Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 6

Islam dan Iptek


Umat Islam dan Pengembangan IPTEK
Dosen Pengampu : Nurul Huda, M.Ag

Nama Kelompok :
1. Fauzan Fadhlurrahman (D400160081)
2. Naufan Faldiansyah (D400160085)
3. Gilang Aji Saputra (D400160098)
4. Ilham Alrino Nugroho (D400160106)
5. Muhammad Harish H. (D400160089)
Umat Islam dan Pengembangan IPTEK

Pengertian IPTEK

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat


dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu
memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide.
Adapun teknoogi adl terapan atau aplikasi dari ilmu yg dapat ditunjukkan dalam
hasil nyata yg lbh canggih dan dapat mendorong manusia utk berkembang lbh
maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis
utk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam
Alquran sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai
ilmu pengetahuan dan teknologi.

Seperi kita ketahui, teknologi kini telah merembet dalam kehidupan kebanyakan
manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun.
Dimana upaya tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewudkan
kesejahteraan dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Atas dasar
kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkan iptek dalam rangka untuk
mengolah SDA yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dalam
pengembangan iptek harus didasari terhadap moral dan kemanusiaan yang adil
dan beradab, agar semua masyarakat mengecam IPTEK secara merata. Disatu
sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi,
namun oelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata.

Masih banyak masyarakat kurang mampuyang putus harapannya untuk


mendapatkan pengetahuan dan teknologi. Hal itu dikarenakan tingginy biaya
pendidikan yang harus mereka tanggung. Makadari itu pemerintah perlu
menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut, agar peranan IPTEK
dapat bertujuan untuk meningkatkan SDM yang ada. Perkrmbangan IPTEK
disamping bermanfaat untuk kemajuan hidup Indonesia juga memberikan
dampak negatif. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk
menekan dampaknya seminimal mungkin antara lain:
1. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.
2. Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah
timbulnya permasalahan di tempat itu.
3. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang ada.

Dengan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan


dan penguatan iptek mutlak diperlukan untuk mencapaikesejahteraan bangsa.
Visi dan Misi iptek dirumuskan sebagai paduan untuk mengoptimalkan setiap
sumber daya iptek yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.Undang-
undang No.18 Tahun2002 tentang Sistem Nasional Penelitiha, Pengembangan
dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang yelah berlaku sejak 29
Juli 2002, merupakan penjabaran dari visi dan misi Iptek sebagaimana
termaksud dalam UUD 1945 Amandemen pasal 31 ayat 5, agar dapat
dilaksanakan oleh pemerintah beserta seluruh rakyat dengan sebaik baiknya.
Selain itu pula perkembangan iptek di berbagai bidang di tengah perkembangan
zaman yang semakin pesat semestinya dapat meningkatkan kualitas SDM di
tengah bermunculannya dampak negatif dari adanya perkembangan iptek,
sehingga diperlukan pemikiran yang serius dan mantap dalam menghadapi
permasalahan dalam penemuan-penemuan baru tersebut.

1. Pandangan Islam Tentang IPTEK

Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa “alat” untuk
mencapai dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah (1) indera, untuk
menangkap kebenaran fisik, (2) naluri, untuk mempertahankan hidup dan
kelangsungan hidup manusia secara pribadi maupun sosial, (3) pikiran dan atau
kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis
pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan
penghantar untuk menuju kebenaran tertinggi, (4) imajinasi, daya khayal yang
mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan pengetahuannya, (5)
hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran
tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.
Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan
IPTEK yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem
nilai dan norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi
Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan IPTEK ilmuwan muslim
dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok; (1) Kelompok yang menganggap
IPTEK modern bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK
moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai; (2) Kelompok yang
bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan
filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3)
Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir
istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak
ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada
dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan “jalan”
untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam
haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah
bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan
derajat spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang
merusak alam semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah
martabatnya.

Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari


yang islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan
martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah swt.
Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya
IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada
kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya, (2) dapat membantu umat
merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik), (3) dapat memberikan pedoman
bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam
sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung
manfaat dalam arti luas.

Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek:

 Berseberangan atau bertentangan.


 Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai
 Tidak bertentangan satu sama lain
 Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek
atau iptek mendasari penghayatan agama.

