Anda di halaman 1dari 7

BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LITKAJIBANGRAP

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN HIJAUAN PAKAN


DI LOKASI MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN MELALUI
INOVASI (M-P3MI) DI DESA KANAMIT BARAT KABUPATEN PULANG PISAU
Adrial dan Saleh Mokhtar
Abstrak sumber pakan (Mariyono dan Romjali,
2007). Kekurangan pakan baik secara
Pengembangan sapi potong sangat kuantitas maupun kualitas akan berdampak
terkait dengan kontiniuitas ketersediaan luas pada produktivitas dan kinerja
pakan, terutama hijauan pakan, karena reproduksi sapi potong, seperti rendahnya
pakan merupakan kebutuhan mutlak sapi pertambahan bobot badan harian,
untuk hidup tumbuh dan berkembang. rendahnya angka kebuntingan, bobot lahir
Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan pedet dibawah standar, umur beranak
pakan sapi secara terus menerus baik pertama relatif lama, bobot hidup atau
secara kulitas maupun kuantitas diperlukan bobot potong sapi dewasa menjadi rendah
implementasi inovasi teknologi berupa serta tingginya angka kematian anak
pengolahan dan pengawetan pakan. (Widjaja et al., 2002).
Penerapan teknologi pengolahan dan Program pengembangan usaha
pengawetan pakan yang dilaksanakan di ternak sapi potong telah banyak dilakukan
lokasi M-P3MI Desa Kanamit Barat melalui inovasi teknologi, namun tingkat
mendapat respon yang positif dari adopsi dan penerapannya masih belum
masyarakat dan umumnya bisa diadopsi memberi hasil yang maksimal, khususnya
dengan mudah oleh petani serta mampu pada usaha peternakan rakyat dengan skala
meningkatkan efisiensi penggunaan pakan kecil. Alternatif pengembangan usaha
lokal dan limbah pertanian/perkebunan. peternakan rakyat menurut Aziz dalam
Penerapan teknologi pengolahan dan Yusdja dan Ilham (2004) adalah dengan
pengawetan pakan yang dikombinasikan melakukan reformasi modal, penciptaan
dengan teknik penyimpanan dan penyajian pasar, sistem kelembagaan dan input
pakan mampu menjamin kontiniuitas teknologi. Oleh karena itu peranan
ketersediaan hijauan pakan sehingga teknologi dan kelembagaan sangat
memberi peluang bagi peternak untuk dibutuhkan dalam agribisnis peternakan
berusaha dalam skala yang lebih besar dan sapi potong, terutama dalam peningkatan
bisa meningkatkan efisiensi usaha inovasi teknologi, peningkatan modal,
peternakan. pasar/pemasaran dan peningkatan sumber
Kata kunci: pengembangan, sapi potong, daya manusia anggota.
Model Pengembangan Pertanian
PENDAHULUAN Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)
merupakan langkah terobosan Badan
Pengembangan sapi potong di Litbang Pertanian untuk memecahkan
Kabupaten Pulang Pisau masih terkendala masalah kelambanan dalam penyampaian
pada lambatnya perkembangan populasi, dan pengembangan inovasi teknologi
rendahnya produktivitas dan kinerja kepada pengguna, terutama masyarakat
reproduksi ternak yang salah satu petani di pedesaan melalui suatu
penyebabnya adalah persoalan pakan pendekatan strategi atau model yang
(Adrial et all., 2011). Pakan merupakan mampu menjangkau pemangku
komponen utama sapi potong untuk hidup, kepentingan yang luas dengan
tumbuh dan berkembang, sehingga memanfaatkan berbagai media dan saluran
suksesnya pengembangan ternak sapi komunikasi yang sesuai dengan
sangat tergantung pada ketersediaan karakteristik masing-masing pemangku

Edisi 1, Vol 1, November 2013 27


LITKAJIBANGRAP BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN

kepentingan. Wujud model yang dibangun HASIL DAN PEMBAHASAN


adalah visualisasi atau peragaan dari
inovasi yang akan dikembangkan dalam Kondisi Eksisting Teknologi
bentuk unit percontohan berskala
Usaha peternakan sapi potong di
pengembangan berwawasan agribisnis
Desa Kanamit Barat masih berupa
terpadu (Badan Litbang Pertanian, 2011).
peternakan rakyat yang dikelola secara
Tulisan ini bertujuan melihat
tradisional, diusahakan secara sambilan,
kinerja penerapan teknologi pengolahan
kurang tersentuh teknologi, pakan ala
dan pengawetan hijauan pakan sapi potong
kadarnya dan skala kepemilikan relatif
yang diadopsikan melalui kegiatan M-
rendah (2 s/d 3 ekor/orang). Manajemen
P3MI di Desa Kanamit Barat, Kecamatan
pemberian pakan pada umumnya
Maliku, Kabupaten Pulang Pisau,
dilakukan dengan sistem cut and carry
Kalimantan Tengah.
(potong angkut) untuk pakan dasar,
METODOLOGI sedangkan pakan tambahan berupa
konsentrat masih jarang diberikan. Pakan
Kegiatan ini dilaksanakan di basal yang diberikan umumnya berupa
Kelompok Tani Suka Maju, Desa Kanamit rumput lokal yang dikumpulkan disekitar
Barat Kecamatan Maliku Kabupaten kebun, tegalan, rawa dan hutan serta
Pulang Pisau sejak bulan April sampai sebagian kecil berasal dari rumput
dengan Desember 2012. Desa Kanamit introduksi seperti rumput gajah, rumput
Barat merupakan lokasi M-P3MI yang raja, B. Humidocola dan B. decumbens
berada di lahan pasang surut dengan tipe (Mokhtar, et all 2011).
luapan C. Kelompok Tani Suka Maju Ketersediaan rumput lokal di
merupakan pelaksana laboratorium inovasi lapangan relatif berfluktuasi tergantung
untuk percontohan dan penerapan inovasi curah hujan. Pada saat musim kemarau
teknologi Model Pengembangan Pertanian panjang umumnya lahan menjadi kering
Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI). dan hanya rumput-rumput tertentu yang
Pengumpulan data dilakukan melalui masih tersedia di lapangan sehingga
wawancara dan observasi langsung, ketersediaan rumput terbatas, demikian
sedangkan data tambahan diperoleh juga pada saat musim hujan yang
melalui studi kepustakaan. Data kondisi berkepanjangan umumnya lahan tergenang
eksisting teknologi diperoleh melalui luapan air dan air asam umumnya
survey PRA (Participatory Rural menggenangi lahan sehingga rumput
Appraisal) dengan melibatkan masyarakat lapangan banyak yang mati keracunan
Desa Kanamit Barat, aparat Desa dan pirit. Ketersediaan rumput lokal yang
stakeholder terkait, sedangkan data kinerja tinggi umumnya pada saat kondisi kemarau
inovasi teknogi diperoleh melalui dan hujan seimbang serta pada saat air
wawancara dan pengamatan langsung. pasang mulai surut diakhir musim hujan
Data yang dikumpulkan dalam kajian ini dimana rawa-rawa dan lahan mulai kering
adalah kondisi eksisting teknologi, sehingga rumput lokal produksinya
teknologi pengawetan dan pengolahan melimpah. Dengan kondisi ketersediaan
yang diimplementasikan serta kinerja pakan seperti ini, rata-rata peternak hanya
inovasi teknologi. Analisis data dilakukan mampu memelihara sapi maksimal 4 ekor
secara deskriptif. per orang sehingga peluang pengembangan
sapi menjadi terbatas dan kemampuan
peternak untuk berusaha dalam skala
ekonomi yang lebih efisien berkurang.
Pemanfaatan limbah pertanian berupa

28 Edisi 1, Vol 1, November 2013


BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LITKAJIBANGRAP

jerami kacang-kacangan dan jerami jagung secara manual dengan menggunakan


sudah mulai dilakukan, namun masih parang atau alat pencacah lainnya.
belum dilakukan proses pengolahan dan Hay merupakan hijauan makanan
pengawetan sehingga pemanfaatannya ternak yang diawetkan dengan cara
masih terbatas. dikeringkan yang mempunyai kandungan
bahan kering 80-85%, warna tetap hijau
Penerapan Teknologi Pengolahan dan dan tidak berbau apik. Prinsip pembuatan
Pengawetan Pakan hay adalah menurunkan kadar air hijauan
secara bertahap tetapi berlangsung dengan
Pengolahan dan pengawetan pakan
cepat. Tujuan menurunkan kadar air adalah
dilakukan untuk optimalisasi pemanfaatan
agar sel-sel hijauan tersebut cepat mati
potensi pakan lokal dan limbah
dan mencegah pertumbuhan
pertanian/perkebunan serta menjamin
mikroorganisme sehingga tidak terjadi
ketersediaan pakan secara terus menerus.
proses kimia baik berupa respirasi maupun
Teknologi pengolahan dan pengawetan
fermentasi yang dapat menghasilkan panas.
pakan yang diterapkan antara lain;
Silase merupakan pakan ternak
pencacahan, hay, silase, pakan fermentasi,
yang masih memiliki kadar air tinggi
teknik penyimpanan dan penyajian pakan.
sebagai hasil pengawetan melalui suatu
Proses pencacahan bertujuan untuk
proses fermentasi yang dibantu oleh jasad
mengurangi ukuran partikel dan
renik dalam kondisi anaerob. Tujuan utama
melunakkan tekstur sehingga konsumsi
pembuatan silase adalah untuk
ternak lebih efisien. Pencacahan dilakukan
mengawetkan dan mengurangi kehilangan
terhadap pakan sumber serat yang
zat makanan suatu hijauan untuk
mempunyai tekstur keras dan berukuran
dimanfaatkan pada masa mendatang.
besar seperti jerami padi, jerami jagung,
Kualitas dan nilai nutrisi silase dipengaruhi
jerami kacang-kacangan, pelepah sawit,
sejumlah faktor seperti spesies tanaman
rumput lokal, rumput gajah dan bahan
yang dibuat silase, fase pertumbuhan dan
pakan lain yang berukuran besar. Proses
kandungan bahan kering saat panen,
pencacahan dilakukan secara mekanis
mikroorganisme yang terlibat dalam proses
dengan menggunakan mesin pencacah
dan penggunaan bahan tambahan
berupa chooper atau shreader ataupun
(additif).

Gambar 1. Hay rumput lokal, jerami kering, dedak dan singkong kering

Fermentasi merupakan salah satu hijauan pakan berserat tinggi dengan cara
upaya untuk meningkatkan manfaat dari peningkatan nilai kecernaanya melalui

Edisi 1, Vol 1, November 2013 29


LITKAJIBANGRAP BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN

pengolahan secara biologis dengan telah diolah atau diawetkan dilakukan


memanfaatkan mikroorganisme. Melalui untuk menjaga kontinuitas penyediaan dan
proses fermentasi akan terjadi perombakan membuat buffer stock pada saat paceklik
bahan pakan ternak dari struktur keras pakan.
Penyajian pakan selain berpengaruh
secara fisik, kimia dan biologi bahan dari pada efisiensi penggunaan pakan juga
struktur yang komplek menjadi sederhana, berpengaruh terhadap kulitas pakan yang
sehingga daya cerna ternak menjadi lebih diberikan, untuk mengatasi ini telah
efisien. Prinsip fermentasi adalah diimplementasikan teknologi bank pakan.
pemanfaatan koloni mikroba untuk Bank pakan berupa wadah berbentuk rak
membantu penguraian struktur jaringan yang dipergunakan untuk menyimpan
pakan yang sulit terurai. sekaligus menyajikan pakan sumber serat
(hijauan kering) yang penyediaannya
Kontiniutas ketersediaan pakan secara stock (Loka Penelitian Sapi Potong,
tidak hanya tergantung pada cara 2011). Keberadaan bank pakan bertujuan
pengelolaannya tapi juga dipengaruhi oleh untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak
cara penyimpanannya. Agar pakan aman sehingga ternak dapat mengkonsumsi
dalam kurun waktu tertentu dengan jumlah hijauan sepanjang hari. Meskipun bank
pasokan yang cukup memadai maka pakan umumnya diterapkan pada kandang
diperlukan proses penyimpanan yang baik. kelompok, tapi teknologi ini juga bisa
Teknik penyimpanan pakan sangat diterapkan di kandang individu dengan
menentukan kualitas nutrisi yang menempatkan bank pakan diatas palungan
terkandung dalam pakan, apakah proses pakan atau di samping kandang dengan
penyimpanan mampu mempertahankan prinsip sapi bisa mengkonsumsinya
kulaitas nutirisi atau bahkan menurun sepanjang waktu. Kondisi bank pakan
akibat kontaminasi dengan dapat dilihat pada Gambar 1.
mikroorganisme. Penyimpanan pakan yang

Gambar 1. Bank Pakan

Kinerja Inovasi Teknologi pakan yang dilaksanakan di Laboratorium


Inovasi M-P3MI Desa Kanamit Barat,
Kinerja penerapan inovasi Kabupaten Pulang Pisau ini terlihat pada
teknologi pe golahan dan pengawetan Tabel 1.

30 Edisi 1, Vol 1, November 2013


BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LITKAJIBANGRAP

Tabel 1. Jenis Inovasi Teknologi, Respon Peternak dan Jumlah Adopter Penerapan Inovasi
Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pakan di Desa Kanamit Barat, Kabupaten
Pulang Pisau
Inovasi Respon Jumlah Keunggulan Teknologi Kendala Penerapan
Teknologi Peternak adopter
(n=20)
Teknologi Sangat 15 orang - Mudah diterapkan Keterbatasan tenaga kerja
Pencacahan baik (75%) - Teknologi sederhana
Hay Sangat 13 orang - Mudah diterapkan Terbatasnya ruang
baik (65%) - Teknologi sederhana penyimpanan
Silase Baik 11 orang - Nilai gizi pakan bisa Membutuhkan waktu yang
(55%) ditingkatkan relatif lama dan memerlukan
- Ketersediaan bahan silo untuk penyimpanan
baku di lokasi kegiatan
Pakan Baik 12 orang - Nilai gizi pakan bisa Membutuhkan waktu yang
Fermentasi (50%) ditingkatkan relatif lama
- Ketersediaan bahan
baku di lokasi kegiatan
Teknologi Sangat 16 orang - Mudah diterapkan Membutuhkan investasi
Penyimpanan baik (80%) - Teknologi sederhana tambahan
Pakan
Teknologi Sangat 16 orang - Mudah diterapkan Membutuhkan investasi
Penyajian baik (80%) - Teknologi sederhana tambahan
Pakan

Implementasi teknologi pencacahan diterapkan oleh >65% anggota, selain itu


yang dilaksanakan telah memberikan teknologi ini juga telah diadopsi oleh
dampak positif terhadap penyediaan pakan kelompok-kelompok lain disekitar lokasi
basal ternak sapi, karena peternak kegiatan. Adopsi teknologi ini relatif lebih
mempunyai banyak alternatif dalam cepat karena manfaatnya sangat dirasakan
memilih pakan sumber serat dan tidak oleh peternak dan mudah diaplikasikan
hanya tergantung pada rumput dan hijauan serta tidak membutuhkan alat dan biaya
segar. Melalui penerapan teknologi ini yang besar.
hampir semua jenis pakan sumber serat Penerapan teknologi pengolahan
bisa diolah dan dimanfaatkan sebagai dan pengawetan pakan dengan silase
pakan sapi sehingga ketersediaan pakan memberikan dampak yang lebih baik
sumber serat bisa dioptimalkan. Penerapan terhadap performa ternak sapi karena pada
teknologi ini relatif berhasil dan mendapat proses ensilase terjadi perombakan dan
respon yang sangat baik dari masyarakat peningkatan nilai gizi serta kecernaan
dengan persentase adopter sekitar 75%. bahan pakan, namun adopsi teknologi ini
relatif lambat dibanding hay, karena
Pengolahan dan penyimpanan penerapan teknologi ini memerlukan bahan
pakan dengan sistem hay yang diterapkan dan alat serta proses pembuatan yang lebih
di lokasi pengkajian telah mampu sulit. Teknologi silase ini telah diadopsi
mengoptimalkan pemanfaatan potensi oleh sekitar 55% anggota kelompok dan
pakan lokal dan limbah pertanian sebagai beberapa kelompok lain disekitar lokasi
pakan ternak serta menjamin kontiniuitas kegiatan.
ketersediaan pakan sepanjang tahun. Penerapan teknologi fermentasi
Teknologi ini mendapat respon yang belum menujukkan performa yang optimal
sangat baik dari anggota dan telah karena peternak lebih menyukai teknologi

