Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyusunan anggaran merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan.
Proses ini merupakan pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun, yang
dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan
anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba. Dalam perencanaan laba,
manajemen menyusun rencana operasional yang dinyatakan dalam laporan laba rugi
jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan
di masa yang akan datang. Jika misalnya perusahaan ingin membangun gedung
baru, maka terlebih dulu dibuat rencana biaya yang telah disusun sebelum proyek
dilaksanakan. Anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu tahun
yang akan membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber
daya yang diperkirakan. Dengan anggaran, manajemen mengarahkan jalannya
perusahaan ke suatu kondisi tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Apa sajakah ruang lingkup anggaran?
2. Apa saja jenis-jenis anggaran pada perusahaan?
3. Bagaimana hubungan antara anggaran perusahaan dengan keberhasilan
manajemen?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan penyusunan
anggaran perusahaan dalam keberhasilan manajemen untuk mencapai tujuan
perusahaan dan memenuhi tugas mata kuliah Anggaran Perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
ANGGARAN PERUSAHAAN

Gambaran Umum
Menurut Glenn A Welsch anggaran adalah laba perencanaan dan kontrol secara
luas seperti yang didefinisikan sebagai pendekatan sistematis dan formal untuk
mencapai perencanaan, koordinasi dan tanggung jawab kontrol manajemen.
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, meliputi
seluruh kegiatan perusahaan, jyang dinyatakan dalam satuan unit moneter dan
berlaku untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.

Perlunya sebuah anggaran dibuat oleh perusahaan alasannya :

1. Masa yang akan datang penuh dengan ketidak pastian


2. Masa yang akaatang penuh dengan alternatif pilihan
3. Rencana yang dibuat dijadikan sebagai pedoman
4. Rrencana yang dibuat dapat dijadikan sebagai alat pengkoordinasi
5. Rencana yang dibuat digunakan sebagai alat pengawasan

Jangka waktu anggaran dibagi 2 :

1. Janka waktu pendek (Taktis) yaitu Rencana yang dibuat perusahaan yang
jangka waktunya pendek
2. Jangka panjang (Strategis) yaitu rencana yang lebih dari 1 periode 3-5
tahunUntuk memilih, perusahaan membuat apakan rencana taktis atau
strategis diperlukan fakto-faktor sebagai berikut :
 Luas pasar atas penjualan produk yang dihasilkan
 Posisi perusahaan dalam persaingan
 Jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut
 Tersedianya data informasi yang dibutuhkan
 Keadaan perekonomian secara umum
Factor yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu anggaran

1. Factor intern
 Penjualan tahun lalu
 Kebijakan perusahaan terhadap harga jual
 Jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan
 Tersedianya data dan informasi yang dibutuhkan
 Modal kerja yang dimiliki ileh perusahaan
 Fasilitas- fasilitas yang mendukung
 Kebijakan-kebijakan yang dipakai oleh perusahaan terhadap
pelaksanaan kegiatan perusahaan
2. Faktor ekstern
 Keadaan persaingan
 Tingkat pertumbuhan penduduk
 Tingkat penghasilan masyarakt
 Tingkat pendidikan masyarakat
 Tingkat penyebaran penduduk
 Agama, Adat istiadat dan kebiasaan penduduk
 Kebijakan pemerintah tentang perekonomian, keamana dan kegiatan
social
 Keadaan perekonomian nasional

JENI-JENISANGGARAN SEBAGAI BERIKUT:

A. ANGGARAN PENJUALAN

Anggaran penjualan yang menyusun lebih terperinci tentang perusahaan


selama periode tertentu dimasa yang akan dating, didalamnya meliputi tentang jenis
barang yang dijual, harga barang yang dijual, waktu atau masa penjualan, serta
wilayah atauatempat pejualan.

Fakto-faktor yang diperhitungkan dalam menyusun anggaran penjualan :

1. Faktor Intern (Faktor yang ada didalam perusahaan).


 Data penjualan tahun sebelumnya (minimal 3 tahun sebelumnya)
 Kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan penjualan
 Kapasitas produksi
 Tenaga kerja yang tersedia dalam perusahaan
 Modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan
 Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan yang mendukung
terhadap penjualan

2. Faktor Extern yang mempengaruhi anggaran penjualan.


 Keadaan persaingan pasar
 Posisi perusahaan dalam persaingan
 Tingkat pertumbuhan penduduk
 Tingkat penghasilan masyarakat
 Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan
 Agama, adat istiadat dan kebiasaan
 Berbagai kebijakan pemerintah
 Kemajuan teknologi

Cara-cara dalam menentukan anggaran penjualan dapat dilakukan dengan 2 cara :

 Anggaran yang bersifat kualitatif adalah suatu cara yang didasarkan kepada
pendapat-pendapat pihak tertentu, cara ini lebih bersifat Subjektif.
 Anggaran yang bersifat kuantitatif adalah suatu cara penetapan anggaran
berdasarkan pehitungan angka-angka , anggaran ini bersifat Objektif
diantaranya :
 Denga Trend bebas
 Dengan Matematik
 Dengan Statistik
Grafik
2400

2300

2200

2100
Axis Title

2000

1900

1800

1700

1600
Janua Febru Agust Septe Oktob Nove Dese
Maret April Mei Juni Juli
ri ari us mber er mber mber
Grafik 1850 1800 1900 2000 1950 2020 1980 1960 2000 2200 2240 2220

Perkiraaan bulan Januari Tahun Brikutnya Penjualan Menjadi 2260.

Contoh Soal menyusun anggaran penjualan :

Pada Tahun 2015 PT “Sudah Jaya” telah menyusun anggaran-anggaran yang


akan dilaksanakan pada tahun 2015 tersebut.Pada bulan Oktober 2014 dengan
langkah-langkah menggunakan data-data yang berkaitan dengan masing-masing
anggaran pada periode sebelumnya, setelah dilakukan analisa untuk menetapkan
penjualan 2015 adalah sebanyak 600.000 unit Dengan Distribusi Penjualan 3
wilayah yaitu Medan,Pekanbaru serta PadangDengan waktu penjualan adalah:

Waktu Persentase % Produksi


Januari 10% 60.000
Februari 8% 48.000
Maret 8% 48.000
Triwulan II 24% 144.000
Triwulan III 22% 132.000
Triwulan IV 28% 168.000
Dengan harga Jual per Unit Sebesar Rp 5000/Unit Susunlah anggaran Penjualan
PT “Sudah Jaya” Tahun 2015.
Jawab:
Penjualan : 600.000 Unit
Medan : 30%* 600.000 = 180.000 Unit
Pekanbaru : 40%* 600.000 = 240.000 Unit
Padang : 30%* 600.000 = 180.000 Unit

Medan.

