Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH SEHAT

(F2. KESEHATAN LINGKUNGAN)


DI PUSKESMAS SEDONG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer


Program Internsip Dokter Indonesia

Disusun oleh:
dr. Verita Dian Permatasari

Pendamping
dr. Iin Hartinah

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


UPT PUSKESMAS SEDONG
CIREBON
2018
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH
KESEHATAN LINGKUNGAN
Nama Kepala Keluarga : Tn. Asja
Jumlah Jiwa : ± 9 orang
Luas Bangunan : 6 x 12 m
Luas Tanah : 9 x 13 m
Alamat : Desa Putat
1. SARANA KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Sarana Pembuangan Kotoran Manusia : Ada, Tidak Memenuhi Syarat
B. Sarana Penyediaan Air Bersih : Ada, Tidak Memenuhi Syarat
C. Sarana Pembuangan Sampah : Ada, Tidak Memenuhi Syarat
D. Sarana Pembuangan Air Limbah : Ada, Tidak Memenuhi Syarat
2. KEADAAN RUMAH
A. Jendela Ruang Tidur : Ada
B. Lubang Asap Dapur : tidak ada
C. Ruang Tidur Tidak Lembab : Tidak (lembab)
D. Tidak Padat Penghuni : Padat penghuni
3. BINATANG MENULAR PENYAKIT
A. Bebas Jentik : Ya
B. Bebas Tikus : Tidak
4. KANDANG
A. Terpisah dari Rumah : Tidak terdapat kandang
5. PEKARANGAN
A. Bersih : Tidak
B. Dimanfaatkan : Tidak

Cirebon, 10 Juli 2018


UPT Puskesmas Sedong

dr. Verita Dian Permatasari


Dokter Internsip
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap rumah bapak Asja, didapatkan luas rumah ±

72 m2. Rumah tersebut terdiri dari ruang keluarga dan dapur yang hanya dipisahkan oleh

lorong, serta 2 buah kamar. Jumlah anggota keluarga sebanyak sembilan orang. Kepadatan

penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi dengan jumlah anggota keluarga

penghuni tersebut. Kebutuhan ruang per orang yang baik yaitu ±10 m2. Pada rumah pasien

didapatkan luas ruang per orang ± 8 m. Hal tersebut tidak sesuai dengan kepadatan hunian

yang ideal. Adanya kriteria tersebut diharapkan dapat mencegah penularan penyakit dan

melancarkan aktivitas anggota keluarga yang tinggal di rumah. Luas bangunan yang tidak

sesuai dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan (overcrowded). Hal ini

merupakan hal yang tidak sehat karena disamping kurangnya oksigen yang terhirup, juga bila

salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan memudahkan terjadinya penyakit

seperti penularan penyakit saluran pernapasan.

Pada rumah pasien didapatkan sebagian langit-langit rumah pasien terutama di kamar

dan dapur terbuat dari terpal sehingga rawan kecelakaan. Hal ini sewaktu-waktu dapat

membahayakan keluarga pasien sendiri. Dinding rumah semi permanen, terbuat dari batu

bata yang disusun pada bagian ruang keluarga dan kamar, sedangkan pada dapur terbuat dari

bambu. Pada bagian kamar dindingnya mengalami retak sehingga dapat membahayakan

keluarga pasien. Dinding tersebut tidak cukup untuk melindungi ruangan rumah dari

gangguan serangga, hujan, panas, dan angin. Sebagian lantai rumah pasien tidak berkeramik

namun di plester sehingga cukup mudah dibersihkan. Dalam rumah pasien tidak memiliki

lubang asap dapur yang baik untuk mengurangi polutan atau asap, namun dapur pasien dekat

dengan jendela yang selalu terbuka ketika sedang memasak.

Pada ruang keluarga, pencahayaan cukup memadai, walaupun jendela yang ada tidak

dapat dibuka. Sedangkan pencahayaan di kedua kamar tidak mencukupi karena hanya
terdapat 1 buah jendela saja sehingga kamar terasa lembab. Jendela yang dapat dibuka

diperlukan agar sinar matahari dan aliran udara dapat masuk. Ventilasi di rumah pasien pun

tergolong kurang karena tidak mencapai 10% dari luas lantai.

Sarana air bersih yang digunakan yaitu berasal dari sumur umum. Kualitas air tersebut

baik karena tidak berwarna, berbau, dan berasa. Kakus atau jamban di rumah pasien termasuk

kakus leher angsa. Kakus tersebut merupakan kakus yang terbaik dan dianjurkan dalam

kesehatan lingkungan. Sarana pembuangan air limbah cukup baik karena tidak mencemari

sumber air. Pasien memiliki tempat pembuangan sampah yang tidak kedap air, terbuka, dan

ditempatkan di luar rumah. Hal tersebut dapat mengundang serangga untuk mengotori

pekarangan ataupun mencemari makanan di dalam rumah. Halaman rumah Tn. Asja terlihat

kurang tertata rapih karena terdapat banyak tumpukan pasir yang dapat mengganggu saluran

pernapasan terutama untuk anak-anak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rumah bapak Asja di Desa Putat belum memenuhi

kriteria Departemen Kesehatan Tahun 2007 mengenai Pedoman Teknis Penilaian Rumah

Sehat dan juga tidak memenuhi Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor :

829/Menkes/SK/VII/1999.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai