PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyusunan anggaran merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan.
Proses ini merupakan pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun, yang
dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan
anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba. Dalam perencanaan laba,
manajemen menyusun rencana operasional yang dinyatakan dalam laporan laba rugi
jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan
di masa yang akan datang. Jika misalnya perusahaan ingin membangun gedung
baru, maka terlebih dulu dibuat rencana biaya yang telah disusun sebelum proyek
dilaksanakan. Anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu tahun
yang akan membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber
daya yang diperkirakan. Dengan anggaran, manajemen mengarahkan jalannya
perusahaan ke suatu kondisi tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Apa sajakah ruang lingkup anggaran?
2. Apa saja jenis-jenis anggaran pada perusahaan?
3. Bagaimana hubungan antara anggaran perusahaan dengan keberhasilan
manajemen?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan penyusunan
anggaran perusahaan dalam keberhasilan manajemen untuk mencapai tujuan
perusahaan dan memenuhi tugas mata kuliah Anggaran Perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
ANGGARAN PERUSAHAAN
Gambaran Umum
Menurut Glenn A Welsch anggaran adalah laba perencanaan dan kontrol secara
luas seperti yang didefinisikan sebagai pendekatan sistematis dan formal untuk
mencapai perencanaan, koordinasi dan tanggung jawab kontrol manajemen.
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, meliputi
seluruh kegiatan perusahaan, jyang dinyatakan dalam satuan unit moneter dan
berlaku untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
1. Janka waktu pendek (Taktis) yaitu Rencana yang dibuat perusahaan yang
jangka waktunya pendek
2. Jangka panjang (Strategis) yaitu rencana yang lebih dari 1 periode 3-5
tahunUntuk memilih, perusahaan membuat apakan rencana taktis atau
strategis diperlukan fakto-faktor sebagai berikut :
Luas pasar atas penjualan produk yang dihasilkan
Posisi perusahaan dalam persaingan
Jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut
Tersedianya data informasi yang dibutuhkan
Keadaan perekonomian secara umum
Factor yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu anggaran
1. Factor intern
Penjualan tahun lalu
Kebijakan perusahaan terhadap harga jual
Jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan
Tersedianya data dan informasi yang dibutuhkan
Modal kerja yang dimiliki ileh perusahaan
Fasilitas- fasilitas yang mendukung
Kebijakan-kebijakan yang dipakai oleh perusahaan terhadap
pelaksanaan kegiatan perusahaan
2. Faktor ekstern
Keadaan persaingan
Tingkat pertumbuhan penduduk
Tingkat penghasilan masyarakt
Tingkat pendidikan masyarakat
Tingkat penyebaran penduduk
Agama, Adat istiadat dan kebiasaan penduduk
Kebijakan pemerintah tentang perekonomian, keamana dan kegiatan
social
Keadaan perekonomian nasional
A. ANGGARAN PENJUALAN
Anggaran yang bersifat kualitatif adalah suatu cara yang didasarkan kepada
pendapat-pendapat pihak tertentu, cara ini lebih bersifat Subjektif.
Anggaran yang bersifat kuantitatif adalah suatu cara penetapan anggaran
berdasarkan pehitungan angka-angka , anggaran ini bersifat Objektif
diantaranya :
Denga Trend bebas
Dengan Matematik
Dengan Statistik
Grafik
2400
2300
2200
2100
Axis Title
2000
1900
1800
1700
1600
Janua Febru Agust Septe Oktob Nove Dese
Maret April Mei Juni Juli
ri ari us mber er mber mber
Grafik 1850 1800 1900 2000 1950 2020 1980 1960 2000 2200 2240 2220
Medan.
Pekanbaru.
Padang.