Waktu Persentase Unit Hasil


Januari 10% 180000 18000
Februari 8% 180000 14400
Maret 8% 180000 14400
Triwulan II 24% 180000 43200
Triwulan III 22% 180000 39600
Triwulan IV 28% 180000 50400

Pekanbaru.

Waktu Persentase Unit Hasil


Januari 10% 240000 24000
Februari 8% 240000 19200
Maret 8% 240000 19200
Triwulan II 24% 240000 57600
Triwulan III 22% 240000 52800
Triwulan IV 28% 240000 67200

Padang.

Waktu Persentase Unit Hasil


Januari 10% 180000 18000
Februari 8% 180000 14400
Maret 8% 180000 14400
Triwulan II 24% 180000 43200
Triwulan III 22% 180000 39600
Triwulan IV 28% 180000 50400
PT “Sudah Jaya”

Anggaran Penjualan Tahun 2015

Keterangan MEDAN PEKANBARU PADANG


Unit H/U JUMLAH Unit H/U JUMLAH Unit H/U JUMLAH
Januari 18000 5000 90.000.000 24000 5000 120.000.000 18000 5000 90.000.000
Februari 14400 5000 72.000.000 19200 5000 96.000.000 14400 5000 72.000.000
Maret 14400 5000 72.000.000 19200 5000 96.000.000 14400 5000 72.000.000
Triwulan II 43200 5000 216.000.000 57600 5000 288.000.000 43200 5000 216.000000
Triwulan III 39600 5000 198.000.000 52800 5000 264.000.000 39600 5000 198.000.000
Triwulan IV 50400 5000 252.000.000 67200 5000 336.000.000 50400 5000 252.000.000
TOTAL 180000 900.000.000 240000 1.200.000.000 180000 900.000.000

B. ANGGARAN PRODUKSI

Anggaran produksi adalah anggaran yang menyusun lebih terperinci tentang


produksi untuk 1 (satu) periode dimasa yang akan dating, didalamnya meliputi :
jenis barang yang akan diproduksi, jumlah barang yang diproduksi dan produksi
waktu kapan produksi itu dilakukan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan anggaran produksi:

1. Anggaran Penjualan
2. Kapasitas mesin produksi
3. Tenaga kerja yang tersedia
4. Modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan
5. Fasilitas- fasilitas lain yang dimiliki oleh perusahaan
6. Luas perusahaan yang optimal untuk biaya biaya produksi rata-rata paling
rendah
7. Kebijakan perusahaan terhadap persediaan barang dagang
8. Kebijakan terhadap pola produksi yang digunakan meliputi:
 Pola produksi tetap
 Pola produksi sesuai dengan penjualan
 Pola produksi moderat
Kegunaa anggaran produksi:

Secara umum: anggaran produksi berguna untuk sebagai pedoman kerja, sebagai
alat pengkoordinasian kerja, sebagai alat pengawasan kerja.

Secara Khusus: anggaran produksi berguna untuksebagai dasar menyusun anggaran


biaya produksi dan anggaran biaya produksi.

1. Contoh soal produksi tetap

Berdasarkan anggaran penjualann diatas ini , untuk menyusun anggaran produksi


berdasarka ainformasi-informasi sebagai berikut a. pola produksi yang digunakan
adalah pola produksi tetap b. perusahaan memberikan informasi, persediaan awal
berang dagang adalah 15.000 unit dan perusaah menginginka persediaan akhir
sebesar 30.000 unit, diminta : buatlah anggaran produksi.

Jwb:
Penjualan : 600000 unit
Persediaan awal : 15000 unit
Selisih : 585000 unit
Persediaan Akhir : 30000 unit
Produksi : 615000 unit

Perbulan 615000 = 51250/bln


12
Triwulan 51250 x 3 =153750

PT. ABC
Anggaran Produksi
Tahun 2015
1 Pola Produksi Tetap
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Penjualan 60000 48000 48000 144000 132000 168000
Pers awal 15000 6250 9500 12750 22500 44250
(45000) (41750) (38500) (131250) (109500) (123750)
Produksi 51250 51250 51250 153750 153750 153750
Pers. Akhir 6250 9500 12750 22500 44250 30000
2 Pola Produksi Menyesuaikan Penjualan
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Penjualan 60000 48000 48000 144000 132000 168000
Pers awal 15000 15000 15000 15000 15000 15000
(45000) (33000) (33000) (139000) (117000) (153000)
Produksi 60000 48000 48000 144000 132000 168000
Pers. Akhir 15000 15000 15000 15000 15000 15000

3 Pola Produksi Moderat


Pola Produksi ini merupakan 2 kombinasi pola diatas dengan menggunakan
patokan atau standar terhadap produksi yang dilakukan (prosentase).
Contoh soal melanjutkan anggaran penjualan diatas dalam rangka produksi moderat
yang dilakukan oleh perusahaan diperoleh data sebagai berikut.

