Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
HENTI JANTUNG

Disusun Oleh :
Kelompok 3
(Kelas SAKURA)

1. FARY SUTAMA (2016.024)


2. WAODE DEVIARNI (2016.040)
3. AMALIA SUKANTI (2016.033)

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN BUTON


TAHUN AKADEMIK
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul
Asuhan Keperawatan HENTI JANTUNG ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk
penyempurnaan pada tugas pembuatan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat diterapkan sehingga berguna bagi mahasiswa
keperawatan secara umum, terutama mahasiswa AKPER Pemkab Buton pada
khususnya.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
1. Tujuan Umum .............................................................................. 2
2. Tujuan Khusus ............................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Medis HENTI JANTUNG .................................................... 3
1. Definisi ......................................................................................... 3
2. Etiologi ......................................................................................... 3
3. Patofisiologi ................................................................................. 4
4. Manifestasi Klinis ........................................................................ 5
5. Komplikasi ................................................................................... 5
6. Pemeriksaan Penunjang ............................................................... 5
7. Penatalaksanaan Medis ................................................................ 6
B. Konsep Asuhan Keperawatan HENTI JANTUNG ........................... 8
1. Pengkajian .................................................................................... 8
2. Diagnosa Keperawatan ................................................................. 8
3. Intervensi Keperawatan ................................................................ 8
4. Implementasi Keperawatan .......................................................... 9
5. Evaluasi Keperawatan .................................................................. 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Henti jantung berdasarkan The Pediatric Utstein Guidline adalah terhentinya
aktivitas mekanik jantung yang ditentukan oleh tidak adanya respon dari
perabaan pada denyut nadi sentral, dan henti nafas. Pada anak, henti jantung
biasanya lebih banyak disebabkan oleh asfiksia sebagai akibat sekunder dari
henti nafas. Hal ini berbeda dengan kejadian henti jantung pada dewasa yang
sebagian besar disebabkan oleh masalah primer pada jantung.
Penyebab henti jantung yang paling umum adalah gangguan listrik di dalam
jantung. Jantung memiliki sistem konduksi listrik yang mengontrol irama jantung
tetap normal. Masalah dengan sistem konduksi dapat menyebabkan irama
jantung yang abnormal, disebut aritmia. Terdapat banyak tipe dari aritmia,
jantung dapat berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau bahkan dapat berhenti
berdetak. Ketika aritmia terjadi, jantung memompa sedikit atau bahkan tidak ada
darah ke dalam sirkulasi.
Data yang didapatkan menyebutkan bahwa, lebih kurang 2 – 4 % pasien yang
dirawat di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) mengalami henti jantung. Angka
kejadian henti jantung dan nafas pada anak di Amerika Serikat sekitar 16.000
setiap tahunnya, hanya 30 % yang menerima resusitasi jantung paru dan
sebagian besarnya terjadi pada anak dengan usia kurang dari 1 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Hans Steiner dan Gerald Neligan (1975)
mendapatkan hasil bahwa lamanya henti jantung berhubungan dengan insiden
kerusakan otak, semakin lama bayi mengalami henti jantung, semakin berat
kerusakan otak yang akan dialaminya. Hal tersebut dikarenakan henti jantung
yang lama akan menyebabkan tidak adekuatnya Cerbral Perfusion Pressure
(CPP) yang selanjutnya akan berdampak pada kejadian iskemik yang menetap
dan infark kecil di suatu bagian otak.
Pemberian penanganan segera pada henti nafas dan jantung berupa Cardio
Pulmonary Resuscitation (CPR) akan berdampak langsung pada kelangsungan
hidup dan komplikasi yang ditimbulkan setelah terjadinya henti jantung pada

1
bayi dan anak. Resusitasi jantung paru segera yang dilakukan dengan efektif
berhubungan dengan kembalinya sirkulasi spontan dan kesempurnaan pemulihan
neurologis. Hal ini disebabkan karena ketika jantung berhenti, oksigenasi juga
akan berhenti sehingga akan menyebabkan kematian sel otak yang tidak akan
dapat diperbaiki walaupun hanya terjadi dalam hitungan detik sampai beberapa
menit .

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penyusunan makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah konsep medis HENTI JANTUNG, yang meliputi : definisi,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan
diagnostik, dan penatalaksanaan ?
2. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan HENTI JANTUNG, yang
meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan
evaluasi ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memperoleh informasi tentangkonsep asuhan
keperawatan HENTI JANTUNG.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah :
a. Mengetahui konsep medis HENTI JANTUNG, yang meliputi : definisi,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan
diagnostik, dan penatalaksanaan.
b. Mengetahui konsep asuhan keperawatan HENTI JANTUNG, yang
meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi,
dan evaluasi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis HENTI JANTUNG


1. Definisi
Henti jantung adalah terhentinya kontraksi jantung yang efektif
ditandai dengan pasien tidak sadar, tidak bernafas, tidak ada denyut nadi.
Pada keadaan seperti ini kesepakatan diagnostis harus ditegakkan dalam 3 – 4
menit. Keterlambatan diagnosis akan menimbulkan kerusakan otak. Harus
dilakukan resusitasi jantung – paru.
Henti jantung adalah penghentian tiba-tiba aktivitas pompa
jantung efektif, mengakibatkan penghentian sirkulasi.

