Anda di halaman 1dari 2

PERILAKU MAKAN REMAJA

Dibandingkan segmen usia yang lain, diet yang tidak adekuat adalah masalah yang paling umum dialami
oleh remaja putri. Gizi yang tidak adekuat akan menimbulkan masalah kesehatan yang akan mengikuti
sepanjang kehidupan. Kekurangan gizi selama remaja dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor,
termasuk emosi yang tidak stabil, keinginan untuk menjadi kurus yang tidak tepat, dan ketidakstabilan
dalam gaya hidup dan lingkungan sosial secara umum. Berikut ini beberapa perilaku spesifik yang
umumnya dipercaya menyebabkan masalah gizi pada remaja, yaitu: l. melewatkan waktu makan satu kali
atau lebih setiap hari; 2. pemilihan makanan selingan (snack) yang kurang tepat; 3. kurangnya supervisi
(misalnya orang tua) dalam memilih makanan di luar rumah; takut mengalami obesitas, khususnya pada
remaja putri; perhatian terhadap makanan tertentu yang menyebabkan jerawat; kurangnya waktu untuk
mengonsumsi makanan secara teratur; kurang didampingi ketika mengonsumsi makanan tertentu; tidak
minum susu (mungkin sebagai pemberontakan melawan pengaruh orang tua). 9. mulai mengonsumsi
alkohol.

Adapun perilaku makan pada remaja adalah kesenangan untuk mengonsumsi makanan-makanan berikut
ini.

Makanan siap saji

Makanan siap saji sudah menjadi tren di kalangan remaja perkotaan. Selain menjadi tempat makan,
restoran siap saji juga menjadi tempat kumpul favorit dengan teman. Yang menjadi masalah pada
restoran siap saji adalah jumlah menu yang terbatas dam makanannya relatif mengandung kadar lemak
dan garam yang tinggi. Minuman yang tersedia pada restoran siap saji seperti minuman ringan (soft
drink) juga menambah masukan kalori berlebih pada remaja. Dengan demikian, remaja yang sering
mengonsumsi makanan siap saji cenderung mengalami kelebihan berat badan. Walaupun demikian, saat
ini beberapa restoran siap saji menambah menu yang lebih sehat. Contohnya seperti salad, yang
mengandung sayuran sebagai alternatif makanan; susu dan jus buah sebagai alternatif pengganti soft
drink.

PERILAKU MAKAN MENYIMPANG

pemilihan makanan pada remaja sering dipengaruhi oleh tekanan sosial. teman. dan orang ma sebagai
panutan yang mempunyai budaya dan keyakinan bahwa tubuh itu harus langsing. Faktor ini yang dapat
meningkatkan risiko bagi remaja untuk berperilaku makan menyimpang. Perilaku makan menyimpang
adalah masalah emosi dan fisik yang dihubungkan dengan obsesi terhadap makanan, berat badan. dan
bentuk tubuh Remaja melakukan perilaku makan menyimpang sebagai koping terhadap perubahan fisik
dan emosinya.
MASALAH GIZI PADA REMAJA

Dilihat dari segi kuantitas, jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia adalah sebesar
22,2% dari total penduduk Indonesia, yang terdiri dari 50,9% lakilaki dan 49,1% perempuan (Kurniawan,
(2002) dalam Sulaiman (2009)). Begitu juga dengan jumlah remaja di banyak negara berkembang
tumbuh dengan pesat. Lima tahun terakhir, kelompok remaja merupakan salah satu perhatian utama di
bidang kesehatan karena gaya hidup mereka yang unik dan berbeda dengan kelompok umur lain dari
generasi sebelumnya (Surjadi (2002) dalam Sulaiman (2009)).

Remaja merupakan masa di mana seseorang mengalami perkembangan untuk mencapai kematangan
mental, emosional, sosial, dan fisik. Banyak persoalan yang dihadapi para remaja yang berkaitan dengan
masalah gizi. Masalah-masalah gizi dan kesehatan yang dihadapi remaja tersebut saling berkaitan satu
sama lain dan diperlukan penanganan yang terpadu dan menyuluruh. Adapun masalah-masalah gizi yang
biasa dialami pada fase remaja adalah obesitas dan anemia (Khomsan, 2003).

Anda mungkin juga menyukai