Anda di halaman 1dari 40

BAB 5

MASALAH KHUSUS
METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN VOLUME
BETON PELAT LANTAI ZONA 1A LANTAI 3 MALL 1

5.1 URAIAN UMUM


Pelaksanaan suatu proyek harus dikerjakan dengan baik dan teliti. Hal
tersebut dikarenakan proyek sudah dipikirkan dengan matang dimulai dari
penelitian tanah, tujuan gedung, rencana anggaran biaya, material, dan
perhitungan yang mendasari gedung tersebut akan dibuat. Proyek diawali
dengan kegiatan tahap “pra kontruksi” yang meliputi kegiatan survei lapangan
untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan lokasi proyek. Setelah
kegiatan tersebut dijalankan, proyek memasuki tahap “kontruksi”. Tahap ini
menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan shop drawing yang sudah
direncanakan. Tahap terakhir dari proyek yaitu tahap “ pasca kontruksi” yang
bertujuan untuk finishing dan pemeliharaan proyek tersebut.
Proyek yang penulis tempati beralamat di Jl. Tanjung Barat Raya, Jakarta
Selatan. Nama proyek tersebut adalah Southgate. Southgate terdiri dari Office,
Mall, dan Apartemen. Banyak kegiatan yang terjadi selama kerja praktek di
Proyek Southgate meliputi pelaksanaan pekerjaan pondasi, finishing basement,
dan pelaksaan struktur atas yang terdiri dari pelat, kolom, balok, shear wall serta
retaining wall. Banyaknya kegiatan tersebut, penulis berfokus untuk mengambil
masalah khusus yaitu “Metode Pelaksanaan dan Perhitungan Volume Beton
Pelat Lantai Zona 1A Lantai 3 Mall 1”.
Pelat lantai adalah lantai yang berada di atas tanah yang didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom bangunan. Pelat lantai memisahkan
ruang bawah dan ruang atas. Pelat lantai harus direncanakan kaku, rata, lurus,
dan tidak miring yang bertujuan untuk kenyamanan pijakan kaki saat berjalan.
Pelat lantai berfungsi untuk menahan beban dari berbagai aktivitas di lantai
tersebut seperti beban mati, beban hidup, dan lendutan akibat beban tersebut
yang akan diteruskan ke balok dan kolom. Tebal minimum pada pelat lantai
beton bertulang ini adalah 12 cm.

64
5.2 TINJAUAN PUSTAKA
5.2.1 Pengertian Umum dalam Pekerjaan Pelat Lantai
Pelaksanaan pekerjaan pelat lantai memiliki beberapa istilah yang ada,
sebagai berikut :
1. Beton decking adalah beton yang berfungsi untuk membuat sela atau
jarak antara permukaan bekisting dengan tulangan, sehingga pada
waktu pengecoran nanti bisa terbentuk selimut beton sesuai yang diinginkan.
Pada pembuatannya, beton decking diisikan kawat bendrat pada bagian
tengah yang nantinya dipakai sebagai pengikat pada tulangan. Bentuk beton
decking yang digunakan dalam Proyek Southgate adalah bentuk silinder.
2. Bekisting adalah Suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara
yang merupakan cetakan pada bagian samping dan bawah dari suatu
konstruksi betonyang dikehendaki. Bagian-bagian bekisting, sebagai berikut :
a. Tembereng adalah bagian dari bekisting balok yang berada di sisi
samping kanan dan kiri.
b. Bodeman adalah salah satu sisi pada bagian bawah bekisting balok.
Bodeman ini biasanya dipasang sebelum tembereng. Pemasangan
bodeman biasa dilakukan sekaligus menyetting elevasi balok.
c. Suri-suri adalah kayu balok yang digunakan untuk menumpu
bodeman pada bekisting balok.
d. Gelagar adalah kayu balok yang digunakan untuk menumpu suri-suri.
Sistim pemasangan gelagar menumpu pada scaffolding yang dipasang
memanjang searah balok beton.
3. Cakar ayam adalah tulangan yang berada di antara tulangan layer atas
dan layer bawah pada pelat lantai. Cakar ayam setiap proyek berbeda-beda,
tergantung pada ketebalan pelat lantai yang direncanakan.
4. Tulangan tumpuan adalah tulangan pokok atau tulangan utama yang
posisinya berada di sekitar area tumpuan. Biasanya yang menggunakan
istilah ini hanya untuk balok dan pelat lantai.
5. Tulangan lapangan adalah tulangan pokok atau tulangan utama yang
posisinya berada di tengah bentang.

65
5.2.2 Peralatan yang Digunakan dalam Pelaksanaan Pekerjaan Pelat
Lantai
Pekerjaan pelaksanaan pelat lantai menggunakan alat-alat yang
membantu pemudahan pekerjaan tersebut. Peralatan yang digunakan dalam
pekerjaan pelaksanaan pelat lantai, sebagai berikut :
a. Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menentukan ketinggian
elevasi rencana pada suatu bangunan. Alat ini biasanya digunakan untuk
mengetahui elevasi (ketebalan) lantai ketika lantai akan dicor, sehingga
apabila terjadi perbedaan antara elevasi rencana dengan elevasi dilapangan
dapat dikoreksi dan dilakukan perbaikan dengan segera.
b. Teodolith
Teodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as
bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai, agar bangunan yang
dibuat tidak miring. Teodolith juga digunakan sebagai alat untuk menjaga
kevertikalitasan bangunan gedung tinggi.
c. Scaffolding
Scaffolding berfungsi sebagai perancah dalam pembuatan bekisting balok
dan pelat lantai. Scaffolding terdiri dari beberapa bagian antara lain :
1. jack base adalah bagian yang terdapat di bagian paling bawah,
dilengkapi dengan ulir untuk mengatur ketinggian.
2. main frame adalah portal besi yang dirangkai di atas jack base.
3. cross brace adalah penghubung dua main frame dipasang arah
melintang.
4. U-head jack adalah bagian atas main frame yang berfungsi untuk
penyangga kayu kaso pada bagian bekisting
d. Bar cutter
Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standar (12 meter).
Adanya keperluan tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan
terhadap tulangan yang ada. Maka dari itu, diperlukan suatu alat pemotong
tulangan, yaitu pemotong tulangan (bar cutter) yang dioperasikan dengan
menggunakan tenaga listrik.

66
e. Vibrator
Vibrator merupakan suatu alat penggetar mekanik yang digunakan untuk
menggetarkan adukan beton yang belum mengeras, dengan harapan dapat
menghilangkan rongga- rongga udara yang ada sehingga dapat dihasilkan
beton yang padat dan bermutu tinggi. Cara operasionalnya adalah dengan
memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yang telah dituang ke
dalam bekisting, sehingga beton cair dapat memadat dan meminimalkan
terjadinya rongga pada beton yang dapat mengurangi kekuatan.
f. Jidar
Jidar adalah alat yang digunakan untuk meratakan perkerasan beton saat
beton mulai mengeras. Jidar memiliki berbagai jenis seperti jidar aluminium,
jidar kayu, dan jidar besi. Jidar yang digunakan pada Proyek Southgate
adalah jidar kayu.
g. Air compressor
Air compressor adalah alat penghasil udara bertekanan tinggi yang
digunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang dapat mengurangi mutu
dan daya lekatan tulangan pada beton seperti: debu-debu, potongan-
potongan kawat bendrat, dan serbuk-serbuk kayu. Kegiatan pembersihan ini
dilakukan sesaat sebelum dilakukan pengecoran pada bagian bangunan
tertentu.