Pola hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa
yang dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan
dan teknologi. Demikian pula sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini,
pengembangan iptek akan menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran
agama dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari keyakinan akan
kebenaran ilmu pengetahuan. Orang yang ingin menekuni ajaran agama akan
cenderung untuk menjauhi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan
oleh manusia. Pola hubungan pertama ini pernah terjadi di zaman Galileio-
Galilei. Ketika Galileo berpendapat bahwa bumi mengitari matahari sedangkan
gereja berpendapat bahwa matahari lah yang mengitari bumi, maka Galileo
dipersalahkan dan dikalahkan. Ia dihukum karena dianggap menyesatkan
masyarakat.

Pola hubungan ke dua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama.


Ketika kebenaran iptek yang bertentangan dengan kebenaran agama makin
tidak dapat disangkal sementara keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di
hati, jalan satu-satunya adalah menerima kebenaran keduanya dengan anggapan
bahwa masing-masing mempunyai wilayah kebenaran yang berbeda. Kebenaran
agama dipisahkan sama sekali dari kebenaran ilmu pengetahuan. Konflik antara
agama dan ilmu, apabila terjadi, akan diselesaikan dengan menganggapnya
berada pada wilayah yang berbeda. Dalam pola hubungan seperti ini,
pengembangan iptek tidak dikaitkan dengan penghayatan dan pengamalan
agama seseorang karena keduanya berada pada wilayah yang berbeda. Baik
secara individu maupun komunal, pengembangan yang satu tidak
mempengaruhi pengembangan yang lain. Pola hubungan seperti ini dapat terjadi
dalam masyarakat sekuler yang sudah terbiasa untuk memisahkan urusan agama
dari urusan negara/masyarakat.

Pola ke tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran
ajaran agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi
juga tidak saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak bertentangan
dengan iptek, ajaran agama tidak dikaitkan dengan iptek sama sekali. Dalam
masyarakat di mana pola hubungan seperti ini terjadi, penghayatan agama tidak
mendorong orang untuk mengembangkan iptek dan pengembangan iptek tidak
mendorong orang untuk mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan
seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya sudah
terbiasa dengan pemisahan agama dan negara/masyarakat, maka. ketika agama
bersinggungan dengan ilmu, persinggungan itu tidak banyak mempunyai
dampak karena tampak terasa aneh kalau dikaitkan. Mungkin secara individu
dampak itu ada, tetapi secara komunal pola hubungan ini cenderung untuk tidak
menimbulkan dampak apa-apa.

Pola hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya
pola hubungan seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran
agama dan ilmu pengetahuan serta kehidupan masyarakat yang tidak sekuler.
Secara teori, pola hubungan ini dapat terjadi dalam tiga wujud: ajaran agama
mendukung pengembangan iptek tapi pengembangan iptek tidak mendukung
ajaran agama, pengembangan iptek mendukung ajaran agama tapi ajaran agama
tidak mendukung pengembangan iptek, dan ajaran agama mendukung
pengembangan iptek dan demikian pula sebaliknya.

Dalam wujud pertama, pendalaman dan penghayatan ajaran agama akan


mendukung pengembangan iptek walau pengembangan iptek tidak akan
mendorong orang untuk mendalami ajaran agama. Sebaliknya, dalam wujud ke
dua, pengembangan iptek akan mendorong orang untuk mendalami dan
menghayati ajaran agama walaupun tidak sebaliknya terjadi. Pada wujud ke
tiga, pengembangan iptek akan mendorong orang untuk lebih mendalami dan
menghayati ajaran agama dan pendalaman serta penghayatan ajaran agama akan
mendorong orang untuk mengembangkan iptek.

Adapun alasan mengapa kita harus menguasai IPTEK, terdapat tiga alasan
pokok, yakni:

 Ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh
negara-negara barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.
 Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan
IPTEK di negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
 Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan
kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan
klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya
bertengkar sendiri.

2. Pentingnya Umat Beragama Mengikuti Perkembangan IPTEK


Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya
terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu
oleh Allah dirumuskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita
melalui Alquran dan As-Sunnah. Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia
tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini,
maka dapatlah kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan sumber pengetahuan
dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and science).

Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari


zikir dan tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai
kemanusiaan maka ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti ditolak,
melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang
menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat
mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan sejak dini pula
kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi suatu persoalan besar bagi
martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik demi
penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.

Kesenian Islam tidak harus berbicara tentang islam. Ia tidak harus berupa
nasihat langsung, atau anjuran berbuat kebajikan,bukan juga penampilan abstrak
tentang akidah. Seni yang islami adalah seni yang dapat menggambarkan wujud
ini dengan bahasa yang indah serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni islam
adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan islam tentang
alam, hidup, dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara
kebenaran dan keindahan.

Ada 4 hal pandangan Islam dalam etos kerja yaitu: Niat (komitmen) sebagai
dasar nilai kerja, Konsep ihsan dalam bekerja, Bekerja sebagai bentuk
keberadaan manusia, dan Orang mukmin yang kuat lebih disukai.

Secara lebih spesifik, integrasi pendidikan iptek dan imtaq ini diperlukan karena
empat alasan:

Pertama, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi
kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa
kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas imtaq, iptek bisa disalahgunakan
pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai
kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi batil
dan miskin secara maknawi.
Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah
menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik,
dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama
yang dianut oleh bangsa kita.

Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan jasmani,


tetapi juga membutuhkan imtaq dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual).
Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan
kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat
kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa
raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.

Keempat, imtaq menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar
manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtaq, segala atribut
duniawi, seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias
gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu,
tanpa iman dan upaya mencari ridha Allah SWT, hanya akan menghasilkan
fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur’an :

Artinya : “Dan orang – orang yang kafir amal – amal mereka adalah laksana
fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang – orang yang
dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun.
Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya
perhitungan amal – amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat
perhitungan-Nya”. (Q.S An-Nur : 39)

Dengan demikian integrasi iptek dan imtaq harus diupayakan dalam format
yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang dan dapat mengantar kita
meraih kebaikan dunia dan kebaikan akhirat seperti do’a yang setiap saat kita
panjatkan kepada Allah.

Artinya : “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q.S. Al-Baqarah : 201)
3. Beberapa Tokoh Ilmuan Muslim dan Penemuannya..
a. Abbas bin Firnas (Penemu Prototipe Pesawat)

Dia adalah Abu al-Qasim, Abbas bin Firnas bin Wirdas at-Takurini al-
Andalusi al-Qurthubi. Ia merupakan seorang penemu dari Andalusia. Seorang
filsuf dan juga penyair. Ia dibina dan dididik di kota ilmu dan ulama, Takurina
di wilayah Kordoba. Beliau penemu prototipe pesawat terbang pertama kali
setelah mentadaburi Q.S Al-Mulk:19, dan mentadaburi mengapa burung bisa
terbang. Walaupun protoripe dari beliau hanya bisa terbang sejauh 30m pada
saat itu, tapi prototipe beliaulah yang dikembangkan sehingga bisa menjadi
pesawat terbang hingga saat ini.

Sejarawan tidak menyebutkan detil tentang kelahirannya. Hanya saja ia disebut


hidup pada abad ke-2 sampai ke-3 Hijriyah. Ia hidup di masa kekhalifahan bani
Umayyah II. Pada masa Khalifah al-Hakam I, Abdurrahman II, dan Muhammad
I, yang hidup pada abad ke-9 Masehi.

Abbas bin Firnas menyandang kedudukan sebagai penyair kerajaan di ibu kota
Kordoba. Ia merupakan sosok yang langka. Amat perhatian dengan matematika,
ilmu falak, fisika, dan terkenal dengan riset tentang penerbangan. Ia adalah pilot
pertama di dunia.

Para ahli sejarah sepakat, Abbas bin Firnas wafat pada tahun 887 M di umur
yang ke 80 tahun.