B. ANGGARAN PRODUKSI
1. Anggaran Penjualan
2. Kapasitas mesin produksi
3. Tenaga kerja yang tersedia
4. Modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan
5. Fasilitas- fasilitas lain yang dimiliki oleh perusahaan
6. Luas perusahaan yang optimal untuk biaya biaya produksi rata-rata paling
rendah
7. Kebijakan perusahaan terhadap persediaan barang dagang
8. Kebijakan terhadap pola produksi yang digunakan meliputi:
Pola produksi tetap
Pola produksi sesuai dengan penjualan
Pola produksi moderat
Kegunaa anggaran produksi:
Secara umum: anggaran produksi berguna untuk sebagai pedoman kerja, sebagai
alat pengkoordinasian kerja, sebagai alat pengawasan kerja.
Jwb:
Penjualan : 600000 unit
Persediaan awal : 15000 unit
Selisih : 585000 unit
Persediaan Akhir : 30000 unit
Produksi : 615000 unit
PT. ABC
Anggaran Produksi
Tahun 2015
1 Pola Produksi Tetap
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Penjualan 60000 48000 48000 144000 132000 168000
Pers awal 15000 6250 9500 12750 22500 44250
(45000) (41750) (38500) (131250) (109500) (123750)
Produksi 51250 51250 51250 153750 153750 153750
Pers. Akhir 6250 9500 12750 22500 44250 30000
2 Pola Produksi Menyesuaikan Penjualan
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Penjualan 60000 48000 48000 144000 132000 168000
Pers awal 15000 15000 15000 15000 15000 15000
(45000) (33000) (33000) (139000) (117000) (153000)
Produksi 60000 48000 48000 144000 132000 168000
Pers. Akhir 15000 15000 15000 15000 15000 15000
Produksi :
Januari : 12%
Februari : 10%
Maret : 8%
Triwulan II : 25%
Triwulan III : 23%
Triwulan IV : 22%
A = 1,2 Kg
B = 0,3 Meter
C = 0,1 Liter
4. Fluktuasi harga bahan mentah dari waktu-waktu yang akan datang. Bila ada
kecendrungan harga bahan mentah naik akan mendorong perusahaan
melakukan pembelian dalam jumlah yang besar dan bila harga cenderung
murah maka perusahaan akan mengurangi pembelian.
1. Fluktuasi Produksi
2. Fasilitas tempat penyimpanan
3. Biaya-biaya yang timbul selama masa penyimpanan
4. Tingkat perputaran persediaan bahan mentah
5. Lamanya lead time (waktu tunggu)
6. Modal kerja
Soal Mengikuti yang diatas
Untuk memperoleh pembelian bahan baku perusahaan “Sudah Jaya” sebagai berikut
1. Persediaan Awal A Rp 30.000 B, Rp 15.000 C,5.000
2. Persediaan Akhir A Rp 20.000 B, Rp 10.000 C, 4.000
3. Harga Beli Untuk A Rp 1.000/Unit B, Rp.2.000/Unit C, 3.000/Unit
Februari
Kebutuhan 73.800 18.450 6.150
Persediaan Awal 20.000 10.000 4.000
53.800 8.450 2.150
Persediaan akhir 20.000 10.000 4.000
Pembelian per unit 73.800 18.450 6.150
Harga Perunit 1.000 2.000 3.000
Jumlah 73.800.000 36.900.000 18.450.000
Maret
Kebutuhan 59.040 14.760 4.920
Persediaan Awal 20.000 10.000 4.000
39.040 4.760 920
Persediaan akhir 20.000 10.000 4.000
Pembelian per unit 59.040 14.760 4.920
Harga Perunit 1.000 2.000 3.000
Jumlah 59.040.000 29.520.000 14.760.000
Triwulan II
Kebutuhan 184.500 46.125 15.375
Persediaan Awal 20.000 10.000 4.000
164.500 36.125 11.375
Persediaan akhir 20.000 10.000 4.000
Pembelian per unit 184.500 46.125 15.375
Harga Perunit 1.000 2.000 3.000
Jumlah 184.500.000 92.250.000 46.125.000
Triwulan III
Kebutuhan 169.740 42.435 14.145
Persediaan Awal 20.000 10.000 4.000
149.740 32.435 10.145
Persediaan akhir 20.000 10.000 4.000
Pembelian per unit 169.740 42.435 14.145
Harga Perunit 1.000 2.000 3.000
Jumlah 169.740.000 84.870.000 42.435.000
Triwulan IV
Kebutuhan 162.360 40.590 13.530
Persediaan Awal 20.000 10.000 4.000
142.360 30.590 9.530
Persediaan akhir 20.000 10.000 4.000
Pembelian per unit 162.360 40590 13.530
Harga Perunit 1.000 2.000 3.000
Jumlah 162.360.000 81.180.000 40.590.000
E. ANGGARAN BIAYA BAHAN BAKU
Adalah Budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya
bahan mentah untuk produksi selama periode yang akan datang, meliputi rencana
kualitas, kuantitas, harga, waktu, bahan mentah dikaitkan dengan jenis barang jadi
yang membutuhkan bahan mentah tersebut.
3. Moving Average
Yaitu metode yang menganggap nilai (harga) bahan mentah yang diolah berdasarkan
nilai (harga) rata-rata pembelian bahan mentah yang pernah dilakukan oleh
perusahaan sejak awal sampai dengan yang terakhir.
Contoh:
Melanjutkan soal diatas PT ” Sudah Jaya” Membuat anggaran biaya Bahan baku
PT “Sudah Jaya”
Anggaran Biaya Bahan Baku
Laporan-laporan tersendiri
Dimasukkan dalam laporan departemen
Contoh soal:
Kebutuhan tenaga kerja untuk memproduksi 10 unit barang adalah 60 menit dengan
upah perjam adalah Rp.5.000,-
Jawab
Total Produksi : 615.000 Unit
Jam Kerja perbulan : 615.000 : 12 = 51.250
Triwulan : 51.250 x 3 = 153.750
Jwb: 60 menit = 10 Unit
60:10= 6 Menit/Unit
Upah 61.500 x 5.000 = Rp 307.500.000,-
“PT. Sudah Jaya” selama tahun 2015 diperkirakan akan tinbul biaya overhead
sebagai berikut :
• Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 175.000.000,00
• Biaya bahan baku tidak langsung Rp. 10.000.000,00
• Biaya listrik dan air pabrik Rp. 15.000.000,00
Annggaran Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2015
Jenis Biaya Jumlah
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 175.000.000,00
Biaya bahan baku tidak langsung Rp. 10.000.000,00
Biaya listrik dan air pabrik Rp. 15.000.000,00
Total Rp. 200.000.000,00
H. ANGGARAN PIUTANG
Contoh soal:
Beradasarkan anggaran yang dibuat “PT Sudah Jaya” pada tahun 2015
dimana 60% merupankan penjualan tunai dan sisanya penjualan kredit, perusahaan
menetapkan PPTT sebesar 4% dari penjualan kredit dengan pola penerimaan piutang
sebagai berikut.
1. Piutang Bulanan :
30% diterima pada bulan penjualan.
40% diterima pada bulan berikutnya.
30% diterima 2 bulan berikutnya.
2. Piutang Triwulan :
50% diterima pada triwulan penjualan.
20% diterima pada triwulan berikutnya.
30% diterima 2 triwulan berikutnya.
