Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN KASUS

STASE ILMU PENYAKIT PARU


TUBERCULOSIS et Causa HIV

Oleh :
Retno Wulandari

Pembimbing : dr. Niwan Tristanto M, Sp.P

BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Bp. PH
Umur : 48 Th
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Paron Rt.02/Rw.08 Nusukan Banjarsari
Surakarta
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Pernikahan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal Pemeriksaan : 27 Mei 2016
No. Register : 09xxxx
II. ANAMNESIS

Dilakukan pada tanggal 27 Mei 2016 jam


8.30 WIB didapat secara autoanamnesis.

Keluhan Utama
Kontrol bulan ke VI
Riwayat Penyakit Sekarang
Tanggal 8 Desember 2015 pasien datang

Keluhan Utama Riwayat Penyakit Pemeriksaan Hasil Radiologi


Sekarang Sputum
Batuk berdahak Demam Sewaktu (8/12/15) Hasil radiologi
(putih dan hijau) Keringat dingin Hasil BTA 2+ terdapat
diawali dengan pada malam hari Pagi (10/12/15) corakanvaskuler
muntah darah Berat badan Hasil BTA 2+ kasar, infiltrate di
kurang lebih 1,5 menurun Sewaktu (10/12/15) apeks paru kanan
botol aqua sedang Nafsu makan Hasil BTA 1+ dan kiri, diafragma
selama 2 bulan, berkurang. sinus normal.

Pasien mendapatkan pengobatan OAT kategori 1,


Pasien juga dilakukan cek SGOT SGPT,
Pasien disarankan untuk konseling TB dan konseling gizi awal,
Pasien juga melakukan PITC (Provider Initiated Testing and
Counseling).
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat asma / atopik : disangkal


Riwayat TB dan pengobatan OAT : ada
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : ada
Riwayat kolesterol tinggi : disangkal
Riwayat asam urat tinggi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat sakit ginjal dan liver : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat operasi : disangkal
Riwayat opname : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit serupa : disangkal


Riwayat batuk lama : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat TB dan pengobatan OAT : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat kolesterol tinggi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat sakit ginjal dan liver : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat Pribadi

Merokok (+), satu hari satu batang


Minum-minuman beralkohol disangkal.
Riwayat keluarga penderita TB disangkal

Riwayat Kesehatan Lingkungan

Pasien tinggal sendiri dirumah


III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : kompos mentis (E4V5M6)
Berat badan : 66 kg
Vital Sign :
Tekanan darah : 117/82 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respiratory rate : 16 x/menit
Suhu : 36,6 derajat celcius
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal, Conjungtiva Anemis
(-/-), Sklera Ikterik (-/-), Sianosis (-)
Leher : Leher simetris, retraksi suprasternal
(-), deviasi trachea (-), massa (-), JVP (-),
Pembesaran Kelenjar Limfe (-)
THORAX
Paru-paru Hasil Pemeriksaan

Inspeksi kelainan bentuk dada (-), gerak dada kanan dan kiri simetris, tidak
ditemukan retraksi intercostae, pelebaran vena superficial (-),
benjolan/massa (-), sikatriks (-).

Perkusi Tidak terdapat ketinggalan gerak antara pulmo dekstra dan sinistra.
Benjolan/massa (-), sikatriks (-).
Fremitus : fremitus pulmo sinistra dan dekstra dilakukan dari depan dan
belakang terkesan simetris

Palpasi Suara paru sonor, paru dalam batas normal

Auskultasi Suara dasar bronchial (+), suara dasar vesicular (+).


Wheezing : (-/-)
Ronkhi : (-/-)
THORAX
Jantung Hasil Pemeriksaan

Inspeksi Ichtus cordis tampak

Perkusi Ichtus cordis tidak kuat angkat

Palpasi Suara jantung redup, batas jantung dalam batas normal

Auskultasi Bunyi jantung 1, 2 murni regular terdengar pada SIC 1 dan 2 linea
parasternal sinistra et dekstra.
ABDOMEN
Abdomen Hasil Pemeriksaan

Inspeksi Perut buncit, Ascites (-), Distended (-), sikatriks (-)

Auskultasi Suara peristaltik (normal), suara tambahan (-)

Palpasi Nyeri tekan (-), hepar teraba, lien tidak teraba, ginjal tidak teraba,
defans muskular (-)
Perkusi Suara timpani (+), nyeri ketok costovertebrae (-)

