Jahit : 1 buah Jarum Pentul : 1 buah
Gunting Kain : 1 buah Rader : 1 buah
Gunting Kertas : 1 buah Meteran : 1 buah
38

Pensil : 1 buah Spidol : 1 buah


Penggaris : 1 buah Penghapus : 1 buah

3.2.2.4 Tahap-tahap Pelaksanaan Eksperimen


Eksperimen dalam pembuatan busana kuliah ini meliputi beberapa tahapan
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.
3.2.2.4.1 Tahap persiapan
Menyiapkan semua alat dan bahan tersebut diatas yang diperlukan dalam
pembuatan Busana Kuliah.
3.2.2.4.2 Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembuatan busana kuliah dengan bahan kain poliester,
sebagai berikut:
1. Buatlah pola sesuai desain dan ukuran yang sudah ditentukan dan disiapkan,
kemudian potong dengan menggunakan gunting kertas sesuai pola yang sudah
dibuat.
2. Letakkan pola pada kain dengan bantuan jarum pentul, kemudian potong
dengan menggunakan gunting kain sesuai pola yang diletakkan tetapi dengan
tambahan kampuh.
3. Tandai kain yang sudah dipotong dengan menggunakan rader dan karbon,
kemudian jahit kain tersebut membentuk suatu busana.
3.2.2.4.3 Tahap penyelesaian
Selesaikan kampuh tersebut dengan dijahit atau diobras, kemudian
dirapikan tiras-tirasnya serta diseterika dan dikemas dengan rapi.
39

Kemudian diujikan secara subjektif dan objektif. Secara garis besar dapat
dilihat pada skema berikut:

Persiapan alat
Tahapan persiapan
Persiapan bahan

Menyiapkan ukuran standar

Pembuatan pola busana tambah kampuh

Gunting pola busana

Letakkan pola pada kain

Gunting kain mengikuti pola


Tahapan pelaksanaan
Rader kain yang sudah dipotong

Jahit bagian sisi belakang dan bagian depan

Jahit bagian bahu

Sambung bagian lengan dan kerah

Selesaikan bagian kampuh dan merapikan tiras

Pengemasan
Tahapan penyelesaian
Pengujian Subyektif dan Obyektif

Gambar 3.2. Skema Tahap-Tahap Pembuatan Busana Kuliah


40

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data menurut Sugiyono (2011:137) pengumpulan
data dapat dilakukan dalam berbagai seting, berbagai sumber, dan berbagai cara.
Bila dilihat dari setting-nya data dapat dikumpulkan pada seting alamiah pada
laboratorium, dirumah, seminar dan diskusi. Dilihat dari teknik atau cara dapat
dengan wawancara, kuesioner, pengamatan, dan gabungan ketiganya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penilaian. Metode penilaian didalam eksperimen ini terdiri dari penilaian
subjektif dan penilaian objektif. Penilaian subjektif dilakukan dengan uji validitas
dan reabilitas yang berlokasi diUNNES, sedangkan penilaian objektif dilakukan
dengan eksperimen.
Uji organoleptik merupakan suatu uji yang bersifat subjektif. Uji ini dapat
diperbandingkan dengan uji yang bersifat objektif yaitu dengan suatu pengukuran
menggunakan instrument fisik, kimiawi atau mikrobiologi. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh hubungannya antara pengukuran subjektif yaitu
menggunakan indra dengan pengukuran objektif yaitu menggunakan suatu alat
ukur tertentu (Winiati Pudji. R, 1997:175).

3.3.1 Penilaian Subjektif


Penilaian subjektif merupakan cara penilaian terhadap mutu atau sifat-sifat
suatu komoditi dengan menggunakan panelis sebagai instrumen atau alat
pengumpul data penelitian. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data
tentang kenyamanan kain poliester pada busana kuliah mahasiswa hasil
eksperimen dengan menggunakan uji inderawi (Winiati Pudji. R, 1997:175).
41

3.3.1.1 Uji Inderawi


Uji inderawi merupakan uji organoleptik yaitu suatu pengujian terhadap
sifat karakteristik bahan dengan menggunakan indera manusia termasuk indera
penglihatan, penciuman, perasa, dan peraba. Dalam hal ini perlu dilakukan
pengujian inderawi, diperlukan instrumen sebagai alat ukur yaitu panelis agak
terlatih dengan mengetahui tentang cara-cara penilaian. Dalam penelitian ini
pengujian inderawi menggunakan tipe pengujian dengan uji skoring (Winiati
Pudji. R, 1997:1).
Dalam penelitian ini uji inderawi digunakan dengan tujuan untuk
mengetahui perbedaan kualitas sampel “Busana Kuliah”. Hasil eksperimen
meliputi indikator daya serap air, kelangsaian kain, muatan listrik statis dengan
menggunakan 2 (dua) sampel dan diberi skor.
Penamaan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga panelis tidak
dapat menebak lagi, isi dari sampel tersebut berdasarkan penamaannya. Dalam uji
organoleptik dikenal beberapa pengaruh penyajian, yaitu: (1) Expectation error,
terjadi karena panel telah memperoleh informasi tentang pengujian. Oleh karena
itu panel sebaiknya tidak diberi informasi yang mendetail tentang pengujian dan
sampel diberi kode 3 digit agar panelis tidak mengenalinya, (2) Sugesti, respon
dari seorang panelis akan mempengaruhi panelis lainnya, oleh karena itu selama
pengujian dilakukan secara individual (Winiati Pudji. R 1997:4).
Penilaian ini menggunakan tubuh manusia sebagai subjek penelitian
dengan memakai sampel berupa busana kuliah yang peneliti beri kode 3 digit
nomor agar tidak mempengaruhi penilaian dan digunakan pada waktu yang
ditentukan. Maka sesuai keterangan diatas, pemberian nama dalam sampelnya
akan menimbulkan suatu hasil penilaian yang tidak sesuai atau error.
Sebelum dilaksanakan uji inderawi, terlebih dahulu melakukan penelitian
pendahuluan agar dapat menemukan bahan yang tepat dan sesuai untuk penelitian.
Dalam menemukan kain yang cocok untuk penelitian, peneliti memesan kain
poliester dari suatu tempat produksi dengan 100% poliester. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 25 halaman 103.
42

3.3.2 Penilaian Objektif


Penilaian objektif dilakukan dengan uji laboraturium. Tujuan dari uji
laboraturium ini adalah untuk mengetahui tingkat kenyamanan kain poliester yang
cocok dalam pembuatan busanakuliah. Pengujian ini dilakukan dengan caranya
mengindentifikasi serat 100% poliester, dekomposisi kain, serta evaluasi
kenyamanan kain. Penilaian tersebut sebagai pendukung dalam penelitian yang
akan dilakukan. Hasil uji dapat dilihat pada lampiran 53 halaman 142.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen penelitian berkaitan dengan kegiatan pengumpulan dan
pengolahan data, sebab instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan
dan pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti.
Instrumen berhubungan erat dengan teknik pengumpulan data dipengaruhi
oleh jenis metode penelitian. Karakteristik instrumen yang baik sebagai alat
evaluasi hendaklah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.

3.4.1 Metode Angket (kuesioner)


Metode Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Suharsimi Arikunto 2006:151). Dalam
penelitian ini metode kuesioner atau angket digunakan untuk mengungkap data
tentang kenyamanan suatu kain poliester, dipandang dari caranya menjawab
adalah kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih. Kuesioner yang digunakan berbentuk pilihan dengan 4 skor yaitu
4, 3, 2, dan 1. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 103.
43

3.4.2 Panelis Agak Terlatih


Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis
agak terlatih yang sudah mengerti tentang ilmu tekstil. Panel agak terlatih yang
digunakan untuk uji jumlahnya berkisar 15 orang yang dipilih setelah calon
panelis mengikuti seleksi panelis dengan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
harus dipenuhi untuk melakukan penelitian. Salah satu syarat untuk mendapatkan
panelis agak terlatih adalah instrumen (panelis) yang valid dan reliabel. Upaya
yang dapat dilakukan untuk memperoleh instrumen (panelis) yang valid dan
reliabel adalah dengan validitas instrumen dan reliabilitas instrumen.

3.4.3 Validitas Instrumen


Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2006:168).
Validitas instrumen dapat dilihat apabila instrumen dapat mengukur sesuai
dengan keadaan sebenarnya. Validitas instrumen terdiri dari validitas internal dan
validitas isi.

3.4.3.1 Validitas Internal


Validitas internal adalah kevalidan instrumen dilihat dari kondisi internal
panelis yang beragam. Kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan validitas
internal adalah melalui wawancara. Materi yang diwawancarakan meliputi
ketersediaan menjadi panelis, keadaan kesehatan, dan pengetahuan tentang kain
poliester. Ketentuan penelitian adalah apabila jawaban tidak memenuhi salah satu
indikator maka panelis tidak berpotensi menjadi calon panelis. Calon panelis yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang telah lulus mata
kuliah ilmu tekstil dari 25 orang.
44

Dari hasil wawancara akan diketahui 15 orang yang memenuhi persyaratan


kesehatan dan bersedia menjadi panelis sesuai dengan. Beberapa orang yang
dinyatakan memenuhi persyaratan dapat mengikuti seleksi selanjutnya yaitu
validitas isi dan reliabilitas instrumen.

3.4.3.2 Validitas Isi


Validitas isi adalah validitas atau kesahihan yang berdasarkan pada materi
atau isi penelitian. Validitas isi dapat dimiliki oleh panelis jika panelis mampu
menilai aspek kenyamanan produk dengan baik dan benar.
Data hasil penilaian dianalisis dengan ketentuan range method, sebagai
berikut:
Range Jumlah
Jika > 1, maka calon panelis diterima
Jumlah Range

Range Jumlah
Jika < 1, maka calon panelis ditolak
Jumlah Range

Berdasarkan hasil analisis diatas akan diketahui hasil perhitungan range


method diperoleh rasio >1 maka calon panelis tersebut kepekaan atau
sensitivitasnya memenuhi syarat dan apabila rasio < 1 maka panelis tidak
memenuhi syarat. Panelis yang dinyatakan memenuhi persyaratan dapat
mengikuti seleksi selanjutnya yaitu reliabilitas.

3.4.4 Reliabilitas Instrumen


Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2008:121).
Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
(Suharsimi Arikunto, 2006:178).
45

Reliabilitas tersebut sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya,


berarti panelis tersebut dapat menilai secara tetap atau penilaian mendekati sama,
walaupun penilaian dilakukan beberapa kali dalam waktu yang berbeda. Untuk
mendapatkan panelis yang reliabel calon panelis yang diterima pada tahap
penyaringan selanjutnya dilakukan tahap latihan.