Diminta : buatlah schedule penerimaan piutang dan anggaran piutang
Jwb:
1. Penjualan Januari Rp 300.000.000,-
Penjualan kredit Rp 300.000.000 x 40% = Rp 120.000.000,-
PPTT = 4% x Rp.120.000.000 = Rp 4.800.000,-
Piutang bersih = 120.000.000 – 4.800.000 = Rp 115.200.000,-
4. Penjualan Triwulan II
Penjualan kredit 720.000.000 x 40% = Rp 288.000.000,-
PPTT = 4% x Rp 288.000.000 = Rp 11.520.000,-
Perhitungan bersih = Rp 288.000.000 – 11.520.000 = 276.480.000,-
Triwulan II = 50% x 276.480.000 = Rp 138.240.000,-
Triwulan III = 20% x 276.480.000 = Rp 55.296.000,-
Triwulan III = 30% x 276.480.000 = Rp 82.944.000,-
6. Penjualan Triwulan IV
Penjualan kredit 840.000.000 x 40% = Rp 336.000.000,-
PPTT = 4% x Rp 366.000.000 = Rp 13.440.000,-
Perhitungan bersih = Rp 336.000.000 – 13.440.000= 322.560.000,-
Triwulan IV = 50% x 322.560.000= Rp 161.280.000,-
Triwulan IV = 20% x 322.560.000 = Rp 64.512.000,-
Triwulan IV = 30% x 322.560.000= Rp 96.768.000,-
Schedule Penrimaan Piutang
“PT Sudah Jaya”
Tahun 2015
Anggaran Piutang
“PT Sudah Jaya”
Tahu 2015
Periode Piutang Awal Penambahan Total Penerimaan Piutang
Piutang piutang Piutang Akhir
Januari 0 115.200.000 115.200.000 34.560.000 80.640.000
Februari 80.640.000 92.160.000 172.800.000 73.728.000 99.072.000
Maret 99.072.000 92.160.000 191.232.000 99.072.000 92.160.000
Tri II 92.160.000 276.480.000 368.640.000 230.400.000 138.240.000
Tri III 138.240.000 254.160.000 392.400.000 182.376.000 210.024.000
Tri IV 210.024.000 332.560.000 542.584.000 542.584.000 0
I. ANGGARAN HUTANG
Contoh :
Beradasarkan anggaran yang dibuat “PT Sudah Jaya” pada tahun 2015 dimana 50%
merupankan pembelian tunai dan sisanya penjualan kredit, perusahaan menetapkan
PPTT sebesar 1% dari penjualan kredit dengan pola penerimaan piutang sebagai
berikut.
1. Utang Bulanan :
30% dibayar pada bulan pembelian.
40% dibayar pada bulan berikutnya.
30% dibayar 2 bulan berikutnya.
2. Utang Triwulan :
50% dibayar pada triwulan pembelian.
20% dibayar pada triwulan berikutnya.
30% dibayar 2 triwulan berikutnya.
Diminta : buatlah schedule pembayaran utang dan anggran Utang.
Jwb:
4. Pembelian Triwulan II
Pembelian kredit 322.875.000 x 50% = Rp161.437.500,-
6. Pembelian Triwulan IV
Pembelian kredit 284.130.000 x 50% = Rp 142.065.000,-
K. ANGGARAN KAS
Angaran Kas adalah anggaran yang menyusun secara lebih terperinci tentang
jumlah kas serta perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu untuk satu
periode dimasa yang akan datang.
Tujuan perusahaan melakukan penyusunan anggaran kas adalah untuk:
Anggaran Kas
“PT Sudah Jaya”
Tahun 2015
Budget Report adalah laporan yang secara sistematis dan terperinci tentang
realisasi pelaksanaan anggaran beserta analisis dan evaluasinya dari waktu ke waktu
yang akan datang.
Contoh:
Laporan anggaran dirancang penyusunan anggaran akan tetapi, untuk
mengisinya harus menunggu sampai semua anggaran selesai , karna budget report
adalah tahap terahir dalam susunan anggaran.
Factor penyebabnya adalah :
Jumlah Unit yang dirancanakan tidak sesuai dengan realisasi.
Harga/Unit yang direncanakan tidak sesuai dengan realisasi.
PERKIRAAN KETERANGAN
PK Perbedaan Kuantitas
KR Kuantitas Realisasi
KB Kuantitas Budget
HB Harga Budget
PH Perbedaan Harga
HR Harga Realisasi
URS Unit Realisasi Produk
PE Perbedaan Efisiensi
TB Tarif Budget
PT Perbedaan Tarif
TR Tarif Realisasi
Contoh soal:
Anggaran Penjualan
Perkiraan Anggaran Realisasi
Unit Penjualan 600.000 615.000
Harga Jual/unit 5.000 4.900
JUMLAH 3000.0000.000 3.013.500.000
SELISIH : 13.500.000
PK : (KR - KB) x HB
PK : (615.000 – 600.000) x 5000
: 75.000.000 = Naik
PH : (HR – HB) x KR
PH : (4.900 – 5.000) x 615.000
: 61.500.000 = Turun
ANALISIS : Naik – Turun
: (75.000.000 – 61.500.000)
: Rp 13.500.000,-
Anggaran Produksi
Bahan Baku A
Perkiraan Anggaran Realisasi
Unit Produksi 600.000 615.000
Pemakaian Bahan baku 660.000 738.000
Harga Beli/Kg 1.000 850
Jumlah 660.000.000 627.300.000
Jwb: 32.700.000
SUR budget : 660.000 : 600.000 = 1,1
SUR Realisasi : 738.000 : 615.000 = 1,2
URS : 615.000 x 1,1 = 676.500
PK : (URS – KB) x HB
: (676.500 – 660.000) x 1000
: 16.500.000 = Naik
PE : (KR – URS) x HB
: (738.000 – 676.500) x 1000
61.500.000 = Naik
PH : (HR – HB) x KR
: (850 – 1000) x 738.000
: 110.700.000 = Turun
Analisis :
16.500.000 = Naik
61.500.000 = Naik Rp 32.700.000,-
110.700.000 = Turun
Bahan Baku B
Perkiraan Anggaran Realisasi
Unit Produksi 600.000 615.000
Pemakaian Bahan baku 150.000 184.500
Harga Beli/Meter 2.000 1.500
Jumlah 300.000.000 276.750.000
Jwb : 23.250.000
SUR budget : 150.000 : 600.000 = 0,25
SUR Realisasi : 184.000 : 615.000 = 0,3
URS : 615.000 x 0.25 = 153.750
PK : (URS – KB) x HB
: (153.750– 150.000) x 2000
: 7.500.000 = Naik
PE : (KR – URS) x HB
: (184.500 – 153.750) x 2000
: 61.500.000 = Naik
PH : (HR – HB) x KR
: (1.500 – 2.000) x 184.500
: 92.250.000= Turun
Analisis :
7.500.000 = Naik
61.500.000 = Naik Rp 23.250.000,-
92.250.000 = Turun
Bahan Baku C
Perkiraan Anggaran Realisasi
Unit Produksi 600.000 615.000
Pemakaian Bahan baku 54.000 61.500
Harga Beli/Liter 3.000 2.950
Jumlah 162.000.000 181.425.000
Jwb : 19.425.000
SUR budget : 54.000 : 600.000 = 0,09
SUR Realisasi : 61.500 : 615.000 = 0,1
URS : 615.000 x 0,09 = 55.350
PK : (URS – KB) x TB
: (55.350– 54.000) x 3000
: 4.050.000 = Naik
PE : (KR – URS) x TB
: (61.500 – 55.350) x 1000
18.450.000 = Naik
PT : (TR – TB) x KR
: (2.950 – 3000) x 61.500
: 3.075.000 = Turun
Analisis :
4.050.000 = Naik
18.450.000 = Naik Rp 19.425.000,-
3.075.000 = Turun
Anggaran BTKL
Perkiraan Anggaran Realisasi
Unit Produksi 600.000 615.000
Perkiraan Jam Kerja 54.000 61.500
Harga Tarif/Jam 6.000 5.000
Jumlah 324.000.000 307.500.000
Jwb : 16.500.000
PK : (URS – KB) x HB
: (55.350– 54.000) x 6000
: 8.100.000 = Naik
PE : (KR – URS) x HB
: (61.500 – 55.350) x 6000
36.900.000 = Naik
PH : (HR – HB) x KR
: (5.000 – 6.000) x 61.500
: 61.500.000 = Turun
Analisis :
8.100.000 = Naik
36.900.000 = Naik Rp 16.500.000,-
61.500.000 = Turun
MAKALAH
ANGGARAN PERUSAHAAN
Oleh:
RIDUAN MALAU
10124220046
Pembimbing:
MASRIL, SE, MM