2. Etiologi
a. Terhentinya system pernafasan secara tiba-tiba yang dapat disebabkan
karena:
1) Penyumbatan jalan nafas : aspirasi cairan lambung atau benda asing
2) Sekresi air yang terdapat dijalan nafas, seperti pada saat tenggelam,
edema paru, lender yang banyak.
3) Depresi susunan saraf pusat yang disebabkan karena obat-obatan,
racun, arus listrik tegangan tinggi, hipoksia berat, edema otak.
b. Terhentinya peredaran darah secara tiba-tiba yang disebabkan :
Hipoksia, asidosis, hiperkapnia karena penyakit paru atau karena henti
perrnafasan secara tiba-tiba.
c. Terganggunya fungsi system saraf, yang terjadi sebagai akibat
terganggunya system pernafasan dan peredaran darah.

3
3. Patofisiologi
Henti jantung terjadi bila jantung tiba-tiba berhenti berdenyut, akibat

terjadinya penghentian sirkulasi efektif. Semua kerja jantung berhenti atau

terjadi kedutan otot yang tidak seirama ( fibrasi ventrikel ).

Terjadi kehilangan kesadaran mendadak, tidak ada denyutan dan

bunyi jantung tidak terdengar. Pupil mata mulai berdilatasi dalam 45 detik.

Bias atau tidak terjadi kejang. Terdapat interval waktu sekitar 4 menit antara

berhentinya sirkulasi dengan terjadinya kerusakan otak menetap. Intervalnya

dpat bervariasi tergantung usia pasien.

Pathway :
Cardiac Arrest / Henti jantung

Peredaran Darah berhenti

Suplai Oksigen di Otak

Kehilangan Kesadaran Henti Napas

Gangguan perfusi serebral Gangguan pertukaran gas

4
4. Manifestasi klinis
a. Tidak sadar(pada beberapa kasus terjadi kolaps tiba-tiba)
b. Pernapasan tidak tampak atau pasien bernapas dengan terengah-engah
secara intermiten)
c. Sianosis dari mukosa buccal dan liang telinga
d. Pucat secara umum dan sianosis
e. Jika pernapasan buatan tidak segera di mulai,miokardium(otot
jantung)akan kekurangan oksigen yang di ikuti dengan henti napas.
f. Hipoksia
g. Tak teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang dewasa
atau brakialis pada bayi)

5. Komplikasi
Komplikasi Cardiac Arrest adalah:
a. Hipoksia jaringan ferifer
b. Hipoksia Cerebral
c. Kematian

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrokardiogram
Biasanya tes yang diberikan ialah dengan elektrokardiogram (EKG).
Ketika dipasang EKG, sensor dipasang pada dada atau kadang-kadang di
bagian tubuh lainnya missal tangan dan kaki. EKG mengukur waktu dan
durasi dari tiap fase listrik jantung dan dapat menggambarkan gangguan
pada irama jantung. Karena cedera otot jantung tidak melakukan impuls
listrik normal, EKG bisa menunjukkan bahwa serangan jantung telah
terjadi. ECG dapat mendeteksi pola listrik abnormal, seperti interval QT
berkepanjangan, yang meningkatkan risiko kematian mendadak.
b. Tes darah
c. Pemeriksaan Enzim Jantung
Enzim-enzim jantung tertentu akan masuk ke dalam darah jika jantung
terkena serangan jantung. Karena serangan jantung dapat memicu

5
sudden cardiac arrest. Pengujian sampel darah untuk mengetahui enzim-
enzim ini sangat penting apakah benar-benar terjadi serangan jantung.
d. Elektrolit Jantung
Melalui sampel darah, kita juga dapat mengetahui elektrolit-elektrolit
yang ada pada jantung, di antaranya kalium, kalsium, magnesium.
Elektrolit adalah mineral dalam darah kita dan cairan tubuh yang
membantu menghasilkan impuls listrik. Ketidak seimbangan pada
elektrolit dapat memicu terjadinya aritmia dan sudden cardiac arrest.
e. Test Obat
Pemeriksaan darah untuk bukti obat yang memiliki potensi untuk
menginduksi aritmia, termasuk resep tertentu dan obat-obatan tersebut
merupakan obat-obatan terlarang.
f. Test Hormon
Pengujian untuk hipertiroidisme dapat menunjukkan kondisi ini sebagai
pemicu cardiac arrest.