5.3 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PELAT LANTAI


Metode pelaksanaan pekerjaan pelat lantai dapat digambarkan dengan
diagram alir di bawah ini, sebagai berikut :

67
Gambar 5.1 Diagram Alir Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai
Sumber : PT. Tatamulia Nusantara Indah

Dari diagram alir metode pelaksanaan pekerjaan pelat lantai, dapat


dijelaskan secara rinci sebagai berikut :
1. Penentuan As Kolom dan Balok
Langkah awal untuk memulai pengecoran adalah penentuan as
kolom dan balok. Penentuan as tersebut membuat posisi kolom, balok,
dan pelat lantai sesuai dengan yang direncanakan. Penentuan as

68
tersebut harus sesuai dengan gambar shop drawing pada lantai tersebut
yang sudah ditentukan.
2. Pendirian Scaffolding
Tahap selanjutnya dari penentuan as kolom dan balok adalah
pendirian scaffolding. Pendirian scaffolding memberikan ketinggian yang
sesuai dengan shop drawing dan bekisting untuk ditempatkan. Pendirian
scalfolding dapat dibantu kesesuaian tinggi dengan theodolite. Langkah-
langkah pendirian scaffolding, sebagai berikut :
a. Memasang jack base.
b. Memasang main frame.
c. Memasang cross brace.
d. Memasang U head.
e. Memasang girder arah memanjang.
3. Pembuatan Bekisting Pelat Lantai
Pembuatan bekisting pelat lantai harus sesuai dengan perencanaan
posisi letak pelat lantai pada as yang sudah ditentukan. Bekisting pelat
lantai harus tidak boleh bolong, rusak, dan tidak rata dikarenakan struktur
pelat lantai akan mengalami perubahan bentuk, deform, dan keropos.
Langkah-langkah pembuatan bekisting pelat lantai, sebagai berikut :
a. Mendirikan penyangga plywood berupa kaso.
b. Memasang bekisting plywood sesuai dengan pelat lantai.
4. Perkuatan pada Bekisting Pelat Lantai
Setelah bekisting balok selesai, langkah selanjutnya adalah
perkuatan bekisting. Perkuatan pada bekisting balok dapat dilakukan
dengan tie rod dan U head.
5. Pemasangan Tulangan pada Pelat Lantai
Pada Proyek Southgate, dimensi dan penulangan balok sangat
bervariasi dan dapat dilihat dalam gambar kerja. Pelaksanaan
penulangan balok dilakukan sebagai berikut :
a. Pemasangan tulangan bagian layer bawah arah x dan arah y diikuti
dengan beton decking di bagian bawahnya sebagai selimut beton.
Selimut beton yang digunakan sekitar 2 – 2,5 cm.

69
b. Pemasangan cakar ayam di atas tulangan layer bawah yang
bertujuan memberikan ketebalan pada pelat lantai dan memberikan
ruang pemisah antara tulangan layer bawah dan tulangan layer atas.
c. Pemasanagan pipa pada daerah pelat lantai.
d. Pemasangan tulangan bagian layer atas arah x dan arah y.
e. Pemasangan relat.
f. Pemasangan stop cor.
6. Checklist Tulangan dan Tebal pada Pelat Lantai
Setelah selesai membuat bekisting dan pemasangan tulangan pada
pelat lantai, langkah selanjutnya adalah checklist jumlah tulangan dan
kesesuaian tebal pelat lantai terhadap shop drawing. Pemeriksaan ini
berkaitan dengan :
a. Pemeriksaan jumlah, jarak, dan ukuran tulangan tumpuan.
b. Pemeriksaan jumlah, jarak, dan ukuran tulangan lapangan
c. Pemeriksaan penyambungan tulangan.
d. Pemeriksaan kekuatan kawat bendrat.
e. Pemeriksaan ketebalan pelat lantai.
7. Pembersihan Kotoran pada Zona yang Dicor
Pembersihan kotoran dilakukan dengan yang ringan menggunakan
kompressor. Sedangkan untuk kotoran yang bersifat berat seperti
potongan kawat bendrat atau logam lainnya menggunakan potongan
magnet yang didekatkan sehingga menempel dan diambil.
8. Menghitung Panjang dan Lebar Zona untuk Dicor
Perhitungan panjang dan lebar zona yang akan dicor di lapangan
dapat dilakukan dengan meteran. Meteran yang digunakan jarak
maksimalnya 5 meter. Perhitungan ini di lapangan bertujuan untuk
menentukan volume zona dan menyesuaikan dengan perhitungan dari
shop drawing. Perhitungan ini dimulai dari jarak stop cor lama atau
perbatasan area yang sudah dicor sampai ke jarak stop cor baru.
9. Menghitung Total Bersih Volume Cor
Hal ini dimaksudkan untuk menghitung volume cor yang sudah
dikurangi dengan tulangan, beton decking, dan lain-lain (Volume bersih).
Menghitung total bersih volume cor dalam Proyek Southgate

70
menggunakan kesepakatan dengan MK dan Konsultan yaitu 2% dari total
kotor volume cor.
10. Pengecoran
Pekerjaan pengecoran balok dan pelat lantai dapat dilaksanakan
dengan langkah-langkah, sebagai berikut :
a. Sebelum dicor antara beton baru dan beton lama diberi calbond (lem
beton) terlebih dahulu agar pengecoran dapat lebih lengket.
b. Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton ready mix dari truck mixer ke lokasi
pengecoran, dengan menggunakan pipa pengecoran yang
disambung-sambung menggunakan klem.
c. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis sampai memenuhi tebal
pelat yang direncanakan.
d. Beton dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar
terbentuk beton yang benar-benar padat, proses penggetaran tidak
boleh terlalu lama, bila adukan beton sudah terlihat agak
mengeluarkan air (air semen sudah memisah dengan agregat) maka
vibrator dipindahkan ke titik yang lain.
e. Adukan kemudian diratakan dengan menggunakan jidar. Tebal dan
kerataan pelat lantai bisa dilihat dengan relat.
11. Curing
Perawatan beton (curing) adalah suatu proses untuk menjaga
tingkat kelembaban dan temperatur ideal untuk mencegah hidrasi yang
berlebihan serta menjaga agar hidrasi terjadi secara berkelanjutan. Curing
secara umum dipahami sebagai perawatan beton, yang bertujuan untuk
menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air. Jenis curing
yang digunakan pada Proyek Southgate adalah Curing Compound.
12. Pelepasan Bekisting
Pelepasan bekisting balok dan pelat lantai dapat dilakukan setelah ±
7 hari jika di atasnya tidak terdapat pekerjaan yang menumpu pada
struktur balok atau pelat tersebut. Pelepasan bekisting dapat dilakukan
saat 21 hari lebih atau minimal 0,88×fc’. Pelepasan dimulai dengan
mengendurkan jack base atau U-head jack pada susunan scaffolding
penyangga bekisting balok dan kolom. Kemudian dilanjutkan dengan

