Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman.

Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan


diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang
kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di
sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan
ilmiah melalui proses keperawatan.

Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang


profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang
sifatnya membantu orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan dikalangan
praktisi perawat pun kadang – kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh
terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan,
pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke
pelayanan yang profesional.

Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat


secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan
berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan
dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.

1
1.2 Pentingnya Paradigma
Mengapa paradigma ini begitu penting ? dalam hal ini paradigma akan sangat
membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita
dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Fenomena dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi
ketidakpastian kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau
seluruh anggota tubuhnya atau masalah – masalah yang yang muncul dalam
bidang keilmuan tertentu.

1.3 Tujuan Makalah


Untuk mengetahui falsafah paradigma keperawatan.

1.4 Rumusan Masalah


Apa yang dimaksud falsafah dan paradigma keperawatan perkembangan ilmu?
Bagaimana falsafah dan paradigma keperawatan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

FALSAFAH dan PARADIGMA KEPERAWATAN

A. PENGERTIAN

Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi yang


menjadikan kerangka dalam praktek keperawatan. Hakekat manusia yang
dimaksud disini adalah manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, social
dan spiritual. Sedangkan esensinya adalah falsafah yang meliputi :
1. Memandang bahwa pasien adalah makhluk yang utuh (holistik) yang harus
dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, social dan
spiritual yang diberikan secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara
sepihak atau sebagian dari kebutuhannya.
2. Bentuk layanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan
memperhatikan aspek kemanusiaan.
3. Setiap orang berhak mendaptkan perawatan tanpa memandang perbedaan suku,
kepercayaan, status sosial, agama dan ekonomi.
4. Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dan sistem
pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan
bukan sendiri-sendiri.
5. Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan
seorang penerima jasa pasif.

Falsafah keperawatan adalah keyakinana perawat terhadap nilai-nilai


keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan,
kepada individu, keluarga, maupun masyarakat. Falsafah keperawatan itu harus
sudah tertanam dalam diri setiap perawat dan menjadi pedoman baginya untuk
berperilaku, baik di tempat kerja maupun dilingkungan pergaualan social
lainnya. Keyakinan terhadap nilai keperawatan harus menjadi pegangan setiap
perawat. Falsafah keperawatan bukan suatu hal yang harus dihafal, melainkan
sebuah “baju” yang melekat pada diri perawat. Dengan kata lain, falsafah
keperawatan merupakan “roh” yang mendiami pribadi setiap perawat. Artinya,
falsafah keperawatan menjadi landasa bagi perawat dalam menjalankan
profesinya.

Banyak ahli yang membahas pengertian paradigma seperti Masterman


(1970) yang mendefinisikan paradigma sebagai pandangan fundamental
tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Poerwanto P (1997)

3
mengartikan paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai
tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola
dan cara pandangan dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna,
menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena
kehidupan manusia. Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma
sendiri dan sampai saat ini paradigma keperawatan masih berdasarkan 4
(empat) komponen yang diantaranya manusia, keperawatan, kesehatan dalam
rentang sehat-sakit dan lingkungan.

Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional


yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-
spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia.
Keperawatan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari profesi kesehatan
lain di dalam memberikan layanan kesehatan kepada klien. Sebagai bagian
integral dari layanan kesehatan kedudukan perawat dengan profesi kesehatan
lainnya adalah sama, yakni sebagai mitra. Ini tentunya juga harus diiringi
dengan pengkakuan dan penghormatan terhadap profesi perawat. Semua tahu
bahwa profesi kesehatan yang terbanyak jumlahnya dan terdepan dalam

4
memberikan layanan kesehatan adalah perawat. Karenanya, profesi
keperawatan tidak bisa dipisahkan dari sistem kesehatan.

B. Konsep Manusia
Komponen paradigma keperawatan ini merupakan komponen pertama
sebagai salah satu fokus dan pelayanan keperawatan. Manusia bertindak sebagai
klien yang bersifat induvidu, sasaran pemenuhan kebutuhan dasarnya adalah
biopsikososial spiritual yang berbeda dengan indivu lainnya. Karena itu
diharapkan terjadi proses pemenuhan kebutuhan dasar ke arah kemandirian.
Kebutuhan dasar tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, keamanan dan kenyaman,
cinta mencintai, harga diri dan aktualisasi.

Manusia bertindak sebagai klien yang bersifat keluarga, diartikan sebagai


sekelompok individu atau kumpulan individu yang saling berhubungan dan
berinteraksi satu dengan yang lain dalam lingkungan sendiri atau masyarakat,
sehingga dalam memberikan perawatan selalu memandang aspek keluarga untuk
mampu menyelesaikan masalah (tugas) kesehatan secara mandiri dapat terpenuhi.

