Anda di halaman 1dari 20

PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK

SMP NEGERI 3 CANDI


TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 3 CANDI
Akreditasi Sekolah : A
Desa Sugihwaras Tlp. 031-8953376 Candi-Sidoarjo 61271
Email : smpnegeritigacandi@yahoo.co.id

2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Illahirobbi, berkat rahmat dan hidayah-Nya


program supervisi akademik SMP Negeri 3 Candi dapat tersusun.
Supervisi akademik atau supervisi pembelajaran yang dilaksanakan pada semester
gasal dan genap Tahun Pelajaran 2018/2019 ini adalah sebagai langkah awal bagi para
pendidik untuk belajar mengevaluasi diri terhadap proses pembelajaran dan penilaian yang
dilaksanakan secara berkesinambungan dan diakhiri dengan Penilaian Kinerja Guru (PKG).
Kepala Sekolah yang dibantu oleh tim supervisor melakukan perencanaan program
supervisi akademik terhadap guru dalam rangka membantu meningkatkan keprofesionalan
guru. Selanjutnya supervisi akademik dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat berdasarkan karakteristik individu guru dan terjadwal. Agar
supervisi berhasilguna maka proses supervisi diawali dengan pra supervisi, observasi
pembelajaran dan di akhiri dengan pasca supervisi, mengingat supervisi merupakan bantuan
profesional kepada guru agar mampu melaksanakan pembelajaran secara optimal.
Supervisi yang merupakan salah satu kompetensi strategis didalam meningkatkan
kualitas guru yang bermuara pada peningkatan kualitas layanan pembelajaran berdampak
positif terhadap kualitas pesertadidik.
Program supervisi akademik ini terdiri atas: Pendahuluan: Kerangka Pikir Pemecahan
Masalah; Pendekatan dan Metode Supervisi; Hasil Pelaksanaan Program Supervisi; dan
Penutup.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan program
supervisi akademik Tahun Pelajaran 2018/2019 ini terutama Pengawas Pembina yang telah
memberi saran dan pendapat.

Candi, 2 Agustus 2018


Kepala SMP Negeri 3 Candi

SUYONO, S.Pd, MM
NIP 196209121984121006

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .............................. i

Kata Pengantar .............................. ii

Daftar Isi .............................. iii

BAB I Pendahuluan .............................. 1

BAB II Kerangka Pikir Pemecahan Masalah .............................. 3

BAB III Pendekatan dan Metode diskusi .............................. 5

BAB IV Pelaksanaan dan Program Supervisi .............................. 11

BAB V Penutup .............................. 15

Daftar Pustaka ............................... 16

Lampiran ............................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan guru sebagai Kepala Sekolah Guru Kepala Sekolah,
khususnya pada pasal 15 ayat (1) menyatakan bahwa Beban Kerja Kepala Sekolah
sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan
(c) supervisi guru dan tenaga kependidikan.
Terkait dengan pelaksanaan supervisi, pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 dijelaskan bahwa seorang Kepala Sekolah harus
menguasai lima Kompetensi isebagai Kepala Sekolah yakni: kompetensi kepribadian;
kompetensi manajerial; kompetensi supervisi; kompetensi kewirausahaan; dan kompetensi
sosial. Salah satu kompetensi yang strategis didalam meningkatkan kualitas sekolah adalah
kompetensi supervisi. Supervisi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah supervisi akademis.
Seorang Kepala Sekolah dalam hal ini dituntut untuk melaksanakan supervisi akademis
yang meliputi: (1) merencanakan program supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru; (2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; dan (3) menindaklanjuti
hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Sergiovanni, 1988, menegaskan supervisi pembelajaran (akademis) diartikan sebagai
usaha mendorong, mengkoordinir, dan menstimulir serta menuntun pertumbuhan guru-guru
secara berkesinambungan di suatu sekolah baik secara individual maupun kelompok agar
lebih efektif melaksanakan fungsi pembelajaran. Untuk itu, aspek-aspek penting didalam
supervisi akademik adalah: bersifat bantuan dan pelayanan untuk pengembangan kualitas diri
guru, untuk pengembangan profesional guru, dan untuk memotivasi guru, melalui supervisi
akademis guru akan banyak dibantu untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya yang
berujung pada peningkatan kualitas pesertadidik.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi
(Permenpan R & B) Nomor 16 Tahun 2009, pasal 6 ayat (a) menegaskan kewajiban guru
dalam melaksanakan tugas adalah merencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan
pembelajaran/ bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran/bimbingan, serta melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan.
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (2014:6) mengetengahkan

1
dalam supervisi akademik pertama dilakukan identifikasi masalah untuk menyusun
perencanaan supervisi akademik yang meliputi indikator: (a) Penentuan tujuan supervisi
akademik, (b) Jadwal pelaksanaan supervisi akademik, (c) Teknik supervisi akademik, (d)
instrumen supervisi akademik, (e) pelaksanaan supervisi akademik, (f) Pemberian umpan
balik (feedback) supervisi akademik, dan (g) Rencana Tindak Lanjut.
Hasil refleksi Supervisi Akademik Pendidik SMP Negeri 3 Candi pada semester genap
Tahun Pelajaran 2017/2018 menunjukkan 62% pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) belum mengkaitkan ranah sikap pada Kompetensi Inti 1 (KI-1) maupun Kompetensi
Inti 2 (KI-2) yang dikaitkan dengan ranah pengetahuan (KI-3) maupun keterampilan (KI-4)
sehingga pendidik ketika membelajarkan pengetahuan dan atau keterampilan belum
sepenuhnya membangun sikap pesertadidik. Hal ini terbukti dari pengamatan selama proses
pembelajaran. Disamping itu permasalahan ini menjadi Rencana Tindak Lanjut (RTL), untuk
diimplementasikan pada Supervisi Akademik semester gasal di Tahun Pelajaran 2018/2019.
Melalui supervisi akademik secara rutin dan berkelanjutan serta pemilihan pendekatan dan
tehnik supervisi yang efektif maka kompetensi guru sebagai agen perubahan akan mampu
meningkatkan kualitas pesertadidik yang diampunya. Kepala Sekolah sebagai supevisor perlu
merencanakan dan menyusun laporan hasil supervisi akademik secara menyeluruh dan
sistematis, menjabarkan rencana kegiatan yang akan dilakukan serta merencanakan tindak
lanjut hasil supervisi untuk perbaikan.

2
BAB II

KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

Untuk mengakomodasi hasil supervisi sebelumnya berdasarkan data analisis tim


supervisor SMP Negeri 3 Candi menunjukkan bahwa 62% guru di dalam membelajarkan
peserta didik belum sepenuhnya mengkaitkan dengan ranah sikap KI-1 dan atau KI-2 dalam
proses pembelajaran pada ranah pengetahuan maupun keterampilan. Hal ini terlihat ketika
tim supervisor melakukan diskusi membahas hasil pengamatan pembelajaran pada umumnya,
hanya guru jam awal dan jam terakhir yang melaksanakan, selanjutnya dalam proses
pembelajaran sangat jarang guru membelajarkan sikap KI-1 dan KI-2 apa lagi mengkaitkan
ke duanya. Analisis tim supervisor menunjukkan bahwa 32% pendidik belum
mengkaitkanaitkan KI, 24% belum mengkaitkan dengan KI-2, dan 6% belum mengkaitkan
dengan KI-1 maupun KI-2.
Dampak di dalam proses pembelajaran adalah jarang terjadi pembelajaran dan
penilaian sikap ketika pesertadidik belajar tentang pengetahuan (konsep) maupun
keterampilan sehingga belum terbentuk atau terbudaya sikap-sikap yang terkait dengan
penguasaan konsep maupun keterampilan misalnya, pada keterampilan pesertadidik bercerita
naratif dengan percaya diri, pada saat diskusi untuk menemukan konsep belum terbentuk
sikap kerjasama, jujur ketika ulangan.
Disamping temuan utama di atas, juga teridentifikasi pada temuan lapangan bahwa
guru 66% belum mengelola pembelajaran secara efektif, hal ini terlihat dari proses
pengelolaan kelompok, teknik mengomunikasikan hasil asosiasi pesertadidik dalam
kelompok, teknik pembentukkan kelompok, teknik penunjukkan ketua kelompok, serta
penggunaan waktu yang sesuai.
Sebagai solusi maka dilakukan RTL Supervisi Akademis pada semester selanjutnya adalah:
1. Penulisan RPP (reviu) khususnya pada Tujuan Pembelajaran KI-3 Pengetahuan dan KI-4
Keterampilan yang dikaitkan dengan sikap pada KI-1 dan KI-2 yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.
2. Pengamatan di kelas untuk melihat konsistensi keterlaksaan pembelajaran dan penilaian
KI-3 dan KI-4 yang telah dikaitkan dengan KI-1 dan KI-2.
3. Pengelolaan kelas yang efektif. Penggunaan waktu sesuai program, pengelolaan kelas, dan
kelompok yang berdampak pada keefektivan pembelajaran.
Untuk mengakomodasi hasil supervisi secara optimal perlu dilakukan reviu RPP
sampai dengan menerapkan hasil reviu tersebut maka proses pembelajaran akan sesuai