71
pelepasan balok kaso dan diakhiri dengan pelepasan plywood yang
menempel pada beton. Pelepasan tersebut biasanya menggunakan alat
linggis untuk mempermudah pengerjaannya

5.4 METODE PERHITUNGAN VOLUME BETON PELAT LANTAI ZONA 1A


LANTAI 3 MALL 1
Metode perhitungan volume beton pelat lantai zona 1A lantai 3 Mall 1
dapat digambarkan dengan diagram alir di bawah ini, sebagai berikut :

Mulai

Perhitungan Panjang dan Lebar Zona


yang akan Dicor

Cek Ketebalan Pelat


Lantai

Perhitungan Jumlah Tulangan


Pelat Lantai

Perhitungan Volume Kotor


Pengecoran di Lapangan

Perhitungan Volume
Bersih Pengecoran

Selesai

Gambar 5.2 Diagram Alir Metode Perhitungan Volume Beton Pelat Lantai
Zona 1A Lantai 3 Mall 1
Sumber : PT. Tatamulia Nusantara Indah

72
5.5 RUMUS DAN TABEL PERHITUNGAN VOLUME BETON PELAT
LANTAI
Dari gambar yang disajikan, dapat dihitung volume beton yang akan dicor
dengan tabel dan rumus di bawah ini :
5.5.1 Rumus dan Tabel Perhitungan Volume Pelat Lantai

a. Perhitungan Volume Pelat Lantai Bagian 1


Volume = Panjang × Lebar × Tebal
Volume = 2600 x 9000 x 120
= 2808000000 mm3 = 2,808 m3
Volume Total (a) = n × Volume
= 18 × 2,808 m3 = 50,544 m3

Tabel 5.1 Volume Pelat Lantai Bagian 1


Kode Koordinat Panjang Lebar Tebal Volume
No. Pelat
Lantai X Y (mm) (mm) (mm) (m3)
1 S12 2600 9000 120 2,808
BMX.K–
2 S12 H.1–H.3 2600 9000 120 2,808
BMX.L
3 S12 2600 9000 120 2,808
4 S12 2600 9000 120 2,808
BMX.K–
5 S12 H.3–H.4 2600 9000 120 2,808
BMX.L
6 S12 2600 9000 120 2,808
7 S12 2600 9000 120 2,808
BMX.K–
8 S12 H.4–H.5 2600 9000 120 2,808
BMX.L
9 S12 2600 9000 120 2,808
10 S12 2600 9000 120 2,808
BMX.K–
11 S12 H.5–H.6 2600 9000 120 2,808
BMX.L
12 S12 2600 9000 120 2,808
13 S12 2600 9000 120 2,808
BMX.K–
14 S12 H.6–H.7 2600 9000 120 2,808
BMX.L
15 S12 2600 9000 120 2,808
16 S12 2600 9000 120 2,808
H.7– BMX.K–
17 S12 2600 9000 120 2,808
BMX.2 BMX.L
18 S12 2600 9000 120 2,808
Total Volume (a) 50,544

73
b. Perhitungan Volume Pelat Lantai Bagian 2
Volume = Panjang × Lebar × Tebal
Volume = 4000 x 9000 x 120
= 4320000000 mm3 = 4,32 m3
Volume Total (b) = n × Volume
= 24 × 4,32 m3 = 103,68 m3

Tabel 5.2 Volume Pelat Lantai Bagian 2


Kode Koordinat Panjang Lebar Tebal Volume
No. Pelat
Lantai X Y (mm) (mm) (mm) (m3)
1 S12 4000 9000 120 4,32
2 S12 H.1– BMX.J– 4000 9000 120 4,32
3 S12 H.3 BMX.K 4000 9000 120 4,32
4 S12 4000 9000 120 4,32
5 S12 4000 9000 120 4,32
6 S12 H.3– BMX.J– 4000 9000 120 4,32
7 S12 H.4 BMX.K 4000 9000 120 4,32
8 S12 4000 9000 120 4,32
9 S12 4000 9000 120 4,32
10 S12 H.4– BMX.J– 4000 9000 120 4,32
11 S12 H.5 BMX.K 4000 9000 120 4,32
12 S12 4000 9000 120 4,32
13 S12 4000 9000 120 4,32
14 S12 H.5– BMX.J– 4000 9000 120 4,32
15 S12 H.6 BMX.K 4000 9000 120 4,32
16 S12 4000 9000 120 4,32
17 S12 4000 9000 120 4,32
18 S12 H.6– BMX.J– 4000 9000 120 4,32
19 S12 H.7 BMX.K 4000 9000 120 4,32
20 S12 4000 9000 120 4,32
21 S12 4000 9000 120 4,32
22 S12 H.7– BMX.J– 4000 9000 120 4,32
23 S12 BMX.2 BMX.K 4000 9000 120 4,32
24 S12 4000 9000 120 4,32
Total Volume (b) 103,68

74
5.5.2 Rumus dan Tabel Perhitungan Volume Tulangan yang Digunakan

a. Perhitungan Volume Tulangan Tumpuan Layer Bawah Pelat Lantai Bagian 1


Jumlah tulangan tumpuan yang dibutuhkan pada arah X [N]
P 2600 mm
= = = 26 buah
Dx 100 mm

Volume tulangan tumpuan pada arah X [V]


1
=    D 2 x {(L  0,5  N)  (0,5  L  0,5  N)}
4
1
=    10 2 x {(9000  0,5  26)  (0,5  9000  0,5  26)}
4
= 14  106 mm3 = 0,014 m3
Total volume tulangan tumpuan pada arah X
= V  n1 = 0,014 m3  18 = 0,248 m3
Jumlah tulangan tumpuan yang dibutuhkan pada arah Y [O]
L 9000 mm
= = = 90 buah
Dy 100 mm

Volume tulangan tumpuan pada arah Y [V]


1
=    D 2 x {(P  0,5  O)  (0,5  P  0,5  O)}
4
1
=    10 2 x {(2600  0,5  90)  (0,5  2600  0,5  90)}
4
= 14  106 mm3 = 0,014 m3
Total volume tulangan tumpuan pada arah Y
= V  n1 = 0,014 m3  18 = 0,248 m3
Total volume kumulatif (c) = 0,248 m3 + 0,248 m3 = 0,496 m3

Keterangan :
P : Panjang V : Volume
L : Lebar
Dx : Jarak tulangan tumpuan arah X
Dy : Jarak tulangan tumpuan arah Y
n1 : Jumlah pelat lantai bagian 1

75
Tabel 5.3 Volume Tulangan Tumpuan Layer Bawah Pelat Lantai Bagian 1
Tulangan Jumlah
Panjang Lebar Diameter Tumpuan Tulangan yang Volume
Kode Koordinat Jarak dibutuhkan
No. Pelat
Arah
Lantai P L D Arah X Arah Y Arah X Arah Y Arah Y
X
X Y (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) [N] [O] (m3) (m3)
1 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.1– BMX.K–
2 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.3 BMX.L
3 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
4 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.3– BMX.K–
5 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.4 BMX.L
6 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
7 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.4– BMX.K–
8 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.5 BMX.L
9 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
10 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.5– BMX.K–
11 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.6 BMX.L
12 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
13 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.6– BMX.K–
14 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.7 BMX.L
15 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
16 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.7– BMX.K–
17 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
BMX.2 BMX.L
18 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
Total Volume 0,248 0,248
Total Volume Kumulatif (c) 0,496

76
b. Perhitungan Volume Tulangan Tumpuan Layer Bawah Pelat Lantai Bagian 2

Jumlah tulangan tumpuan yang dibutuhkan pada arah X [N]


P 4000 mm
= = = 40 buah
Dx 100 mm

Volume tulangan tumpuan pada arah X [V]


1
=    D 2 x {(L  0,5  N)  (0,5  L  0,5  N)}
4
1
=    10 2 x {(4500  0,5  40)  (0,5  4500  0,5  40)}
4
= 10,6  106 mm3 = 0,0106 m3
Total volume tulangan tumpuan pada arah X
= V  n2 = 0,0106 m3  24 = 0,254 m3
Jumlah tulangan tumpuan yang dibutuhkan pada arah Y [O]
L 4500 mm
= = = 45 buah
Dy 100 mm

Volume tulangan tumpuan pada arah Y [V]


1
=    D 2 x {(P  0,5  O)  (0,5  P  0,5  O)}
4
1
=    10 2 x {(4000  0,5  45)  (0,5  4000  0,5  45)}
4
= 10,6  106 mm3 = 0,0106 m3
Total volume tulangan tumpuan pada arah Y
= V  n2 = 0,0106 m3  24 = 0,254 m3
Total volume kumulatif (d) = 0,254 m3 + 0,254 m3 = 0,508 m3

Keterangan :
P : Panjang V : Volume
L : Lebar
Dx : Jarak tulangan tumpuan arah X
Dy : Jarak tulangan tumpuan arah Y
n2 : Jumlah pelat lantai bagian 2

77
Tabel 5.4 Volume Tulangan Tumpuan Layer Bawah Pelat Lantai Bagian 2
Tulangan
Kode Koordinat Panjang Lebar Diameter Tumpuan
No. Pelat Jarak
Lantai P L D Arah X Arah Y
X Y (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 S12 4000 4500 10 100 100
2 S12 H.1– BMX.J– 4000 4500 10 100 100
3 S12 H.3 BMX.K 4000 4500 10 100 100
4 S12 4000 4500 10 100 100
5 S12 4000 4500 10 100 100
6 S12 H.3– BMX.J– 4000 4500 10 100 100
7 S12 H.4 BMX.K 4000 4500 10 100 100
8 S12 4000 4500 10 100 100
9 S12 4000 4500 10 100 100
10 S12 H.4– BMX.J– 4000 4500 10 100 100
11 S12 H.5 BMX.K 4000 4500 10 100 100
12 S12 4000 4500 10 100 100
13 S12 4000 4500 10 100 100
14 S12 H.5– BMX.J– 4000 4500 10 100 100
15 S12 H.6 BMX.K 4000 4500 10 100 100
16 S12 4000 4500 10 100 100
17 S12 4000 4500 10 100 100
18 S12 H.6– BMX.J– 4000 4500 10 100 100
19 S12 H.7 BMX.K 4000 4500 10 100 100
20 S12 4000 4500 10 100 100
21 S12 4000 4500 10 100 100
22 S12 H.7– BMX.J– 4000 4500 10 100 100
23 S12 BMX.2 BMX.K 4000 4500 10 100 100
24 S12 4000 4500 10 100 100

78
Tabel 5.4 Tulangan Tumpuan Layer Bawah Pelat Lantai Bagian 2

Tulangan Tumpuan Jumlah Tulangan


Koordinat Volume
Kode Jarak yang dibutuhkan
No. Pelat
Arah X Arah Y Arah X Arah Y Arah X Arah Y
Lantai
3 3
X Y (mm) (mm) [N] [O] (m ) (m )
1 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
2 S12 H.1– BMX.J– 100 100 40 45 0,0106 0,0106
3 S12 H.3 BMX.K 100 100 40 45 0,0106 0,0106
4 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
5 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
6 S12 H.3– BMX.J– 100 100 40 45 0,0106 0,0106
7 S12 H.4 BMX.K 100 100 40 45 0,0106 0,0106
8 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
9 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
10 S12 H.4– BMX.J– 100 100 40 45 0,0106 0,0106
11 S12 H.5 BMX.K 100 100 40 45 0,0106 0,0106
12 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
13 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
14 S12 H.5– BMX.J– 100 100 40 45 0,0106 0,0106
15 S12 H.6 BMX.K 100 100 40 45 0,0106 0,0106
16 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
17 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
18 S12 H.6– BMX.J– 100 100 40 45 0,0106 0,0106
19 S12 H.7 BMX.K 100 100 40 45 0,0106 0,0106
20 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
21 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
22 S12 H.7– BMX.J– 100 100 40 45 0,0106 0,0106
23 S12 BMX.2 BMX.K 100 100 40 45 0,0106 0,0106
24 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
Total Volume 0,254 0,254
Total Volume Kumulatif (d) 0,508

79
c. Perhitungan Volume Tulangan Lapangan Layer Bawah Pelat Lantai Bagian 1

Jumlah tulangan lapangan yang dibutuhkan pada arah X [N]


0,5  P 0,5  2600 mm
= = = 3 buah
Dx 400 mm

Volume tulangan lapangan pada arah X [V]


1 1
=    D 2 x (0,5  L  N) =    102 x (0,5  9000  3)
4 4
= 1,1  106 mm3 = 0,0011 m3
Total volume tulangan lapangan pada arah X
= V  n1 = 0,0011 m3  18 = 0,021 m3
Jumlah tulangan lapangan yang dibutuhkan pada arah Y [N]
0,5  L 0,5  9000 mm
= = = 11 buah
Dy 400 mm

Volume tulangan lapangan pada arah Y [V]


1 1
=    D 2 x (0,5  P  N) =    102 x (0,5  2600  11)
4 4
= 1,1  106 mm3 = 0,0011m3
Total volume tulangan lapangan pada arah Y
= V  n1 = 0,0011 m3  18 = 0,021 m3
Total volume kumulatif (e) = 0,021 m3 + 0,021 m3 = 0,042 m3

Keterangan :
P : Panjang V : Volume
L : Lebar
Dx : Jarak tulangan tumpuan arah X
Dy : Jarak tulangan tumpuan arah Y
n1 : Jumlah pelat lantai bagian 1

80
Tabel 5.5 Volume Tulangan Lapangan Layer Bawah Pelat Lantai Bagian 1
Tulangan Jumlah
Koordinat Panjang Lebar Diameter Lapangan Tulangan yang Volume
Kode Jarak dibutuhkan
No. Pelat
Arah Arah
Lantai P L D Arah X Arah Y Arah X Arah X
Y Y
3
X Y (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) [N] [O] (m ) (m3)
1 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
H.1– BMX.K–
2 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
H.3 BMX.L
3 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
4 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
H.3– BMX.K–
5 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
H.4 BMX.L
6 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
7 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
H.4– BMX.K–
8 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
H.5 BMX.L
9 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
10 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
H.5– BMX.K–
11 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
H.6 BMX.L
12 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
13 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
H.6– BMX.K–
14 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
H.7 BMX.L
15 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
16 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
H.7– BMX.K–
17 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
BMX.2 BMX.L
18 S12 2600 9000 10 400 400 3 11 0,0011 0,0011
Total Volume 0,021 0,021
Total Volume Kumulatif (e) 0,042

81
d. Perhitungan Volume Tulangan Lapangan Layer Bawah Pelat Lantai Bagian 2

Jumlah tulangan lapangan yang dibutuhkan pada arah X [N]


0,5  P 0,5  4000 mm
= = = 5 buah
Dx 400 mm

Volume tulangan lapangan pada arah X [V]


1 1
=    D 2 x (0,5  L  N) =    102 x (0,5  4500  5)
4 4
= 9  105 mm3 = 0,0009 m3
Total volume tulangan lapangan pada arah X
= V  n2 = 0,0009 m3  24 = 0,021 m3
Jumlah tulangan lapangan yang dibutuhkan pada arah Y [O]
0,5  L 0,5  4500 mm
= = = 6 buah
Dy 400 mm

Volume tulangan lapangan pada arah Y [V]


1 1
=    D 2 x (0,5  P  O) =    102 x (0,5  4000  6)
4 4
= 9  105 mm3 = 0,0009m3
Total volume tulangan lapangan pada arah Y
= V  n2 = 0,0009 m3  24 = 0,021 m3
Total volume kumulatif (f) = 0,021 m3 + 0,021 m3 = 0,042 m3

Keterangan :
P : Panjang V : Volume
L : Lebar
Dx : Jarak tulangan tumpuan arah X
Dy : Jarak tulangan tumpuan arah Y
n2 : Jumlah pelat lantai bagian 2

82
Tabel 5.6 Volume Tulangan Lapangan Layer Bawah Pelat Lantai Bagian 2
Tulangan
Kode Panjang Lebar Diameter Lapangan
Koordinat Jarak
No. Pelat
Lantai P L D Arah X Arah Y
X Y (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 S12 4000 4500 10 400 400
2 S12 H.1– BMX.J– 4000 4500 10 400 400
3 S12 H.3 BMX.K 4000 4500 10 400 400
4 S12 4000 4500 10 400 400
5 S12 4000 4500 10 400 400
6 S12 H.3– BMX.J– 4000 4500 10 400 400
7 S12 H.4 BMX.K 4000 4500 10 400 400
8 S12 4000 4500 10 400 400
9 S12 4000 4500 10 400 400
10 S12 H.4– BMX.J– 4000 4500 10 400 400
11 S12 H.5 BMX.K 4000 4500 10 400 400
12 S12 4000 4500 10 400 400
13 S12 4000 4500 10 400 400
14 S12 H.5– BMX.J– 4000 4500 10 400 400
15 S12 H.6 BMX.K 4000 4500 10 400 400
16 S12 4000 4500 10 400 400
17 S12 4000 4500 10 400 400
18 S12 H.6– BMX.J– 4000 4500 10 400 400
19 S12 H.7 BMX.K 4000 4500 10 400 400
20 S12 4000 4500 10 400 400
21 S12 4000 4500 10 400 400
22 S12 H.7– BMX.J– 4000 4500 10 400 400
23 S12 BMX.2 BMX.K 4000 4500 10 400 400
24 S12 4000 4500 10 400 400

83
Tabel 5.6 Volume Tulangan Lapangan Layer Bawah Pelat Lantai Bagian 2

Tulangan Lapangan Jumlah Tulangan


Volume
Kode Koordinat Jarak yang dibutuhkan
No. Pelat
Lantai Arah X Arah Y Arah X Arah Y Arah X Arah Y
3 3
X Y (mm) (mm) [N] [O] (m ) (m )
1 S12 400 400 5 6 0,0009 0,0009
2 S12 H.1– BMX.J– 400 400 5 6 0,0009 0,0009
3 S12 H.3 BMX.K 400 400 5 6 0,0009 0,0009
4 S12 400 400 5 6 0,0009 0,0009
5 S12 400 400 5 6 0,0009 0,0009
6 S12 H.3– BMX.J– 400 400 5 6 0,0009 0,0009
7 S12 H.4 BMX.K 400 400 5 6 0,0009 0,0009
8 S12 400 400 5 6 0,0009 0,0009
9 S12 400 400 5 6 0,0009 0,0009
10 S12 H.4– BMX.J– 400 400 5 6 0,0009 0,0009
11 S12 H.5 BMX.K 400 400 5 6 0,0009 0,0009
12 S12 400 400 5 6 0,0009 0,0009
13 S12 400 400 5 6 0,0009 0,0009
14 S12 H.5– BMX.J– 400 400 5 6 0,0009 0,0009
15 S12 H.6 BMX.K 400 400 5 6 0,0009 0,0009
16 S12 400 400 5 6 0,0009 0,0009
17 S12 400 400 5 6 0,0009 0,0009
18 S12 H.6– BMX.J– 400 400 5 6 0,0009 0,0009
19 S12 H.7 BMX.K 400 400 5 6 0,0009 0,0009
20 S12 400 400 5 6 0,0009 0,0009
21 S12 400 400 5 6 0,0009 0,0009
22 S12 H.7– BMX.J– 400 400 5 6 0,0009 0,0009
23 S12 BMX.2 BMX.K 400 400 5 6 0,0009 0,0009
24 S12 400 400 5 6 0,0009 0,0009
Total Volume 0,021 0,021
Total Volume Kumulatif (f) 0,042

84
e. Perhitungan Volume Tulangan Tumpuan Layer Atas Pelat Lantai Bagian 1

Jumlah tulangan tumpuan yang dibutuhkan pada arah X [N]


P 2600 mm
= = = 26 buah
Dx 100 mm

Volume tulangan tumpuan pada arah X [V]


1
=    D 2 x {(L  0,5  N)  (0,5  L  0,5  N)}
4
1
=    10 2 x {(9000  0,5  26)  (0,5  9000  0,5  26)}
4
= 14  106 mm3 = 0,014 m3
Total volume tulangan tumpuan pada arah X
= V  n1 = 0,014 m3  18 = 0,248 m3
Jumlah tulangan tumpuan yang dibutuhkan pada arah Y [O]
L 9000 mm
= = = 90 buah
Dy 100 mm

Volume tulangan tumpuan pada arah Y [V]


1
=    D 2 x {(P  0,5  O)  (0,5  P  0,5  O)}
4
1
=    10 2 x {(2600  0,5  90)  (0,5  2600  0,5  90)}
4
= 14  106 mm3 = 0,014 m3
Total volume tulangan tumpuan pada arah Y
= V  n1 = 0,014 m3  18 = 0,248 m3
Total volume kumulatif (c) = 0,248 m3 + 0,248 m3 = 0,496 m3

Keterangan :
P : Panjang V : Volume
L : Lebar
Dx : Jarak tulangan tumpuan arah X
Dy : Jarak tulangan tumpuan arah Y
n1 : Jumlah pelat lantai bagian 1

85
Tabel 5.7 Volume Tulangan Tumpuan Layer Atas Pelat Lantai Bagian 1
Tulangan Jumlah
Panjang Lebar Diameter Tumpuan Tulangan yang Volume
Kode Koordinat Jarak dibutuhkan
No. Pelat
Arah
Lantai P L D Arah X Arah Y Arah X Arah Y Arah Y
X
X Y (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) [N] [O] (m3) (m3)
1 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.1– BMX.K–
2 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.3 BMX.L
3 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
4 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.3– BMX.K–
5 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.4 BMX.L
6 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
7 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.4– BMX.K–
8 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.5 BMX.L
9 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
10 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.5– BMX.K–
11 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.6 BMX.L
12 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
13 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.6– BMX.K–
14 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.7 BMX.L
15 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
16 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
H.7– BMX.K–
17 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
BMX.2 BMX.L
18 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 0,014 0,014
Total Volume 0,248 0,248
Total Volume Kumulatif (g) 0,496

86
f. Perhitungan Volume Tulangan Tumpuan Layer Atas Pelat Lantai Bagian 2

Jumlah tulangan tumpuan yang dibutuhkan pada arah X [N]


P 4000 mm
= = = 40 buah
Dx 100 mm

Volume tulangan tumpuan pada arah X [V]


1
=    D 2 x {(L  0,5  N)  (0,5  L  0,5  N)}
4
1
=    10 2 x {(4500  0,5  40)  (0,5  4500  0,5  40)}
4
= 10,6  106 mm3 = 0,0106 m3
Total volume tulangan tumpuan pada arah X
= V  n2 = 0,0106 m3  24 = 0,254 m3
Jumlah tulangan tumpuan yang dibutuhkan pada arah Y [O]
L 4500 mm
= = = 45 buah
Dy 100 mm

Volume tulangan tumpuan pada arah Y [V]


1
=    D 2 x {(P  0,5  O)  (0,5  P  0,5  O)}
4
1
=    10 2 x {(4000  0,5  45)  (0,5  4000  0,5  45)}
4
= 10,6  106 mm3 = 0,0106 m3
Total volume tulangan tumpuan pada arah Y
= V  n2 = 0,0106 m3  24 = 0,254 m3
Total volume kumulatif (d) = 0,254 m3 + 0,254 m3 = 0,508 m3

Keterangan :
P : Panjang V : Volume
L : Lebar
Dx : Jarak tulangan tumpuan arah X
Dy : Jarak tulangan tumpuan arah Y
n2 : Jumlah pelat lantai bagian 2

87
Tabel 5.8 Volume Tulangan Tumpuan Layer Atas Pelat Lantai Bagian 2

Tulangan Tumpuan
Kode Panjang Lebar Diameter
Koordinat Jarak
No. Pelat
Lantai P L D Arah X Arah Y
X Y (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 S12 4000 4500 10 100 100
2 S12 H.1– BMX.J– 4000 4500 10 100 100
3 S12 H.3 BMX.K 4000 4500 10 100 100
4 S12 4000 4500 10 100 100
5 S12 4000 4500 10 100 100
6 S12 H.3– BMX.J– 4000 4500 10 100 100
7 S12 H.4 BMX.K 4000 4500 10 100 100
8 S12 4000 4500 10 100 100
9 S12 4000 4500 10 100 100
10 S12 H.4– BMX.J– 4000 4500 10 100 100
11 S12 H.5 BMX.K 4000 4500 10 100 100
12 S12 4000 4500 10 100 100
13 S12 4000 4500 10 100 100
14 S12 H.5– BMX.J– 4000 4500 10 100 100
15 S12 H.6 BMX.K 4000 4500 10 100 100
16 S12 4000 4500 10 100 100
17 S12 4000 4500 10 100 100
18 S12 H.6– BMX.J– 4000 4500 10 100 100
19 S12 H.7 BMX.K 4000 4500 10 100 100
20 S12 4000 4500 10 100 100
21 S12 4000 4500 10 100 100
22 S12 H.7– BMX.J– 4000 4500 10 100 100
23 S12 BMX.2 BMX.K 4000 4500 10 100 100
24 S12 4000 4500 10 100 100

88
Tabel 5.8 Volume Tulangan Tumpuan Layer Atas Pelat Lantai Bagian 2

Tulangan
Tumpuan Jumlah Tulangan
Volume
Kode yang dibutuhkan
Koordinat Jarak
No. Pelat
Arah
Lantai Arah X Arah Y Arah X Arah Y Arah X
Y
3 3
X Y (mm) (mm) [N] [O] (m ) (m )
1 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
2 S12 H.1– BMX.J– 100 100 40 45 0,0106 0,0106
3 S12 H.3 BMX.K 100 100 40 45 0,0106 0,0106
4 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
5 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
6 S12 H.3– BMX.J– 100 100 40 45 0,0106 0,0106
7 S12 H.4 BMX.K 100 100 40 45 0,0106 0,0106
8 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
9 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
10 S12 H.4– BMX.J– 100 100 40 45 0,0106 0,0106
11 S12 H.5 BMX.K 100 100 40 45 0,0106 0,0106
12 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
13 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
14 S12 H.5– BMX.J– 100 100 40 45 0,0106 0,0106
15 S12 H.6 BMX.K 100 100 40 45 0,0106 0,0106
16 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
17 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
18 S12 H.6– BMX.J– 100 100 40 45 0,0106 0,0106
19 S12 H.7 BMX.K 100 100 40 45 0,0106 0,0106
20 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
21 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
22 S12 H.7– BMX.J– 100 100 40 45 0,0106 0,0106
23 S12 BMX.2 BMX.K 100 100 40 45 0,0106 0,0106
24 S12 100 100 40 45 0,0106 0,0106
Total Volume 0,254 0,254
Total Volume Kumulatif (h) 0,508

89
g. Perhitungan Volume Sambungan Tulangan pada Tulangan Layer Bawah
Pelat Lantai Bagian 1

Volume sambungan tulangan pada tulangan layer bawah pada arah X [V]
1 1
=    D 2 x O  D Sx =    102 x 90  410
4 4
= 2,9  10 mm = 0,0029 m3
6 3

Total volume sambungan tulangan pada tulangan layer bawah pada arah X
= V  n1 = 0,0029 m3  18 = 0,0522 m3

Volume sambungan tulangan pada tulangan layer bawah pada arah Y [V]
1 1
=    D 2 x N  D Sy =    102 x 26  410
4 4
= 8,4  10 mm = 0,00084 m3
5 3

Total volume sambungan tulangan pada tulangan layer bawah pada arah Y
= V  n1 = 0,00084 m3  18 = 0,0151 m3

Total volume kumulatif (i) = 0,0522 m3 + 0,0151 m3 = 0,0672 m3

Keterangan :
N : Jumlah tulangan yang dibutuhkan arah X
O : Jumlah tulangan yang dibutuhkan arah Y
V : Volume
DSx : Jarak sambungan tulangan arah X
DSy : Jarak sambungan tulangan arah Y
n1 : Jumlah pelat lantai bagian 1

90
Tabel 5.9 Volume Sambungan Tulangan pada Tulangan Layer Bawah Pelat Lantai Bagian 1
Tulangan Jumlah Jarak
Panjang Lebar Diameter Tumpuan Tulangan yang Sambungan Volume
Kode Jarak dibutuhkan Tulangan
No. Pelat
Arah Arah Arah
Lantai P L D Arah X Arah Y Arah X Arah X Arah Y
Y Y X
3 3
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) [N] [O] (mm) (mm) (m ) (m )
1 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
2 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
3 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
4 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
5 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
6 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
7 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
8 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
9 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
10 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
11 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
12 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
13 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
14 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
15 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
16 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
17 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
18 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 410 410 0,0029 0,00084
Total Volume 0,0522 0,0151
Total Volume Kumulatif (i) 0,0672

91
h. Perhitungan Volume Sambungan Tulangan pada Tulangan Layer Bawah
Pelat Lantai Bagian 2

Volume sambungan tulangan pada tulangan layer bawah pada arah X [V]
1 1
=    D 2 x O  D Sx =    102 x 45  410
4 4
= 1,45  10 mm = 0,00145 m3
6 3

Total volume sambungan tulangan pada tulangan layer bawah pada arah X
= V  n2 = 0,00145 m3  24 = 0,0348 m3

Volume sambungan tulangan pada tulangan layer bawah pada arah Y [V]
1 1
=    D 2 x N  D Sy =    102 x 40  410
4 4
= 1,29  10 mm = 0,00129 m3
5 3

Total volume sambungan tulangan pada tulangan layer bawah pada arah Y
= V  n2 = 0,00129 m3  18 = 0,0309 m3

Total volume kumulatif (j) = 0,0348 m3 + 0,0309 m3 = 0,0657 m3

Keterangan :
N : Jumlah tulangan yang dibutuhkan arah X
O : Jumlah tulangan yang dibutuhkan arah Y
V : Volume
DSx : Jarak sambungan tulangan arah X
DSy : Jarak sambungan tulangan arah Y
n2 : Jumlah pelat lantai bagian 2

92
Tabel 5.10 Volume Sambungan Tulangan pada Tulangan Layer Bawah Pelat
Lantai Bagian 2
Tulangan Tumpuan
Kode Panjang Lebar Diameter
Jarak
No. Pelat
Lantai P L D Arah X Arah Y
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 S12 4000 4500 10 100 100
2 S12 4000 4500 10 100 100
3 S12 4000 4500 10 100 100
4 S12 4000 4500 10 100 100
5 S12 4000 4500 10 100 100
6 S12 4000 4500 10 100 100
7 S12 4000 4500 10 100 100
8 S12 4000 4500 10 100 100
9 S12 4000 4500 10 100 100
10 S12 4000 4500 10 100 100
11 S12 4000 4500 10 100 100
12 S12 4000 4500 10 100 100
13 S12 4000 4500 10 100 100
14 S12 4000 4500 10 100 100
15 S12 4000 4500 10 100 100
16 S12 4000 4500 10 100 100
17 S12 4000 4500 10 100 100
18 S12 4000 4500 10 100 100
19 S12 4000 4500 10 100 100
20 S12 4000 4500 10 100 100
21 S12 4000 4500 10 100 100
22 S12 4000 4500 10 100 100
23 S12 4000 4500 10 100 100
24 S12 4000 4500 10 100 100

93
Tabel 5.10 Volume Sambungan Tulangan pada Tulangan Layer Bawah Pelat
Lantai Bagian 2
Tulangan Jarak
Tumpuan Jumlah Tulangan
Kode Sambungan Volume
yang dibutuhkan
No. Pelat Jarak Tulangan
Lantai Arah X Arah Y Arah X Arah Y Arah X Arah Y Arah X Arah Y
3 3
(mm) (mm) [N] [O] (mm) (mm) (m ) (m )
1 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
2 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
3 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
4 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
5 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
6 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
7 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
8 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
9 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
10 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
11 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
12 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
13 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
14 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
15 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
16 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
17 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
18 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
19 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
20 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
21 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
22 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
23 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
24 S12 100 100 40 45 410 410 0,00145 0,00129
Total Volume 0,0348 0,0309
Total Volume Kumulatif (j) 0,0657

94
i. Perhitungan Volume Sambungan Tulangan pada Tulangan Layer Atas Pelat
Lantai Bagian 1

Volume sambungan tulangan pada tulangan layer atas pada arah X [V]
1 1
=    D 2 x O  D Sx =    102 x 90  520
4 4
= 3,68  10 mm = 0,00368 m3
6 3

Total volume sambungan tulangan pada tulangan layer atas pada arah X
= V  n1 = 0,00368 m3  18 = 0,0662 m3

Volume sambungan tulangan pada tulangan layer atas pada arah Y [V]
1 1
=    D 2 x N  D Sy =    102 x 26  520
4 4
= 1,06  10 mm = 0,00106 m3
6 3

Total volume sambungan tulangan pada tulangan layer atas pada arah Y
= V  n1 = 0,00106 m3  18 = 0,0191 m3

Total volume kumulatif (k) = 0,0662 m3 + 0,0191 m3 = 0,0853 m3

Keterangan :
N : Jumlah tulangan yang dibutuhkan arah X
O : Jumlah tulangan yang dibutuhkan arah Y
V : Volume
DSx : Jarak sambungan tulangan arah X
DSy : Jarak sambungan tulangan arah Y
n1 : Jumlah pelat lantai bagian 1

95
Tabel 5.11 Volume Sambungan Tulangan pada Tulangan Layer Atas Pelat Lantai Bagian 1
Tulangan Jumlah
Tumpuan Jarak Sambungan
Panjang Lebar Diameter Tulangan yang Volume
Kode Tulangan
Jarak dibutuhkan
No. Pelat
Arah
Lantai P L D Arah X Arah Y Arah Y Arah X Arah Y Arah X Arah Y
X
3 3
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) [N] [O] (mm) (mm) (m ) (m )
1 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
2 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
3 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
4 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
5 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
6 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
7 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
8 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
9 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
10 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
11 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
12 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
13 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
14 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
15 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
16 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
17 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
18 S12 2600 9000 10 100 100 26 90 520 520 0,00368 0,00106
Total Volume 0,0662 0,0191
Total Volume Kumulatif (k) 0,0853

96
j. Perhitungan Volume Sambungan Tulangan pada Tulangan Layer Atas Pelat
Lantai Bagian 2

Volume sambungan tulangan pada tulangan layer atas pada arah X [V]
1 1
=    D 2 x O  D Sx =    102 x 45  520
4 4
= 1,84  10 mm = 0,00184 m3
6 3

Total volume sambungan tulangan pada tulangan layer atas pada arah X
= V  n2 = 0,00184 m3  24 = 0,0441 m3

Volume sambungan tulangan pada tulangan layer atas pada arah Y [V]
1 1
=    D 2 x N  D Sy =    102 x 40  520
4 4
= 1,63  10 mm = 0,00163 m3
6 3

Total volume sambungan tulangan pada tulangan layer atas pada arah X
= V  n2 = 0,00163 m3  24 = 0,0392 m3

Total volume kumulatif (l) = 0,0441 m3 + 0,0392 m3 = 0,0833 m3

Keterangan :
N : Jumlah tulangan yang dibutuhkan arah X
O : Jumlah tulangan yang dibutuhkan arah Y
V : Volume
DSx : Jarak sambungan tulangan arah X
DSy : Jarak sambungan tulangan arah Y
n2 : Jumlah pelat lantai bagian 2