Di masa hidupnya, Abbas tumbuh di pusat ilmu dan penemu. Ia tumbuh besar di
Kota Kordoba, kota yang menjadi tujuan orang-orang Arab dan non-Arab untuk
menimba ilmu pengetahuan dengan berbagai macam jurusannya.

b. Jabir Bin Hayyan (Bapak Kimia dan penemu atom)

Abu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di dunia
Barat, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 750 dan wafat pada
tahun 803. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia.
Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, di
masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan
teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap
eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas
zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap
Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.
Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi,
distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen
untuk melakukan proses-proses tersebut.
KARYA-KARYANYA ADALAH :

 Kitab Al-Kimya
 Kitab Al-sab’een
 Kitab Al-Rahmah
 Kitab Al-Tajmi
 Kitab Al-Zilaq Al-sharqi
 Book Of The Kingdom
 Book Of Eastern Mercury
 Book Of Balance

c. Ibnu al-Haitham (Penemu Kamera Optik)

Ibnu Haitham atau nama sebenarnya Abu All Muhammad al-Hassan ibnu
al-Haitham, atau dalam kalangan cerdik pandai di Barat, beliau dikenal dengan
nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains,
falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Beliau banyak pula
melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada
ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop
serta teleskop

d. Ibn ismail ibn al razzaz Al-Jazari (Penemu Robot Mekanik)

Al Jazari (1136 M – 1206M), adalah ilmuwan Muslim penemu pertama


konsep Robotika Modern. Ia mengembangkan prinsip hidrolik untuk
menggerakkan mesin yang kemudian pada zaman ini dikenal sebagai mesin
robot.

Nama lain Al-Jazari adalah Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari atau
Ibnu Ismail Al Jazari atau bisa disapa Al Jazari atau Aljazar.

Ia dipanggil Al-Jazari karena lahir di Al-Jazira, sebuah wilayah yang terletak di


antara Tigris dan Efrat, Irak. Seperti ayahnya ia mengabdi pada raja-raja Urtuq
atau Artuqid di Diyar Bakir dari 1174 sampai 1200 sebagai ahli teknik.

”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam
bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan
membuat sebuah mesin”, begitulah pendapat Donald Hill.
Kalimat di atas merupakan komentar Donald Hill, seorang ahli teknik asal
Inggris yang tertarik dengan sejarah teknologi, atas buku karya ahli teknik
Muslim yang ternama, Al-Jazar.

Al Jazari merupakan seorang tokoh besar dibidang mekanik dan industri. Lahir
di Al Jazira, yang terletak diantara sisi utara Irak dan timur laut Syiria, tepatnya
antara Sungai tigris dan Efrat.

e. B.J Habibie (Penemu Crack Progression)

Nama lengkapnya adalah Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin
Jusuf Habibie. Ia dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25
Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan
Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo.

Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962
ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil
Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan.
Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-
kanak.

Beliaulah yang menemukan ide Crack Progression untuk pesawat terbang


supaya sayap pesawat tidak retak dan meledak saat terkena tekanan udara.

f. Yogi Ahmad Erlangga (Pemecah Persamaan Hemlholtz)

Yogi Ahmad Erlangga lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 8 Oktober


1974. Pendidikan dasar hingga sekolah menengah atas dia habiskan di kota
kelahiran. Kemudian untuk melanjutkan di perguruan tinggi dia masuk di ITB
dengan mengambil jurusan Teknik Penerbangan. Pasca lulus dari ITB pada
tahun 1998, Yogi muda melanjutkan pendidikan magister di Delft University of
Technology (DUT), Belanda dengan mengambil jurusan Matematika Terapan.
Tak berselang lama dari kelulusannya dari magister, dia langsung melanjutkan
pendidikan doktoralnya di universitas yang sama dengan jurusan yang sama
pula. Ini dipilih oleh Yogi sebagai bentuk kecintaanya terhadap dunia
matematika.

Hal ini dibuktikan oleh Yogi ketika dia membuat tulisan desertasi perihal
persamaan Helmholtz yang selama 30 tahun terakhir belum ada yang mampu
menyelesaikannya. Penelitian yang dilakukan oleh Yogi ini mendapat sambutan
positif dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi, industri, pertambangan,
dan masih banyak lagi. Karena penelitian ini akan sangat membatu dalam dunia
ilmu pengetahuan, ditambah mendapat pendanaan dari salah satu perusahaan
yang mengetahui rencana tersebut. Selanjutnya dalam penelitian dosen ITB ini
menggunakan metode “Ekuasi Helmholtz”. Metode ini digunakan untuk dapat
mengukur gelombang akustik. Persamaan ini digunakan untuk dapat
menemukan lokasi minyak bumi dan sebenarnya persamaan ini telah ditemukan
sejak satu abad silam.

Anda mungkin juga menyukai