3
dengan perencanaan yang dibuat guru dan menghasilkan kualitas pembelajaran. Perencanaan
yang baik akan berdampak pada proses dan hasil yang baik pula.
Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan evaluasi
terhadap proses pembelajaran. Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila: (1) presentasi
waktu belajar pesertadidik yang tinggi dicurahkan terhadap proses pembelajaran; (2) rata-rata
perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara pesertadidik; (3) ketepatan antara
kandungan materi pembelajaran dengan tingkat kemampuan pesertadidik; dan (4)
mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas
yang mendukung pelaksanaan tugas pesertadidik, tanpa mengabaikan hubungan antara guru
dan pesertadidik.
Untuk itu, proses Supervisi Akademik di SMP Negeri 3 Candi dilakukan secara
sistemik seperti pada bagan berikut ini.

1 2
Pertemuan Pra Proses
Pengamatan Pengamatan

Pertemuan Pra
Pengamatan

4 3
Pertemuan Setelah Analisis Hasil
Pengamatan Pengamatan

5
Evaluasi Hasil
Pengamatan 6
Laporan

Bagan 1
Sistematika Supervisi Akademik

4
BAB III

PENDEKATAN DAN METODE SUPERVISI

Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan-kemampuan guru dalam


merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran,
menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang
tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.
Supervisi akademik juga harus didukung oleh instrumen-instrumen yang sesuai.
Kepala sekolah didalam melaksanakan kegiatan supervisi harus menyiapkan
perlengkapan supervisi seperti instrumen penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), instrumen pengamatan proses pembelajaran di kelas, questioner dan jurnal
pelaksanaan pengamatan sesuai dengan tujuan, sasaran, objek metode, teknik dan pendekatan
yang direncanakan, dan instrumen yang sesuai dengan indikator yang diamati
Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu: supervisi
umum dan supervisi akademik. Supervisi umum dilakukan untuk seluruh kegiatan teknis
administrasi sekolah, sedangkan supervisi akademik lebih diarahkan pada peningkatan
kualitas pembelajaran. Berikut ini akan dibahas lebih mendalam mengenai supervisi teknik
akademik.
Glickman membagi tiga macam pendekatan supervisi, seperti yang dilaksanakan di
SMP Negeri 3 Candi dan dijelaskan di bawah ini.

1. Pendekatan Direktif (Langsung)


Pada pendekatan ini yang menonjol dari supervisor adalah “demonstrating, directing,
standardicing, dan reinforcing”. Tanggung jawab supervisi lebih banyak berada pada
supervisor. Supervisor menganggap bahwa dengan tanggung jawab itu ia dapat
melakukan perubahan perilaku mengajar dengan memberikan pengarahan yang jelas
terhadap setiap rencana kegiatan yang dievaluasi. Walaupun pola ini dianggap kurang
efektif dan bahkan mungkin kurang manusiawi karena pendidik tidak diberi kesempatan
untuk mengembangkan kemampuannya dan kreativitasnya, namun ada pula pendidik
yang lebih suka disupervisi dengan pendekatan ini, khususnya bagi pendidik yang belum
berpengalaman mengajar atau pendidik pemula, sehingga mereka senang menerima saran
dan masukan dari supervisor.