7. Penatalaksanaan
Penanganan henti jantung dilakukan untuk membantu menyelamatkan
pasien/mengembalikan fungsi cardiovascular. Adapun prinsip-prinsipnya
yaitu sebagai berikut.
a. Tahap I :
1) Berikan bantuan hidup dasar
2) Bebaskan jalan nafas, seterusnya angkat leher / topang dagu.
3) Bantuan nafas, mulut ke mulut, mulut ke hidung, mulut ke alat
bantuan nafas.
4) Jika nadi tidak teraba :
5) Satu penolong : tiup paru kali diselingi kompres dada 30 kali.
6) Dua penolong : tiup paru setiap 2 kali kompresi dada 30 kali.
b. Tahap II :
1) Bantuan hidup lanjut.
2) Jangan hentikan kompresi jantung dan Venulasi paru.
3) Langkah berikutnya :

6
a) Berikan adrenalin 0,5 – 1 mg (IV), ulangi dengan dosis yang lebih
besar jika diperlukan. Dapat diberikan Bic – Nat 1 mg/kg BB (IV)
jika perlu. Jika henti jantung lebih dari 2 menit, ulangi dosis ini
setiap 10 menit sampai timbul denyut nadi.
b) Pasang monitor EKG, apakah ada fibrilasi, asistol komplek yang
aneh : Defibrilasi : DC Shock.
c) Pada fibrilasi ventrikel diberikan obat lodikain / xilokain 1-2
mg/kg BB.
d) Jika Asistol berikan vasopresor kaliumklorida 10% 3-5 cc selama
3 menit.
e) Petugas IGD mencatat hasil kegiatan dalam buku catatan pasien.
f) Pasien yang tidak dapat ditangani di IGD akan di rujuk ke Rumah
Sakit yang mempunyai fasilitas lebih lengkap.

7
c. Konsep Asuhan Keperawatan HERNIA
1. Pengkajian
Umumnya data yang diperoleh pada saat pengkajian yaitu data objektif,
antara lain :
a. Warna kulit pucat
b. Kulit dingin
c. CRT >2detik
d. Sianosis kuku dan bibir
e. Terlihat distress pernafasan
f. Tekanan darah tidak ada
g. Nadi perifer tidak teraba

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke
otak
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplai O2 tidak adekuat
c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kemampuan pompa
jantung menurun.

8. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke
otak
a. Berikan vasodilator misal nitrogliserin,nifedipin sesuai indikasi
b. Posisikan kaki lebih tinggidari jantung
c. Pantau adanya pucat,sianosis dan kulit dingin atau lembab
d. Pantau pengisian kapiler (CRT)

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplai O2 tidak adekuat


a. Berikan O2 sesuai indikasi
b. Pantau GDA pasien
c. Pantau pernapasan klien

8
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kemampuan pompa
jantung menurun
a. Lakukan pijat jantung
b. Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat
sesuai indikasi
c. Palpasi nadi perifer
d. Pantau tekanan darah
e. Kaji kulit pucat dan sianosis

9. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini merupakan realisasi dari rencana
tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien.

10. Evaluasi Keperawatan


Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian
terhadap tujuan apakah masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil
perlu dikaji, direncanakan dan dilaksanakan dalam jangka waktu panjang dan
pendek tergantung respon dalam keefektifan intervensi.
Adapun hasil dari asuhan keperawatan yang bisa dicapai adalah:
a. Gangguan perfusi serebral teratasi
b. Gangguan pertukaran gas terpenuhi
c. Penurunan curah jantung teratasi

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka kesimpulan
dalam penulisan makalah ini adalah :
Asuhan keperawatan klien henti jantung berpusat pada penurunan curah jantung,
gangguan perfusi serebral dan gangguan pertukaran gas

B. Saran
Adapun yang menjadi saran dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Diharapkan pada semua calon perawat maupun perawat dapat memahami
tentang Asuhan Keperawatanhernia ,dimana nantinya perawat akan
mengaplikasikan apa yang dipelajari ini dalam praktek keperawatannya. Oleh
karena itu sangat perlu untuk kita semua calon-calon perawat masa depan
memahami hal tersebut.
2. Semoga makalah sederhana ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi
pembaca makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca terutama
perawat dalam membuat asuhan keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Lukman & Nurna Ningsih. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Muskuloskletal. Jakarta : Salemba Medika.
Noor Helmi, Zairin. (2012). Buku Ajar Gangguan Muskuluskletal. Jakarta: Salemba
Medika.
Sudoyo, Aru dkk. (2009). Buku Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3 Edisi 5. Jakarta :
Internal Publishing.

11

Anda mungkin juga menyukai