Produksi :
Januari : 12%
Februari : 10%
Maret : 8%
Triwulan II : 25%
Triwulan III : 23%
Triwulan IV : 22%

Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV


Penjualan 60000 48000 48000 144000 132000 168000
Pers awal 15000 27000 39000 39000 45000 51000
(45000) (21000) (9000) (105000) (87000) (117000)
Produksi 72000 60000 48000 150000 138000 132000
Pers. Akhir 27000 39000 39000 45000 51000 15000

C. ANGGARAN BAHAN BAKU

Angaran Bahan Baku adalah anggaran yang merencanakan secara lebih


terperinci tentang bahan baku yang digunakan dalam proses produksi untuk satu
periode dimasa yang akan datang ddidalamnya terdapat anggaran:

1. Anggaran kebutuhan unit bahan baku : anggaran yang menyusun lebih


terperinci tentang jumlah unit bahan baku yang digumnakan untuk
memproduksi dimasa yang akan datang.
2. Anggaran pembelian bahan baku : anggaran yang digunakan untuk
menyusun secara lebih terperinci tentang pembelian bahan baku didalamnya
meliputi jumlah bahan baku yang dibeli ,jenis bahan aku yang dibeli, harga
bahan baku yang dibeli serta waktu bahan baku dibeli.
3. Anggaran biaya bahan baku : anggaran yang menyusun secara lebih
terperinci tentang biaya yang dikeluarkan atas produksi yang dilakukan
setiap satu periode.

Contoh soal menggunakan anggaran produksi diatas untuk menghitung


kebutuhan anggaran bahan baku diperoleh informasi sebagai berikut : Untuk
memprouksi 3 macam bahan baku yaitu bahan baku A,B,C dengan menggunakan
standar kebutuhan bahan baku.

A = 1,2 Kg
B = 0,3 Meter
C = 0,1 Liter

Untuk memperoleh bahan baku ini menggunakan departemen yaitu


departemen I dan departemen II, bahan baku yang digunakan di departemen I yaitu
bahan baku A dan B sedangkan bahan baku C di perole,h dari departemen II,
dimintabuatlah anggaran bahan baku untuk produksi diatas.

Produksi Jumlah Bb.A (1,2 Kg) Bb.B(0,3meter) Bb.C(0,1 Liter)


Januari 73800 88560 22140 7380
Februari 61500 73800 18450 6150
Maret 49200 59040 14760 4920
Triwulan II 153750 184500 46125 15375
Triwulan III 141450 169740 42435 14145
Triwulan IV 135300 162360 40590 13530

D. ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU

Adalah Anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang


pembelianpembelian bahan mentah selama periode yang akan datang, yang berguna
secara khusus sebagai dasar untuk penyusunan budget biaya bahan mentah,
penyusunan budget utang dan budget kas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran pembelian bahan
mentah ialah :

1. Anggaran unit kebutuhan bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis


(kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang dibutuhkan dari waktu
ke waktu selama periode yang akan datang.

2. Biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan pada setiap melakukan


pembelian bahan mentah (set up cost). Bila setiap kali melakukan pembelian
bahan mentah, biayanya terlalu besar, akan mendorong perusahaan untuk
tidak sering melakukan transaksi pembelian bahan mentah, begitu juga
sebaliknya sehingga perusahaan akan melakukan pembelian dalam jumlah
yang kecil.
3. Biaya yang dianggap oleh perusahaan sehubungan penyimpanan barang di
gudang. Bila biaya-biaya dan resiko penyimpanan yang harus ditanggung
cukup mahal maka akan mendorong perusahaan untuk mempunyai
persediaan bahan mentah dalam jumlah yang kecil dan apabila biayanya
kecil akan mendorong perusahaan melakukan penyimpanan dalam jumlah
yang besar.

4. Fluktuasi harga bahan mentah dari waktu-waktu yang akan datang. Bila ada
kecendrungan harga bahan mentah naik akan mendorong perusahaan
melakukan pembelian dalam jumlah yang besar dan bila harga cenderung
murah maka perusahaan akan mengurangi pembelian.

5. Tersedianya bahan mentah di pasar. Bilamana bahan mentah tidak selalu


tersedia dalam jumlah yang tidak banyak di pasar maka cenderung akan
mendorong pembelian yang besar, dan jika persediaan bahan mentah sedikit
maka perusahaan akan melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil.

6. Modal ketja yang tersedia. Bilamana perusahaan mempunyai modal yang


cukupakan memberikan kemungkinan untuk melakukan pembelian-
pembelian bahan mentah dalam jumlah yang sangat besar, begitu juga
sebaliknya.

7. Kebijaksanaan perusahaan di bidang persediaan bahan mentah (inventory


policy). Bila persediaan bahan mentah yang ditetapkan oleh perusahaan
besar akan mendorong pembelian bahan mentah juga dalam jumlah yang
besar.

Kebijaksanaan di bidang persediaan bahan mentah dipengaruhi oleh beberapa


faktor pertimbangan:

1. Fluktuasi Produksi
2. Fasilitas tempat penyimpanan
3. Biaya-biaya yang timbul selama masa penyimpanan
4. Tingkat perputaran persediaan bahan mentah
5. Lamanya lead time (waktu tunggu)
6. Modal kerja
Soal Mengikuti yang diatas
Untuk memperoleh pembelian bahan baku perusahaan “Sudah Jaya” sebagai berikut
1. Persediaan Awal A Rp 30.000 B, Rp 15.000 C,5.000
2. Persediaan Akhir A Rp 20.000 B, Rp 10.000 C, 4.000
3. Harga Beli Untuk A Rp 1.000/Unit B, Rp.2.000/Unit C, 3.000/Unit

KETERANGAN Bahan Baku A Bahan Baku B BAhan Baku C


Januari
Kebutuhan 88.560 22.140 7.380
Persediaan Awal 30.000 15.000 5.000
58.560 7140 2.380
Persediaan akhir 20.000 10.000 4.000
Pembelian per unit 88.560 22.140 7.380
Harga Perunit 1.000 2.000 3.000
Jumlah 88.560.000 44.280.000 22.140.000

Februari
Kebutuhan 73.800 18.450 6.150
Persediaan Awal 20.000 10.000 4.000
53.800 8.450 2.150
Persediaan akhir 20.000 10.000 4.000
Pembelian per unit 73.800 18.450 6.150
Harga Perunit 1.000 2.000 3.000
Jumlah 73.800.000 36.900.000 18.450.000
Maret
Kebutuhan 59.040 14.760 4.920
Persediaan Awal 20.000 10.000 4.000
39.040 4.760 920
Persediaan akhir 20.000 10.000 4.000
Pembelian per unit 59.040 14.760 4.920
Harga Perunit 1.000 2.000 3.000
Jumlah 59.040.000 29.520.000 14.760.000