5
2. Pendekatan Kolaboratif
Tugas supervisor dalam hal ini adalah mendengarkan dan memperhatikan secara
cermat akan keprihatinan pendidik terhadap masalah perbaikan mengajarnya dan juga
gagasan-gagasan pendidik untuk mengatasinya. Selanjutnya supevisor bisa meminta
penjelasan pendidik apabila ada hal-hal yang kurang dipahaminya.
Beberapa pakar supervisi menyatakan bahwa gagasan pendekatan kolaboratif diilhami
oleh gerakan hubungan insani (the human relation movement). Gagasan sekaligus pula
merupakan reaksi terhadap praktek model supervisi yang klasik yang menetapkan fungsi
supervisi pengajaran untuk mengawasi mutu dengan mengarahkan, menunjukan,
mengharuskan, memantau dan menilai pengajaran.
Pembimbingan kolaboratif sebuah proses terstruktur dan berkelanjutan antara dua
atau lebih pembelajar profesional untuk memungkinkan mereka menanamkan
pengetahuan, keterampilan dari sumber-sumber spesialis ke dalam praktik sehari-hari.
Pembimbing kolaboratif adalah para pembelajar profesional yang berkomitmen untuk
saling bertukar pembelajaran dan untuk saling memberikan dukungan tanpa menghakimi
(memvonis) dengan didasarkan pada praktik pembelajaran mereka sendiri. Cara ini dapat
mendukung dan mempertahankan kemitraan sukarela dan terstruktur yang mana masing-
masing pendidik mengaitkan masukan spesialis dengan praktik sehari-hari yang tetap
didampingi secara berkelanjutan oleh pengawas sekolah sebagai supervisor.
Pembimbingan kolaboratif merupakan aktivitas yang mendorong dan meningkatkan
praktik refleksi antara lain:
1) Mengembangkan pemahaman bersama atas tujuan-tujuan tertentu.
2) Mengamati, berpendapat dan mendiskusikan praktik pembelajaran untuk
meningkatkan kesadaran.
3) Sharing pengalaman belajar bersama.
4) Membuat perencanaan pembelajaran bersama.
5) Menyusun rencana tindakan bersama.
6) Bersama-sama menganalisis pengalaman pembelajaran.
Semua kegiatan ini dapat mengilhami, mendelegasikan, memandu, dan mengarahkan
sebagai seorang pembimbing untuk membangun pembelajaran yang efektif, sehingga
akan terjadi model learning revolution meskipun tertinggal di sekolah, tidak ada kata
terlambat untuk mengejarnya dengan metode terpadu.
3. Pendekatan Nondirektif
Pola ini adalah dari premis bahwa belajar adalah pengalaman pribadi, sehingga pada
akhirnya individu harus mampu memecahkan masalahnya sendiri. Peranan supervisor di

6
sini adalah mendengarkan, mendorong atau membangkitkan kesadaran diri dan
pengalaman-pengalaman pendidik diklarifikasikan. Oleh karena itu pendekatan ini
bercirikan perilaku di mana supervisor mendengarkan pendidik, mendorong pendidik,
mengajukan pertanyaan, menawarkan pemikiran bila diminta dan membimbing pendidik
melakukan tindakan. Tanggung jawa supervisi lebih banyak berada pada pendidik. Jadi
perbedaan ketiga pendekatan ini adalah terletak pada besar kecilnya tanggung jawab
supervisor dan pendidik pada saat proses supervisi dengan menonjolnya perilaku-perilaku
supervisi tertentu pada masing-masing pendekatan.
Disamping pendekatan supervisi di atas pelaksanaan supervisi di SMP Negeri 3 Candi
menggunakan teknik supervisi Gwyn (1961) yaitu secara (1) Individual dan (2) Kelompok.
Secara rinci dijelaskan di bawah ini.
1. Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap
pendidik. Supervisor hanya berhadapan dengan seorang pendidik sehingga dari hasil
supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervisi individual ada
lima macam yaitu: (a) Kunjungan kelas, (b) Observasi kelas, (c) Pertemuan individual,
(d) Kunjungan antar kelas, dan (e) menilai diri sendiri. Secara rinci dijelaskan di bawah
ini.
a. Kunjungan kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan pendidik oleh kepala sekolah untuk
mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk menolong pendidik
dalam mengatasi masalah di dalam kelas. Untuk melaksanakan kunjungan kelas dapat
dilakukan dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan
dan masalahnya atas permintaan pendidik bersangkutan, supervisor sudah memiliki
instrumen atau catatan-catatan, dan tujuan kunjungan yang jelas.
Terdapat empat tahapan dalam hal ini yaitu: (1) Tahap persiapan, pada tahap ini,
supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan
kelas. (2) Tahap pengamatan selama kunjungan. Tahapan ini, supervisor mengamati
jalannya proses pembelajaran berlangsung. (3) Tahap akhir kunjungan, yaitu
supervisor bersama pendidik mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil
observasi. (4) Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
Kriteria Kunjungan kelas antara lain; memiliki tujuan-tujuan tertentu;
mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan pendidik;
menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang obyektif; terjadi
interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling

7
pengertian; pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses pembelajaran; dan
pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.
b. Observasi kelas
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas.
Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran,
kesulitan-kesulitan pendidik dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.
Aspek-aspek yang diobservasi antara lain; usaha-usaha dan aktivitas pendidik-
pesertadidik dalam proses pembelajaran, cara menggunakan media pengajaran, variasi
metode, ketepatan penggunaan media dengan materi, ketepatan penggunaan metode
dengan materi, dan reaksi mental para pesertadidik dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahap, persiapan, pelaksanaan, penutupan,
penilaian hasil observasi; dan tindak lanjut. Dalam pelaksanaan observasi ini
supervisor tentu sudah siap dengan instrumen observasi, menguasai masalah dan
tujuan supervisi, dan observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.
c. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar
pikiran antara supervisor pendidik. Tujuannya antara lain untuk memberikan
kemungkinan pertumbuhan jabatan pendidik melalui pemecahan kesulitan yang
dihadapi; mengembangkan hal mengajar yang lebih baik; memperbaiki segala
kelemahan dan kekurangan pada diri pendidik; dan menghilangkan atau menghindari
segala prasangka.
Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan)
individual sebagai berikut: Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang
dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas
(istirahat). Office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang
kepala sekolah atau ruang pendidik, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu
yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada pendidik. Causal-
conference, yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan
secara kebetulan bertemu dengan pendidik. Observational visitation, yaitu percakapan
individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau
observasi kelas.
Di dalam pelaksanaan pertemuan individual, supervisor harus berusaha
mengembangkan segi-segi positif pendidik, mendorong pendidik mengatasi kesulitan-
kesulitannya, memberikan pengarahan, dan melakukan kesepakatan terhadap hal-hal
yang masih meragukan.

8
d. Kunjungan antar kelas
Kunjungan antar kelas adalah pendidik yang satu berkunjung ke kelas yang lain di
sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran.
Tata cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah: harus direncanakan; para
pendidik yang akan dikunjungi harus diseleksi; tentukan para pendidik yang akan
mengunjungi; sediakan segala lfasilitas yang diperlukan; supervisor hendaknya
mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat; adakah tindak lanjut setelah
kunjungan antar kelas selesai, misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan,
dan pemberian tugas-tugas tertentu; segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas
pendidik bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;
adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.
e. Menilai diri sendiri
Menilai diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri secara objektif
dan diperlukan kejujuran diri sendiri.
Tata cara menilai diri sendiri dijelaskan sebagai berikut: Suatu daftar pandangan
atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau
suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan baik secara tertutup
maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut nama. Selanjutnya menganalisa tes-tes
terhadap unit kerja. Kegiatan terakhir adalah mencatat aktivitas murid-murid dalam
suatu catatan, baik mereka bekerja secara individu maupun secara kelompok.
2. Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Para pendidik yang diduga, sesuai dengan analisis
kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama
dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka
diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka
hadapi. Menurut Gwyn (1961), ada tiga belas teknik supervisi kelompok yaitu: (a)
kepanitiaan-kepanitiaan, (b) kerja kelompok, (c) laboratorium dan kurikulum, (d)
membaca terpimpin, (e) demonstrasi pembelajaran, (f) darmawisata, (g) kuliah/studi, (h)
diskusi panel, (i) perpustakaan, (j) organisasi profesional, (k) buletin supervisi, (l)
pertemuan pendidik, dan (m) lokakarya atau konferensi kelompok.
Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau kelompok di atas yang
cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan pendidik di sekolah. Oleh sebab itu,
seorang kepala sekolah harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya
mampu membina keterampilan pembelajaran seorang pendidik.