Extremitas : clubbing finger (-), edema ekstremitas (-)


IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Foto Thorak

Tanggal 08/12/2015 Tanggal 08/02/2016 Tanggal 27/05/2016


Darah Rutin
No Jenis Hasil Nilai rujukan
pemeriksaan

1 SGOT 13 L <33 P <27


2 SGPT 25 L <50 P <34

Diperiksa tanggal 10 Desember 2015


V. DIAGNOSIS

Tb paru bta terkonfirmasi bakteriologis, lesi


luas dalam pengobatan kategori I fase lanjutan
bulan ke enam, status hiv (+), kultur masih
menunggu hasil (?)
VI. TERAPI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

TUBERKULOSIS
Definisi
Suspek (presumtif/terduga) TB adalah seseorang
dengan gejala atau tanda sugestif TB.

Kasus TB definitif (Konfirmasi Bakteriologis)


Kasus TB diagnosis klinis
Morfologi dan Struktur Bakteri

Mycobacterium tuberculosis berbentuk


batang, tidak berspora dan tidak berkapsul.
Bakteri ini berukuran lebar 0,3 0,6 m dan
panjang 1 4 m.
Dinding M.tuberculosis terdiri dari lapisan
lemak cukup tinggi (60%).
Etiologi

Disebabkan oleh M.tuberculosis


Epidemiologi
Epidemiologi
Epidemiologi
Klasifikasi
1. Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi
2. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan
3. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan
bakteriologis dan uji resistensi obat
4. Klasifikasi berdasarkan status HIV1
PATOFISIOLOGI
Manifestasi klinis
Gejala respiratorik Gejala sistemik

batuk 3 minggu Demam


batuk darah Gejala sistemik lain:
sesak napas malaise, keringat malam,
nyeri dada anoreksia, berat badan
menurun
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Bakteriologik
Bahan Pemeriksaan : dahak, cairan pleura, liquor
cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan
bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, feces
dan jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH).
Cara pengumpulan dan pengiriman bahan :
Cara pengambilan dahak 3 kali, setiap pagi 3 hari
berturut turut atau dengan cara:
Sewaktu/spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
Dahak Pagi ( keesokan harinya )
Sewaktu/spot ( pada saatmengantarkan dahak pagi)
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologik
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
(HIV)
Definisi
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
merupakan retrovirus bersifat limfotropik khas yang
menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh,
menghancurkan atau merusak sel darah putih
spesifik yang disebut limfosit T-helper atau limfosit
pembawa faktor T4 (CD4).
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Manifestasi Klinis

Rasa lelah dan lesu


Berat badan menurun secara drastis
Demam yang sering dan berkeringat waktu malam
Mencret dan kurang nafsu makan
Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
Pembengkakan leher dan lipatan paha
Radang paru
Kanker kulit
Gejala dan Stadium Klinis

Gejala Mayor Gejala Minor


Berat badan menurun >10% dalam 1 Batuk menetap >1 bulan
bulan Dermatitis generalisata
Diare kronik berlangsung >1 bulan Herpes Zooster multi-segmental dan
Demam berkepanjangan >1 bulan berulang
Penurunan kesadaran Kandidiasis orofaringeal
Demensia/HIV ensefalopati Herpes simpleks kronis progresif
Limfadenopati generalisata
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin
wanita
Retinitis Cytomegalovirus
Gejala dan Stadium Klinis

Stadium Gejala Klinis

I Tidak ada penurunan berat badan


Tanpa gejala atau hanya Limfadenopati Generalisata Persisten

II Penurunan berat badan <10%


ISPA berulang: sinusitis, otitis media, tonsilitis, dan faringitis
Herpes zooster dalam 5 tahun terakhir
Luka di sekitar bibir (Kelitis Angularis)
Ulkus mulut berulang
Ruam kulit yang gatal
Dermatitis Seboroik
Infeksi jamur pada kuku
Gejala dan Stadium Klinis