Triwulan II
Kebutuhan 184.500 46.125 15.375
Persediaan Awal 20.000 10.000 4.000
164.500 36.125 11.375
Persediaan akhir 20.000 10.000 4.000
Pembelian per unit 184.500 46.125 15.375
Harga Perunit 1.000 2.000 3.000
Jumlah 184.500.000 92.250.000 46.125.000

Triwulan III
Kebutuhan 169.740 42.435 14.145
Persediaan Awal 20.000 10.000 4.000
149.740 32.435 10.145
Persediaan akhir 20.000 10.000 4.000
Pembelian per unit 169.740 42.435 14.145
Harga Perunit 1.000 2.000 3.000
Jumlah 169.740.000 84.870.000 42.435.000

Triwulan IV
Kebutuhan 162.360 40.590 13.530
Persediaan Awal 20.000 10.000 4.000
142.360 30.590 9.530
Persediaan akhir 20.000 10.000 4.000
Pembelian per unit 162.360 40590 13.530
Harga Perunit 1.000 2.000 3.000
Jumlah 162.360.000 81.180.000 40.590.000
E. ANGGARAN BIAYA BAHAN BAKU
Adalah Budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya
bahan mentah untuk produksi selama periode yang akan datang, meliputi rencana
kualitas, kuantitas, harga, waktu, bahan mentah dikaitkan dengan jenis barang jadi
yang membutuhkan bahan mentah tersebut.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan budget biaya bahan


mentah antara lain:
 Budget unit kebutuhan bahan mentah
 Budget pembelian bahan mentah
 Metode Akuntansi (pembukuan bahan mentah) yang dipakai oleh
perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan masalah penilaian bahan
mentah yang diolah dalam proses produksi. Adapun metode pembukuan
bahan mentah itu ialah

1.Metode FIFO (First In First Out)


Dalam metode ini, nilai (harga) dan bahan mentah yang diolah lebih awal
didasarkan pada nilai (harga) bahan mentah yang dibeli lebih awal, begitu juga
sebaliknya.

2. Metode LIFO (Last In First out)


Nilai (harga) dan bahan mentah yang diolah lebih awal didasarkan pada nilai (harga)
bahan mentah yang dibeli lebih akhir, demikianjuga sebaliknya.

3. Moving Average
Yaitu metode yang menganggap nilai (harga) bahan mentah yang diolah berdasarkan
nilai (harga) rata-rata pembelian bahan mentah yang pernah dilakukan oleh
perusahaan sejak awal sampai dengan yang terakhir.

Contoh:
Melanjutkan soal diatas PT ” Sudah Jaya” Membuat anggaran biaya Bahan baku
PT “Sudah Jaya”
Anggaran Biaya Bahan Baku

Periode Keterangan Kebutuhan Harga/Unit Total Biaya


Januari Bahan Baku A 88560 1000 88.560.000
Bahan Baku B 22140 2000 44.280.000
Bahan Baku C 7380 3000 22.140.000
Februari Bahan Baku A 73800 1000 73.800.000
Bahan Baku B 18450 2000 36.900.000
Bahan Baku C 6150 3000 18.450.000
Maret Bahan Baku A 59040 1000 59.040.000
Bahan Baku B 14760 2000 29.520.000
Bahan Baku C 4920 3000 14.760.000
Triwulan II Bahan Baku A 184500 1000 184.500.000
Bahan Baku B 46125 2000 92.250.000
Bahan Baku C 15375 3000 46.125.000
Triwulan III Bahan Baku A 169740 1000 169.740.000
Bahan Baku B 42435 2000 84.870.000
Bahan Baku C 14145 3000 42.435.000
Triwulan IV Bahan Baku A 162360 1000 162.360.000
Bahan Baku B 40590 2000 81.180.000
Bahan Baku C 13530 3000 40.590.000
TOTAL 1.291.500.000

F. ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG (BTKL)


Secara struktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan strukturrencana
tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus menunjukkan biaya dan jamkerja
langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu, dan menurut produk.
Apabila waktu kerja standar dan tarif upah rata-rata dikembangkan dengan carayang
sehat yang mungkin dapat diterapkan sehingga penyusunan budget tenagakerja
dapat dengan mudah dilaksanakan.
Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan
langsung.Banyakperusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis
untuk banyakaktivitas.
Standar ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari
.Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:
1. Jam yang dikerjakan sebenarnya
2. Jam standar untuk produksi sebenarnya
3. Selisih waktu
Disamping biaya kerja langsung sehari-hari, kadang laporan juga
dibuatLaporan pelaksanaan kerja langsung dapatbulanan.Di dalam laporan ini harus
menyajikan imformasi yang sebenarnya,menurut tanggung jawab mengenai kerja
langsung yang dibandingkan denganstandart-standart yang telah ditetapkan.Laporan
ini dimaksudkan manajemen untukmenilai status pengendalian.

Laporan ini menggugah manajemen untuk melakukanefisiensi operasi yang lebih


tinggi.berupa:

 Laporan-laporan tersendiri
 Dimasukkan dalam laporan departemen
Contoh soal:
Kebutuhan tenaga kerja untuk memproduksi 10 unit barang adalah 60 menit dengan
upah perjam adalah Rp.5.000,-
Jawab
Total Produksi : 615.000 Unit
Jam Kerja perbulan : 615.000 : 12 = 51.250
Triwulan : 51.250 x 3 = 153.750
Jwb: 60 menit = 10 Unit
60:10= 6 Menit/Unit
Upah 61.500 x 5.000 = Rp 307.500.000,-

Anggaran JKL Tahun 2015

Bulan Produksi Menit(*6) Jam


Januari 51.250 307.500 5.125
Februari 51.250 307.500 5.125
Maret 51.250 307.500 5.125
Tiwulan II 153.750 922.500 15.375
Triwulan III 153.750 922.500 15.375
Triwulan IV 153.750 922.500 15.375
Jumlah 615.000 3.690.000 Mnt 61.500 Jam
Anggaran biaya tenaga kerja langsung (BTKL)