9
Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah.
Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang
akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau
kepribadian pendidik sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan pendidik
yang sedang dibina melalui supervisi akademik.
Sehubungan dengan kepribadian pendidik, Lucio dan McNeil (1979) menyarankan
agar kepala sekolah mempertimbangkan enam faktor kepribadian pendidik, yaitu
kebutuhan pendidik, minat pendidik, bakat pendidik, temperamen pendidik, sikap
pendidik, dan sifat-sifat somatic pendidik.
Lima langkah yang disarankan memberikan umpan balik yang efektif yaitu: (1)
Memberikan Penghargaan, (2) Melakukan sendiri Refleksi Kritis, (3) Merencanakan
sendiri perbaikan-perbaikan, (4) Memberi usul, saran, atau mendiskusikan hal-hal yang
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dan (5) Mengembangkan Rencana Tindak
Lanjut.
Merujuk pada pendekatan dan teknik supervisi di atas, rencana supervisi akademik
bagi pendidik di SMP Negeri 3 Candi pada Tahun 2018/2019 di semester gasal digunakan
pendekatan supervisi Directive, Collaborative dan Non directive. Alasan memilih
pendekatan ini karena terdapat 10% pendidik pemula yang masih belum banyak memiliki
pengalaman membelajarkan pesertadidik, 16% pendidik di SMP Negeri 3 Candi adalah
pendidik sangat berpengalaman dan 74% lainnya adalah pendidik yang memiliki cukup
pengalaman. Bagi yang banyak pengalaman akan mendapat perlakukan dengan
pendekatan Non directive. Bagi pendidik pemula yang belum banyak pengalaman akan
mendapatkan perlakukan dengan pendekatan Directive, dan sebagian besar lainnya
menggunakan pendekatan Collaborative.
Mengingat hasil analisis supervisi pada semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018
teridentifikasi permasalahan yang sama pada penyusunan RPP yaitu pendidik belum
mengkaitkan KI-1 dan K-2 pada pembelajaran ranah pengetahuan dan keterampilan serta
pada proses pembelajaran belum efektif maka pada Semester Gasal Tahun Pelajaran
2018/2019 akan dilaksanakan supervisi akademik dengan teknik supervisi kelompok dan
tiga pendekatan Directive, Collaborative dan Non Directive tergantung pada karakteristik
masing-masing pendidik. Sedangkan di Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019,
akan dilaksanakan supervisi Kunjungan Antar Kelas, sebagai tindak lanjut dari supervisi
sebelumnya yakni di semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019.

10
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PROGRAM SUPERVISI

Mencermati pendekatan dan teknik supervisi pada kajian di atas maka supervisi
akademik SMP Negeri 3 Candi pada Tahun Pelajaran 2018/2019 direncanakan
menggunakan supervisi Kelompok melalui tiga pendekatan Directive, Collaborative dan Non
Directive, seperti pada tabel 1 di bawah ini.

MENGAMPU PDKT TEKNIK


NO NAMA KLS
MAPEL 1 2 3 1 2
1 Imam Suyuti,M.PdI PAI IX √ √
2 Siti Mawaddah, S.PdI PAI VIII √ √
3 Dwi Yuli Purwanti S.Pd PKn IX √ √
4 Dwi Sarwono, S.Pd, M.Pd PKn VIII √ √
5 Maulina Mifta Fadilah, VII √ √
PPKn
S.Pd.
6 Dra.Sri Widarti Bahasa Indonesia VIII √ √
7 Drs.Toto Agustono Bahasa Indonesia IX √ √
8 Rahayu Puji Hastuti,S.Pd Bahasa Indonesia IX √ √
9 Asih Karyanti,S.Pd Bahasa Indonesia VIII √ √
10 Drs.Mulyono Bahasa Inggris IX √ √
11 Nur Hasanah Kaplale,S.Pd Bahasa Inggris VII √ √
12 Mutadlo Rachman,S.Pd Bahasa Inggris VIII √ √
13 Dra.Sutarmini Matematika VII √ √
14 Mokhammad Hariono,S.Pd. Matematika IX √ √
15 Taufiq Raharjo,S.Pd Matematika VII √ √
16 Ely Puspitaningrum,S.Pd Matematika VIII √ √
17 Didiek Kartono,S.Pd Matematika IX √ √
18 Muklas,S.Pd IPA VIII √ √
19 Drs.Asis Sudihartono IPA VIII √ √
20 Agustuti Hasto Welas IX √ √
IPA
Asih,S.Pd
21 M.Shobah Al Falah,ST IPA VII √ √
22 Nunuk Nurlaila, M.Pd IPA VII √ √
23 Amanda Gita Prameswari, IX √ √
S.Pd IPA
24 Fatechah,S.Pd IPS VIII √ √
25 Latifah Ariani,S.Pd IPS VII √ √
26 Sri Utami,S.Pd IPS IX √ √
27 Endang Ekowarni,S.Pd IPS VIII √ √
28 Sri Lestari Seni Budaya IX √ √
29 Drs.Widaldi Seni Budaya VII
30 Drs.Bambang Prijonbodo Penjasorkes VIII √ √
31 Sri Untari,S.Pd Penjasorkes IX √ √
32 Dra.Sugiarti Bahasa Jawa IX √ √
33 Arinda Varmayanti,S.Pd Prakarya VIII √ √
34 Yuli Supriyatin,S.Pd Prakarya VIII √ √

11
MENGAMPU PDKT TEKNIK
NO NAMA KLS
MAPEL 1 2 3 1 2
35 Mualim, Amd TIK VII √ √
36 Endang Setiawati, S.PdK. PAK VIII √ √
37 Marzuki BTG VIII √ √

Tabel 1
Program Supervisi Akademik Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019

Catatan:
A. Pendekatan Supervisi
1. Directive
2. Collaborative
3. Non Directive

B. Teknik Supervisi
1. Individu
2. Kelompok

JADWAL SUPERVISI KELOMPOK SMP NEGERI 3 CANDI


TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PENDEKATAN
NO NAMA PENDIDIK TANGGAL SUPERVISOR
1 2 3
1 Dra. Sugiarti √
2 Drs. Widaldi √
6 Oktober Suyono, S.Pd,
3 Rahayu Puji Hastuti, S.Pd √
2018 MM
4 Dwi Yuli Purwanti, S.Pd √
5 Endang Eko Warni, S.Pd √
6 Drs. Mulyono √
7 Dra. Sri Widarti √
6 Oktober
8 Drs. Bambang Prijonbodo Dra. Sugiarti √
2018
9 Dra. Sutarmini √
10 Ely Puspitaningrum S.Pd √
11 Fatechah, S.Pd √
12 Latifah Ariani, S.Pd √
13 Sri Lestari 13 Oktober √
Drs. Widaldi
14 Mokhammad Hariono, 2018 √
S.Pd, M.Pd
15 Yuli Supriyatin, S.Pd √
16 Dwi Sarwono, S.Pd, M.Pd √
17 Sri Utami, S.Pd √
18 Drs. Asis Sudihartono √
13 Oktober Dwi Yuli
19 Agustuti Hasto Welas Asih,
2018 Purwanti, S.Pd √
S.Pd
20 Taufiq Raharjo, S.Pd √
21 Didik Kartono, S.Pd √

12
PENDEKATAN
NO NAMA PENDIDIK TANGGAL SUPERVISOR
1 2 3
22 Drs. Toto Agustono √
23 Nur Hasanah Kaplale, S.Pd √
13 Oktober Rahayu Puji
24 Mutadlo Rachman, S.Pd √
2018 Hastuti, S.Pd
25 Asih Karyanti, S,Pd √
26 Muklas, S.Pd √
27 Imam Suyuti, M.PdI √
28 Ninik Niswatul Khusniyah, √
S.PdI
13 Oktober
29 M. Shobah Al Falah Sri Untari, S.Pd √
2018
30 Yanti Widayanti, S.Pd, √
M.Psi
31 Mualim, A.Md √

Tabel 2
Jadwal Supervisi Akademik Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019
Catatan:
Pendekatan Supervisi:
1. Non Directive
2. Collaborative
3. Directive

