Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KUNJUNGAN

MATA KULIAH INFRASTRUKTUR PASCA BENCANA

KEPULAUAN SERIBU (PULAU PARI)

Luthfiaqmar Rizky Pratiwi 1152005021

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS BAKRIE

JAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kunjungan

Bencana dapat meluluhlatakan infrastuktur termasuk perumahan dan permukiman.


Rekonstruksi pasca bencana adalah tindakan yang dilakukan untuk membangun kembali suatu
komunitas setelah satu periode rehabilitas akibat suatu bencana dengan tindakan-tindakan
mencakup pembangunan rumah permanen, pemulihan semua pelayanan secara penuh dan
memulai kembali secara tuntas dari keadaan sebelum bencana. Indonesia merupakan salah
satu negaa dengan tingkat rawan bencana yang tinggi. Dampak jelas terlihat pasca bencana
bumi adalah hancurnya rumah masyarakat. Kerusakan ini menjadi penghambat perekonomian
dan pendapatan dari masyarakat korban bencana. Untuk mengembalikan kondisi tersebut,
maka rekonstrksi harus dilakukan. Untuk mencapai keberhasilan dari proses rekonstruksi,
factor-faktor yang harus dipenuhi diantaranya partisipasi masyarakat, keberadaan sumber
daya manusia, aspek finansial dan keberlanjutan dari program rekontruksi tersebut. Oleh
karena itu, diperlukannya kerjasama secara menyeluruh diseluruh stakeholder dalam proses
rekonstuksi perumahan pasca bencana.
1.2 Tujuan Kunjungan

Sebagai bagian dari perkuliahan dan kegiatan akademik, kunjungan ke Lembaga


ilmu pengetahuan Indonesia ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus bagi mahasiswa,
yaitu sebagai berikut :

A. Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui bagaimana Informasi mengenai pulau pari,


2. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Infrastuktur Pasca Bencana.,

B. Tujuan Khusus

1. Sebagai bagian agenda perkuliahan mata kuliah Infrastuktur Pasca Bencana.


2. Sebagai sarana berkomunikasi dan mengeluarkan gagasan hasil kajian dimata
kuliah Infrastuktur Pasca Bencana,
3. Sebagai sarana memperkenalkan institusi Universitas Bakrie, khususnya program
studi Teknik Lingkungan.

1.3 Manfaat Kunjungan


Kunjungan ke Lembaga ilmu pengetahuan indonesia ini memiliki manfaat yang
sangat besar baik bagi mahasiswa dan juga program studi Teknik Lingkungan.
A. Bagi Mahasiswa

1. Mendapat pengayaan informasi dari lembaga ilmu pengetahuan indonesia,


2. Mendapatkan informasi terkait bencana-bencana ang pernah terjadi di pulau pari
3. Mengetahui bagaimana Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melakukan
pengawasan terhadap ekosisten dan smber daya alam yang terdapat di pulau pari
dan penangggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan izin lingkungan, yang
mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan di sekitar pulau pari.

B. Bagi Prodi Teknik Lingkungan

1. Mendapatkan pengayaan informasi seputar pendidikan lingkungan pesisir di


bidang Teknik Lingkungan,
2. Bekerja sama antara Universitas Bakrie dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia ini

1.4 Pelaksanaan Kunjungan


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari kamis, 10 Mei 2017, dari mulai pukul 10:00
hingga pukul 13:00 WIB bertempat di ruang aula Lembaga ilmu pengetahuan Indonesia Jl.
Pari Utama, Pulau Pari, Kepulauan Seribu Sel., Kabupaten Kepulauan Seribu, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 14520. Peserta kunjungan terdiri dari 80 mahasiswa program studi
Teknik Lingkungan, dibimbing oleh ibu Sirin Fairus, STP,MT. dan bapak Diki Surya
Irawan, ST., MSi, . Peserta berangkat dari kampus sekitar pukul 05:00 WIB tiba di gedung
Lembaga ilmu pengetahuan Indonesia pukul 10:00 dilanjutkan dengan pengurusan absensi.
Setelah itu, peserta mendapatkan paparan presentasi yang dipaparkan oleh Prof. Sam
Wouthuyzen peneliti utama LPKSDMO LIPI memberikan materi terkait dengan ekosistem
laut mengenai pendidikan lingkungan pesisir dengan tema “ Pemanfaatan Laut dan
Tantangan Yang di Dihadapi” yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
BAB II
HASIL PENGAMATAN SEKITAR PULAU PARI
2.1 Hasil Pengamatan

Pulau pari ini secara administratif berada di wilayah kelurahan Pulau Pari,
Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu,
Provinsi DKI Jakarta. Namun demikian, ibukota kelurahan berada di Pulau Lancang Besar.
Berdasarkan sejarahnya Pulau Pari ini awalnya adalah tempat mencari ikan bagi nelayan
Pulau Tidung yang lama kelamaan akhirnya menetap di Pulau Pari hingga turun temurun
sampai sekarang.

Pulau pari memiliki luas 41,32 ha yang oeruntukannya menurut Perda Provinsi DKI
Jakarta no 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI
Jakarta difungsikan untuk perumahan walaupun sekarang pengembangan Pulau Pari lebih
kearah wisata mengingat usaha budidaya rumput laut yang merupakan mata pencaharian
utama masyarakat Pulau Paris udah mengalami penurunan.

Status pulau pari sebagian adalah milik pemerintah karena dissana terdapat UPT
Loka Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Oseanografi milik P20 LIPI yang
berada di sebelah barat puau, sedangkan sisanya lagi adalah milik swasa yaitu PT. Pari
Asih yang hingga saat ini masih menjadi sengketa dengan warga pulau pari.

Setelah terjadi tumpahan minyak pada pulau pari November 2017 lalu, kemudian
tumpahan minyak hitam di pulau pari juga terjadi pada februari 2018. Tumpahan minyak
hitam sepanjang 10 meter diduga merupakan unsur kesengajaan dalam pembuangan
limbah yang dibuang oleh kapal yang melintas. Yang kemudian Dinas Kebersihan Provinsi
DKI Jakarta langsung mengerahkan pasukannya untuk membersihkan tumpahan minyak
tersebut dan dimasukan kedalam karung karung untuk menghindari semakin meluasnya
tumpahan minya tersebut ke bagian pula pari lainnya. Setelah itu karung-karung tersebut
diangkut oleh truk sampah yang nantinya akan dibawa meggunakan kapal dinas
kebersihan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan terdapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Dua kali pulau pari terjadi tumpahan minyak
2. Tumpahn minyak di puau pari sepanjang 10 meter
3. Pegerakan pemerintah untuk menangani permasalahn tersebut sudah cukup
baik.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan terdapat Saran ebagai berikut:
1. Adanya keamanan dan pemantauan masing – masing pulau di kepulauan
seribu supaya mengetahui kapal kapal manakah yang habis melintas di
pulau tersebut.
2. Adanya hokum dan peraturan yang kuat untuk menindaklanjuti kejadian
tersebut supaya tidak terulang lagi.

Anda mungkin juga menyukai