Bulan Produksi Jam Upah Total


Januari 51.250 5.125 5000 25.625.000
Februari 51.250 5.125 5000 25.625.000
Maret 51.250 5.125 5000 25.625.000
Tiwulan II 153.750 15.375 5000 76.875.000
Triwulan III 153.750 15.375 5000 76.875.000
Triwulan IV 153.750 15.375 5000 76.875.000
Jumlah 615.000 61.500 Jam Rp 307.500.000,-

G. ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK


Anggaran biaya yang mempunyai kerurnitan tersendiri adalah anggaran
biayaoverhead, yaitu anggaran biaya yang berisikan biaya-biaya selain dari biaya
bahanbaku dan tenaga kerja, yang ada pada proses produksi di
perusahaan.Kerumitan tersebut disebabkan karena banyak jenisnya, terutama
dalammasalah pembebanan yang dilakukan oleh perusahaan dan dalam
pengendalianbiayanya.Disamping itu kerumitan lain adalah bahwa biaya overhead
tersebut tidakdapat ditelurusi dengan gampang dari produknya secara fisik.Karena
kerumitan inilah, maka pihak manajemen harus dengan bijaksana danhati-hati
membuat keputusan yang menyangkut masalah biaya overhead ini, agartidak terjadi
suatu anggaran yang menyimpang terlalu besar.

“PT. Sudah Jaya” selama tahun 2015 diperkirakan akan tinbul biaya overhead
sebagai berikut :
• Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 175.000.000,00
• Biaya bahan baku tidak langsung Rp. 10.000.000,00
• Biaya listrik dan air pabrik Rp. 15.000.000,00
Annggaran Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2015
Jenis Biaya Jumlah
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 175.000.000,00
Biaya bahan baku tidak langsung Rp. 10.000.000,00
Biaya listrik dan air pabrik Rp. 15.000.000,00
Total Rp. 200.000.000,00

H. ANGGARAN PIUTANG

Anggaran Pitang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih teperinci


tentang jumlah piutang perusahaan, beserta perubahan dari waktu ke waktu dimasa
yang akan datang.
Piutang dagang memiliki berbagai jenis beban dan biaya yang timbul akibat menjual
produk secara kredit,diantaranya yaitu :
 Biaya modal
 Biaya administrasi piutang, seperti biaya penagihan piutang dan biaya
organisasi perunit kerja yang deserahi tugas mengelola piutang.
 Piutang mungkin tidak seluruhnya dapat ditagih karena adanya resiko debitor
tidak bertanggung jawab (melarikan diri) atau bangkrut.

Adapun manfaat yang diperoleh perusahaan dengan menyusun anggaran piutang,


antara lain :
 Dapat diperkirakannya posisi piutang pada berbagai waktu.
 Dapat diketahuinya jumlah piutang yang sudah waktunya untuk ditagih.
 Dapat diperkirakan arus kas yang berasal dari penjualan kredit.

Contoh soal:
Beradasarkan anggaran yang dibuat “PT Sudah Jaya” pada tahun 2015
dimana 60% merupankan penjualan tunai dan sisanya penjualan kredit, perusahaan
menetapkan PPTT sebesar 4% dari penjualan kredit dengan pola penerimaan piutang
sebagai berikut.
1. Piutang Bulanan :
 30% diterima pada bulan penjualan.
 40% diterima pada bulan berikutnya.
 30% diterima 2 bulan berikutnya.
2. Piutang Triwulan :
 50% diterima pada triwulan penjualan.
 20% diterima pada triwulan berikutnya.
 30% diterima 2 triwulan berikutnya.
Diminta : buatlah schedule penerimaan piutang dan anggaran piutang
Jwb:
1. Penjualan Januari Rp 300.000.000,-
Penjualan kredit Rp 300.000.000 x 40% = Rp 120.000.000,-
PPTT = 4% x Rp.120.000.000 = Rp 4.800.000,-
Piutang bersih = 120.000.000 – 4.800.000 = Rp 115.200.000,-

 Januari = 30% x 115.200.000 = Rp 34.560.000,-


 Februari =40% x 115.200.000 = Rp 46.080.000,-
 Maret = 30% x 155.200.000 = Rp 34.560.000,-

2. Penjualan Februari Rp 240.000.000,-


Penjualan kredit 240.000.000 x 40% = Rp 96.000.000,-
PPTT = 4% x Rp 96.000.000 = Rp 3.840.000,-
Perhitungan bersih = Rp 96.000.000 – 3.840.000 = 92.160.000,-
 Februari = 30% x 92.160.000 = Rp 27.648.000,-
 Maret = 40% x 92.160.000 = Rp 36.864.000,-
 TriwulanII = 30% x 92.160.000 = Rp 27.648.000,-

3. Penjualan bualan Maret


Penjualan kredit 240.000.000 x 40% = Rp 96.000.000,-
PPTT = 4% x Rp 96.000.000 = Rp 3.840.000,-
Perhitungan bersih = Rp 96.000.000 – 3.840.000 = 92.160.000,-
 Maret = 30% x 92.160.000 = Rp 27.648.000,-
 TriwulanII = 40% x 92.160.000 = Rp 36.864.000,-
 TriwulanII = 30% x 92.160.000 = Rp 27.648.000,-

4. Penjualan Triwulan II
Penjualan kredit 720.000.000 x 40% = Rp 288.000.000,-
PPTT = 4% x Rp 288.000.000 = Rp 11.520.000,-
Perhitungan bersih = Rp 288.000.000 – 11.520.000 = 276.480.000,-
 Triwulan II = 50% x 276.480.000 = Rp 138.240.000,-
 Triwulan III = 20% x 276.480.000 = Rp 55.296.000,-
 Triwulan III = 30% x 276.480.000 = Rp 82.944.000,-

5. Penjualan Triwulan III


Penjualan kredit 660.000.000 x 40% = Rp 264.000.000,-
PPTT = 4% x Rp 264.000.000 = Rp 9.840.000,-
Perhitungan bersih = Rp 264.000.000 –9.840.000= Rp 254.160.000,-
 Triwulan II = 50% x 254.160.000= Rp 127.080.000,-
 Triwulan III = 20% x 254.160.000= Rp 50.832.000,-
 Triwulan III = 30% x 254.160.000= Rp 76.248.000,-

6. Penjualan Triwulan IV
Penjualan kredit 840.000.000 x 40% = Rp 336.000.000,-
PPTT = 4% x Rp 366.000.000 = Rp 13.440.000,-
Perhitungan bersih = Rp 336.000.000 – 13.440.000= 322.560.000,-
 Triwulan IV = 50% x 322.560.000= Rp 161.280.000,-
 Triwulan IV = 20% x 322.560.000 = Rp 64.512.000,-
 Triwulan IV = 30% x 322.560.000= Rp 96.768.000,-
Schedule Penrimaan Piutang
“PT Sudah Jaya”
Tahun 2015

Periode Penerimaan Pelunasan


Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV
Januari 34.560.000 46.080.000 34.560.000
Februari 27.648.000 36.864.000 27.648.000
Maret 27.648.000 36.864.000
27.648.000
Tri II 138.240.000 55.296.000 82.944.000
Tri III 127.080.000 50.832.000
76.248.000
Tri IV 161.280.000
64.512.000
96.768.000

Anggaran Piutang
“PT Sudah Jaya”
Tahu 2015
Periode Piutang Awal Penambahan Total Penerimaan Piutang
Piutang piutang Piutang Akhir
Januari 0 115.200.000 115.200.000 34.560.000 80.640.000
Februari 80.640.000 92.160.000 172.800.000 73.728.000 99.072.000
Maret 99.072.000 92.160.000 191.232.000 99.072.000 92.160.000
Tri II 92.160.000 276.480.000 368.640.000 230.400.000 138.240.000
Tri III 138.240.000 254.160.000 392.400.000 182.376.000 210.024.000
Tri IV 210.024.000 332.560.000 542.584.000 542.584.000 0
I. ANGGARAN HUTANG

Dimaksudkan dengan budget utang (payable budget) ialah Budget yang


merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah utang beserta
perubahannya dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang
akan datang. Dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa budget utang selain
menunjukan jumlah utang perusahaan pada suatu saat tertentu, juga menunjukan
perubahanya (mutasinya), baik berupa tambahan utang baru, maupun pengurangan
utang sebagai akibat adanya pelunasan oleh perusahaan (sebagai pihak debitur).
(Munandar 1985)

Anggaran Utang adalah anggaran untuk memperoleh dan membayar utang.


Utang kebalikan dari piutang. Utang adalah kewajiban debitor (peminjam) untuk
melaksanakan sesuatu kepada kreditor (pemberi pinjaman) selama jangka waktu
tertentu. ( M.Nafarin, 2007 ),pada umumnya utang perusahaan timbul dari terjadinya
transaksi pembelian bahan mentah dan bahan pembantu secara kredit untuk
keperluan proses produksi. Pembelian–pembelian secara kredit ini dilakukan karena
dapat mengurangi kebutuhan modal kerja perusahaan. Biasanya pembelian kredit
semacam ini dilakukan dengan para pedagang pemasok (suplier) yang memang
sudah menjadi langganan tempat membeli.

Contoh :
Beradasarkan anggaran yang dibuat “PT Sudah Jaya” pada tahun 2015 dimana 50%
merupankan pembelian tunai dan sisanya penjualan kredit, perusahaan menetapkan
PPTT sebesar 1% dari penjualan kredit dengan pola penerimaan piutang sebagai
berikut.
1. Utang Bulanan :
 30% dibayar pada bulan pembelian.
 40% dibayar pada bulan berikutnya.
 30% dibayar 2 bulan berikutnya.
2. Utang Triwulan :
 50% dibayar pada triwulan pembelian.
 20% dibayar pada triwulan berikutnya.
 30% dibayar 2 triwulan berikutnya.
Diminta : buatlah schedule pembayaran utang dan anggran Utang.
Jwb:

1. Pembelian Januari Rp 154.980.000,-

Pembelian kredit Rp 154.980.000 x 50% = Rp 77.490.000,-

 Januari = 30% x 77.490.000= Rp 23.247.000,-


 Februari = 40% x 77.490.000= Rp 30.996.000,-
 Maret = 30% x 77.490.000= Rp 23.247.000,-

2. Pembelian Februari Rp 129.150.000,-


Pembelian kredit 129.150.000 x 50% = Rp 64.575.000,-
 Februari = 30% x 64.575.000 = Rp 19.372.500,-
 Maret = 40% x 64.575.000 = Rp 25.830.000,-
 TriwulanII = 30% x 64.575.000 = Rp 19.372.500,-

3. Pembelian bualan Maret


Pembelian kredit 103.320.000 x 50% = Rp 51.660.000,-

 Maret = 30% x 51.660.000 = Rp 15.498.000,-


 TriwulanII = 40% x 51.660.000 = Rp 20.664.000,-
 TriwulanII = 30% x 51.660.000 = Rp 15.498.000,-

4. Pembelian Triwulan II
Pembelian kredit 322.875.000 x 50% = Rp161.437.500,-

 Triwulan II = 50% x 161.437.500 = Rp 80.718.750,-


 Triwulan III = 20% x 161.437.500 = Rp 32.287.500,-
 Triwulan III = 30% x 161.437.500 = Rp 48.431.250,-

5. Pembelian Triwulan III


Pembelian kredit 297.045.000 x 50% = Rp 148.522.500,-

 Triwulan II = 50% x 148.522.500= Rp 74.261.250,-


 Triwulan III = 20% x 148.522.500= Rp 29.704.500,-
 Triwulan III = 30% x 148.522.500= Rp 44.556.750,-

6. Pembelian Triwulan IV
Pembelian kredit 284.130.000 x 50% = Rp 142.065.000,-

 Triwulan IV = 50% x 142.065.000 = Rp 71.032.500,-


 Triwulan IV = 20% x 142.065.000 = Rp 28.413.000,-
 Triwulan IV = 30% x 142.065.000 = Rp 42.619.500,-

Schedule Pembayaran Hutang


“PT Sudah Jaya”
Tahun 2015

Periode Pembayaran Pelunasan


Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV
Januari 23.247.000 30.996.000 23.247.000
Februari 19.372.500 25.830.000 19.372.500
Maret 15.498.000 20.664.000
15.498.000
Tri II 80.718.750 32.287.500 48.431.250
Tri III 74.261.250 29.704.500
44.556.750
Tri IV 71.032.500
28.413.000
42.619.500
Anggaran Utang
“PT Sudah Jaya”
Tahu 2015
Periode Hutang Awal Penambahan Total Utang Pembayaran Utang
Hutang Utang Akhir
Januari 0 77.490.000 77.490.000 23.247.000 54.243.000
Februari 54.243.000 64.575.000 118.818.000 50.368.500 68.449.500
Maret 68.449.500 51.660.000 120.109.500 64.575.000 55.534.500
Tri II 55.534.500 161.437.500 216.972.000 136.253.250 80.718.750
Tri III 80.718.750 148.522.500 229.241.250 106.548.750 122.692.500
Tri IV 122.692.500 142.065.000 264.757.500 264.757.500 0

J. ANGGARAN AKTIVA TETAP

Anggaran Aktiva Tetap adalah anggaran yang merencanakan secara lebih


terperinci terhadap perubahan-perubahan aktiva tetap dari waktu ke waktu untuk
satu periode di masa yang akan datang.
Penyebab perubahan dari aktiva tetap adalah:
1. Penambahan aktiva tetap.
2. Pengurangan aktiva tetap.
3. Penyusutan aktiva tetap.

Kegunaan Budget Perubahan Aktiva Tetap

Secara umum, semua budget, termasuk budget perubahan aktiva


tetap,mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai
alatmengkoordinasi kerja, serta sebagai alat pengawasan kerja, yang
membantumanagement dalam memimpin jalannya perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan Budget Perubahan Aktiva Tetap :

 Budget Unit yang akan Diproduksikan, khususnya tentang jenis(kualitas)dan


jumlah (kuantitas) barang yang akan diproduksikan dari waktu-kewaktu
selama priode yang akan datang.
 Kondisi Aktiva Tetap lama yang sudah ada. Semakin baik kondisi
AktivaTetap lama yang sudah ada, akan cenderung untuk tidak
mengadakanperubahan-perubahan aktiva tetap.
 Tersedianya modal yang dimiliki perusahaan. Modal yang cukup trsediaakan
memungkinkan perusahaan untuk mengadakan penambahan aktivatetap
 Perkembangan teknologi, terutama yang berhubungan dengan mesin-mesin
dan peralatan peroduksi.
 Umur ekonomis aktiva tetap lama yang sudah ada. Semakin pendek
umur ekonomis aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, akan semakin
cepatperusahaan mengadakan penggatian aktiiva tetapnya
 Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan.

K. ANGGARAN KAS

Angaran Kas adalah anggaran yang menyusun secara lebih terperinci tentang
jumlah kas serta perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu untuk satu
periode dimasa yang akan datang.
Tujuan perusahaan melakukan penyusunan anggaran kas adalah untuk:

 Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan


uang kas masuk dengan uang kas keluar.
 Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus.
 Mempersiapkan keputusan pembelajaan jangka pendek dan jangka
panjang,di mana bila terjadi defisit, perusahaan perlu mencari dana
tambahan baru dan sebaliknya bila perusahaan mengalami surplus maka
perusahaan harusmemilih alternatif penggunaan yang paling
menguntungkan.
 Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit.
 Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan.
 Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenaranya.
Perkiraan-perkiraan uang masuk :
 Penjualan Tunai.
 Perimaan Piutang.
 Pinjaman dari Pihak ke-3.
 Penjualan Aktiva Tetap secara tunai.
 Pendapatan Deviden.
 Pendapatan Bunga.
 Pendapatan Lain-lain.
 Pendapatan Sewa

Schedule Penerimaan Kas


“PT Sudah Jaya”
Tahun 2015

Perkiraan Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV


Penjualan Tunai. 180.000.000 144.000.000 144.000.000 432.000.000 396.000.000 504.000.000
Perimaan Piutang. 34.560.000 73.728.000 99.072.000 230.400.000 182.376.000 542.584.000
JUMLAH 214.560.000 217.728.000 243.072.000 662.400.000 578.376.000 1.046.584.000

Perkiraan-perkiraan Uang keluar:


 Pembelian secara tunai.
 Pembayaran Hutang Dagang.
 Pembayaran hutang kepada pihak ke-3.
 Pembayaran aktiva tetap secara tunai.
 Pembayaran deviden.
 Pembayaran biaya bunga.
 Pembayaran biaya Lain-lain.
Schedule Pengeluaran Kas
“PT Sudah Jaya”
Tahun 2015

Perkiraan Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV


Pembelian Tunai. 77.490.000 64.575.000 51.660.000 161.437.500 148.522.500 142.065.000
Pembayaran hutang dg. 23.247.000 50.368.500 64.575.000 136.253.250 106.548.750 264.757.500
Pembayaran biaya- 25.625.000 25.625.000 25.625.000 76.875.000 10.000.000 175.000.000
biaya 76.875.000 15.000.000
76.875.000
JUMLAH 126.362.000 140.568.500 141860.000 374.565.750 341.976.250 673.697.500

Schedule Cash Flow


“PT Sudah Jaya”
Tahun 2015

Perkiraan Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV


Saldo Awal 180.000.000 88.198.000 165.357.500 266.569.500 554.403.750 790.803.500
Penerimaan Kas 34.560.000 217.728.000 243.072.000 662.400.000 578.376.000 1.046.584.000
214.560.000 305.926.000 408.429.500 928.969.500 1.132.779.750 1.837.387.500
Peneluaran Kas 126.362.000 140.568.500 141.860.000 374.565.750 341.976.250 673.697.500
Saldo akhir 88.198.000 165.357.500 266.569.500 554.403.750 790.803.500 1.163.690.000

Anggaran Kas
“PT Sudah Jaya”
Tahun 2015

Perkiraan Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV


Saldo Awal 180.000.000 88.198.000 165.357.500 266.569.500 554.403.750 790.803.500

Penerimaan Kas 34.560.000 217.728.000 243.072.000 662.400.000 578.376.000 1.046.584.000


214.560.000 305.926.000 408.429.500 928.969.500 1.132.779.750 1.837.387.500
Peneluaran Kas 126.362.000 140.568.500 141.860.000 374.565.750 341.976.250 673.697.500
Saldo akhir 88.198.000 165.357.500 266.569.500 554.403.750 790.803.500 1.163.690.000
L. BUDGET REPORT/LAPORAN ANGGARAN

Budget Report adalah laporan yang secara sistematis dan terperinci tentang
realisasi pelaksanaan anggaran beserta analisis dan evaluasinya dari waktu ke waktu
yang akan datang.