3.5 Metode Analisis Data


Metode analisis data adalah cara pengolahan data yang diperoleh dari hasil
pengujian. Setelah data yang diperoleh dari panelis terkumpul, data ditabulasi
kemudian dianalisis untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah
ditentukan. Metode yang digunakan adalah Analisis Uji-t karena jumlah sampel
terdiri dari 2 kelompok, namun sebelum data dianalisis perlu dilakukan uji
prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

3.5.1 Uji Prasyarat


Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah ditentukan data
dianalisis dengan analisis varian klasifikasi tunggal perlu diadakan uji prasyarat
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

3.5.1.1 Uji Normalitas


Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data setiap sampel
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan metode liliefors
karena jumlah sampel < 30, dengan langkah-langkah yang diungkapkan oleh
(Sudjana, 2005:466) yaitu seperti berikut ini:
3.5.1.1.1 Mengurutkan data yang terkecil sampai yang terbesar
∑ X1
3.5.1.1.2 Menghitung mean X =
N
46

3.5.1.1.3 Menghitung simpangan baku (S).


∑ (X1–X )
S=√
N–1
X1 - X
3.5.1.1.4 Mengubah skor dasar menjadi skor baku (Z1), Z =
S

3.5.1.1.5 Menghitung luas F (Z1), dengan mengkonsultasikan harga Z1 pada


tabel dengan ketentuan jika F1<Z1 maka Z1 dikurangi F1 dan jika
F1>Z1 maka F1 dikurangi Z1.
χ
3.5.1.1.6 Menghitung S (Z1) =
ΣX

3.5.1.1.7 Menghitung Lo = F(Z1) – S(Z1), dengan ketentuan


Jika Lo > Ltabel, maka data yang diperoleh tidak normal
Jika Lo < Ltabel, maka data yang diperoleh normal.

3.5.1.2 Uji Homogenitas


Uji homogeitas suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui apakah
varians setiap sampel sudah homogen atau tidak, dimana pada penelitian ini
menggunakan uji F. Rumus uji F menurut Sudjana (2005:249) adalah:
P KT (antar perlakuan)
F = =
E KT (kekeliruan eksperimen)

3.5.1.2.1 Menguji efek P dengan,


EKT = σ2Є + 2 σ2HOP + 4 σ2OP + 6 σ2HP + 12 Ø2P
EKT ini perlu dibandingkan dengan sesuatu efek atau susunan efek yang
memiliki EKT = σ2Є + 2 σ2HOP + 4 σ2OP + 6 σ2HP. Jadi kita harus membentuknya.
Bentuklah suatu kombinasi linier yang elemen-elemennya sudah tersedia di bawah
kolom EKT.
47

Jika kita ambil EKT (HP), EKT (OP) dan EKT (HOP) lalu menyusun
kombinasi liniernya berbentuk:
EKT (HP) + EKT (OP) – EKT (HOP)
= σ2Є + 2 σ2HOP + 6 σ2HP + σ2Є + 2 σ2HOP + 4 σ2OP - σ2Є - σ2HOP
= σ2Є + 2 σ2HOP + 4 σ2OP + 6 σ2HP
Maka diperoleh bentuk yang kita perlukan. Bentuk ini akan kita namakan EKT
(pseudo).
3.5.1.2.2 Menentukan derajat kebebasan dk untuk penyebut yang diperlukan uji
F’. Ini ditentukan sebagai berikut.
EKT (pseudo) = a1 (EKT)1 + a2 (EKT)2 + . . . dan seterusnya dengan
(EKT)1 mempunyai dk = υ1
(EKT)2 mempunyai dk = υ2
o
o
o
o
o
dan seterusnya
maka derajat kebebasan υ untuk EKT (pseudo) adalah
{(KT (pseudo))}2
υ=
{(KT)1}2 {(KT)1}2
a21 - + a22 + . . . dan seterusnya.
υ1 υ2

Jika data dinyatakan normal dan homogen maka dilakukan pembuktian


hipotesis setelah pengamatan selesai dan prasyarat hipotesis penelitian terpenuhi
dengan menggunakan uji-t maka dapat diketahui:
Ho = = . Ho tidak dapat ditolak jika - t ½ α t ½ - ½ , dengan
derajat kebebasan (dk) = ( + – 2). Jika Ho tidak dapat ditolak, maka kedua
variabel berada dalam keadaan seimbang.
48

Rumus uji t menurut Sudjana (2005:238) adalah:


t=

Keterangan:
t = Beda nilai rata-rata kedua sample
= Nilai mean kelompok eksperimen
= Nilai mean kelompok kontrol
= Varian gabungan nilai kedua kelompok
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang
meliputi deskripsi data dan hasil uji persyaratan metode T-test (homogenitas dan
normalitas), hasil analisis kenyamanan kain poliester ditinjau dari indikator daya
serap air, daya kelangsaian kain, dan daya muatan listrik statis pada busana kuliah.

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Deskripsi data hasil uji inderawi
Deskripsi data digunakan untuk mengetahui gambaran secara umum
tentang sampel yang diteliti, dalam penelitian ini deskripsi data yang di tampilkan
antara lain skor minimal, skor maksimal, jumlah skor, rerata skor, varians, dan
standar deviasi. Berdasarkan analisis data yang dilakukan berdasarkan data hasil
uji inderawi panelis agak terlatih, deskripsi data yang dimaksud diatas dapat
dipaparkan sebagaimana pada tabel berikut ini.

49
50

Tabel 4.1. Deskripsi Data Hasil Uji Inderawi Pada Busana Kuliah
Indikator Uraian Busana 463 Busana 395
Skor minimal 3,00 2,33
Skor maksimal 3,47 3,07
Jumlah 49 40
Daya serap air
Rerata 3,28 2,69
Varians 0,0259 0,0582
Standar deviasi 0,16 0,24
Skor minimal 2,20 2,07
Skor maksimal 3,40 3,20
Jumlah 46 39
Daya kelangsaian
Rerata 3,07 2,57
Varians 0,0851 0,0964
Standar deviasi 0,29 0,31
Skor minimal 3,27 2,53
Skor maksimal 3,87 3,27
Daya muatan listrik Jumlah 53 42
statis Rerata 3,52 2,82
Varians 0,0338 0,0549
Standar deviasi 0,18 0,23
Skor minimal 3,40 2,47
Skor maksimal 3,51 2,96
Jumlah 49 40
Keseluruhan
Rerata 3,29 2,69
Varians 0,0148 0,0245
Standar deviasi 0,12 0,16
(Sumber: Data primer diolah, 2012)
Keterangan:
Busana 463 : busana kuliah dengan menggunakan kain poliester
Busana 395 : busana kuliah dengan menggunakan kain katun
Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada indikator
daya serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain, serta
keseluruhan yang terbaik adalah sampel busana 463. Tampak bahwa sampel 463
yaitu busana kuliah yang menggunakan kain poliester mempunyai rerata yang
lebih besar dibandingkan sampel 395 yaitu busana kuliah yang menggunakan kain
katun, baik pada indikator daya serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan
listrik kain, serta total keseluruhan.
Hasil uji inderawi yang dilakukan oleh panelis agak terlatih dari 3 kali
pengulangan penilaian bila persentase dari skor bulat 1,2,3, dan 4 maka dari
masing-masing indikator dapat dipaparkan sebagaimana tabel berikut ini.
51

Tabel 4.2. Persentase Penilaian Panelis Agak Terlatih Terhadap Busana Kuliah
Skor
Total Skor
Indikator Sampel 4 3 2 1
n % n % n % n % n %
Daya Serap 463 4 27% 11 73% 0 0 0 0 15 100%
Air 395 4 27% 6 40% 5 33% 0 0 15 100%
Daya 463 5 33% 9 60% 1 7% 0 0 15 100%
Kelangsaian 395 1 7% 9 60% 5 33% 0 0 15 100%
Daya Muatan 463 5 33% 10 67% 0 0 0 0 15 100%
Listrik Statis 395 1 7% 12 80% 2 33% 0 0 15 100%
463 10 67% 5 33% 0 0 0 0 15 100%
Keseluruhan
395 0 0 12 80% 3 20% 0 0 15 100%
(Sumber: Data primer diolah, 2012)
Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana

kuliah:

1. Indikator daya serap kain pada sampel 463 dari sebagian besar panelis menilai
dengan skor 3 sebanyak 73% dan sisanya 27% menilai dengan skor 4,
sedangkan pada sampel 395 lebih dari sebagian besar panelis menilai dengan
skor 3 sebanyak 40% dan sisanya 33% menilai dengan skor 2 dan 27% menilai
dengan skor 4.
2. Indikator daya kelangsaian kain pada sampel 463 dari sebagian besar panelis
menilai dengan skor 3 sebanyak 63% dan sisanya 33% menilai dengan skor 4
dan 7% menilai dengan skor 2, sedangkan pada sampel 395 lebih dari sebagian
besar panelis menilai dengan skor 3 sebanyak 60% dan sisanya 33% menilai
dengan skor 2 dan 7% menilai dengan skor 4.
3. Indikator daya muatan listrik kain pada sampel 463 dari sebagian besar panelis
menilai dengan skor 3 sebanyak 67% dan sisanya 33% menilai dengan skor 4,
sedangkan pada sampel 395 lebih dari sebagian besar panelis menilai dengan
skor 3 sebanyak 80% dan sisanya 13% menilai dengan skor 2 dan 7% menilai
dengan skor 4.
52

4. Keseluruhan tingkat kenyamanan kain pada sampel 463 dari sebagian besar
panelis menilai dengan skor 4 sebanyak 67% dan sisanya 33% menilai dengan
skor 3, sedangkan pada sampel 395 lebih dari sebagian besar panelis menilai
dengan skor 3 sebanyak 80% dan sisanya 20% menilai dengan skor 2
Data rincian khusus nilai persentase yang dilakukan oleh 15 orang panelis
agak terlatih dari pengulangan ketiga, penilaian persentase dari skor bulat 1, 2, 3,
dan 4 maka dari masing-masing indikator dapat dipaparkan sebagai berikut:

4.1.1.1. Persentase Daya Serap Kain Busana Kuliah


Tabel 4.3. Nilai Persentase Uji Panelis Daya Serap Kain

No. 4 3 2 1
Indikator Sampel
Soal n % n % n % n %
463 6 40% 7 47% 2 13% 0 0%
1
395 6 40% 8 53% 1 7% 0 0%
463 2 13% 10 67% 3 20% 0 0%
2
395 3 20% 7 47% 5 33% 0 0%
Daya 463 4 27% 9 60% 2 13% 0 0%
3
Serap Kain 395 1 7% 3 20% 6 40% 5 33%
463 2 13% 12 80% 1 7% 0 0%
4
395 5 33% 2 13% 7 47% 1 7%
463 5 33% 10 67% 0 0% 0 0%
5
395 2 13% 5 33% 7 47% 1 7%
(Sumber: Data primer diolah, 2012)
Keterangan:
N : Jumlah
Skor 4 : Sangat Setuju Skor 2 : Kurang Setuju
Skor 3 : Setuju Skor 1 : Tidak Setuju
Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana
kuliah:
1. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian
besar memilih “setuju” sebanyak 47%, sedangkan pada sampel 395 sebagian
besar memilih “setuju” sebanyak 53%.
53

2. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian
besar memilih “setuju” sebanyak 67%, sedangkan pada sampel 395 sebagian
besar memilih “setuju” sebanyak 47%.
3. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian
besar memilih “setuju” sebanyak 60%, sedangkan pada sampel 395 sebagian
besar memilih “kurang setuju” sebanyak 40%.
4. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian
besar memilih “setuju” sebanyak 80%, sedangkan pada sampel 395 sebagian
besar memilih “kurang setuju” sebanyak 47%.
5. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian
besar memilih “setuju” sebanyak 67%, sedangkan pada sampel 395 sebagian
besar memilih “kurang setuju” sebanyak 47%.
Bila ditampilkan secara grafik dengan menggunakan grafik column
berdasarkan keempat skor pada kelima soal yang diteliti, maka tampilannya
adalah sebagai berikut:

Daya Serap Kain


Soal no. 1
4 3 2 1

53%
47%
40% 40%

13%
7%
0% 0%

463 395

Grafik 4.1. Column menurut indikator yang diteliti


54

Daya Serap Kain


Soal no. 2
4 3 2 1

67%
47%
33%
20% 20%
13%
0% 0%

463 395

Grafik 4.2. Column menurut indikator yang diteliti

Daya Serap Kain


Soal no. 3
4 3 2 1

60%
40%
33%
27%
20%
13%
7%
0%

463 395

Grafik 4.3. Column menurut indikator yang diteliti


55

Daya Serap Kain


Soal no. 4
4 3 2 1
80%

47%
33%
13% 7% 13% 7%
0%

463 395

Grafik 4.4. Column menurut indikator yang diteliti

Daya Serap Kain


Soal no. 5
4 3 2 1

67%
47%
33% 33%
13% 7%
0% 0%

463 395

Grafik 4.5. Column menurut indikator yang diteliti


56

4.1.1.2. Perbedaan Daya Kelangsaian Kain Busana Kuliah


Tabel 4.4. Nilai Persentase Uji Panelis Daya Kelangsaian Kain
No 4 3 2 1
Indikator Sampel
Soal n % n % n % n %
463 2 13% 7 47% 6 40% 0 0%
1
395 1 7% 13 86% 1 7% 0 0%
463 5 33% 8 54% 2 13% 0 0%
2
395 2 13% 7 47% 5 33% 1 7%
Daya
463 5 33% 7 47% 3 20% 0 0%
Kelangsaian 3
395 2 13% 7 47% 2 13% 0 0%
Kain
463 5 33% 6 40% 4 27% 0 0%
4
395 0 0% 6 40% 9 60% 0 0%
463 4 27% 10 66% 1 7% 0 0%
5
395 1 7% 3 20% 9 60% 2 13%
(Sumber: Data primer diolah, 2012)
Keterangan:
N : Jumlah
Skor 4 : Sangat Setuju Skor 2 : Kurang Setuju
Skor 3 : Setuju Skor 1 : Tidak Setuju
Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana
kuliah:
1. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%, sedangkan pada sampel 395
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 86%.
2. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 54%, sedangkan pada sampel 395
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%.
3. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%, sedangkan pada sampel 395
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%.
57

4. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 40%, sedangkan pada sampel 395
sebagian besar memilih “kurang setuju” sebanyak 60%.
5. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 67%, sedangkan pada sampel 395
sebagian besar memilih “kurang setuju” sebanyak 60%.
Bila ditampilkan secara grafik dengan menggunakan grafik column
berdasarkan keempat skor pada kelima soal yang diteliti, maka tampilannya
adalah sebagai berikut:

Daya Kelangsaian Kain


Soal no. 1
4 3 2 1

86%

47%
40%
13% 7% 7%
0% 0%

463 395

Grafik 4.6. Column menurut indikator yang diteliti


58

Daya Kelangsaian Kain


Soal no. 2
4 3 2 1

54%
47%
33% 33%

13% 13%
7%
0%

463 395

Grafik 4.7. Column menurut indikator yang diteliti

Daya Kelangsaian Kain


Soal no. 3
4 3 2 1

47% 47%
40%
33%
20%
13%
0% 0%

463 395

Grafik 4.8. Column menurut indikator yang diteliti


59

Daya Kelangsaian Kain


Soal no. 4
4 3 2 1

60%
33% 40% 27%
40%

0% 0% 0%

463 395

Grafik 4.9. Column menurut indikator yang diteliti

Daya Kelangsaian Kain


Soal no. 5
4 3 2 1

67%
60%

27%
20%
7% 7% 13%
0%

463 395

Grafik 4.10. Column menurut indikator yang diteliti


60

4.1.1.3. Perbedaan Daya Muatan Listrik Kain Busana Kuliah


Tabel 4.5. Nilai Persentase Uji Panelis Daya Muatan Listrik Kain
Skor
No
Indikator Sampel 4 3 2 1
Soal
n % n % n % n %
463 4 27% 10 66% 1 7% 1 7%
1
395 4 27% 8 53% 3 20% 3 20%
463 3 20% 10 67% 2 13% 0 0%
2
Daya 395 1 7% 12 80% 2 13% 0 0%
Muatan 463 4 27% 10 66% 1 7% 0 0%
3
Listrik 395 2 13% 8 53% 4 27% 1 7%
Statis Kain 463 8 53% 7 47% 0 0% 0 0%
4
395 0 0% 2 13% 8 54% 5 33%
463 8 53% 6 40% 1 7% 0 0%
5
395 0 0% 2 13% 6 40% 7 47%
(Sumber: Data primer diolah, 2012)
Keterangan:
N : Jumlah
Skor 4 : Sangat Setuju Skor 2 : Kurang Setuju
Skor 3 : Setuju Skor 1 : Tidak Setuju
Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana
kuliah:
1. Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 66%, sedangkan pada sampel 395
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 53%.
2. Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 67%, sedangkan pada sampel 395
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 80%.
3. Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 66%, sedangkan pada sampel 395
sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 53%.
61

4. Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463
sebagian besar memilih “sangat setuju” sebanyak 53%, sedangkan pada
sampel 395 sebagian besar memilih “kurang setuju” sebanyak 54%.
5. Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463
sebagian besar memilih “sangat setuju” sebanyak 53%, sedangkan pada
sampel 395 sebagian besar memilih “tidak setuju” sebanyak 47%.
Bila ditampilkan secara grafik dengan menggunakan grafik column
berdasarkan keempat skor pada kelima soal yang diteliti, maka tampilannya
adalah sebagai berikut:

Daya Muatan Listrik Kain


Soal no. 1
4 3 2 1

66%
53%

27% 27%
20%
7%
0% 0%

463 395

Grafik 4.11. Column menurut indikator yang diteliti


62

Daya Muatan Listrik Kain


Soal no. 2
4 3 2 1

80%
67%

20% 13% 13%


0% 7% 0%

463 395

Grafik 4.12. Column menurut indikator yang diteliti

Daya Muatan Listrik Kain


Soal no. 3
4 3 2 1

66%
53%

27% 27%
13%
7% 7%
0%

463 395

Grafik 4.13. Column menurut indikator yang diteliti


63

Daya Muatan Listrik Kain


Soal no. 4
4 3 2 1

53% 54%
47%
33%
13%
0% 0% 0%

463 395

Grafik 4.14. Column menurut indikator yang diteliti

Daya Muatan Listrik Kain


Soal no. 5
4 3 2 1

53%
47%
40% 40%

13%
7%
0% 0%

463 395

Grafik 4.15. Column menurut indikator yang diteliti

4.1.2 Uji Prasyarat


Sebelum menggunakan metode T-test untuk mengujikan hipotestis terlebih
dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu uji homogenitas dan normalitas data hasil
uji inderawi kain busana kuliah. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui
apakah varians dari setiap sampel sudah homogen, sedangkan uji normalitas
digunakan untuk menguji apakah data setiap sampel berdistribusi normal.
64

4.1.2.1 Uji Homogenitas


Berdasarkan hasil uji homogenitas data uji inderawi pada indikator daya
serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain tampak bahwa harga
Fhitung hasil uji homogenitas kedua sampel busana kuliah lebih kecil dari harga
Ftabel ini berarti data hasil uji inderawi pada keseluruhan indikator homogen atau
data antar kelompok sampelnya mempunyai varians yang sama atau berbeda
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Uji Inderawi Busana Kuliah
Indikator Fhitung Ftabel Keterangan
Daya serap air 2,2431 2,98 Homogen
Daya kelangsaian 1,1328 2,98 Homogen
Daya muatan listrik statis 1,6253 2,98 Homogen
Keseluruhan 1,6575 2,98 Homogen
(Sumber: Data primer diolah, 2012)

4.1.2.2 Uji Normalitas


Berdasar hasil uji normalitas data uji inderawi pada indikator daya serap
kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain indikator tampak bahwa
harga Lo<Ltabel ini berarti data hasil uji inderawi terhadap busana kuliah pada
indikator daya serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain, dan
keseluruhan berdistribusi normal.
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data Uji Inderawi Busana Kuliah
Lo
Indikator Ltabel Keterangan
463 395
Daya serap kain 0,1177 0,1548 0,220 Normal
Daya kelangsaian kain 0,2652 0,1011 0,220 Normal
Daya muatan listrik statis kain 0,1784 0,1405 0,220 Normal
Keseluruhan 0,1105 0,1445 0,220 Normal
(Sumber: Data primer diolah, 2012)
65

Setelah diketahui bahwa data berdistribusi homogen dan normal maka


analisis data dilanjutkan dengan pengujian hipotestis.

4.1.2.3 Hasil Analisis T-test


Analisis T-test dilakukan untuk membuktikan kebenaran hipotetis dengan
menggunakan uji T-test untuk mengetahui adalah perbedaan kenyamanan kain
busana kuliah dengan menggunakan kain poliester dan busana dengan
menggunakan kain katun, ditinjau dari indikator daya serap kain, daya
kelangsaian kain, daya muatan listrik kain, dan keseluruhan.
Pengujian hipotestis dilakukan berdasarkan data hasil uji inderawi yang
telah dilakukan oleh panelis agak terlatih, adapun hasil perhitungannya
sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel 4.8. Hasil Uji T-test Data Uji Inderawi Terhadap Busana Kuliah
Indikator Thitung Keterangan
Daya serap kain 7,833 Signifikan
Daya kelangsaian kain 4,485 Signifikan
Daya muatan listrik statis kain 9,133 Signifikan
Keseluruhan 11,610 Signifikan
(Sumber: Data primer diolah, 2012)
Harga t(0,95) (28) adalah 2,05, karena dalam pengujian ini menggunakan
ujian dan pihak maka interval penerimaan Ho nya adalah -2,05 sampai dengan
2,05. Hanya thitung dikatakan signifikan atau ada perbedaan kenyamanan busana
kuliah hasil eksperimen jika harga thitung terletak dihari interval penerimaan Ho
dan jika thitung terletak didalam interval penerimaan Ho maka thitung tidak signifikan
atau tidak ada perbedaan kualitas kenyamanan busana kuliah dengan
menggunakan kain poliester dan busana kuliah dengan kain katun.
66

Dari hasil perhitungan sebagaimana tabel tersebut diketahui bahwa harga


thitung data uji inderawi terhadap busana kuliah dengan menggunakan kain
poliester dan busana kuliah dengan kain katun pada indikator daya serap kain,
daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain, dan keseluruhan tampak bahwa
harga thitung terletak diluar interval penerimaan Ho (-2,05 sampai dengan 2,05)
sehingga harga thitung signifikan artinya ada perbedaan kualitas kenyamanan kain
antara busana kuliah dengan menggunakan kain poliester dan busana kuliah
dengan kain katun.

4.1.2.4 Hasil Analisis Perbedaan Kualitas Kenyamanan Kain Busana Kuliah


Untuk mengetahui kualitas kain busana kuliah dengan menggunakan kain
poliester dan busana kuliah dengan kain katun yang terbaik dari kedua sampel
hasil eksperimen pada masing-masing indikator dapat dilihat dari nilai rata-rata,
yang dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 4.9. Nilai Rata-rata Uji Inderawi Indikator Kenyamanan Kain
Indikator Sampel Rata-rata
Daya Serap Air 463 3,28
395 2,69
Daya Kelangsaian 463 3,07
395 2,57
Daya Muatan Listrik Statis 463 3,58
395 2,82
463 3,29
Keseluruhan
395 2,69
(Sumber: Data primer diolah, 2012)
67

Untuk mengetahui pengaruh tingkat kenyamanan busana kuliah yang


terbaik dari kedua sampel hasil eksperimen pada keseluruhan indikator dapat
dilihat dari nilai rata-rata keseluruhan. Nilai rata-rata yang tinggi pada suatu
sampel tersebut memiliki kualitas yang baik dan apabila nilai rata-ratanya rendah
meunjukkan bahwa sampel tersebut memiliki kualitas yang kurang baik. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10. Nilai Rata-rata Persentase Hasil Uji Inderawi Secara Keseluruhan
No. Sampel Rata-Rata %
1. Busana 463 3,29 82%
2. Busana 395 2,69 67%
(Sumber: Data primer diolah, 2012)
Keterangan:
Busana 463 : busana kuliah dengan menggunakan kain poliester
Busana 395 : busana kuliah dengan menggunakan kain katun
Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana
kuliah. Nilai rata-rata sampel busana 463 lebih besar dengan persentase 82%
sedangkan pada sampel 395 dengan persentase 67%. Maka ini membuktikan
bahwa sampel busana 463 lebih baik dibanding sampel 395. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran 48 halaman 129.

4.2 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan kain katun
dengan poliester pada busana kuliah ditinjau dari aspek kenyamanan dan berapa
besar persentase tingkat kenyamanannya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
secara keseluruhan indikator dilihat dari hasil analisis hipotesis bahwa tidak ada
perbedaan varians antara busana 463 dengan busana 395. Sedangkan dilihat dari
hasil analisis uji-t berdasarkan nilai rata-rata dari masing-masing busana,
menunjukkan pada busana 463 lebih baik (3,29) dibanding busana 395 (2,69).
68

Berdasarkan penelitian ini diketahui perbandingan besar tingkat


kenyamanan kain terhadap busana kuliah dengan persentase tingkat kenyamanan
masing-masing busana. Pada busana 463 memiliki persentase tingkat kenyamanan
(82%) “sangat tinggi” dibanding busana 395 (67%) “tinggi”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam suatu busana diperlukan suatu bahan yang memiliki
kenyamanan seperti dapat cepat menyerap keringat, memiliki kelangsaian yang
cukup, dan tidak mengandung muatan listrik statis. Maka dapat dikatakan bahwa
busana kuliah dengan menggunakan kain poliester memiliki pengaruh tingkat
kenyamanan yang sangat tinggi dengan tingkat persentase 82%.
Menurut Goet Poespo (2005:79) menyatakan bahwa kain poliester
memiliki kemampuan menyerap keringat yang rendah, menahan panas badan,
mengkerut, rentan ngengat, kelapukan, serta memiliki muatan listrik statis.
Menurut Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira (2008:173) menyatakan
bahwa kain-kain yang dibuat dari poliester mempunyai sifat cepat kering, kuat
dan dapat berbentuk seperti serat alam. Poliester dapat menghasilkan kain yang
tipis atau tebal dengan cara menenun atau merajut sesuai kebutuhan, dan jika
menghendaki kain yang terasa sejuk atau hangat, dapat dibuat kain yang
menyerupai katun atau wol.
Menurut Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti (2009:26) menyatakan
bahwa sifat bahan poliester yaitu memiliki kekuatan yang tinggi sehingga sangat
awet pemakaiannya, tidak mudah kusut yang menyebabkan poliester selalu rapi
dipakai, tahan terhadap mikroorganisme, serat poliester tidak mudah kotor dan
kotoran yang melekat mudah dilepaskan kembali, namun kelemahan poliester
adalah daya serap air yang rendah sehingga kurang nyaman dipakai. Namun
semua anggapan tersebut telah berubah.
69

Menurut Mohamad Ansori (2011) menyatakan bahwa pemahaman


masyarakat umum selama ini mengenai kain poliester dianggap panas dan tidak
nyaman dipakai hal ini tidak selamanya benar. Dahulu poliester dikategorikan
panas, namun berkat adanya perkembangan zaman dan modernisasi mesin-mesin
dan bahan baku tekstil telah merubah semua anggapan dan pemahaman tersebut.
Perkembangan itu juga mempengaruhi mode dan juga culture pada jenis kain atau
tekstil yang dipergunakanuntuk bahan baku.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas adalah bahwa anggapan
masyarakat saat ini tidak tidak selamanya benar. Hal ini didukung oleh kemajuan
dibidang tekstil yang mampu menghasilkan kain poliester yang tadinya tidak
nyaman menjadi sangat nyaman bahkan saat ini bahan poliester memiliki banyak
kelebihan pada aspek kenyamanan kain. Dilihat dari tahun ketahun kemajuan kain
poliester meningkat dari yang tadinya tidak awet dalam pemakaian hingga
kenyamanan seperti cepat menyerap keringat dan muatan listrik.
Bahkan saat ini ada banyak produk dari bahan 100% poliester bahkan
dalam bentuk pakaian dalam yang peneliti temukan yang terdapat dipasaran
dengan harga yang sangat ekonomis, berikut adalah salah satu contoh:

Gambar 4.1.
Label pada suatu contoh produk pakaian dalam wanita
70

4.3 Keterbatasan Penelitian


Pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan antara lain:
4.3.1 Pada waktu pengambilan data uji inderawi panelis tidak ditempatkan
dalam suatu ruangan khusus uji inderawi untuk melakukan penilaian,
sehingga dalam melakukan penilaian dapat dipengaruhi oleh selain panelis
yang lain, dimana hasil penilaian ini juga dipengaruhi cuaca yang dapat
mempengaruhi dalam menentukan kualitas kain poliester pada busana
kuliah,
4.3.2 Proses pembuatan busana yang dengan desain sederhana, sehingga kurang
menarik sebagian calon panelis untuk melakukan penilaian, serta pada
pelaksanaan penilaian tidak dilakukan selama satu hari penuh, sehingga
dapat mempengaruhi hasil penilaian.
4.3.3 Penelitian hanya dilakukan diUniversitas Negeri Semarang program studi
Tata Busana sehingga hasil penelitian ini belum tentu dapat
digeneralisasikan pada lingkungan yang lebih luas misalnya dilingkungan
masyarakat.
BAB 5
PENUTUP

5.1 SIMPULAN
Simpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah
sebagai berikut: Adanya perbedaan kain katun dengan poliester pada busana
kuliah ditinjau dari aspek kenyamanan dengan persentase hasil penilaian pada
kain katu sebesar 67% (tinggi), dan kain poliester sebesar 82% (sangat tinggi).

5.2 SARAN
Saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil pembahasan dan keterbatasan
penelitian adalah, sebagai berikut:
5.2.1 Bagi mahasiswa agar meningkatkan pengetahuan mengenai bahan-bahan
yang cocok sesuai kebutuhan,
5.2.2 Bagi masyarakat untuk tidak mengesampingkan kain poliester sebagai
busana untuk beraktivitas, karena terbukti bahwa kain poliester jauh lebih
nyaman sekarang dibanding dulu.
5.2.3 Penelitian ini dapat diteliti lebih lanjut, untuk lebih mengetahui tentang
tekstil.

71
DAFTAR PUSTAKA

Adhi Kusumastuti, 2007, Kimia Terapan, Paparan Kuliah, TJP UNNES.


Arifah A. Riyanto, 2003 , Teori Busana, Bandung: Yapemdo.
Dorothy Siegert Lyle, 1977, Performance of Textiles, USA: John Wiley and Sons.
Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira, 2008, Tata Busana Jilid 1,2 dan 3, Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
FRR. Mallory, Sifat Kain Poliester, Diakses pada tanggal 23 november 2010.
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Ci
d&u=http://www.ehow.com/about_5087331_properties-poliester-
Goet Poespo, 2005, Pemilihan Bahan Tekstil, Yogyakarta: PT. Kanisius.
Kumpulanistilahcom, Pengertian Kapilaritas, Diakses pada tanggal 19 Februari
2011.
Husnul Yakin Ali, Pengertian Listrik Statis, Diakses pada tanggal 18 Januari
2012.
Marwiyah, 2006, Dasar Busana, Paparan Kuliah, TJP UNNES.
Mohamad Ansori, Textile, Uniforms and Tailors, Jakarta: Diakses pada tanggal 08
november 2011. http://www.dekkatama.blogspot.com
Muchamad Fauzi, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Semarang: Walisongo.
Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti, 2009, Pengetahuan Tekstil Untuk Tata
Busana, Paparan Kuliah, TJP UNNES.
Rostamailis, 2005, Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan dan Berbusana
Yang Serasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Soekarno dan Rasmini, 2003, Teknik Pembuatan Pola dan Perubahan Model
Pakaian Wanita dan Pria Tingkat Dasar, Jakarta: PT. Grasindo.
Sudjana, 2002, Desain dan Analisis Eksperimen, Bandung: Tarsito.
---------- , 2005, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito.
Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003, Teknologi Tekstil, Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.

72
73

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:


Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
------------------------ , 2006, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.
Sumadi Suryabrata, 2006, Metodologi penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Soekarno dan Rasmini, 2003, Teknik Pembuatan Pola dan Perubahan Model
Pakaian Wanita dan Pria Tingkat Dasar, Jakarta: PT. Grasindo.
Tim Fakultas Teknik, 2001, Mengindentifikasi Serat Tekstil, Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Tim Penyusun, 2010, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Winiati Pudji Rahayu, 1997, Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik, Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
74

LAMPIRAN-LAMPIRAN
74

Lampiran 1

Ukuran Standar Wanita Dewasa (Soekarno dan Rasmini 2003:43)

Standar Ukuran
No. Nama Ukuran
S M L
1 Lingkar Badan 86 90 98
2 Lingkar Pinggang 66 72 78
3 Lingkar Leher 34 36 38
4 Panjang Dada 31 33 34
5 Lebar Dada 31 33 35
6 Panjang Punggung 35 37 39
7 Lebar Punggung 33 35 36
8 Lebar Bahu 11 ½ 12 ½ 13 ½
9 Panjang Sisi 16 17 18
10 Panjang Lengan 50 52 54
11 Lingkar kerung Lengan 42 44 48
12 Lingkar Lengan 32 34 35
13 Lingkar Pergelangan 17 19 21
14 Tinggi Puncak 12 ½ 13 13 ½
15 Jarak Payudara 17 ½ 18 19
16 Panjang Blus 70 75 80
17 Tinggi Pinggul 17 18 20
18 Lingkar Pinggul 88 96 108
75