Manusia bertindak sebagai klien yang bersifat masyarakat, diartikan bhawa


melalui masyarakat kemampuan individu dapat mudah dipengaruhi dengan
adanya fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan, tempat rekreasi, transportasi,
komunikasi dan sosial juga, dengan adanya kenyakinan yang kuat dari masyarakat
sehingga pandangan masyarakat sangat diperlukan dalam prosen perubahan untuk
pemenuhan kebutuhan dasar.

Kemudian konsep manusia yang lain dalam paradigma keperawatan adalah


manusia sebagai sistem, dimana manusia terdiri dari komponen subsistem yan
telah membentuk suatu sistem. Sistem tersebut dapat meliputi sistem terbuka,
sistem adaptif dan sistem personal, interpersonal dan sosial yang secara umum
dapat dikatakan sebagai makhluk holistic (utuh). Sebagai sistem terbuka, manusia
dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan fisik,
psikologis, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan
selalu terjadi khususnya dalam pembentukkan kebutuhan dasar. Sebagai sistem
adaptif, manusia akan merespons terhadap perubahan yang ada di lingkungannya
yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaptive. Apabila
kemampuan merespons lingkungan tersebut baik, maka perilaku manusia akan
menunjukkan perilaku adaptif, akan tetapi jika kemampuan dalam merespons
lingkungan kurang, maka perilaku manusia akan menunjukkan perilaku
maladaptif. Sebagai sistem personal, interpersonal dan sosial, manusia memiliki
persepsi, pola kepribadian dan tumbung kembang yang tidak sama, juga memiliki
kemampuan interaksi, peran dan komunikasi yang berbeda, serta memiliki

5
kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam pengambilan
keputusan dan otoritas dalam masyarakat atau tugas kesehatan.

C. Konsep Keperawatan
Komponen yang kedua dalam paradigma keperawatan ini adalah konsep
keperawatan. Konsep keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia (biologis, pat
psikologis, sosial dan spiritual) yang dapat ditujukan kepada individu, keluarga
atau masyarakat dalam rentang sehat-sakit. Dengan demikina paradigma dalam
konsep keperawatan memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang
diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah dalam
keadaan tidak mampu, tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan
kebutuhan dasar.

Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adala peningkatan


kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama, yaitu asuhan
keperawatan yang berpusat pada keluarga dan perawatan yang terapeutik. Asuhan
keperawatan dijalankan, keluarga dianggap sebagai mitra bagi perawat dalam
rangka mengoptimalkan pertumbuhan dan perkmbangan anak. Dua konsep yang
mendasari dalam kerja sama orang tua-perawat ini adalah memfasilitasi keluarga
untuki aktif terlibat dalam asuhan keperawatan anaknya dan memberdayakan
kemampuan keluarga baik dari aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap
dalam melaksanakan perawatan anaknya di rumah sakit, melalui interaksi yang
terapeutik dengan keluarga (empowening).
Bentuk asuhan keperawatan antara lain :

1. Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki


ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar ini
dapat diberikan melalui pelayanan keperawatan untuk meningkatkan atau
memulihkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya khususnya
kebutuhan fisiologis.
2. Bentuk asuhan keperawatan kepada manusia sebagai klien yang memiliki
ketidakmauan dalam memenuhi kebutuhan dasar ini dapat diberikan melalui
pelayanan keperawatan yang bersifat bantuan dalam pemberian motivasi pada
klien yang memiliki penurunan dalam kemauan sehingga diharapkan terjadi
motivasi yang kuat untuk membangkitkan semangat hidup agar terjadi
peningkatan. Pada proses pemenuhan kebutuhan dasar ini pada umumnya
merupakan terapi psikologis yang dimiliki perawat dalam mengatasi masalah
klien.
3. Bentuk asuhan keperawatan pada manusia pada klien yang memiliki
ketidaktahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia ini yang dapat

6
diberikan melalui pelayanan keperawatan yang bersifat pemberian
pengetahuan, yang berupa pendidikan kesehatan (health education) yang
dapat dilakukan individu, keluarga atau masyarakat, yang mempunyai
pengetahuan yang rendah dalam tugas (masalah) perawatan kesehatan
sehingga diharapkan dapat terjadi perubahan peningkatan kebutuhan dasar.

D. Konsep Sehat-Sakit

Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu adalah bentuk pelayanan


yang diberikan pada manusia dalam rentang sehat – sakit. Kedudukan seseorang
pada skala sehat-sakit bersifat dinamis dan individual karena dipengaruhi oleh
factor pribadi dan lingkungan. Status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh empat
factor, yaitu herediter (keturunan), layanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku.
Menurut Hendrik Bloom dari keempat factor tersebut yang mempunyai andil
besar dalam derajat kesehatan adalah factor lingkungan (45%) dan factor perilaku
(30%) sisanya pengaruh factor keturunan dan layanan kesehatan. Factor
lingkungan dan perilaku mempunyai kaitan yang sangat erat, lingkungan bisa
sehat jika perilaku masyarakatnya sehat. Rentang ini merupakan suatu alat ukur
dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah dalam
setiap waktu. Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam
melakukan praktek keperawatan dengan jelas.