Contoh:
Laporan anggaran dirancang penyusunan anggaran akan tetapi, untuk
mengisinya harus menunggu sampai semua anggaran selesai , karna budget report
adalah tahap terahir dalam susunan anggaran.
Factor penyebabnya adalah :
 Jumlah Unit yang dirancanakan tidak sesuai dengan realisasi.
 Harga/Unit yang direncanakan tidak sesuai dengan realisasi.

Bentuk Budget Report:


 Anggaran Penjualan
– PK : (KR - KB) x HB
– PH : (HR – HB) x KR
 Anggaran Produksi
– PK : (URS – KB) x HB
– PE : (KR – URS) x HB
– PH : (HR – HB) x KR
 Analisa BTKL
– PK : (URS – KB) x TB
– PE : (KR – URS) x TB
– PT : (TR – TB) x KR

PERKIRAAN KETERANGAN
PK Perbedaan Kuantitas
KR Kuantitas Realisasi
KB Kuantitas Budget
HB Harga Budget
PH Perbedaan Harga
HR Harga Realisasi
URS Unit Realisasi Produk
PE Perbedaan Efisiensi
TB Tarif Budget
PT Perbedaan Tarif
TR Tarif Realisasi
Contoh soal:
Anggaran Penjualan
Perkiraan Anggaran Realisasi
Unit Penjualan 600.000 615.000
Harga Jual/unit 5.000 4.900
JUMLAH 3000.0000.000 3.013.500.000
SELISIH : 13.500.000
PK : (KR - KB) x HB
PK : (615.000 – 600.000) x 5000
: 75.000.000 = Naik
PH : (HR – HB) x KR
PH : (4.900 – 5.000) x 615.000
: 61.500.000 = Turun
ANALISIS : Naik – Turun
: (75.000.000 – 61.500.000)
: Rp 13.500.000,-

Anggaran Produksi
Bahan Baku A
Perkiraan Anggaran Realisasi
Unit Produksi 600.000 615.000
Pemakaian Bahan baku 660.000 738.000
Harga Beli/Kg 1.000 850
Jumlah 660.000.000 627.300.000
Jwb: 32.700.000
SUR budget : 660.000 : 600.000 = 1,1
SUR Realisasi : 738.000 : 615.000 = 1,2
URS : 615.000 x 1,1 = 676.500
PK : (URS – KB) x HB
: (676.500 – 660.000) x 1000
: 16.500.000 = Naik
PE : (KR – URS) x HB
: (738.000 – 676.500) x 1000
61.500.000 = Naik
PH : (HR – HB) x KR
: (850 – 1000) x 738.000
: 110.700.000 = Turun
Analisis :
16.500.000 = Naik
61.500.000 = Naik Rp 32.700.000,-
110.700.000 = Turun

Bahan Baku B
Perkiraan Anggaran Realisasi
Unit Produksi 600.000 615.000
Pemakaian Bahan baku 150.000 184.500
Harga Beli/Meter 2.000 1.500
Jumlah 300.000.000 276.750.000
Jwb : 23.250.000
SUR budget : 150.000 : 600.000 = 0,25
SUR Realisasi : 184.000 : 615.000 = 0,3
URS : 615.000 x 0.25 = 153.750
PK : (URS – KB) x HB
: (153.750– 150.000) x 2000
: 7.500.000 = Naik
PE : (KR – URS) x HB
: (184.500 – 153.750) x 2000
: 61.500.000 = Naik
PH : (HR – HB) x KR
: (1.500 – 2.000) x 184.500
: 92.250.000= Turun
Analisis :
7.500.000 = Naik
61.500.000 = Naik Rp 23.250.000,-
92.250.000 = Turun

Bahan Baku C
Perkiraan Anggaran Realisasi
Unit Produksi 600.000 615.000
Pemakaian Bahan baku 54.000 61.500
Harga Beli/Liter 3.000 2.950
Jumlah 162.000.000 181.425.000
Jwb : 19.425.000
SUR budget : 54.000 : 600.000 = 0,09
SUR Realisasi : 61.500 : 615.000 = 0,1
URS : 615.000 x 0,09 = 55.350
PK : (URS – KB) x TB
: (55.350– 54.000) x 3000
: 4.050.000 = Naik
PE : (KR – URS) x TB
: (61.500 – 55.350) x 1000
18.450.000 = Naik
PT : (TR – TB) x KR
: (2.950 – 3000) x 61.500
: 3.075.000 = Turun

Analisis :
4.050.000 = Naik
18.450.000 = Naik Rp 19.425.000,-
3.075.000 = Turun
Anggaran BTKL
Perkiraan Anggaran Realisasi
Unit Produksi 600.000 615.000
Perkiraan Jam Kerja 54.000 61.500
Harga Tarif/Jam 6.000 5.000
Jumlah 324.000.000 307.500.000
Jwb : 16.500.000

SUR budget : 54.000 : 600.000 = 0,09

SUR Realisasi : 61.500 : 615.000 = 0,1

URS : 615.000 x 0,09 = 55.350

PK : (URS – KB) x HB
: (55.350– 54.000) x 6000
: 8.100.000 = Naik

PE : (KR – URS) x HB
: (61.500 – 55.350) x 6000
36.900.000 = Naik

PH : (HR – HB) x KR
: (5.000 – 6.000) x 61.500
: 61.500.000 = Turun

Analisis :
8.100.000 = Naik
36.900.000 = Naik Rp 16.500.000,-
61.500.000 = Turun
MAKALAH
ANGGARAN PERUSAHAAN

Oleh:

RIDUAN MALAU
10124220046

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


STEIE MAHAPUTRA RIAU
IPI LEPPINDO
2014

Pembimbing:
MASRIL, SE, MM

Anda mungkin juga menyukai