Edisi 1, Vol 1, November 2013 31


LITKAJIBANGRAP BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN

yang sederhana dan murah seperti hay, 2). Efisiensi pemanfaatan potensi pakan
namun demikian sebagian anggota yang lokal melalui implementasi teknologi
telah merasakan manfaatnya sangat pengawetan dan pengolahan hijauan pakan
merespon teknologi ini karena pakan ini sangat dirasakan oleh peternak yang
fermentasi ini lebih disukai oleh ternak. memelihara ternak dalam jumlah banyak
Penerapan inovasi teknologi secara dan tenaga kerja terbatas terutama di
keseluruhan telah mampu mengefisienkan musim kemarau. Pengembangan teknologi
pemanfaatan hijauan pakan yang ada di pakan sangat dibutuhkan untuk mengatasi
lokasi usaha terutama bahan pakan yang keterbatasan pakan pada musim kemarau,
bertekstur keras dan susah dicerna baik terutama penyediaan pakan sepanjang
yang berasal dari limbah pertanian, tahun untuk meningkatkan produksi sapi
perkebunan maupun rumput lokal (Tabel potong (Bamualim et al. 1991).

Tabel 2. Efisiensi Pemanfaatan Hijauan Pakan Lokal Sebelum dan Sesudah Implemetasi
Teknologi di Desa Kanamit Barat, Kabupaten Pulang Pisau

Hijauan Sebelum M-P3MI Sesudah M-P3MI


Pakan Status Pemanfaatan Pemanfaat Status Pemanfaatan Pemanfaata
an (%) n (%)
Limbah Dimanfaatkan daun dan 40% Dimanfaatkan secara utuh 100%
Jagung batang yang lunak dalam mulai dari batang, klobot,
bentuk segar hingga tongkol baik dalam
bentuk segar maupun
kering
Limbah Dimanfaatkan daun dan 60% Diamanfaatkan secara utuh 100%
Kacang- batang yang segar dan mulai dari daun, batang dan
kacangan lunak kulit polong baik dalam
bentuk segar maupun
kering
Jerami Dimanfaatkan dalam 40% Diamanfaatkan secara utuh 100%
padi bentuk segar berupa daun dan batang
baik dalam bentuk segar
maupun kering
Rumput Dimanfaatkan daun dan 25% Dimanfaatkan secara utuh 100%
Ladingan ujung batang dalam baik segar maupun kering
bentuk segar
Rumput Dimanfaatkan daun dan 60% Dimanfaatkan secara utuh 100%
Paitan batang yang lunak dan baik segar maupun kering
segar
Rumput Dimanfaatkan daun dan 60% Dimanfaatkan secara utuh 100%
Kumpai batang yang lunak dan baik segar maupun kering
Batu segar
Singkong Belum dimanfaatkan 0% Dimanfaatkan mulai dari 100%
daun hingga limbah

Penerapan teknologi pengolahan Melalui penerapan teknologi ini


dan pengawetan pakan yang dilaksanakan mampu menghemat penggunaan tenaga
oleh anggota kelompok tani Suka Maju kerja terutama tenaga untuk mencari
telah mampu menjamin ketersediaan hijauan pakan hingga 40% dan
hijauan pakan secara terus menerus memberikan peluang bagi peternak untuk
terutama persiapan pada musim paceklik. memelihara sapi dalam jumlah yang relatif

