Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Pelat lantai harus direncanakan kaku,
rata, lurus dan waterpass (mempunyai ketinggian yang sama dan tidak miring), pelat lantai
dapat diberi sedikit kemiringan untuk kepentingan aliran air. Ketebalan pelat lantai ditentukan
oleh: beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak
antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari pelat lantai.
Pelat lantai dapat menahan beban yang bekerja di atasnya dikarenakan adanya
tulangan yang membantu menyalurkan distribusi beban. Banyaknya tulangan ditentukan oleh
beberapa hal. Berikut ini tahapan yang digunakan dalam menentukan tulangan pelat lantai,
sebagai berikut:
1. Menentukan data-data d, fy, fc’, dan Mu
2. Menentukan batasan harga tulangan dengan menggunakan rasio tulangan yang
disyaratkan sebagai berikut :
0.85 β 1fc ' 600
ρb=
fy (
600+fy )
ρ max=0.75 ρb
0,25 √ f ' c
ρmin=
fy
Untuk fc’ antara 17 dan 28 MPa, β 1 harus diambil sebesar 0,85.
fc '−28
Untuk fc’ diatas 28 MPa, maka menggunakan rumus β1 = 0,85 – 0,05
( 7 ) tetapi
β 1 tidak boleh diambil kurang dari 0,65.
Momen arah Y
Mu
Mny = φ
Mn
2
Rn = b×dy
5. Menentukan luas tulangan (AS) dari ρ yang didapat dan jarak antar tulangan
As
ρ=
bxd
Dimana :