97
Tabel 5.12 Volume Sambungan Tulangan pada Tulangan Layer Atas Pelat Lantai
Bagian 2
Tulangan Tumpuan
Kode Panjang Lebar Diameter
Jarak
No. Pelat
Lantai P L D Arah X Arah Y
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 S12 4000 4500 10 100 100
2 S12 4000 4500 10 100 100
3 S12 4000 4500 10 100 100
4 S12 4000 4500 10 100 100
5 S12 4000 4500 10 100 100
6 S12 4000 4500 10 100 100
7 S12 4000 4500 10 100 100
8 S12 4000 4500 10 100 100
9 S12 4000 4500 10 100 100
10 S12 4000 4500 10 100 100
11 S12 4000 4500 10 100 100
12 S12 4000 4500 10 100 100
13 S12 4000 4500 10 100 100
14 S12 4000 4500 10 100 100
15 S12 4000 4500 10 100 100
16 S12 4000 4500 10 100 100
17 S12 4000 4500 10 100 100
18 S12 4000 4500 10 100 100
19 S12 4000 4500 10 100 100
20 S12 4000 4500 10 100 100
21 S12 4000 4500 10 100 100
22 S12 4000 4500 10 100 100
23 S12 4000 4500 10 100 100
24 S12 4000 4500 10 100 100

98
Tabel 5.12 Volume Sambungan Tulangan pada Tulangan Layer Atas Pelat Lantai
Bagian 2
Tulangan Jarak
Tumpuan Jumlah Tulangan
Kode Sambungan Volume
yang dibutuhkan
No. Pelat Jarak Tulangan
Lantai Arah X Arah Y Arah X Arah Y Arah X Arah Y Arah X Arah Y
3 3
(mm) (mm) [N] [O] (mm) (mm) (m ) (m )
1 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
2 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
3 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
4 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
5 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
6 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
7 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
8 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
9 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
10 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
11 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
12 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
13 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
14 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
15 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
16 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
17 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
18 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
19 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
20 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
21 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
22 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
23 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
24 S12 100 100 40 45 520 520 0,00184 0,00163
Total Volume 0,0441 0,0392
Total Volume Kumulatif (l) 0,0833

99
k. Perhitungan Volume Pemanjangan Tulangan pada Tulangan Lapangan Layer Bawah Pelat Lantai

Volume pemanjangan tulangan pada tulangan lapangan layer bawah pelat lantai bagian ke- 1 arah X [Vx]
1 1
=    D 2 x Panjang Pemanjanga n  S1x =    102 x 120  48 = 4,5  105 mm3 = 0,00045 m3
4 4
Volume pemanjangan tulangan pada tulangan lapangan layer bawah pelat lantai bagian ke- 1 arah Y [Vy]
1 1
=    D 2 x Panjang Pemanjanga n  T1y =    102 x 120  198 = 1,87  106 mm3 = 0,00187 m3
4 4
Volume pemanjangan tulangan pada tulangan lapangan layer bawah pelat lantai bagian ke- 2 arah X [Vx]
1 1
=    D 2 x Panjang Pemanjanga n  S 2x =    102 x 120  120 = 1,13  106 mm3 = 0,00113 m3
4 4
Volume pemanjangan tulangan pada tulangan lapangan layer bawah pelat lantai bagian ke- 2 arah Y [Vy]
1 1
=    D 2 x Panjang Pemanjanga n  T2y =    102 x 120  198 = 1,87  106 mm3 = 0,00187 m3
4 4
Total volume pemanjangan tulangan pada tulangan lapangan layer bawah pelat lantai arah X [Vtx]
= 0,00045 m3 + 0,00113 m3 = 0,00158 m3
Total volume pemanjangan tulangan pada tulangan lapangan layer bawah pelat lantai arah Y [Vty]
= 0,00187 m3 + 0,00187 m3 = 0,00374 m3

Total volume kumulatif pemanjangan tulangan pada tulangan lapangan layer bawah pelat lantai (m)
= 0,00158 m3 + 0,00374 m3 = 0,00532 m3

100
Keterangan :
S1x : Jumlah total tulangan lapangan pelat lantai bagian 1 arah X
S2x : Jumlah total tulangan lapangan pelat lantai bagian 2 arah X
T1y : Jumlah total tulangan lapangan pelat lantai bagian 1 arah Y
T2y : Jumlah total tulangan lapangan pelat lantai bagian 2 arah Y
Vx : Volume pemanjangan tulangan pada tulangan lapangan layer bawah pelat lantai arah X
Vy : Volume pemanjangan tulangan pada tulangan lapangan layer bawah pelat lantai arah Y
Vtx : Total volume pemanjangan tulangan pada tulangan lapangan layer bawah pelat lantai arah X
Vty : Total volume pemanjangan tulangan pada tulangan lapangan layer bawah pelat lantai arah Y

Tabel 5.13 Volume Pemanjangan Tulangan pada Tulangan Lapangan Layer Bawah Pelat Lantai

Jumlah
Tulangan Panjang Jumlah Total Tulangan
Koordinat Diameter Volume
Pelat Jumlah Lapangan per Pemanjangan Lapangan
Lantai Pelat Pelat Prinsip
Bagian Arah Pemanjangan
ke-
Arah X Arah Y Arah X
Y
D 12  D Arah X Arah Y Arah X Arah Y
[n]  [O] [n]  [N] 3 3
(mm) (mm) [n] [O] [N] (mm) (mm) (m ) (m )
= [S] = [T]
H.1– BMX.K–
1 18 3 11 10 12D 120 48 198 0,00045 0,00187
BMX.2 BMX.L
H.1– BMX.J–
2 24 5 11 10 12D 120 120 198 0,00113 0,00187
BMX.2 BMX.K
Total Volume 0,00158 0,00374
Total Volume Kumulatif (m) 0,00532

101
Tabel 5.14 Total Volume Pelat Lantai Keseluruhan
Nama “Total Volume Besaran Total Volume
No Kumulatif” per Tabel Pelat Kumulatif
Lantai (m3)
1 a 50,544
2 b 103,68
Total Volume Pelat Lantai 154,224

Dari Tabel 5.14 Total Volume Pelat Lantai Keseluruhan, dapat diketahui
bahwa volume pelat lantai pada as H.1 – BMX.2 dan as BMX.J – BMX.L adalah
154,224 m3

Tabel 5.15 Total Volume Tulangan Keseluruhan


Besaran Total
Nama “Total Volume Kumulatif” Volume Kumulatif
No
per Tabel Tulangan
(m3)
1 c 0,496
2 d 0,508
3 e 0,042
4 f 0,042
5 g 0,496
6 h 0,508
7 i 0,0672
8 j 0,0672
9 k 0,0853
10 l 0,0833
11 m 0,00532
Total Volume Tulangan Keseluruhan 2,40032

Dari Tabel 5. 15 Total Volume Tulangan Keseluruhan, dapat diketahui


bahwa volume tulangan yang digunakan pada as H.1 – BMX.2 dan as BMX.J –
BMX.L adalah 2,40032 m3

102
Volume beton yang akan dicor = volume pelat lantai – volume tulangan
= 154,224 m3 – 2,40032 m3
= 151,824 m3

Tabel 5.16 Volume Beton yang akan Dicor


No Total Volume Besaran Volume (m3)
1 Pelat Lantai 154,224
2 Tulangan 2,40032
Volume Beton yang akan Dicor 151,824

Dari Tabel 5. 16 volume beton yang akan dicor, dapat disimpulkan bahwa
volume beton yang akan dicor pada as H.1 – BMX.2 dan as BMX.J – BMX.L
adalah 151,824 m3

103

Anda mungkin juga menyukai