NIM : 04011281621143
Kelas : Beta 2016 (grup B5)
SKENARIO B BLOK 16
LEARNING ISSUE
1. Fisiologi Sistem Urinaria
Secara umum, terdapat tiga proses dasar di ginjal yang terlibat dalam
pembentukan urine:
1. Filtrasi glomerulus
Pada saat darah mengalir melalui glomerulus ginjal, plasma bebas-protein
akan tersaring melalui kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Dalam
keadaan normal, 20% plasma yang masuk ke glomerulus akan tersaring.
Proses inilah yang disebut sebagai filtrasi glomerulus, dan sebagai langkah
pertama pembentukan urin. Plasma yang tersaring disebut sebagai filtrat
glomerulus.
2. Reabsorpsi tubulus
Sewaktu filtrat mengalir melewati tubulus, zat-zat yang masih bermanfaat
bagi tubuh akan dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan
zat-zat bermanfaat ini dari lumen tubulus ke dalam aliran darah ini disebut
sebagai reabsorpsi tubulus. Zat-zat tersebut tidak akan dibuang bersama urin,
tetapi akan dibawa kapiler peritubulus ke sistem vena, lalu ke jantung, dan
dialirkan lagi ke seluruh tubuh (resirkulasi).
3. Sekresi tubulus
Lalu setelah melewati proses reabsorpsi, akan terjadi proses perpindahan
selektif zat-zat dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Pada filtrasi
glomerulus, sekitar 20% plasma akan tersaring kedalam kapsula Bowman dan
dialirkan ke lumen tubulus. Sementara itu, 80% sisanya akan diseleksi lagi
pada proses ketiga ini. Plasma dialirkan melalui arteriol eferen menuju
kaliper peritubulus, lalu sejumlah tertentu bahan-bahan dari plasma yang
tidak terfiltrasi di glomerulus akan di ekstraksi dan dipindahkan dari kapiler
peritubulus ke dalam lumen tubulus untuk kemudian ikut terbuang keluar
tubuh melalui sistem urin.
Urine kemudian akan dialirkan dari ginjal ke kandung kemih melalui ureter.
Kandung kemih akan menampung urine yang dihasilkan dari ginjal. Setelah
ditampung di kandung kemih, pada proses pembuangan, urine akan dikeluarkan
dari dalam tubuh melalui saluran kemih.
(Sherwood, Fisiologi Manusia Edisi 8, halaman 542-543)
2. ISK (sistitis)
B. Algoritma Penegakan Diagnosis (Pemeriksaan Laboratorium)
Pemeriksaan Tambahan
Sistografi, dilakukan jika sistitis sering mengalami kekambuhan, sehingga
perlu difikirkan adanya kelainan lain pada buli-buli seperti keganasan dan
urolitiasis.
Rontgen, untuk menggambarkan ginjal, ureter dan kandung kemih
Sistouretrografi, untuk mengetahui adanya arus balik air kemih dari
kandung kemih dan penyempitan uretra
Uretrogram retrograd, untuk mengetahui adanya penyempitan, divertikula
atau fistula.
Sistoskopi, untuk melihat kandung kemih secara langsung dengan serat
optik.
Pada tes dipstik urin, hasil positif dari nitrit menunjukkan kecurigaan
terhadap ISK dikarenakan Enterobactericeae merupakan grup
mikroorganisme yang dapat merubah nitrat menjadi nitrit. Hal tersebut dapat
terjadi jika urin telah berada dalam kandung kemih minimal 4 jam. Jumlah
nitrit harus cukup pada urin untuk mencapai ambang batas pemerikaan.
Hasil positif palsu dari nitrit dapat muncul akibat penundaan pemeriksaan
yang mengakibatkan perkembang biakan bakteri di luar saluran kemih.
Hasil negatif palsu dari nitrit dapat diakibatkan oleh diet vegetarian yang
menghasilkan nitrat dalam jumlah cukup banyak, terapi antibiotik, organisme
penyebab tidak mereduksi nitrat, kadar asam askorbat yang tinggi, urin tidak
dalam kandung kemih < 4-6 jam (pada penderita dengan frekuensi urin
meningkat), atau berat jenis urin tinggi.
Kultur Urin
Pemeriksaan baku emas untuk ISK adalah kultur urin. Namun sayangnya,
hasil kultur baru tersedia 24 jam setelahnya, pengidentifikasian
mikroorganisme tertentu juga memerlukan tambahan waktu 24 jam. Hasil
jumlah koloni yang mencapai ambang batas > 100 pada wanita
mengidentifikasikan sistitis,sedangkan pada pria mencapai > 1000.
Spesimen urin sering terkomimasi oleh flora norma dari ureral distal,vagina,
atau kulit. Kontaminasi ini dapat tumbuh.
Pada anak-anak, kriteria ISK dapat ditegakkan berdasarkan penemuan bakteri
pada spesimen urin dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Nitrit Urin
Nitrit urin merupakan hasil dari nitrat yang bersumber dari makanan.
Perubahan nitrat menjadi nitrit hanya akan terjadi bila dalam urin
mengandung bakteri yang menghasilkan enzim nitrat reduktase. Enzim nitrat
reduktase ini yang akan mengubah nitrat dalam urin menjadi nitrit. Bakteri
yang biasa memproduksi enzim tersebut adalah bakteri gram negatif seperti
spesies Escherichia, Enterobacter, Citrobacter Proteus, Kleibsiella, dan
Pseuiomrenes. Jadi adanya nitrit dalam urin secara tidak langsung
menunjukan kemungkinan adanya bakteri dalam urin dalam jumlah yang
bermakna. Tetapi sayangnya pembentukan nitrit bakteri dalam urin
memerlukan waktu, sehingga urine voided yang diperiksa dalam waktu cepat
mungkin akan memberikan hasil yang negative palsu, khususnya pada bayi
kurang dari 3 bulan. Negatif palsu dapat juga terjadi bila mengkonsumsi
makanan yang mengandung renda nitrat konsumsi asam askorbat,
penggunaan diuretik. organisme yang tidak memproduksi nitrat reduktase.
Disebutkan juga bahwa konsentrasi urin dengan specific gravity > 1,020
menyebabkan sensitifitas menurun.
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, tes nitrit mempunyai nilai
spesifisitas yang lebih tinggi dibandingkan nilai sensitifitas, yaitu antara 90 -
100%, sedang nilai sensitifitas antara 16 - 82%. Dari hasil yang didapat dari
penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tes nitrit mempunyai
kemampuan menyingkirkan ISK bila hasilnya negatif.
2. Leukosit Esterase
Leukosit esterase adalah enzim yang dikeluarkan oleh sel lekosit netrofil.
Dalam keadaan normal tidak ditemukan lekosit esterase. Adanya lekosit
esterase dalam air seni menunjukkan infeksi saluran kemih (urinary tract
infection). Leukosit netrofil mensekresi esterase yang dapat dideteksi secara
kimiawi. Hasil teslekosit esterase positif mengindikasikan kehadiran sel-sel
lekosit (granulosit), baik secara utuh atau sebagai sel yang lisis. Limfosit
tidak memiliki memiliki aktivitas esterase sehingga tidak akan memberikan
hasil positif. Hal ini memungkinkan hasil mikroskopik tidak sesuaidengan
hasil pemeriksaan carik celup. Temuan laboratorium negatif palsu dapat
terjadi bila kadar glukosa urine tinggi(>500mg/dl), protein urine tinggi
(>300mg/dl), berat jenis urine tinggi, kadar asam oksalattinggi, dan urine
mengandung cephaloxin, cephalothin, tetrasiklin. Temuan positif palsu
pada penggunaan pengawet formaldehid. Urine basi dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan.
H. Klasifikasi
Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih antara lain :
1. Kandung kemih (Sistitis) adalah instilah untuk infeksi kandung kemih yang
sering dialami kaum wanita.
2. Uretra (Uretritis) adalah infeksi pada saluran kemih yang sering terjadi pada
pria yang sering melakukan aktifitas seksual tanpa memperhatikan kesehatan.
3. Prostat (Prostatitis)
4. Ginjal (Pyelonefritis) adalah infeksi pada pyelum ginjal yang sangat
berbahaya sehingga dapat terjadi gagal ginjal sehingga perlu cuci darah
dengan alat yang disebut hemodialisa.
Pencegahan
Cystitis yang sering kambuh tentu sangat mengganggu kenyamanan sekaligus
aktivitas sehari-hari penderitanya. Terdapat beberapa langkah sederhana
yang bisa diterapkan guna menghindari peradangan, sekaligus mencegah
kekambuhannya, di antaranya:
ANALISIS MASALAH
1. D. Bagaimana mekanisme demam berdasarkan kasus?
Mikroorganisme penyebab infeksi mengeluarkan pirogen eksogen. Sebagai
respons terhadap rangsangan pirogenik, monosit, makrofag, sel Kupffer
mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (IL-1, IL-
6, TNFα, dan interferon) yang bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus
untuk meningkatkan patokan termsotat. Rangsangan eksogenseperti eksotoksin
dan endotoksin menginduksi leukosit untuk mengeluarkan pirogen endogen
seperti IL-1, IL-6, dan interferon. Pirogen endogen ini bekerja pada system
saraf pusat pada tingkat organum vasculosum laminae terminalis (OVLT).
Sebagi respon terhadap sitokin tersebut, pada OVLT terjadi sintesis
prostaglandin terutama prostaglandin E2 melalui metabolisme asam arakidonat
jalur siklooksigenase 2 dan menimbulkan peningkatan suhu tubuh.
Urinalisis:
leukosit 10-20/lpb, : Leukosituria (pyuria)
warna kuning, agak keruh,
eritrosit: 1-2/lpb, : Hematuria
leukosit esterasae positif : Abnormal
nitrit positif : Abnormal