 Rentang Sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali dan sehat
sejahtera. Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial
dan spiritual. Batasan sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan (WHO,1947), berdasarkan pengertian tersebut,maka
dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah :

1. Memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai


manusia.
2. Memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan, baik
secara internal maupun exsternal.
3. Memiliki hidup yang kreatif dan produktif.

7
 Faktor Pengaruh Status Kesehatan
Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam batas
rentang sehat-sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan,
sosial cultural, pengalaman masa lalu, harapan seseorang tentang dirinya ,
keturunan, lingkungan dan pelayanan.
1. Perkembangan

Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang


mempunyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor
usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses
perkembangan itu dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut yang memiliki
pemahaman dan respons terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
Respons dan pemahaman itulah yang dapat mempengaruhi status kesehatan
seseorang. Apabila seseorang merespon dengan baik terhadap perubahan
kesehatannya, maka akan memiliki kesehatan yang baik sehingga, mencapai
kesehatan yang optimal, demikian mempengaruhi status kesehatan sehingga orang
yang lanjut usia akan rentan sekali terhadap penyakit dan mudah terjadi perubahan
status kesehatan.
2. Sosial dan Cultural

Sosial dan cultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan status


kesehatan seseorang karena akan mepengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga
dapat menimbulkan perubahan dalam prilaku kesehatan .
3. Pengalaman Masa Lalu
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Hal
ini dapat diketahui jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau
pengalaman kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status
kesehatan selanjutnya.
4. Harapan seseorang tentang dirinya

Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan


perubahan status kesehatan kearah yang optimal. Harapan dapat menghasilkan
status kesehatan ke tingkat yang lebih baik secara fisik maupun psikologi, karena
melalui harapan akan timbul motivasi bergaya hidup sehat dan selalu menghindari
hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan dirinya.
5. Keturunan

Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang


mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor

8
genetik, walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respons terhadap
berbagai penyakit.
6. Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi


lingkungan, kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta
rumah yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat
mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status kesehatan.
7. Pelayanan

Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau system pelayanan


yang dapat mepengaruhi status kesehatan. Hal ini dapat dijumpai apabila tempat
pelayanan kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikan pelayanan
kurang baik, maka dapat mempengaruhi seseorang dalam berprilaku hidup sehat.

Rentang sakit merupakan rangkaian konsep sehat-sakit. Rentang ini di mulai


dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan kematian. Sakit pada dasarnya
merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang
fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian, serta terganggunya proses
penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam
fungsi yang normal dimana individu sebagai totalitas dari keadaan organisme
sebagai sistem biologis dan adaptasi social. Sakit dapat diketahui dari adanya
suatu gejala yang dirasakan serta terganggunya kemampuan individu untuk
melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Melalui batasan ketiga istilah tersebut, antara sehat dan sakit dapat
dihubungkan dengan gambaran sebagai berikut :

9
Selain itu sakit dapat diartikan sebagai hasil dari interaksi antara seseorang
dengan lingkungan, dimana terjadinya kegagalan dalam beradaptasi dengan
lingkungan sehingga menimbulkan ketidakseimbangan antara faktor host, agent
dan lingkungan.

 Tahapan Proses Sakit


1. Tahap Gejala
Tahap ini merupakan tahapan awal seseorang mengalami proses sakit dengan
ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya
suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik seperti adanya perasaan nyeri,
panas dan lain-lain sebagai manifestasi terjadinya ketidakseimbangan dalam
tubuh. Setiap gejala timbul sebagai manifestasi fisik.
2. Tahap Asumsi Terhadap Sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interprestasi terhadap sakit yang
dialaminya dan akan merasakan keragu-raguan pada kelainan atau gangguan
yang dirasakan pada tubuhnya. Setelah menginterprestasi gejala itu, maka
seseorang akan merespons dalam bentuk emosi terhadap gejala tersebut
seperti merasakan ketakutan atau kecemasan. Untuk mengatasi ketakutan atau
kecemasan tersebut, kemudian dilakukan proses konsultasi dengan orang
sekitar atau orang yang di anggap lebih mengetahui atau datang ketempat
pengobatan. Tahap ini dapat berakhir dengan ditemukan gejala yang pasti dan
terjadi perubahan dari sakitnya. Proses ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya pengetahuan atau pengalaman masa lalu.
Dalam kondisi ini seseorang dapat melakukan peran selama sakit dengan
tujuan memperoleh kesehatan, peran tersebut menurut parsons dapat meliputi :
1. Klien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi selama sakit.
2. Klien dibebaskan dari tugas dan fungsi sosial.
3. Klien diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat mungkin.
4. Klien dan keluarga mencari bantuan orang yang berkompeten.

3. Tahap Kontak dengan Pelayanan Kesehatan


Tahapan ini seseorang telah mengadakan hubungan dengan pelayanan
kesehatan dengan meminta nasehat dari propesi kesehatan seperti dokter,
perawat atau lainnya yang dilakukan atas inisiatif dirinya sendiri. Proses
pencarian informasi ini dilakukan untuk mencari pembenaran keadaan
sakitnya, kemudian untuk mengetahui gejala-gejala yang tidak dimengerti
oleh klien dan adanya kenyakinan bahwa dirinya akan lebih baik. Jika setelah
konsultasi tidak ditemukan lagi gejala yang ada, maka klien akan
menganggap dirinya telah sembuh. Namun apabila gejala tersebut muncul
kembali, maka dirinya akan kembali datang ke pelayanan kesehatan.

10
4. Tahap Ketergantungan
Tahapan ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami suatu penyakit
yang tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi
seseorang sudah mulai ketergantungan dalam pengobatan akan tetapi tidak
semua orang tingkat ketergantungan yang sama melainkan berbeda
berdasarkan tingkat kebutuhannya. Kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh
tingkat penyakitnya. Tahapan ini dapat dilakukan dengan pengkajian
kebutuhan terhadap ketergantungan dan dapat diberikan support agar
seseorang mengalami kemandirian.
5. Tahap Penyembuhan
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya
kemampuan beradaptasi, di mana seseorang akan melakukan proses belajar
untuk melepaskan perannya selam sakit dan kembali berperan seperti sebelum
sakit serta adanya persiapan untuk berfungsi dalam kehidupan social. Peran
tenaga kesehatan di sini untuk membantu klien untuk meningkatkan
kemandirian serta memberikan harapan dan kehidupan menuju kesejahteraan.

E. Konsep Lingkungan

Komponen paradigma yang keempat adalah konsep lingkungan. Lingkungan


adalah faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia baik faktor
dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal). Paradigma keperawatan
dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa lingkungan fisik,
psikologis, sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar
manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak
atau pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat
tercapai.
 Lingkungan internal meliputi aspek – aspek genetika, struktur dan fungsi
tubuh dan psikologis.
1. Genetika
Yang dimaksud genetika adalah lingkungan dalam diri manusia yang
mempengaruhi unsur-unsur sifat dan struktur fungsi tubuh.
2. Struktur dan Fungsi Tubuh
Struktur dan fungsi tubuh merupakan lingkungan yang berada dalam diri
manusia, didalamnya berisi tulang-belulang, daging, darah dan sebagainya.
3. Lingkungan Psikologi (Psychology Enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif
dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi

11
pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan
fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan
aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk membantu pasien
dalam mempertahankan emosinya.

 Lingkungan eksternal meliputi lingkungan sekitar manusia baik


lingkungan fisik, psikologis, sosial, kultural dan spiritual.

1. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah segala bentuk lingkungan secara


fisik yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan seperti adanya
daerah-daerah wabah, lingkungan kotor, dekat pembuangan air limbah
atau sampah dan lain-lain. Lingkungan ini jelas dapat mempengaruhi
kebutuhan dasar manusia dalam bentuk kebutuhan keamanan dan
keselamatan dari bahaya yang dapat ditimbulkan.
2. Lingkungan psikologis artinya keadaan yang menjadikan terganggunya
psikologis pada seseorang seperti lingkungan yang kurang aman, yang
mengakibatkan kecemasan dan ketakutan akan bahaya yang
ditimbulkannya.
3. Lingkungan sosial dalam hal ini adalah masyarakat luas serta budaya
yang ada juga dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang sehingga
adanya kehidupan spiritual juga mempengaruhi perkembangan seseorang
dalam kehidupan beragama serta meningkatkan keyakinan.
4. Lingkungan Spiritual
Lingkungan spiritual tersebut akan berhubungan dengan kondisi spiritual
seseorang. Keadaan spiritual seseorang akan dapat mempengaruhi status
kesehatan seseorang.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu
faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak
pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari
perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma
keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan
asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan
secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan cultural.

3.2 Saran
Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah membaca
makalah ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari - hari. Sehingga dapat
mengetahuitentang apa itu falsafah dan paradigm keperawatan dalam
perkembangan ilmu.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika

Pertami, Sumirah Budi dan Budiono. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Bumi Medika

Haryanto. 2007. Konsep Dasar Keperawatan dengan Penentaan Konsep. Jakarta:


Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran

Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: Buku


Kedokteran

14

Anda mungkin juga menyukai