Untuk mereduksi kelemahan ini, supervisor menawarkan beberapa teknik supervisi


akademik secara individu maupun kelompok. Hasil kesepakatan para pendidik memilih
supervisi akademik secara Kelompok melalui Teknik Pertemuan Pendidik. Di SMP Negeri 3
Candi memiliki aktivitas Saturday Smart yaitu forum pertemuan pendidik untuk membahas
dan mencari solusi dari permasalahan-permasalahan pembelajaran yang dialami pendidik
atau dampak dari pemikiran kreatif yang menimbulkan perubahan. Karena itu, permasalah
yang sama dapat ditentukan solusinya bersam pada pertemuan pendidik tersebut.
Supervisi akademik secara Kelompok melalui Pertemuan Saturday Smart dijelaskan di
bawah ini.
1. Pengamatan RPP dilaksanakan dengan cara supervisor mempersiapkan instrumen
pengamatan RPP. Tahap awal supervisor menyerahkan instrumen telaah RPP. Pendidik
diminta untuk memahami isi instrumen. Selanjutnya, menilai satu RPP yang telah
disusun oleh pendidik, yang mengkaitkan ranah sikap KI-1 dan KI-2 dengan ranah
kognitif maupun keterampilan.
2. Pengamatan pembelajaran dilaksanakan melalui presentasi pendidik melalui paparan
proses pembelajaran pada RPP yang telah ditelaah. Inti pengamatan pembelajaran secara
tidak langsung ini untuk melihat keefektifan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan
pembelajaran secara efektif, dilihat dari (a) proses pengelolaan kelompok, (b) teknik

13
mengomunikasikan hasil asosiasi pesertadidik dalam kelompok, (c) teknik
pembentukkan kelompok, (d) teknik penunjukkan ketua kelompok, serta (e) penggunaan
waktu yang sesuai. Selama pendidik yang disupervisi mempresentasikan proses
pembelajaran melalui penjelasan RPP yang digunakan, supervisor melakukan penilaian
dengan menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran dan supervisor juga
melakukan wawancara atau tanyajawab utamnya tentang keefektifan proses
pembelajaran. Setelah itu, dilakukan refleksi dan saran-saran untuk perbaikan.
Hasil Supervisi Akademik ini akan ditindak lanjuti pada semester genap Tahun
Pelajaran 2018/2019 sesuai dengan Rencana Tindak Lanjut yang dibutuhkan pendidik.
Dengan cara ini harapannya adalah kelemahan-kelemahan pendidik akan teratasi secara
cermat.

14
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Supervisi akademik yang dilakukan dengan berpegang apada Rencana Tindak Lanjut
hasil supervisi sebelumnya sangat efektif bagi pendidik, karena pendidik mendapatkan
gambaran awal sebelum disupervisi melalaui pemantauan RPP maupun pengamatan di
dalam kelas. Apalagi pendidik bebas memilih cara dan teknik supervisi akademik yang
diinginkan mereka akan lebih senang sehingga hasil supervisi akademik dapat
menghasilkan informasi yang optimal. Dalam kesempatan ini pendidik dapat melakukan
konsultasi tentang pembelajaran yang akan dilakukan. Pada saat pelaksanaan pendidik
dan pesertadidik merasa kondusif karena supervisor juga bisa berperan sebagai pendidik
apabila terdapat hal-hal yang belum dikuasai pendidik. Pada akhir supervisi pendidik
dapat melakukan refleksi untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahanya dan mampu
menentukan cara-caranya sendiri, sebagai supervisor dapat memberikan saran-saran yang
dibutuhkan sebagai Rencana Tindak Lanjut terhadap Supervisi yang telah dilakukan.

B. Saran
Untuk melaksanakan supervisi akademik dengan cara ini disarankan agar:
1. Supervisor memahami terlebih dahulu langkah-langkah pelaksanaannya.
2. Pendidik yang disupervisi dan didampingi perlu disosialisasikan agar mampu
mengubah mind set, sehingga pelaksanaannya dapat tercapai sesuai harapan.

15
Daftar Kepustakaan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 2011.
Jakarta: Pusat Pengembangan Profesi Pendidik BPSDM PPMP Kemendiknas.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan (SNP). Jakarta.
Permendikbud Nomor 28 Tahun 2010. Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014. Penilaian Pembelajaran. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepaala Sekolah.

16
LAMPIRAN : INSTRUMEN SUPERVISI
AKADEMIK

17

Anda mungkin juga menyukai