Lampiran 2

KETERANGAN POLA DASAR BUSANA

Skala 1:6

Pola Dasar Badan Depan


1. Kerung Leher H-N = tinggi puncak
A-D-H siku-siku
N-O = H-K = ½ jarak payudara
A-B = 1/6 lingkar leher + ½ cm
K-L = K-M= 1 ½ cm
A-C = 1/6 lingkar leher + 2 cm
O-T = turun 2 cm
Hubungkan titik B-C.
Hubungkan titik L-T-M.
2. Bagian Bahu
7. Kup Sisi
B-D = lebar bahu
I-P = + 6 cm, P-R = 2 ½ cm
D-E = 3 ½ cm
P-Q = Q-R= ½ P-R= 1 ¼ cm
B-E = B-D.
O-S = 3 cm, hubungkan titik P-
3. Bagian Pinggang
S-R. Ini ialah kup sisi.
C-H = panjang dada
H-U = ¼ lingkar pinggang + 1
Pola Dasar Badan Belakang
cm + kup.
1. Kerung Leher
4. Bagian Badan
D-A-F siku-siku
H-F = panjang sisi + lebar kup
A-C = 1/6 lingkar leher + 1 cm
F- I = ¼ lingkar badan + 1 cm.
C-B = naik 2 cm, hubungkan
5. Bagian Dada
titik B-A (kerung leher).
C-G = ½ C-F
2. Bagian Bahu
G-J = ½ lebar dada
C-D = lebar bahu, D-E = 1 ½ cm
Hubungkan titik E-J-I.
B-E =C-D = lebar bahu.
6. Kup Pinggang
76

3. Bagian Pinggang 4. Bagian Badan


A-F = panjang punggung F-G = panjang sisi
F-U = ¼ lingkar pinggang – 1
cm + kup.
G-I = ¼ lingkar badan – 1 cm F-L = 1/10 lingkar pinggang + ½
5. Bagian Punggung cm
A-H = ½ A-G L-M = lebar kup 3 cm
H-N = ½ lebar punggung L-K = ½ L-M
Hubungkan titik E-N-I-U G-O = F-K = 9 cm, T-O = turun
6. Kup Pinggang + 3 cm
Hubungkan titik L-T-M (kup).

Pola Dasar Lengan Pendek

1. Panjang Lengan
A-B-E = siku-siku
A-B = panjang lengan
2. Bagian Kerung Lengan
A-C = ¼ lingkar kerung lengan 5. Kerung Lengan Bagian
+ 2 cm Belakang
A-D = ½ lingkar kerung lengan A-D dibagi 3 bagian yang sama
3. Bagian Lingkar Lengan A-K = K-Y = Y-D, Y-V = ½ Y-
B-E = ½ lingkar lengan D
4. Kerung Lengan Bagian Depan Titik K ke kiri 1 ¾ cm
A-D dibagi 4 bagian yang sama Titik V ke kanan ½ cm
Titik I ke kiri 1 ½ cm Hubungkan titik A-K-Y-V-D-E-
Titik U ke kanan 1 ½ cm B.
Hubungkan titik A-I-F-U-D-E-
B.
77

Lampiran 3
POLA DASAR BUSANA
SKALA 1:6
78

Lampiran 4
POLA LENGAN
SKALA 1:6
79

Lampiran 5

PECAH POLA BUSANA


SKALA 1:6
80

Lampiran 6

POLA LAPISAN
81

Lampiran 7

RANCANGAN HARGA

Harga
Bahan Jumlah
Banyak Satuan @ Keseluruhan
Bahan Utama:

1. Kain Katun Polkadot


2,5 meter Rp16.000 Rp 16.000 x 2,5 Rp 40.000
Lebar 115 cm
Kain Poliester
2.
2 meter RP 45.000 Rp 45.000 x 2 Rp 90.000
Lebar 150 cm
Bahan Tambahan:

1. Kancing Lebar 1,5 cm 12 buah Rp 7.200


Rp 600 Rp 600 x 12
2. Viselin 1 meter Rp10.000 Rp 10.000
Rp 10.000
3. Kain Keras 0,5 meter Rp18.000 Rp 18.000 x 0,5 Rp 9.000
4. Karet elastis lebar 1 cm 2 meter Rp 4.000
Rp 2.000 Rp 2.000 x 2
TOTAL Rp 160.200
82

Lampiran 8

RANCANGAN BAHAN
83

Lampiran 9

TATA TERTIB PENYELESAIAN

BUSANA KULIAH

A. Urutan Kerja Menjahit Busana Kuliah


1. Satukan pas bahu bagian muka dan belakang dengan dijahit kampuh
buka

2. Jahit sisi bagian muka dengan belakang dan jahit kupnat bagian muka
dan belakang

3. Bahan untuk kerah dipasang viselin dan kain keras dengan dietrika, dan
dijahit
84

4. Pasang kerah tersebut dengan lapisan dibagian garis leher

5. Pasang elastic dibagian bawah lengan, panjang elastic sama dengan


lingkar pergelangan tangan. Cara menjahitnya sambil ditarik

6. Kerutkan bagian atas lengan dengan dijahit

7. Jahitlah lengan dari bagian dalam kemudian sisi lengan yang sudah
disatukan
85

8. Dari bagian sisi badan sambung dengan lengan (di bagian bawah) dengan
menjorok ke depan 1 cm pada sisi badan

B. Penyelesaian Busana Kuliah


1. Menyelesaikan tiras kerung lengan dengan dikelim (disum)

2. Kelim (sum) bagian lapisan kerah dan bawah busana

3. Membuat lubang kancing dan memasang kancing


86

4. Menyetrika dan melipat dengan rapi


87

Lampiran 10

Kisi-Kisi Instrumen Kenyamanan Kain

No. Sub Variabel Aspek Indikator Indikator Skor


1. Daya serap 1. Daya cepat 1. Sangat Setuju (apabila kain pada blus sangat cepat menyerap keringat) 4
kain menyerap terhadap 2. Setuju (apabila kain pada blus cukup cepat menyerap keringat) 3
terhadap air keringat 3. Kurang Setuju (apabila kain pada blus kurang menyerap keringat) 2
4. Tidak Setuju (apabila kain pada blus cukup tidak menyerap keringat) 1

2. Daya kelembaban 1. Sangat Setuju (apabila kulit tidak berkeringat atau kering) 4
terhadap kulit 2. Setuju (apabila kulit sedikit berkeringat atau agak kering) 3
3. Kurang Setuju (apabila kulit agak berkeringat atau agak lembab) 2
4. Tidak Setuju (apabila kulit sangat berkeringat atau basah) 1

3. Daya cepat 1. Sangat Setuju (apabila kain pada blus sangat cepat kering) 4
mengering pada 2. Setuju (apabila kain pada blus cukup cepat kering) 3
kain 3. Kurang Setuju (apabila kain pada blus agak basah) 2
4. Tidak Setuju (apabila kain pada blus sangat basah) 1

1. Sangat Setuju (apabila kulit halus atau kering) 4


4. Daya lengket kain 2. Setuju (apabila kulit tidak lengket karena keringat) 3
terhadap kulit 3. Kurang Setuju (apabila kulit agak lengket karena keringat) 2
4. Tidak Setuju (apabila kulit sangat lengket) 1

1. Sangat Setuju (apabila kain tidak bau atau masih wangi) 4


5. Daya bau pada kain 2. Setuju (apabila kain cukup wangi) 3
3. Kurang Setuju (apabila kain agak bau) 2
88

4. Tidak Setuju (apabila kain sangat bau) 1

2. Daya 1. Daya kehalusan 1. Sangat Setuju (apabila blus sangat halus diraba) 4
kelangsaian pada kain 2. Setuju (apabila blus cukup halus diraba) 3
terhadap 3. Kurang Setuju (apabila blus agak kasar diraba) 2
kain 4. Tidak Setuju (apabila blus sangat kasar diraba) 1

2. Daya jatuh atau 1. Sangat Setuju (apabila blus dipakai sangat jatuh) 4
langsai pada kain 2. Setuju (apabila blus dipakai cukup jatuh) 3
3. Kurang Setuju (apabila blus dipakai sedikit jatuh) 2
4. Tidak Setuju (apabila blus dipakai tidak jatuh) 1

3. Daya kekakuan pada 1. Sangat Setuju (apabila kain pada blus, dipakai tidak kaku) 4
kain 2. Setuju (apabila kain pada blus, dipakai sedikit kaku) 3
3. Kurang Setuju (apabila kain pada blus, dipakai agak kaku) 2
4. Tidak Setuju (apabila kain pada blus, dipakai sangat kaku) 1

4. Daya kain mengikuti 1. Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai sangat mengikuti bentuk tubuh) 4
bentuk tubuh 2. Setuju (apabila blus yang dipakai cukup mengikuti bentuk tubuh) 3
3. Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai sedikit mengikuti bentuk tubuh) 2
4. Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai tidak mengikuti bentuk tubuh) 1
89

5. Daya kekusutan 1. Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai tetap halus setelah beraktivitas) 4
terhadap kain 2. Setuju (apabila blus yang dipakai cukup halus setelah beraktivitas) 3
3. Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai cukup mudah kusut setelah 2
beraktivitas)
4. Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai sangat mudah kusut setelah 1
beraktivitas)

3. Daya 1. Daya timbul gatal 1. Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai sama sekali tidak menimbulkan 4
muatan terhadap kulit gatal)
listrik 2. Setuju (apabila blus yang dipakai sedikit menimbulkan gatal) 3
terhadap 3. Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai cukup menimbulkan gatal) 2
kain 4. Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai sangat menimbulkan gatal) 1

2. Daya lekat kain 1. Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai tidak melekat atau menempel 4
terhadap kulit pada kulit)
2. Setuju (apabila blus yang dipakai sedikit melekat atau menempel pada 3
kulit)
3. Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai cukup melekat atau menempel 2
pada kulit)
4. Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai sangat melekat atau menempel 1
pada kulit)

3. Daya menarik kain 1. Sangat Setuju (apabila bulu pada kulit anda tidak berdiri atau tertarik 4
terhadap bulu setelah memakai blus atau bersentuhan)
2. Setuju (apabila bulu pada kulit anda sedikit berdiri atau tertarik setelah 3
memakai blus atau bersentuhan)
3. Kurang Setuju Setuju (apabila bulu pada kulit anda cukup berdiri atau 2
tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan)
4. Tidak Setuju Setuju (apabila bulu pada kulit anda semua berdiri atau 1
90

tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan)

4. Daya kebersihan 1. Sangat Setuju (apabila bahan blus yang dipakai sangat mudah 4
terhadap kain dibersihkan setelah beraktivitas)
2. Setuju (apabila bahan blus yang dipakai cukup mudah dibersihkan 3
setelah beraktivitas)
3. Kurang Setuju (apabila bahan blus yang dipakai kurang mudah 2
dibersihkan setelah beraktivitas)
4. Tidak Setuju (apabila bahan blus yang dipakai sangat tidak mudah 1
dibersihkan setelah beraktivitas)

5. Daya lekat atau lipat 1. Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai terurai dengan baik) 4
pada sesama kain 2. Setuju (apabila blus yang dipakai cukup terurai dengan baik) 3
3. Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai agak terlipat dibagian tertentu) 2
4. Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai banyak yang terlipat di bagian 1
tertentu)
91

Lampiran 11

Lembar Pedoman Penilaian

Variabel Sub Variabel Indikator Descriptor


Aspek 1. Daya serap kain1. Daya cepat 1. Bahan blus sangat cepat menyerap keringat
kenyamanan terhadap air menyerap 2. Bahan blus cukup cepat menyerap keringat
terhadap kain terhadap 3. Bahan blus kurang menyerap keringat
keringat 4. Bahan blus cukup tidak menyerap keringat

2. Daya 1. Kulit tidak berkeringat atau kering


kelembaban 2. Kulit sedikit berkeringat atau agak kering
terhadap kulit 3. Kulit agak berkeringat atau agak lembab
4. Kulit sangat berkeringat atau basah

3. Daya cepat 1. Bahan blus sangat cepat kering


mengering pada 2. Bahan blus cukup cepat kering
kain 3. Bahan blus agak basah
4. Bahan blus sangat basah

4. Daya lengket 1. Kulit halus atau kering


kain terhadap 2. Kulit tidak lengket karena keringat
kulit 3. Kulit agak lengket karena keringat
4. Kulit sangat lengket

5. Daya bau pada 1. Bahan blus tidak bau atau masih wangi
kain 2. Bahan blus tidak bau
3. Bahan blus agak bau
4. Bahan blus sangat bau

2. Daya 1. Daya kehalusan 1. Bahan blus sangat halus diraba


kelangsaian pada kain 2. Bahan blus cukup halus diraba
pada kain 3. Bahan blus agak kasar diraba
4. Bahan blus sangat kasar diraba

2. Daya jatuh atau 1. Bahan blus dipakai sangat jatuh


langsai pada kain2. Bahan blus dipakai cukup jatuh
3. Bahan blus dipakai sedikit jatuh
4. Bahan blus dipakai tidak jatuh

3. Daya kekakuan 1. Bahan pada blus, dipakai tidak kaku


pada kain 2. Bahan pada blus, dipakai sedikit kaku
3. Bahan pada blus, dipakai agak kaku
4. Bahan pada blus, dipakai sangat kaku
92

4. Daya kain 1. Bahan blus yang dipakai sangat mengikuti bentuk


mengikuti tubuh
bentuk tubuh 2. Bahan blus yang dipakai cukup mengikuti bentuk
tubuh
3. Bahan blus yang dipakai sedikit mengikuti bentuk
tubuh
4. Bahan blus yang dipakai tidak mengikuti bentuk
tubuh
5. Daya kekusutan 1. Bahan blus yang dipakai tetap halus setelah
terhadap kain beraktivitas
2. Bahan blus yang dipakai cukup halus setelah
beraktivitas
3. Bahan blus yang dipakai cukup mudah kusut
setelah beraktivitas
4. Bahan blus yang dipakai sangat mudah kusut
setelah beraktivitas
3. Daya muatan 1. Daya timbul gatal1. Bahan blus yang dipakai sama sekali tidak
listrik statis terhadap kulit menimbulkan gatal
pada kain 2. Bahan blus yang dipakai sedikit menimbulkan
gatal
3. Bahan blus yang dipakai cukup menimbulkan gatal
4. Bahan blus yang dipakai sangat menimbulkan
gatal
2. Daya lekat kain 1. Bahan blus yang dipakai tidak melekat atau
terhadap kulit menempel pada kulit
2. Bahan blus yang dipakai sedikit melekat atau
menempel pada kulit
3. Bahan blus yang dipakai cukup melekat atau
menempel pada kulit
4. Bahan blus yang dipakai sangat melekat atau
menempel pada kulit
3. Daya menarik 1. Bulu pada kulit anda tidak berdiri atau tertarik
kain terhadap setelah memakai blus atau bersentuhan
bulu 2. Bulu pada kulit anda sedikit berdiri atau tertarik
setelah memakai blus atau bersentuhan
3. Bulu pada kulit anda cukup berdiri atau tertarik
setelah memakai blus atau bersentuhan
4. Bulu pada kulit anda semua berdiri atau tertarik
setelah memakai blus atau bersentuhan
4. Daya kebersihan 1. Bahan blus yang dipakai tetap bersih setelah
terhadap kain beraktivitas
2. Bahan blus yang dipakai cukup bersih setelah
beraktivitas
3. Bahan blus yang dipakai agak kotor setelah
beraktivitas
4. Bahan blus yang dipakai sangat kotor setelah
beraktivitas
5. Daya lekat atau 1. Bahan blus yang dipakai terurai dengan baik
lipat pada 2. Bahan blus yang dipakai cukup terurai dengan
sesama kain baik
3. Bahan blus yang dipakai agak terlipat dibagian
tertentu
4. Bahan blus yang dipakai banyak yang terlipat di
bagian tertentu
93

Lampiran 12

FM-04-AKD-
No. Dokumen
24
SURAT No. Revisi 00
PERMOHONAN
Tanggal berlaku 01 Maret 2010
UNIVERSITAS IJIN UJI PANELIS
NEGERI
Halaman
SEMARANG

Nomor :
Hal : Permohonan Ijin Uji Panelis

Kepada
Yth: Dra. Sicilia Sawitri, M. pd.
Dosen PKK, S1 Tata Busana Unnes
Di Tempat

Dengan hormat
Bersama ini, mohon bantuan untuk memberikan penilaian beberapa aspek yang
berkaitan dengan instrument penelitian yang akan dijadikan untuk mengambil
data, untuk penyusunan skripsi/ tugas akhir oleh mahasiswa sebagai berikut:
Nama : Delima Suardiningsih
Nim : 5401406050
Program Studi : S1 PKK Tata Busana
Judul : “Studi Eksperimen Pembuatan Busana Kuliah Mahasiswa Dari
Aspek Kenyamanan Kain Poliester”.

Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.


Semarang, 29 November 2012
Peneliti

(Delima Suardiningsih)
94

Lampiran 13
No. Dokumen FM-04-AKD-24
No. Revisi 00
SURAT
Tanggal berlaku 01 Maret 2010
PERMOHONAN
UNIVERSITAS IJIN UJI PANELIS
NEGERI Halaman
SEMARANG

Nomor :
Hal : Permohonan Ijin Uji Panelis

Kepada
Yth: Dr. Ir. Hj. Rodia Syamwil, M. pd.
Dosen PKK, S1 Tata Busana Unnes
Di Tempat

Dengan hormat
Bersama ini, mohon bantuan untuk memberikan penilaian beberapa aspek yang
berkaitan dengan instrument penelitian yang akan dijadikan untuk mengambil
data, untuk penyusunan skripsi/ tugas akhir oleh mahasiswa sebagai berikut:
Nama : Delima Suardiningsih
Nim : 5401406050
Program Studi : S1 PKK Tata Busana
Judul : “Studi Eksperimen Pembuatan Busana Kuliah Mahasiswa Dari
Aspek Kenyamanan Kain Poliester”.

Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.


Semarang, 07 Desember 2012
Peneliti

(Delima Suardiningsih)
95

Lampiran 14
No. Dokumen FM-04-AKD-24
No. Revisi 00
SURAT
Tanggal berlaku 01 Maret 2010
PERMOHONAN
UNIVERSITAS IJIN UJI PANELIS
NEGERI Halaman
SEMARANG

Nomor :
Hal : Permohonan Ijin Uji Panelis

Kepada
Yth: Dra. Urip Wahyuningsih, M. pd.
Dosen PKK, S1 Tata Busana Unnes
Di Tempat

Dengan hormat
Bersama ini, mohon bantuan untuk memberikan penilaian beberapa aspek yang
berkaitan dengan instrument penelitian yang akan dijadikan untuk mengambil
data, untuk penyusunan skripsi/ tugas akhir oleh mahasiswa sebagai berikut:
Nama : Delima Suardiningsih
Nim : 5401406050
Program Studi : S1 PKK Tata Busana
Judul : “Studi Eksperimen Pembuatan Busana Kuliah Mahasiswa Dari
Aspek Kenyamanan Kain Poliester”.

Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.


Semarang, 10 Desember 2012
Peneliti

(Delima Suardiningsih)
96

Lampiran 15
97
98

Lampiran 16
99
100

Lampiran 17
101
102

Lampiran 18

HASIL DATA EVALUASI SOAL

2
No T T
1 2 3
1 3 2 2 7 49
2 4 4 4 12 144
3 3 4 3 10 100
4 3 3 3 9 81
5 3 4 3 10 100
6 3 3 3 9 81
7 3 3 3 9 81
8 3 4 3 10 100
9 3 3 3 9 81
10 4 4 4 12 144
11 3 3 3 9 81
12 4 4 4 12 144
13 3 3 3 9 81
14 3 3 3 9 81
R 45 47 44
2
R 2025 2209 1936
R= T= i = 136
2
R = 6170
2
T = 1348
2
i = 452
103

Lampiran 19
104

Lampiran 20

PEDOMAN WAWANCARA SELEKSI CALON PANELIS

Kepada
Yth: Sdr. Panelis
Di Tempat

Saudara diminta untuk menjawab pertanyaan berdasarkan pengetahuan


saudara dan keadaan yang sebenarnya untuk seleksi menjadi panelis, pernyataan
dari saudara yang sebenarnya akan sangat membantu peneliti dalam melaksanakan
penelitian.
Nama/ Nim :
Tanggal Penelitian :
Bahan : Busana Kuliah

A. Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan
cermat.
2. Berilah jawaban saudara dengan jujur

B. Pilih jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan member tanda (X)!
1. Apakah saudara bersedia meluangkan waktu untuk menjadi calon panelis
dengan memakainya selama kuliah berlangsung?
a) Bersedia
b) Tidak bersedia
2. Apakah saudara pernah menjadi panelis busana sebelumnya?
a) Pernah
b) Tidak pernah
105

3. Bagaimana kondisi kesehatan saudara saat ini?


a) Sehat
b) Tidak Sehat
4. Apakah saudara sudah lulus mata kuliah ilmu tekstil?
a) Sudah
b) Belum
5. Apakah anda bersedia mencoba dan menilai busana yang akan diberikan?
a) Bersedia
b) Tidak bersedia
6. Menurut saudara, busana seperti apakah yang cocok dipakai untuk
kuliah?
a) Model sederhana, tetapi menyerap keringat
b) Model trendi, tetapi tidak menyerap keringat
7. Apakah anda tahu apakah yang dimaksud dengan kain poliester?
a) Kain yang terbuatdari seratbuatan yang terlebih dahulu dipintal
menjadi kemudian ditenun, dirajut, atau dijalin menjadi kain.
b) Kain yang terbuat dari serat setengah buatan yang terlebihdahulu
dipintal menjadi kemudian ditenun, dirajut, atau dijalin menjadi kain.
c) Kain yang terbuat dari serat campuran yang terlebih dahulu dipintal
menjadi kemudian ditenun, dirajut, atau dijalin menjadi kain.
8. Apakah anda pernah menggunakan busana dari kain poliester?
a) Pernah
b) Tidak Pernah
9. Seberapa sering anda dalam seminggu pernah memakai busana dari kain
poliester? (sebutkan berapa)
a) Sangat sering
b) Sering
c) Kadang-kadang
106

10. Apabila pernah, seberapa seringkah anda memakai busana dari kain
poliester?
a) Sangat sering
b) Sering
c) Kadang-kadang

11. Seberapasukakahandapadakainpoliester?
a) Suka
b) Kurang suka
c) Tidak suka
12. Menurut saudara, kriteria busana kuliah seperti apa yang cocok
digunakan?
a) Warna cerah tidak menyolok, model sederhana, mudah
pemeliharaannya
b) Warna cerah menyolok, model bervariasi dan unik-unik, mudah
pemeliharaannya
13. Bagaimana tekstur kain poliester yang saudara anggap nyaman?
a) Tekstur sangat kain halus
b) Tekstur agak halus
c) Tekstur lumayan halus
14. Menurut anda yang terpenting dalam busana itu?
a) Menyerap keringat, dan mudah pemeliharaan
b) Model, warna dan motifnya yang menarik
15. Apakah saudara pernah memakai busana kuliah selain dari kain katun/
poliester?
a) Pernah (sebutkan namanya)
b) Tidak pernah
107

Lampiran 21

DAFTAR CALON NAMA PANELIS AGAK TERLATIH


(HASIL WAWANCARA)

No. Nama Mahasiswa Nim

1. Siti Istianah 5401410155


2. Lailatul Hikmah 5401410165
3. Dini Septa Sari 5401410171
4. Citra Hari Putriana 5401410170
5. Beta Setiawati 5401410180
6. Dyah Ayu Roes Meira 5401410120

7. Viri Atmatika Pujiastuti 5401410125

8. Ayu Wulandari 5401410130


9. Mauna Arifatul Zain 5401410182
10. Desi Putri Asih 5401410004
11. Yulia Ariyani Dewi 5401410014
12. Hikmawati Mufidah 5401410042
13. Silviana Silvan Apriliana 5401410045
14. Nur Imaniyah 5401410047
15. Rosyana Pratiwi 5401410133
16. Nila Chikal Setyasari 5401410049
17. Anisa Rahmawati 5401410131
18. Halimah 5401410134
19. Trina Kurnianingsih 5401410058
20. Fitria Utammy 5401410062
21. Tri Haryati 5401410088
22. Diah Istiqomah 5401410056
23. Sukma Anang Mantika 5401410034
24. Nur Afifah 5401410118
25. Winarti Wulandari 5401410072
108

Lampiran 22
109

Lampiran 23

PENGANTAR LEMBAR PENILAIAN


Tingkat Kenyamanan Busana Kuliah
Uji Inderawi

Kepada
Yth: Panelis
Di Tempat

Dengan hormat
Bersama ini, dimohon kesediannya untuk mengisi lembar penilaian. Dihadapan
saudara disediakan 2 sampel busana kuliah. Saudara diminta untuk memberikan
penilaian berdasarkan kriteria penilaian terhadap masing-masing sampel tersebut
pada kolom penilaian dibawah ini dengan memberi tanda cek (√) pada kolom
yang tersedia.
Sebelum dan sesudahnya mencoba busana kuliah, saudara diminta untuk tidak
memakai produk deodorant atau parfum selama perkuliahan berlangsung dengan
memakai busana ini sebelum memberi penilaian.

Atas kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Semarang, Desember 2012


Peneliti,

Delima Suardiningsih
NIM. 5401406050
110

Lampiran 24
111

Lampiran 25

Para Panelis yth. Nama /NIM :


Tanggal :
Bahan /Sampel : Busana Kuliah

Adapun skornya dapat dilihat pada halaman berikut.

LEMBAR PENILAIAN
Tingkat KenyamananBusanaKuliah

Skor

Indikator Daya Serap Air Busana 463 Busana 395

SS S KS TS SS S KS TS

1. Bahan blus menyerap keringat

2. Meskipun berkeringat bahan blus tetap terasa


nyaman dipakai

3. Keringat pada bahan blus terasa cepat kering

4. Kulit tidak terasa lengket setelah berkeringat

5. Bahan blus tidak menimbulkan bau setelah


pemakaian
112

Skor
Indikator Kelangsaian Kain Busana 463 Busana 395
SS S KS TS SS S KS TS
1. Tekstur bahan pada blus halus apabila diraba
2. Bahan blus melangsai secara baik saat
dipakai dan ringan
3. Bahan blus tidak terasa kaku apabila dipakai
4. Bahan blus dapat mengikuti bentuk tubuh
saat dipakai
5. Bahan blus tidak mudah kusut saat
beraktifitas

Skor

Indikator Muatan Listrik Statis Busana 463 Busana 395

SS S KS TS SS S KS TS

1. Bahan blus tidak menimbulkan gatal di kulit


2. Bahan blus melekat atau menempel pada
kulit
3. Bahan blus tidak menarik bulu dikulit atau
bulu seperti berdiri karena bersentuhan dan
bergesekan pada blus
4. Bahan blus tidak mudah kotor terhadap debu
dan kotoran lain atau mudah dibersihkan
5. Bahan blus tidak mudah terlipat atau melipat,
saling melekat satu sama lain

Keterangandiatas: SS : Sangat Setuju diberi skor 4,


S : Setuju diberi skor 3,
KS : Kurang Setuju diberi skor 2,
TS : Tidak Setuju diberi skor 1
113

Lampiran 26

DAFTAR NAMA CALON PANELIS AGAK TERLATIH


(UJI INDERAWI)

No. Nama Mahasiswa Nim


1. Lailatul Hikmah 5401410165
2. Dini Septa Sari 5401410171
3. Dyah Ayu Roes Meira 5401410120
4. Viri Atmatika Pujiastuti 5401410125
5. Anisa Rahmawati 5401410131
6. Mauna Arifatul Zain 5401410182
7. Desi Putri Asih 5401410004
8. Yulia Ariyani Dewi 5401410014
9. Sukma Anang Mantika 5401410034
10. Hikmawati Mufidah 5401410042
11. Silviana Silvan Apriliana 5401410045
12. Nur Imaniyah 5401410047
13. Rosyana Pratiwi 5401410133
14. Nila Chikal Setyasari 5401410049
15. Winarti Wulandari 5401410072
114

Lampiran 27

DATA UJI INDERAWI PANELIS AGAK TERLATIH

Aspek Daya Serap kain


Sub Busana 463 Busana 395
Ulangan I II III Total I II III Total
No 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑
1 3 3 4 4 3 3.4 3 4 4 4 4 3.8 4 3 3 3 3 3.2 3.47 4 3 1 4 2 2.8 3 3 2 3 2 2.6 4 2 2 2 2 2.4 2.60
2 3 3 4 4 3 3.4 2 4 3 4 4 3.4 3 2 3 3 3 2.8 3.20 4 3 1 4 2 2.8 3 3 2 4 2 2.8 4 2 3 3 2 2.8 2.80
3 2 4 3 4 4 3.4 3 4 3 4 4 3.6 3 3 3 3 3 3.0 3.33 3 2 3 4 2 2.8 3 2 2 3 1 2.2 3 3 1 2 3 2.4 2.47
4 3 3 3 3 4 3.2 3 4 2 4 4 3.4 4 4 4 3 3 3.6 3.40 3 4 2 4 4 3.4 3 4 2 3 2 2.8 4 4 1 3 3 3.0 3.07
5 2 3 2 4 4 3.0 3 3 2 3 4 3.0 4 3 3 3 3 3.2 3.07 3 4 2 4 3 3.2 3 3 1 3 2 2.4 3 3 2 2 2 2.4 2.67
6 4 4 4 4 3 3.8 3 4 3 4 2 3.2 2 3 4 3 3 3.0 3.33 3 3 1 3 4 2.8 3 3 2 2 2 2.4 2 3 2 1 1 1.8 2.33
7 4 4 3 4 4 3.8 4 3 3 2 3 3.0 4 3 4 3 4 3.6 3.47 2 2 2 2 4 2.4 3 3 2 2 1 2.2 4 3 2 2 2 2.6 2.40
8 3 3 4 4 4 3.6 3 2 4 4 3 3.2 3 3 3 3 3 3.0 3.27 2 2 2 2 4 2.4 3 3 3 3 2 2.8 3 2 2 2 2 2.2 2.47
9 4 4 3 4 3 3.6 3 2 2 4 3 2.8 2 3 3 2 3 2.6 3.00 4 3 1 2 3 2.6 3 2 1 2 4 2.4 3 2 1 2 3 2.2 2.40
10 4 4 4 4 4 4.0 3 3 2 3 3 2.8 3 2 2 3 4 2.8 3.20 4 3 2 2 2 2.6 3 2 1 1 3 2.0 3 3 3 4 4 3.4 2.67
11 3 4 4 4 4 3.8 3 3 2 3 3 2.8 4 3 3 3 4 3.4 3.33 3 3 2 2 3 2.6 4 3 2 2 4 3.0 3 4 4 4 3 3.6 3.07
12 2 4 3 4 4 3.4 3 3 3 3 3 3.0 3 2 2 3 3 2.6 3.00 3 3 2 2 3 2.6 4 3 3 3 2 3.0 4 3 1 4 2 2.8 2.80
13 3 4 3 4 4 3.6 4 4 4 3 2 3.4 3 3 4 3 3 3.2 3.40 3 3 3 3 3 3.0 3 3 2 2 4 2.8 3 2 3 4 2 2.8 2.87
14 3 4 2 4 4 3.4 3 4 4 3 3 3.4 3 4 3 4 4 3.6 3.47 3 2 2 3 3 2.6 3 2 2 3 2 2.4 3 4 2 4 4 3.4 2.80
15 3 2 2 3 4 2.8 3 4 3 2 4 3.2 4 3 3 4 4 3.6 3.20 3 3 3 4 4 3.4 4 3 1 4 2 2.8 4 3 1 2 3 2.6 2.93
115

Aspek Daya Kelangsaian Kain


Sub Busana 463 Busana 395
Ulanga
Total Total
n I II III I II III
No 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑
1 3 3 4 2 3 3.0 3 4 4 2 3 3.2 4 3 3 3 3 3.2 3.13 2 2 2 1 2 1.8 2 3 4 2 2 2.6 3 2 3 3 2 2.6 2.33
2 3 3 4 2 3 3.0 3 4 4 4 3 3.6 2 3 3 3 3 2.8 3.13 2 2 2 1 2 1.8 3 4 3 3 2 3.0 3 1 3 3 2 2.4 2.40
3 3 3 2 2 4 2.8 2 2 3 3 4 2.8 2 4 4 4 3 3.4 3.00 3 2 2 2 2 2.2 4 3 3 3 2 3.0 3 4 4 2 4 3.4 2.87
4 3 3 3 3 4 3.2 2 2 4 3 4 3.0 3 3 3 3 3 3.0 3.07 2 3 4 2 3 2.8 3 4 3 1 2 2.6 3 3 3 2 1 2.4 2.60
5 2 2 2 2 4 2.4 3 3 3 2 4 3.0 2 4 2 3 3 2.8 2.73 3 3 4 3 3 3.2 3 3 3 2 2 2.6 3 4 3 3 2 3.0 2.93
6 3 3 4 4 4 3.6 2 2 3 2 4 2.6 3 3 3 3 3 3.0 3.07 3 2 3 2 3 2.6 3 2 3 2 3 2.6 3 3 3 2 3 2.8 2.67
7 2 2 2 2 2 2.0 3 3 2 2 3 2.6 2 2 2 2 2 2.0 2.20 1 1 2 1 2 1.4 2 2 3 2 3 2.4 3 2 2 3 2 2.4 2.07
8 4 2 4 3 4 3.4 3 3 3 3 4 3.2 2 3 3 4 3 3.0 3.20 1 1 2 1 2 1.4 2 2 3 2 3 2.4 3 3 2 2 2 2.4 2.07
9 4 2 4 2 3 3.0 3 3 2 2 4 2.8 2 4 3 4 4 3.4 3.07 3 2 4 1 2 2.4 3 2 4 1 2 2.4 3 2 3 3 2 2.6 2.47
10 4 3 4 3 3 3.4 3 4 4 4 3 3.6 3 3 3 2 4 3.0 3.33 3 2 2 3 1 2.2 3 2 2 3 1 2.2 3 3 4 2 2 2.8 2.40
11 3 4 4 2 3 3.2 3 3 4 2 3 3.0 4 2 4 3 4 3.4 3.20 2 2 2 3 2 2.2 3 2 2 2 2 2.2 3 3 4 2 3 3.0 2.47
12 3 4 4 4 3 3.6 3 3 4 2 3 3.0 3 4 4 4 3 3.6 3.40 2 2 4 2 3 2.6 3 3 4 3 3 3.2 2 3 4 2 2 2.6 2.80
13 2 2 3 3 4 2.8 3 3 3 3 4 3.2 3 3 2 2 4 2.8 2.93 3 3 4 3 2 3.0 2 2 2 3 3 2.4 3 2 4 2 3 2.8 2.73
14 2 2 4 3 4 3.0 3 3 4 4 4 3.6 3 4 4 2 3 3.2 3.27 3 4 3 3 4 3.4 3 3 4 3 3 3.2 3 3 4 3 2 3.0 3.20
15 3 3 3 2 4 3.0 4 2 4 3 4 3.4 3 3 4 4 3 3.4 3.27 2 3 4 2 2 2.6 3 2 4 3 2 2.8 4 2 3 2 1 2.4 2.60
116

Aspek Daya Muatan Listrik Statis


Sub Busana 463 Busana 395
Ulanga
Total Total
n I II III I II III
No 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑
1 4 3 4 3 4 3.6 3 3 4 4 4 3.6 3 3 3 3 3 3.0 3.40 4 3 2 2 2 2.6 3 3 3 3 3 3.0 2 3 3 1 2 2.2 2.60
2 4 3 4 3 4 3.6 4 4 4 3 4 3.8 2 3 3 4 4 3.2 3.53 4 3 2 2 2 2.6 3 3 3 3 3 3.0 2 3 1 1 3 2.0 2.53
3 2 4 4 4 4 3.6 4 4 4 4 4 4.0 3 3 3 4 3 3.2 3.60 2 4 4 4 4 3.6 3 3 3 3 3 3.0 3 3 3 2 1 2.4 3.00
4 4 4 4 4 4 4.0 4 4 4 4 4 4.0 3 2 3 3 3 2.8 3.60 4 4 4 4 4 4.0 3 3 3 3 3 3.0 3 3 3 2 2 2.6 3.20
5 4 4 4 4 4 4.0 3 3 3 3 4 3.2 3 2 2 3 4 2.8 3.33 4 3 4 3 4 3.6 3 3 3 3 3 3.0 3 2 2 2 1 2.0 2.87
6 4 4 4 4 4 4.0 3 3 3 2 2 2.6 4 3 3 3 4 3.4 3.33 4 4 4 3 4 3.8 3 3 3 3 3 3.0 4 3 3 2 3 3.0 3.27
7 4 4 4 3 4 3.8 4 4 3 3 3 3.4 4 3 3 4 3 3.4 3.53 3 4 4 3 4 3.6 3 3 3 3 3 3.0 2 3 4 1 2 2.4 3.00
8 3 4 4 3 4 3.6 4 3 3 2 3 3.0 3 3 4 4 3 3.4 3.33 3 4 4 3 4 3.6 3 3 3 3 3 3.0 3 3 2 1 2 2.2 2.93
9 4 4 4 4 4 4.0 4 4 3 3 2 3.2 4 3 3 4 3 3.4 3.53 2 2 2 1 2 1.8 3 3 3 3 3 3.0 4 3 3 2 2 2.8 2.53
10 3 4 4 3 4 3.6 3 3 3 3 4 3.2 3 3 3 3 4 3.2 3.33 2 3 4 1 2 2.4 3 3 3 3 2 2.8 4 4 4 3 2 3.4 2.87
11 3 3 4 4 4 3.6 4 4 3 4 4 3.8 3 4 4 3 4 3.6 3.67 3 3 2 1 2 2.2 3 3 3 3 3 3.0 3 3 3 2 1 2.4 2.53
12 4 4 4 3 4 3.8 4 4 4 4 4 4.0 3 3 3 3 4 3.2 3.67 4 4 4 3 2 3.4 3 3 3 3 2 2.8 3 3 2 2 1 2.2 2.80
13 4 4 4 4 4 4.0 4 4 4 4 4 4.0 3 3 4 4 4 3.6 3.87 4 4 4 3 3 3.6 3 3 3 3 2 2.8 3 2 3 1 1 2.0 2.80
14 4 4 4 4 4 4.0 4 3 4 3 4 3.6 3 4 4 4 4 3.8 3.80 3 4 2 2 2 2.6 3 4 3 2 2 2.8 4 3 2 3 1 2.6 2.67
15 3 3 3 3 4 3.2 3 3 3 3 4 3.2 4 4 3 4 2 3.4 3.27 4 4 4 3 2 3.4 3 3 2 2 1 2.2 3 3 3 2 1 2.4 2.67
117

Lampiran 28

DATA DAYA SERAP KAIN ANTARA KAIN POLIESTER DAN KAIN


KATUN

POLIESTER (BUSANA 463) KATUN (BUSANA 395)


No Kode Nilai No Kode Nilai
1 P-01 3.47 1 K-01 2.60
2 P-02 3.20 2 K-02 2.80
3 P-03 3.33 3 K-03 2.47
4 P-04 3.40 4 K-04 3.07
5 P-05 3.07 5 K-05 2.67
6 P-06 3.33 6 K-06 2.33
7 P-07 3.47 7 K-07 2.40
8 P-08 3.27 8 K-08 2.47
9 P-09 3.00 9 K-09 2.40
10 P-10 3.20 10 K-10 2.67
11 P-11 3.33 11 K-11 3.07
12 P-12 3.00 12 K-12 2.80
13 P-13 3.40 13 K-13 2.87
14 P-14 3.47 14 K-14 2.80
15 P-15 3.20 15 K-15 2.93
= 49.13 = 40.33
n1 = 15 n2 = 15

x1 = 3.28 x2 = 2.69
2 2
s1 = 0.0259 s2 = 0.0582
s1 = 0.161 s2 = 0.241
118

Lampiran 29
119

Lampiran 30
120

Lampiran 31
121

Lampiran 32
122

Lampiran 33

DATA DAYA KELANGSAIAN KAIN ANTARA KAIN POLIESTER


DAN KAIN KATUN

POLIESTER (BUSANA 463) KATUN (BUSANA 395)


No Kode Nilai No Kode Nilai
1 P-01 3.13 1 K-01 2.33
2 P-02 3.13 2 K-02 2.40
3 P-03 3.00 3 K-03 2.87
4 P-04 3.07 4 K-04 2.60
5 P-05 2.73 5 K-05 2.93
6 P-06 3.07 6 K-06 2.67
7 P-07 2.20 7 K-07 2.07
8 P-08 3.20 8 K-08 2.07
9 P-09 3.07 9 K-09 2.47
10 P-10 3.33 10 K-10 2.40
11 P-11 3.20 11 K-11 2.47
12 P-12 3.40 12 K-12 2.80
13 P-13 2.93 13 K-13 2.73
14 P-14 3.27 14 K-14 3.20
15 P-15 3.27 15 K-15 2.60
= 46.00 = 38.60
n1 = 15 n2 = 15

x1 = 3.07 x2 = 2.57
2 2
s1 = 0.0851 s2 = 0.0964
s1 = 0.292 s2 = 0.310
123

Lampiran 34
124

Lampiran 35
125

Lampiran 36
126

Lampiran 37
127

Lampiran 38

DATA DAYA MUATAN LISTRIK STATIS ANTARA KAIN


POLIESTER DAN KAIN KATUN

POLIESTER (BUSANA 463) KATUN (BUSANA 395)


No Kode Nilai No Kode Nilai
1 P-01 3.40 1 K-01 2.60
2 P-02 3.53 2 K-02 2.53
3 P-03 3.60 3 K-03 3.00
4 P-04 3.60 4 K-04 3.20
5 P-05 3.33 5 K-05 2.87
6 P-06 3.33 6 K-06 3.27
7 P-07 3.53 7 K-07 3.00
8 P-08 3.33 8 K-08 2.93
9 P-09 3.53 9 K-09 2.53
10 P-10 3.33 10 K-10 2.87
11 P-11 3.67 11 K-11 2.53
12 P-12 3.67 12 K-12 2.80
13 P-13 3.87 13 K-13 2.80
14 P-14 3.80 14 K-14 2.67
15 P-15 3.27 15 K-15 2.67
= 52.80 = 42.27
n1 = 15 n2 = 15

x1 = 3.52 x2 = 2.82
2 2
s1 = 0.0338 s2 = 0.0549
s1 = 0.184 s2 = 0.234
128

Lampiran 39
129

Lampiran 40
130

Lampiran 41
131

Lampiran 42
132

Lampiran 43

KESELURUHAN DATA KENYAMANAN KAIN ANTARA KAIN


POLIESTER DAN KAIN KATUN

POLIESTER (BUSANA 463) KATUN (BUSANA 395)


No Kode Nilai No Kode Nilai
1 P-01 3.33 1 K-01 2.51
2 P-02 3.29 2 K-02 2.58
3 P-03 3.31 3 K-03 2.78
4 P-04 3.36 4 K-04 2.96
5 P-05 3.04 5 K-05 2.82
6 P-06 3.24 6 K-06 2.76
7 P-07 3.07 7 K-07 2.49
8 P-08 3.27 8 K-08 2.49
9 P-09 3.20 9 K-09 2.47
10 P-10 3.29 10 K-10 2.64
11 P-11 3.40 11 K-11 2.69
12 P-12 3.36 12 K-12 2.80
13 P-13 3.40 13 K-13 2.80
14 P-14 3.51 14 K-14 2.89
15 P-15 3.24 6 K-15 2.73
= 49.31 = 40.40
n1 = 15 n2 = 15

x1 = 3.29 x2 = 2.69
2 2
s1 = 0.0148 s2 = 0.0245
s1 = 0.122 s2 = 0.157
133

Lampiran 44
134

Lampiran 45
135

Lampiran 46
136
137

Lampiran 48
138

Lampiran 49
139

Lampiran 50
140

Lampiran 51
141

Lampiran 52
142
143
144

Lampiran 53
145

Lampiran 54
146
147

Lampiran 55

“Pabrik Textileone Tampak Depan”


148

“Sampel Tekstil One”

“Stand Textile One pada IPMI trend fashion 2009, Senayan City”
149

Lampiran 56

Pelaksanaan Wawancara Panelis


150

Pelaksanaan Penilaian Uji Inderawi


151

Pengisian Lembar Penilaian Uji Inderawi


152

Anda mungkin juga menyukai