32 Edisi 1, Vol 1, November 2013


BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LITKAJIBANGRAP

besar (>6 ekor) yang sebelumnya hanya <4 DAFTAR PUSTAKA


ekor/orang. Adrial., Salfina. N.A., Deddy DS dan
Teknik penyimpanan pakan Nurwidayati. 2011. Laporan akhir
memungkinkan untuk menyimpan pakan kegiatan apresiasi dan bimbingan
dalam bentuk kering dan pakan olahan lapang Program Swasembada Daging
dalam waktu yang lama (6-12 bulan), Sapi di Kalimantan Tengah.
sehingga ketersediaan pakan terutama Badan Litbang Pertanian, 2011. Panduan
hijauan bisa selalu terpenuhi. Dengan Umum Spektrum Diseminasi Multi
perencanaan penyediaan pakan yang Channel (SDMC). Jakarta.
memadai dalam kuantitas dan kualitas Bamualim, A.M., R.B. Wirdahayati, dan
sepanjang tahun akan dapat dicapai R.A. Smith. 1991. Penelitian peternakan
efektivitas dan efisiensi biaya produksi dalam menunjang peningkatan produksi
usaha peternakan (Dirjen Peternakan dan ternak di Nusa Tengara. Simposium
Kesehatan Hewan, 2012). Penyimpanan Perencanaan Pembangunan Peternakan
pakan bisa dilakukan dengan sistem di NTB, NTT dan Timor Timur,
penggudangan. Melalui sistem ini peternak Mataram, 20-23 Januari 1991. Kerja
bisa menghitung suplai-demand sama Biro Perencanaan Departemen
(permintaan dan penawaran) kebutuhan Pertanian dan AIDAB. hlm. 203-222.
pakan serta mengantisipasi ketersediaaan Direktorat Jenderal Peternakan dan
pakan pada saat paceklik dan mutu pakan Kesehatan Hewan. 2012. Pedoman
yang kurang baik. Penyajian pakan dalam Umum Pengembangan Lumbung Pakan
bank pakan memungkinkan ternak sapi Ruminansia. Kementerian Pertanian.
bisa memperoleh hijauan pakan secara Jakarta.
terus menerus sehingga mampu Loka Penelitian Sapi Potong. 2011. Bank
menghemat penggunaan tenaga kerja pakan pada kandang kelompok sapi
dalam pemberian pakan. potong. Folder. Loka Penelitian Sapi
Potong Grati. 2011.
KESIMPULAN Mariyono dan E. Romjali. 2007. Petunjuk
Pengembangan sapi potong sangat Teknis. Teknologi inovasi pakan murah
terkait dengan kontiniuitas ketersediaan untuk usaha pembibitan sapi potong.
pakan, terutama hijauan pakan baik secara Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. Bogor.
kualitas maupun kuantitas. Penerapan
teknologi pengolahan dan pengawetan Mokhtar, M. S. Adrial, Salfina. N. A,
pakan yang dilaksanakan di lokasi M- Marlon. S, Suriansyah dan L. Rangin.
P3MI Desa Kanamit Barat mendapat 2011. Laporan Akhir. Model
Pengembangan Pertanian Perdesaan
respon yang positif dari masyarakat dan Melalui Inovasi (M-P3MI) Sapi Potong
mampu diadopsi oleh 50-80% anggota di Kalimantan Tengah. BPTP
serta mampu meningkatkan efisiensi Kalimantan Tengah.
penggunaan pakan lokal dan limbah
Widjaja, E., B.N. Utomo dan R.Ramli. 2002.
pertanian/perkebunan dari 0-60 % menjadi
Potensi limbah solid kelapa sawit
100%. Penerapan teknologi pengolahan sebagai pakan sapi di kabupaten
dan pengawetan pakan yang Kotawaringin Barat, Kalimantan
dikombinasikan dengan teknik Tengah. Jurnal Pengkajian dan
penyimpanan dan penyajian pakan mampu Pengembangan Teknologi Pertanian
menjamin kontiniuitas ketersediaan hijauan Vol 5 (2): 44-53.
pakan sehingga memberi peluang bagi Yusdja, Y. dan Nyak Ilham (2004). Tinjauan
peternak untuk berusaha dalam skala yang Kebijakan Pengembangan Agribisnis
lebih besar > 6 ekor/orang. SapiPotong. AKP. Volume 2, Nomor 2.
Juni 2004 : 183-203.

Edisi 1, Vol 1, November 2013 33

Anda mungkin juga menyukai