Stadium Gejala Klinis


III Penurunan berat badan >10%
Diare, demam >1 bulan
Kandidiasis oral atau Oral Hairy Leukoplakia
TB Paru dalam 1 tahun terakhir
Limfadenitis TB
Infeksi bakterial yang berat: Pneumonia, Piomiosis
Anemia(<8gr/dl),Trombositopeni Kronik (<50109 per liter)
Gejala dan Stadium Klinis
Stadium Gejala Klinis
IV Sindroma Wasting (HIV)
Pneumoni Pneumocystis
Pneumonia Bakterial yang berat berulang dalam 6 bulan
Kandidiasis esofagus
Herpes Simpleks Ulseratif >1 bulan
Limfoma
Sarkoma Kaposi
Kanker Serviks yang invasif
Retinitis CMV
TB Ekstra paru
Toksoplasmosis
Ensefalopati HIV
Meningitis Kriptokokus
Infeksi mikobakteria non-TB meluas
Lekoensefalopati multifokal progresif
Kriptosporidiosis kronis, mikosis meluas
DIAGNOSIS
Gambaran klinis.
Sputum BTA
Xpert MTB/RIF
Foto toraks
Penggunaan antibiotik pada pasien
suspek TB dengan HIV positif. (TIDAK
DIANJURKAN)
TES HIV
RAPID TEST
TES HIV
RAPID TEST
PENATALAKSANAAN
OAT
OBAT UTAMA FDC OBAT TAMBAHAN
Rifampisin 4FDC antituberkulosis Kanamisin
INH dalam satu tablet, yaitu Kuinolon
Pirazinamid rifampisin 150 mg, Obat lain masih dalam
Streptomisin isoniazid 75 mg, penelitian ;
Etambutol pirazinamid 400 mg dan makrolid,
etambutol 275 mg amoksilin + asam
klavulanat
3FDC antituberkulosis Derivat rifampisin dan
dalam satu tablet, yaitu INH
rifampisin 150 mg,
isoniazid 75 mg dan
pirazinamid. 400 mg
Prinsip pengobatan pasien TB-HIV adalah
mendahulukan pengobatan TB. Pengobatan
antiretroviral (ARV) dimulai sesegera mungkin
setelah dapat ditoleransi dalam 2-8 minggu
pengobatan fase awal.
TERAPI ANTIRETROVIRAL
Kategori Kasus Paduan obat yang diajurkan Keterangan

I - TB paru BTA +, 2 RHZE / 4 RH atau


BTA - , lesi luas 2 RHZE / 6 HE
*2RHZE / 4R3H3
II - Kambuh -RHZES / 1RHZE / sesuai hasil uji Bila streptomisin
resistensi atau 2RHZES / 1RHZE / 5 RHE alergi, dapat diganti
kanamisin
- Gagal pengobatan -3-6 kanamisin, ofloksasin, etionamid,
sikloserin / 15-18 ofloksasin, etionamid,
sikloserin atau 2RHZES / 1RHZE / 5RHE

II - TB paru putus berobat Sesuai lama pengobatan sebelumnya,


lama berhenti minum obat dan keadaan
klinis, bakteriologi dan radiologi saat ini
(lihat uraiannya) atau

*2RHZES / 1RHZE / 5R3H3E3


III -TB paru BTA neg. Lesi 2 RHZE / 4 RH atau
minimal 6 RHE atau
*2RHZE /4 R3H3
IV - Kronik RHZES / sesuai hasil uji resistensi
(minimal OAT yang sensitif) + obat lini 2
(pengobatan minimal 18 bulan)
IV - Mdr tb Sesuai uji resistensi + OAT lini 2 atau H
seumur hidup
PENCEGAHAN
Diagnosis dan pengobatan TB paru BTA positif
untuk mencegah penularan
Terapi pencegahan :
Kemoprofilaksis diberikan kepada penderita
HIV atau AIDS. Obat yang digunakan pada
kemoprofilaksis adalah Isoniazid (INH) dengan
dosis 5 mg / kg BB (tidak lebih dari 300 mg )
sehari selama minimal 6 bulan.
PROGNOSIS
DUBIA ad SANAM
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI., 2011. Stop TB Menuju Terobosan Universal Strategi


Nasional Pengendalian TB di Indonesia tahun 2010 2014. Jakarta
Kemenkes RI., 2012. Petunjuk Teknis Tata Laksana Klinis Ko-Infeksi TB-
HIV. Jakarta
Kemenkes RI., 2013. Pedoman nasional Pelayanan kedokteran Tata
Laksana Tuberkulosis. Jakarta
Kemenkes RI., 2015. Infodatin Pusat data dan Informasi kementrian
kesehatan RI. Jakarta
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia., 2014. Tuberculosis Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia. Jakarta
Sudoyo, Aru. W., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta : Internal Publishing
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai